Anda di halaman 1dari 31

Spondilitis TB

Pembimbing : dr. Jafri Hasan, Sp.OT

Hengky Pranandya Laksmana


112019062
Spondilitis TB dikenal dengan Pott’s
disease adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis yang mengenai tulang
belakang. Bersifat kronis destruktif yang
mengenai tulang vertebra .”
Tulang Belakang Manusia
4

PENYEBARAN PENYAKIT

Tuberkulosis masih menjadi


salah satu penyakit paling
mematikan di seluruh WHO : setiap tahun terdapat >
dunia 8 juta kasus baru tuberkulosa
dan ±3 juta orang meninggal
akibat penyakit ini

Dapat mengenai organ


apapun. Tulang belakang 
paling sering Indonesia adalah negara
yang menduduki
peringkat ketiga dalam
jumlah penderita TB
setelah India dan Cina
Spondilitis tuberkulosa: berbahaya
karena keterlibatan medula spinalis 
gangguan saraf
Tuberkulosis merupakan
penyakit infeksi yang
disebabkan oleh kuman
Mycobacterium
tuberculosis. Basil
tuberkel berbentuk batang
lengkung, gram positif ,
batang tahan asam.
Spondilitis TB dapat terjadi akibat penyebaran secara hematogen/limfogen.

Arteri

Penyebaran dari JALUR


PENYEBARAN
abses paravertebral
yang telah terbentuk
Vena  pleksus Batson
Anamnesis
• KU
– Adanya benjolan pada
tulang belakang yang
disertai oleh nyeri
• RPS
– Batuk, nyeri,
• RPD
- Riwayat Tb Paru
PEMERIKSAAN FISIK

• INSPEKSI
– Pola berjalan, Pembengkakan, Regio, Deformitas
• PALPASI
– Fluktuasi, Cold Abcess, Spasme
• PERKUSI
– Tenderness
Pemeriksaan Laboratorium
• Hitung-jumlah leukosit dapat normal atau
meningkat sedikit, pada hitung jenis
ditemukan monositosis
• Laju Endap Darah (LED) biasanya meningkat
• Peningkatan kadar C-reactive protein (CRP)
• Uji Mantoux positif
Pemeriksaan Radiologi
•Gambarannya bervariasi tergantung tipe patologi dan kronisitas infeksi.
• Foto rontgen dada dilakukan pada seluruh pasien untuk mencari bukti adanya tuberkulosa di paru (2/3 kasus
mempunyai foto rontgen yang abnormal).
• Foto polos seluruh tulang belakang juga diperlukan untuk mencari bukti adanya tuberkulosa di tulang belakang. Tanda
radiologis baru dapat terlihat setelah 3-8 minggu onset penyakit.
• Jika mungkin lakukan rontgen dari arah antero-posterior dan lateral.
• Tahap awal tampak lesi osteolitik di bagian anterior superior atau sudut inferior corpus vertebrae, osteoporosis regional
yang kemudian berlanjut sehingga tampak penyempitan diskus intervertebralis yang berdekatan, serta erosi corpus
vertebrae anterior yang berbentuk scalloping karena penyebaran infeksi dari area subligamentous
• Infeksi tuberkulosa jarang melibatkan pedikel, lamina, prosesus transversus atau prosesus spinosus.
• Keterlibatan bagian lateral corpus vertebra akan menyebabkan timbulnya deformitas scoliosis (jarang)
• Dapat terlihat keterlibatan jaringan lunak, seperti abses paravertebral dan psoas. Tampak bentuk fusiform atau pembengkakan
berbentuk globular dengan kalsifikasi. Abses psoas akan tampak sebagai bayangan jaringan lunak yang mengalami
peningkatan densitas dengan atau tanpa kalsifikasi pada saat penyembuhan. Deteksi (evaluasi) adanya abses epidural
sangatlah penting, oleh karena merupakan salah satu indikasi tindakan operasi (tergantung ukuran abses).
Gambaran CT scan tulang belakang Gambaran CT scan non kontras
dan toraks. (A) Terlihat fraktur vertebra potongan aksial tampak
kompresi pada vertebra torakal 3 abses pada m. psoas kiri dengan
dengan destruksi litik. kalsifikasi di tengah
CT scan vertebra potongan Gambaran CT scan vertebra
transaksial tampak paravertebral menunjukkan terbentuknya abses
abses paravertebral dan destruksi di bagian
anterior.
Gambaran MRI vertebra terlihat adanya fraktur
kompresi, kifosis di T5-T6, dan abses paravertebral.
Gambaran MRI terlihat akumulasi Foto MRI menunjukkan destruksi
cairan di daerah dorsal yang korpus vertebra dan diskus
menggambarkan abses paravertebral intervertebralis, serta abses
paravertebral
Pemeriksaan bakteriologi dan histopatologi

• Diperlukan pengambilan bahan melalui biopsi atau operasi.


Biopsi dapat dilakukan dengan cara fine needle aspiration
dengan tuntunan CT atau video assisted thoracoscopy.
• Pada pemeriksaan mikroskopik dapat dilakukan pewarnaan
Ziehl Nielsen, Tan Thiam Hok, Kinyoun-Gabbet atau dengan
metoda fluorokrom yang memakai pewarnaan auramine dan
rhodamine.
• Jumlah basil tuberkulosis yang didapatkan pada spondilitis
tuberkulosa lebih rendah bila dibandingkan dengan
tuberkulosis paru.
• Secara histopatologik, hasil biopsi memberi gambaran
granuloma epiteloid yang khas dan sel datia langerhans ,
suatu giant cell multinukleotid yang khas.
Pemeriksaan dengan Kultur
Semua spesimen yang mengandung mikobakteria
harus di inokulasi melalui media kultur. kultur dapat
melihat perkembangan organisme yang diperlukan
untuk identifikasi yang akurat dan dengan pembiakan
kuman dapat dilakukan resistensi tes terhadap obat-
obat anti tuberkulosa.
TATALAKSANA
Penanganan spondilitis TB secara umum dibagi
menjadi dua bagian yang berjalan dapat secara
bersamaan, medikamentosa dan pembedahan.

Tujuan penatalaksanaan :
• mengeradikasi kuman TB
• mencegah dan mengobati defisit neurologis
• memperbaiki kifosis
Medikamentosa
• Seperti pada terapi TB pada umumnya, terapi infeksi
spondilitis TB adalah multidrug therapy.
• World Health Organization (WHO) : terapi diberikan
setidaknya selama 6 bulan
• Untuk pasien dengan lesi vertebra multipel, tingkat
servikal, dan dengan defisit neurologis belum dapat
dievaluasi, namun beberapa ahli menyarankan durasi
terapi selama 9–12 bulan
Pembedahan
Pada pasien yang direncanakan dioperasi, minimal 10 hari
sebelum operasi OAT harus sudah diberikan.
Indikasi pembedahan spondilitis TB :
1. Defisit neurologis akut, paraparesis, atau paraplegia
2. Deformitas tulang belakang yang tidak stabil atau disertai
nyeri, dalam hal ini kifosis progresif (30º untuk dewasa,
15º untuk anak-anak)
3. Abses luas
4. Biopsi perkutan gagal untuk memberikan diagnosis
5. Nyeri berat karena kompresi abses
30

Anda mungkin juga menyukai