Disease
Pembimbing : dr. Ernawaty Tamba, MKM
Ailen(112019009)
Hansen Wijaya (112019096)
1. Tb paru
2. Hepatitis
3. ISPA
4. Pneumonia
5. Diare
6. Malaria
7. Filariasis
HIV
Jumlah kumulatif infeksi HIV sampai dengan Maret 2015 dilaporkan sebanyak 167.350 kasus dan jumlah AIDS
yang dilaporkan sebanyak 66.835 orang. Sedangkan jumlah ODHA yang mendapatkan ARV sampai bulan
Maret 2015 sebanyak 53.233 orang.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menemukan ODHA, dengan memberikan pengobatan dan perawatan
ODHA untuk mencegah penularan kepada orang yang belum terinfeksi, mengedukasi masyarakat untuk
meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap HIV AIDS, pemberian Layanan Komprehensif
Berkesinambungan (LKB) di beberapa kabupaten/kota di Indonesia serta penerapan SUFA (Strategic Use of
ARV) dalam upaya pencegahan dan pengobatan untuk mendukung akselerasi upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV AIDS.
Selain upaya tersebut, pelaksanaan tes pada populasi kunci dan upaya lain juga terus dilakukan. Pada tahun
2010 telah dilakukan tes pada 300.577 orang dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 1.264.871 tes. Sampai
Maret 2015 tercatat terdapat 1.377 Layanan Konseling dan Tes HIV Sukarela (KTS), 500 Layanan PDP
(Perawatan, Dukungan dan Pengobatan) yang aktif melakukan pengobatan ARV yang terdiri dari 352 RS
Rujukan dan 148 Satelit, 91 Layanan PTRM (Program Terapi Rumatan Metadon), 1.082 Layanan IMS (Infeksi
Menular Seksual), 131 Layanan PPIA (Pencegahan Penularan Ibu ke Anak) dan 223 Layanan yang mampu
melakukan Layanan TB-HIV
•TB (Tuberculosis)
Untuk mengatasi permasalahan TB, diperlukan kerja sama lintas sektor karena
prevalensi/beban TB disebabkan oleh multisektor seperti kemiskinan, pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dengan disparitas yang terlalu besar, masalah sosial
penganguran dan belum semua masyarakat dapat mengakses layanan TB khususnya
di Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
Strategi Nasional Penanggulangan TB
1) Strategi 1. Penguatan komitmen dan kepemimpinan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota
untuk mendukung percepatan eliminasi tuberkulosis 2030.
2) Strategi 2. Peningkatan akses layanan tuberkulosis bermutu dan berpihak pada pasien.
3) Strategi 3. Optimalisasi upaya promosi dan pencegahan, pemberian pengobatan pencegahan tuberkulosis
serta pengendalian infeksi.
4) Strategi 4. Pemanfaatan hasil riset dan teknologi skrining, diagnosis, dan tatalaksana Tuberkulosis.
5) Strategi 5. Peningkatan peran serta komunitas, mitra, dan multisektor lainnya dalam eliminasi
tuberkulosis.
6) Strategi 6. Penguatan manajemen program melalui penguatan sistem kesehatan.
Hepatitis
Peran global atau organisasi global sangat berpengaruh besar dalam control atau pencegahan penyakit
menular / communicable disease. Dimana organisasi global berfungsi sebagai inisiasi awal pembentukan
pedoman pencegahan suatu penyakit menular
Tindakan cepat dari law maker sangat berperan penting dalam control suatu penyakit menular
Kepatuhan masyrakat / penderita penyakit menular juga sangat berpengaruh dalam terealisasinya
pencegahan suatu penyakit menular