Anda di halaman 1dari 30

Perbandingan Spondilitis

Piogenik dan Spindilitis


Tuberkulosis
Oleh:
Suciyanti, S.Ked
2008 52 094
 
 
PEMBIMBING:
dr. Robert Tirtowidjoyo, Sp.OT
ABSTRAK

• Spondilitis piogenik dan spondylitis


tuberculosis  penyebab umum infeksi
pada tulang belakang.
• Sulit untuk membedakan spondylitis
tuberculosis dan spondylitis piogenik
secara klinis dan secara radiologis.
• Penentuan diagnosis dipertimbangkan
bersamaan dengan manifestasi klinis,
temuan radiologis, kultur darah dan
jaringan dan temuan histopatologis.
• Pengobatan konservatif dimulai pada
pendahuluan
• Spondilitis piogenik dan spondylitis
tuberculosis  penyebab umum
infeksi pada tulang belakang.
• Saat ini terjadi penurunan infeksi
tulang belakang  status gizi dan
hygiene yang baik disertai
peningkatan jumlah jenis organisme
penyebab spondylitis piogenik yang
bersifat resisten
• Tuberculosis pada tulang belakang:
• 1% dari seluruh infeksi tuberculosis
• 25% - 60% dari semua infeksi pada
• Penting untuk membedakan
spondylitis tuberculosis dari
spondylitis piogenik, karena
pengobatan yang tepat untuk jenis
yang berbeda dapat mengurangi
tingkat kecacatan dan gangguan
fungsional
• Tujuan dari tinjauan ini 
membahas mengenai gejala,
temuan laboratorium, evaluasi
pencitraan resonansi magnetic
(MRI) dan manajemen kedua infeksi
klasifikasi

• Klasifikasi yang paling dasar 


melalui respon histologis host
terhadap organisme tertentu
• Etiologi infeksi pada tulang
belakang dapat digambarkan
sebagai infeksi piogenik,
granuloatosis, dan parasitic.
• Kebanyakan bakteri
menimbulkan respon piogenik,
sedangkan Mycobakteria, jamur,
Klasifikasi Rute
Klasifikasi anatomi penyebaran infeksi

Hematogen

Discitis Inukulasi
langsung

Osteomyelitis
vertebra Dari
sumber
yang
berdekatan
INSIDEN
Osteomyelit Keterlibatan
Spondylitis
is vertebra tulang dan
piogenik
lebih umum sendi 
relative
terjadi pada 10% pasien
jarang 
daerah dengan TB
0,15% -
lumbal,  ½ dari
3,9% dari
diikuti oleh para pasien
semua
daerah ini terkena
kasus
torakal dan TB pada
osteomyeliti
cervical (< tulang
s
10%) belakang
Etiologi & bakteriologi

Spondilodiscitis  infeksi bakteri monomikrobial 


Streptokokus dan enterokokus (5% - 20%)

Staphylococcus aureus  pathogen yang dominan


 ½ kasus non tuberkuloasis (sekitar 20% - 84%).

Organisme gram negative yang paling sering


diisolasi  E.coli, spesies Pseudomonas, dan
spesies Proteus.
Sebagian besar penyebab paling umum infeksi
diskus vertebra iatrogenic  tindakan
pembedahan dan manipulasi invasive

Spondylitis tuberculosis  disebabkan oleh infeksi


Mycobacterium tuberculosis
Patogenesis & patologi
• Spondylitis yang bersifat infektif mungkin
disebabkan oleh adanya penyebaran
hematogen, inokulasi eksternal secara
langsung atau dari jaringan yang
berdekatan.
• Rute hematogen arterial  rute
penyebaran dominan
• Wiley dan Trueta  ujung akhir metafisis
dan kartilago merupakan area awal
dimulainya infeksi melalui darah 
bakteri dapat dengan mudah menyebar
secara hematogen ke daerah metafisis
vertebra yang berdekatan
Berbeda dengan infeksi
piogenik, infeksi
Penyebaran lebih lanjut
tuberculosis umumnya
dapat menyebabkan
dihasikan dari adanya
terjadinya abses pada
penyebaran melalui
area yang berdekatan
vena, pleksus vena
paravertebral Batson.
Keterlibatan bagian
anterior dari badan
vertebra tampaknya Spondylitis tuberculosis
disebabkan karena tidak menghancurkan
adanya perluasan abses diskus vertebra sampai
dibawah ligament tahap akhir penyakit
longitudinal anterior dan
kebagianSpondylitis
periosteum tuberculosis biasanya
melibatkan penghancuran awal
bagian anterosuperior dari badan
vertebra dan mungkin kemudian
menyebar ke bagian bawah
ligament tulang belakang
anterior, melibatkan daerah
Tabel 1. Temuan Klinis
Khas pada Spondilits
Piogenik dan Spondilitis
Tuberkulosis
diagnosis
• Diagnosis definitif spondilitis pada tulang
belakang hanya dapat dibuat dari pemeriksaan
mikroskopik atau pemeriksaan bakteriologikal
dan kultur jaringan yang terinfeksi.
• Namun penentuan diagnosis harus
dipertimbangkan bersamaan dengan
perubahan-perubahan yang sesuai dengan
manifestasi klinis, temuan radiologis, dan
kultur darah dan jaringn dan temuan
histopatologis.
Evaluasi Laboratorium

• Tingkat sedimentasi eritrosit (ESR) dan


pewarnaan gram dan kultur  tes-tes
laboratorium yang umum digunakan
dalam penentuan diagnosis infeksi
piogenik pada tulang belakang
• C-reactive protein (CRP)  membantu
dalam menetukan diagnosis infeksi dan
telah menggantikan ESR sebagai tes
laboratorium pilihan untuk menilai adanya
infeksi
• Koo dkk  tingkat ESR dan CRP secara
signifikan tinggi pada pasien dengan
spondilitis piogenik dibandingkan pada
Evaluasi Foto Rontgen Radiologis

• Temuan radiografi yang paling awal dan


yang paling umum  penyempitan celah
diskus vertebra pada spondilitis piogenik
 disebabkan oleh kerusakan oleh enzim
proteolitik dan diikuti dengan
ketidakteraturan endplate akibat
kerusakan tulang.
• Pada proses perkembangan dan
penyembuhan penyakit, perubahan
osteolitik diikuti dnegan pembentukan
tuang baru dan perubahan osteosklerotik
pada tepi vertebra
Magnetic resonance imaging
• Temuan khas MRI dari mielitis vertebra
akut  gambaran hipodens pada
tampilan T1 dan hiperdens pada tampilan
T2 karena adanya edema pada sumsum
tulang didaerah yang terinfeksi.
• Namun nilai penentuan diagnosis
diferensial menggunakan MRI rendah,
karena tidak ada perbedaan yang spesifik
dari penyebab infeksi yang menular.
• Pada perkembangan penyakit yang
kronis dengan penundaan diagnosis,
gambaran hiperdens sering terlihat pada
tampilan T1
• Perwakilan pendapat yang
menangani abses pada badan
vertebra menunjukkan
Diskus vertebra yang relatif terjaga /utuh

Pemanjangan ligamen longitudinal


anterior dari jaringan yang mengalami
inflamasi
Abses paraspinal dengan batas yang
relatif jelas yang menunjukkan
peningkatan kontras perifer

Erosi pada permukaan badan vertebra,

Adanya peningkatan kontras pada tepi


perifer badan vertebra,
• Perluasan epidural dan pembentukan
abses apidural telah dilaporkan
diamati lebih banyak pada spondilitis
tuberculosis
• Abses paraspinal sering ditemukan
pada spondilitis piogenik; tetapi
diartikan dengan baik pada keadaan
adanya sinyal yang abnormal dari
paraspinal, dinding abses yang tipis
dan lembut dan adanya abses
paraspinal atau intraspinal yang lebih
sugestif pada spondilitis tuberculosis
• Chang dkk  kasus dengan stadium 3
atau lebih dan penghancuran tinggi
• Dapat disimpulkan  badan
vertebra yang mengalami
kerusakan jauh lebih berat pada
spondilitis tuberkulosis
dibandingkan pada spondilitis
piogenik.
• Di sisi lain, telah dilaporkan bahwa
penghancuran diskus jauh lebih
sering terjadi pada spondilitis
piogenik
• Kurangnya enzim proteolitik pada
mikobakterium telah ditujukan
sebagai penyebab diskus
Tabel 2. Temuan MRI pada
Spondilitis Piogenik dan
Spondilitis Tuberkulosis
pengobatan

• Tujuan pengobatan  untuk


mengeradikasi/mambasmi infeksi,
memulihkan dan mempertahankan
struktur dan fungsi tulang belakang
dan mengurangi rasa sakit.
Manajemen Konservatif
• Terdiri dari terapi antimikrobial dan
terapi non farmakologi (fisioterapi
dan imobilisasi)
• Imobilisasi  untuk mengontrol rasa
nyeri dan mencegah deformitas
atau kerusakan neurologis.
• Lamanya waktu untuk istirahat,
jenis ortosis dan durasi
penggunaannya tergantung pada:
• Lokasi infeksi,
• Derajat kerusakan tulang
• Dianjurkan terapi antimikroba
parenteral diberikan dengan dosis
maksimal selama 6 minggu dan diikuti
dengan rangkaian terapi antibiotik oral
sampai adanya perbaikan penyakit.
• Kriteria untuk menghentikan
pengobatan antimikroba termasuk
adanya resolusi atau perbaikan gejala
dan normalisasi ESR atau CRP
• Pada spondilitis tuberculosis 
Pemilihan kombinasi obat yang
rasional didasarkan pada mekanisme
aksi dan toksisitas obat.
untuk
memperole
h verifikasi
bakteriolog
i atau
jika ada histologikal jika
kelumpuha terdapat
n saraf nyeri hebat
Manaje
beberapa
bagian
men jika abses
perlu
yang
dilakukan
pencegaha
n terhadap
Pembed penting
terbentuk
kerusakan
berat pada ahan jika tidak
secara
klinis
tulang ada respon
jika tulang setelah
belakang menyuntik
mengalami kan
deformitas antibiotik
yang
sesuai
Pilihan Keunggulan Keunggulan
Pembedahan Operasi 1 operasi 2
• Pendekatan tahap tahap
anterior atau • Tingkat • Memiliki waktu
posterior, komplikasi yang operasi yang
• Pembedahan lebih rendah, lebih pendek,
tahapan • Lama • Kehilangan
tunggal/1 tahap perawatan darah yang
atau yang lebih lebih sedikit
pembedahan 2 pendek • Meningkatkan
tahap, • Mobilisasi dini. keamanan bagi
• Dengan atau pasien dengan
tanpa status generalis
• Pada kebanyakan kasus, tulang belakang harus
ditangani dari anterior, karena memungkinkan
akses langsung ke jaringan yang terinfeksi dan
memungkinkan dilakukannya debridemen yang
adekuat.
• Penggunaan jala pelindung dari titanium dapat
memberikan dukungan kolom anterior yang lebih
baik, karena integritas struktural tidak terpengaruh
oleh adanya enzim degradatif di lingkungan infeksi.
• Penambahan instrumentasi posterior
memungkinkan koreksi deformitas yang lebih baik
dan tingkat penyatuan yang lebih cepat dan
tampaknya tidak meningkatkan risiko terjadinya
infeksi
• Kemajuan terbaru teknik invasif minimal tulang
belakang (MIS) menawarkan metode alternatif untuk
pengobatan dengan pembedahan.
• Korovessis dkk  pada sejumlah kecil pasien bahwa
debridement dan rekonstruksi anterior dengan jala
pelindung titanium diikuti dengan fiksasi sekrup MIS
posterior menyebabkan penurunan jumlah kehilangan
darah dan waktu operasi yang lebih pendek.
• Pada spondilitis tuberkulosis, kebanyakan penulis setuju
bahwa debridement anterior radikal dan perpaduan
penopang jauh lebih unggul.
• Tulang belakang didekati dari anterior sehingga daerah
yang terkena dapat ditangani dengan sebagian besar
ditangani secara langsung
• Beberapa penulis merekomendasikan agar penyatuan
posterior harus dilakukan selain penyatuan anterior untuk
menghilangkan risiko peningatan terjadi deformitas
• Pemasangan instrumentasi anterior mungkin tidak
memberikan fiksasi yang stabil terutama dalam kasus
dimana jarak pemasangan lebih dari dua celah diskus
vertebralis.
• Spondilitis piogenik dan spondilitis
tuberkulosis memerlukan berbagai
jenis perlakuan klinis, dan diagnosis
diferensial kurang mungkin
dilakukan.
• Penentuan diagnosis ini layak
dilakukan dengan melihat indeks
klinis dan radiologis yang akan
menguntungkan jika digunakan
untuk penentuan diagnosis banding,
sebelum pemeriksaan kultur atau
pemeriksaan patologi dilakukan
atau saat berada dalam situasi
KESIMPULAN yang

Anda mungkin juga menyukai