Anda di halaman 1dari 25

SPONDYLITIS TB

DISUSUN OLEH : MILA ANRIZA SOFYAN 110.2007.177 SITI ARIEANNI KESUMA 110.2008.340 PEMBIMBING :

Dr. Kesuma Mulya, Sp. Rad Dr. Lilis Untari S., Rad

DEFINISI
Potts

Disease infeksi tuberkulosis ekstra pulmonal bersifat kronis berupa infeksi granulomatosis disebabkan oleh kuman spesifik yaitu Mycobacterium tuberculosa yang mengenai tulang vertebra dapat menyebabkan destruksi tulang, deformitas dan paraplegia.

ETIOLOGI

infeksi sekunder dari tuberkulosis di tempat lain di tubuh

EPIDEMIOLOGI
sumber morbiditas dan mortalitas utama pada negara yang belum dan sedang berkembang, terutama di Asia malnutrisi dan kepadatan penduduk. Di Amerika Utara, Eropa dan Saudi Arabia, penyakit ini terutama mengenai dewasa, dengan usia rata-rata 40-50 tahun. di Asia dan Afrika sebagian besar mengenai anakanak (50% kasus terjadi antara usia 1-20 tahun).

ANATOMI VERTEBRA
Kolumna vertebtra terdiri atas 33 ruas tulang yang terdiri dari: 7 ruas tulang cervical 12 ruas tulang thorakal 5 ruas tulang lumbal 5 ruas tulang sakral (sacrum) 4 ruas tulang ekor (coccygis)

PATOFISIOLOGI

Perjalanan penyakit ini terbagi dalam 5 stadium yaitu: 1. Stadium implantasi. 2. Stadium destruksi awal 3. Stadium destruksi lanjut 4. Stadium gangguan neurologist Derajat I Derajat II Derajat III Derajat IV

5. Stadium deformitas residual

GEJALA KLINIS
hampir sama dengan gejala tuberkulosis pada umumnya badan lemah/lesu nafsu makan berkurang, berat badan menurun suhu sedikit meningkat (subfebril) terutama pada malam hari sakit pada punggung Pada awal dapat dijumpai nyeri radikuler yang mengelilingi dada atau perut, kemudian diikuti dengan paraparesis yang makin memberat
9

GEJALA KLINIS
Pada stadium awal belum ditemukan deformitas tulang vertebra belum terdapat nyeri ketok pada vertebra Nyeri spinal yang menetap, terbatasnya pergerakan spinal, dan komplikasi neurologis merupakan tanda terjadinya destruksi yang lebih lanjut. Kelainan neurologis akibat penekanan medulla spinalis paraplegia, paraparesis, ataupun nyeri radix saraf Tanda yang biasa ditemukan di antaranya adalah adanya kifosis (gibbus), bengkak pada daerah paravertebra

10

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium Peningkatan laju endap darah (LED) dan mungkin disertai leukositosis Uji Mantoux positif Pada pewarnaan Tahan Asam dan pemeriksaan biakan kuman mungkin ditemukan mikobakterium Biopsi jaringan granulasi atau kelenjar limfe regional. Pemeriksaan histopatologis dapat ditemukan tuberkel Pungsi lumbal Peningkatan CRP (C-Reaktif Protein) Pemeriksaan serologi didasarkan pada deteksi antibodi spesifik dalam sirkulasi. Pemeriksaan dengan ELISA (Enzyme-Linked Immunoadsorbent Assay) Identifikasi dengan Polymerase Chain Reaction (PCR)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan Radiologi
Dekalsifikasi fraktur kompresi, bagian depan dari korpus vertebra itu menjadi lebih tipis daripada bagian belakangnya (korpus vertebra jadi berbentuk baji) dan tampaklah suatu Gibbus pada tulang belakang itu (Craig, 2009).

Dekstruksi vertebra disertai kifosis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan Radiologi
Dekplate korpus vertebra itu akan tampak kabur (tidak tajam) dan tidak teratur.

Gibus pada tulang belakang

Diskus Intervertebrale akan tampak menyempit.


Abses dingin. Foto Roentgen, abses dingin itu akan tampak sebagai suatu bayangan yang berbentuk kumparan (Spindle). Spondilitis ini paling sering ditemukan pada vertebra T8-L3 dan paling jarang pada vertebra C1-2 (Newanda, 2009)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan Radiologi
B. gambaran radiografi didapat 3 bulan sebelumnya menunjukkan perubahan erosi pada corpus vertebra, sklerosis pada end plate vertebra, hilangnya discus intervertebralis yang berdekatan, tampak suatu massa jaringan lunak pada bagian anterior (tanda panah), dan ada pembentukan gibbus awal (Shanley, 1995).

A. gambaran radiografi lateral dari vertebra lumbal menunjukkan erosi fokal (tanda panah) pada aspek antero-superior dari corpus vertebra lumbal IV. Subtle erosion juga terdapat pada endplate vertebra lumbal III antero-inferior.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiografi thorax menunjukkan fusiform soft-tissue swelling (tanda panah) pada regio thorax bawah yang menunjukkan adanya abses tuberkulosa paraspinal (Shanley, 1995).

Abses paraspinal tuberkulosa

PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan CT Scan
Unenhanced CT scan dari spine menunjukkan destruksi dan fragmentasi dari corpus vertebra lumbal I. Abses interosseosa meluas sampai ke bagian posterior (tanda panah), menyebabkan perluasan minimal pada saccus thecal (Shanley, 1995).

PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan CT Scan
Infeksi tuberkulosa pada sacrum. Unenhanced CT scan dari pelvis menunjukkan destruksi dari bagian anterior sacrum dan abses tuberkulosa luas pada presacral (tanda panah putih). Terdapat pula sequestrum (tanda panah hitam (Shanley, 1995)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan MRI

Terdapat keterlibatan endplate anterior dan pelebaran diskus intervertebrae dan corpus vertebrae posterior.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan MRI

Gambar A, MRI potongan sagital T1-weighted enhanced menunjukkan peningkatan secara luas dalam corpus vertebrae thorax VIII yang disebabkan infeksi tuberkulosa. Abses intraosseus dalam corpus vertebrae thorax IX menunjukkan penebalan lingkar dari penyangatan. Terdapat penyangatan dari abses epidural dan perluasan bagian cephalic dan caudal secara jelas tergambar dengan penggunaan kontras.

Gambar B, MRI potongan coronal T1 weighted (600/11) enhanced dari spina thorak menunjukkan ketebalan lingkar dari penyangatan disekitar abses intraosseous. Abses paraspinal kecil terlihat secara bilateral (panah)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan MRI

Gambar A, MRI potongan coronal enhanced T1- weighted dari spina menunjukkan perluasan abses paraspinal. Penyebaran infeksi subligamental dan abses intraosseus tervisualisasi baik pada pencitraan coronal ini. Adanya infiltrate tuberkulosa pada lobus atas kiri. Gambar B, Pada MRI potongan sagital T2 weighted fast spin-echo menunjukkan peningkatan sinyal dalam corpus vertebrae lumbal I yang disebabkan oleh infeksi tuberkulosa. Adanya gangguan margo anterosuperior dari corpus vertebrae menghasilkan abses paraspinal dan penyebaran subligamen secara anterior. Penurunan intensitas sinyal dan penyempitan diskus intervertebralis Thorax XII-Lumbal I yang disebabkan penetrasi dari infeksi melalui diskus. Adanya abses intraosseus pada corpus vertebrae lumbal IV. Gambar C, MRI potongan sagital contiguous T1 weighted yang didapat postoperative menunjukkan cangkokan fibular autolog. Abses intraosseus tuberkulosa multiple didrainase dan dibersihkan selama operasi sebelum penempatan cangkok dan stabilisasi spinal. Canalis spinalis tervisualisasi baik dan tidak ada compromised

DIAGNOSIS BANDING

Spondylitis non-tuberculosis Infeksi piogenik dan enterik Spondylitis ankilosa

Metastase Tumor ke Tulang

TERAPI
Terapi Konservatif OAT 6-9 bulan Bed rest Terapi Operatif

KESIMPULAN
Infeksi tuberkulosis pada paru (primer) dapat berkembang menuju infeksi pada organ lainnya (infeksi ekstra pulmonal). Salah satu jenis infeksi ekstra pulmonal yang paling banyak ditemukan adalah spondylitis tuberkulosa. Gambaran radiologis sangat penting dalam menentukan diagnosis dan pemantauan terapi. Modalitas radiologis yang dapat digunakan adalah foto polos, CT-scan, dan MRI.

DAFTAR PUSTAKA
Alfarisi. 2011. Patogenesis ,Patofisiologi , Stadium , dan Derajat Klasifikasi Spondilitis Tuberkulosa. (Online), (http://doc- alfarisi.blogspot.com/2011/04/patogenesis-patofisiologistadium-dan.html. diakses tanggal 22 Juni 2011) Craig, Michael. 2009. Potts Disease: Tuberculous Spondylitis. (Online), (www.med.unc.edu/.../3.30.09%20Craig.%20Pott's%20Dz.pdf. Diakses 2011). Danchaivijitr, N et all. 2007. Diagnostic Accuracy of MR Imaging in Tuberculous Spondylitis. (Online), (www.si.mahidol.ac.th/th/publication/2007/Vol90_No.8_1581_3140.pdf. tanggal 23 Juni 2011) Heftiet all. 2007. Pediatric Orthopedic in Practice. (Online), (http://books.google.co.id/books?id. Diakses tanggal 22 Juni 2011) Hidalgo. 2006. Pott Disease (Tuberculous Spondylitis). (Online), (http://www.emedicine.com/med/infecMEDICAL_TOPICS.htm. diakses tanggal 22 Juni 2011) Lieberman, Gillian. 2009. P O T T S D I S E A S E: A Radiological Review of Tuberculous Spondylitis. (Online), (eradiology.bidmc.harvard.edu/LearningLab/musculo/Safo.pdf. Diakses tanggal 23 Juni 2011) Lee, MC. 2004. Instrumentation in Patients With Spinal Infection: Discussion. (Online), (http://www.medscape.com/viewarticle/496404_4. Diakses tanggal 23 Juni 2011) Martin, Elis. 2010. Spondylitis TB Treatment. (Online), (http://www.ehow.com/way_5463147_spondylitis-tb-treatment.html. Juni 2011) Diakses tanggal 22 Diakses tanggal 21 Juni

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai