Definisi
Virus
Virus herpes simpleks
Virus sitomegalo
Etiologi
Umur Etiologi terbanyak Etiologi tersedikit
Bakteri Bakteri
Chlamydia trachomatis Bordetella pertussis
Streptococcus pneumoniae Haemophillus influenzae tipe B
Staphylococcus aureus
Moraxella catharalis
3 minggu-3 bulan Urea plasma urealyticum
Virus Virus
Virus Influenza Virus sitomegalo
Virus Adeno
Virus Influenza 1,2,3
Respiratory syncytial virus
Etiologi
Umur Etiologi terbanyak Etiologi tersedikit
Bakteri Bakteri
Mycoplasma pneumoniae Haemophillus Influenza tipe B
Streptococcus pneumoniae Staphylococcus aureus
Chlamydia pneumoniae Moraxella catharalis
4 bulan-5 tahun Neisseria meningitidis
Virus Virus
Virus Influenza Virus Varisela-Zoster
Virus Adeno
Virus Rino
Respiratory syncytial virus
Etiologi
Umur Etiologi terbanyak Etiologi tersedikit
Bakteri Bakteri
Chlamydia pneumoniae Staphylococcus aureus
Mycoplasma pneumoniae Haemophillus Influenza
Streptococcus pneumoniae Legionella sp.
2. 2016 bertanggung jawab atas 13-16% dari semua kematian anak di bawah 5 tahun.
3. Afghanistan, Angola, Bangladesh, Chad, China, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, India,
Indonesia, Niger, Nigeria, Pakistan, Somalia, Sudan, dan Tanzania 15 negara ini menyebabkan
70% dari semua kematian akibat pneumonia di seluruh dunia pada tahun 2015.
4. Imunisasi berdampak besar dalam menurunkan kejadian pneumonia yang disebabkan oleh
pertusis, difteri, campak, Haemophilus influenzae dan Streptococcus pneumoniae.
Klasifikasi
• Pneumonia invasi saluran pernapasan bagian bawah, di bawah laring oleh patogen baik melalui
inhalasi, aspirasi, invasi epitel pernapasan, atau penyebaran hematogen.
• Terdapat pelindung terhadap infeksi struktur anatomi (rambut hidung, epiglotis, silia), dan imunitas
humoral dan seluler.
• Setelah pelindung diterobos infeksi, baik oleh penyebaran fomite/droplet (kebanyakan virus) atau
kolonisasi nasofaring (sebagian besar bakteri) peradangan dan cedera atau kematian epitel dan alveoli
di sekitarnya pada akhirnya disertai dengan migrasi sel-sel inflamasi ke tempat infeksi, menyebabkan
proses eksudatif, yang pada gilirannya mengganggu oksigenasi.
• Gejala pneumonia bervariasi tergantung dari kuman
penyebab, usia pasien, status imunologis pasien, dan
beratnya penyakit
Ringan-Sedang Berat
Suhu < 38,5°C Suhu > 38,5°C
Laju napas <50 x/menit Laju napas >50 x/menit
Sesak napas ringan Sesak napas berat
Tidak ada muntah Napas cuping hidung
Anak-anak Sianosis
Tanda dehidrasi
Pernapasan ngorok
Takikardia
CRT ≥2 detik
Diagnosis
Anamnesis
Gambaran pneumonia virus Gambaran pneumonia bakteri
• Rinorea • Demam tinggi mendadak
• Batuk • Batuk
• Demam ringan dan faringitis • Nyeri dada
• Letargik • Menggigil
• Kesulitan makan karena takipnea atau batuk • Distres pernapasan
• Apnea pada bayi • Hipoksia dan delirium
Diagnosis
Pemeriksaan fisik
• Nilai keadaan umum
• Letargi
• Malas minum/makan
• Irritabel/rewel
• Pemeriksaan paru (perkusis pekak, suara napas ↓, ronki)
• gejala distress napas (peningkatan usaha bernapas, apnea, perubahan
tingkat kesadaran), bisa hipoksia/sianosis, perlu lakukan pemeriksaan
saturasi O2
• Mungkin ditemukan tanda-tanda dehidrasi seperti takikardi, penurunan
perfusi, berkurangnya turgor kulit dan riwayat kurangnya pengeluaran urin
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
Streptococcus Tidak ada/ ISPA Mendadak -Suhu >39oC Leukosit ↑ -Konsolidasi lobus + empyema
pneumoniae Influenza -Penyakit ringan sampai berat Biakan darah positif (10%-30%) -Lebih jarang: bronkopneumonia infiltrat interstisium
Staphylococcus aureus Tidak ada/ ISPA Mendadak -Suhu >39oC Leukosit ↑ -Konsolidasi lobus
Influenza -Penyakit ringan sampai berat Biakan darah positif (jarang) -Empyema
-Pneumatokel/abses
Mycobacterium Tidak ada atau demam Gradual -Demam Leukosit normal + PPD atau interferon -Kompleks primer
tuberculosis -Penurunan BB gamma release assay (IGRA)+ -Adenopati hilus
-Batuk -Atelectasis/ konsolidasi
-Lesi kavitas
Virus pernapasan Rinorea Gradual -Suhu <39oC Leukosit normal -Infiltrat perihilus
Batuk -Penyakit ringan-sedang -Hiperinflasi
-Konsolidasi patchy
Tatalaksana
a. Rawat jalan
• Atasi demam (antipiretik, kompres dingin) paracetamol 10-15 mg/kgBB
diberikan 3-4x sehari, metamizole 10-15 mg/kgBB diberikan 3-4x sehari
• Cegah dehidrasi
• Hindari terjadinya perburukan
• Antibiotik: amoksisilin oral (10 mg/kgBB/hari)
b. Rawat inap
• Terapi oksigenasi nasal canul/NRBM tergantung SpO2
• Terapi cairan untuk atasi dehidrasi sesuai umur
• Nebulasi dengan β2 agonis dengan atau tanpa campuran NaCl sebagai pembersih
mukus
• Terapi antibiotic sesuai table berikut:
Etiologi Terapi
Adenovirus Suportif
CMV Gansiklovir IV plus globulin hiperimun CMV pada anak dengan defisiensi imun
HSV Asiklovir IV
• Kriteria pulang:
Gejala & tanda pneumonia hilang
Makan & minum baik
Dapat konsumsi antibiotik di rumah
Keluarga paham proses rawat jalan & menyetujui rencana control
Keadaan rumah memadai
Pencegahan
ASI eksklusif 6
Imunisasi Nutrisi memadai
bulan pertama
• Efusi pleura
• Empiema
• Pericarditis
• Abses paru
• Necrotising pneumonia
THANK YOU