Anda di halaman 1dari 38

Degenerative Spine Disease (DSD)

Ika lukita Sari


10542017410
Pembimbing : dr. Ramlah Massing,Sp.Rad, M.Kes
Anatomi dan Fisiologi Tulang

Potongan axial

Potongan coronal
Penyokong Melindungi sel saraf Pergerakan
• Suatu penyakit yang diakibatkan oleh proses kemunduran atau degeneratif pada vertebra
• Bentuk dari DSD diantaranya adalah degenerative disc disease (DDD), spondylolisthesis, kista sinovial
(juxtafacet cyst), stenosis spinalis, dan osteoporosis pada spinal
Definisi

• DDD ditemukan pada MRI sebanyak 34% pada usia 20-30 tahun dan 93% pada usia 60-80 tahun tanpa
adanya nyeri punggung
• Spondiolistesis degeneratif mulai muncul pada usia lebih dari 50 tahun
• Kista juxtafacet cukup jarang ditemukan
• Stenosis spinalis servikal juga umum ditemukan dan menjadi simtomatis pada umur 45-50 tahun
Epidemiologi • Stenosis spinalis servikal juga umum ditemukan dan menjadi simtomatis pada umur 45-50 tahun,
wanita > pria terutama setelah menopause

• Dengan bertambahnya umur, perubahan degeneratif pada tulang belakang merupakan hal yang wajar
• Banyak faktor yang dapat meningkatkan perubahan degeneratif yang terjadi pada tulang belakang,
diantaranya kelainan pertumbuhan atau penyakit infeksi pada tulang belakang
• Adanya trauma apakah bersifat akut atau kronik, termasuk beban berlebihan pada tulang belakang
dalam waktu yang lama.
Etiologi • Bagian bawah dari daerah lumbal (segmen L4-S1) dan daerah servikal (segmen C4-C7) merupakan
bagian yang paling sering terkena
Patogenesis
Degenerative Spine Disease (DSD)

Dehidrasi nukleus pulposus Fisura anulus fibrosus Mikrofraktur kartilago


discus intervertebra endplate

Herniasi discus
Degenerasi discus intrvertebralis Reaksi aseptik subkondral
intervertebralis
kandungan air (aseptic
Degenerasi facet joint Vacuum phenomenon spondydiscitis)

Degenerasi kartilago end


Degenerative plate (Perlemakan dan
spondylolisthesis sclerosis)

Bentuk tidak teratur


Stenosis canalis spinalis
(erosive osteochondrosis)

stimulasi aktivitas osteoblas


dan kehilangan kemampuan OSTEOPOROSIS
kadar esterogen menginhibisi osteoklas
• back pain (nyeri punggung)
• Herniasi diskus yang asimetris, spinal stenosis lateral atau kompresi osteofit
Manifestasi pada serat saraf menyebabkan terjadinya nyeri radikular sepanjang serat saraf
yang terkena.

Klinik • neurologis, misalnya kelemahan pada anggota gerak atas atau bawah
• Spinal stenosis sentralis pada daerah lumbal dapat menyebabkan terjadinya
klaudikasio neurologis, dan pada daerah servikal atau torakal menyebabkan
myclopathy akibat kompresi pada tulang belakang yang terjadi secara kronis

• Radiografi konvensional tulang belakang masih menjadi pemeriksaan awal yang


bermanfaat karena dapat mendeteksi kelainan yang mayor seperti penyempitan
celah sendi (yang sesuai dengan gambaran discopathy), osteofit, degenerasi
sklerotik, skoliosis, spondilolistesis dan berbagai kelainan kongenital tulang
belakang
• Modalitas utama yang paling sering digunakan adalah radiografi konvensional
Pemeriksaan tulang belakang dan MRI
• Mielografi konvensional dan radikulografi serta CT-mielografi yang membutuhkan
penunjang pemberian kontras ke dalam ruangan intra tekal sudah ditinggalkan
• Kedokteran nuklir (bone scintigraphy, PET/CT) digunakan pada kasus yang
membutuhkan pembedaan antara penyakit tulang belakang yang berasal dari
keganasan
• Pemeriksaan vaskular (Doppler sonography, CT angiography, MR angiography) harus
dipertimbangkan pada pasien dengan gejala serebelar yang mungkin diakibatkan
oleh osteofit atau herniasi diskus yang menekan arteri vertebralis
Degenerative Disc Diseases
Gambar 11. Bentuk-bentuk Bulging25

Gambar 12. Perbedaan Degenerative Disc


Diseases26
Gambar 8. X-Ray Degenerative Spine Disease12 posisi lateral tampak gambaran Bone spurs pada L1-L2,
penipisan disc pada L2-L4, dan sangat tipis pada L5-S112
Gambar 14. Clinical MRI images (a) L4-L5 axial CT
Gambar 13. X-Ray potongan sagittal menunjukkan discogram,tampak radial annular tear di kiri postero-lateral (b)
penyempitan antara vertebra L5 dan S1,yang L3-L4 axial CT-Scan mengkonfirmasikan diagnosis penonjolan
merupakan indikasi prolaps pada disc disc protrusion postero-lateral yang dicetak ulang34
intervertebralis 27
Gambar 15. MRI T1-W dan T2-W
sagittal dan axial menunjukkan
Extruction disc pada L4-5 sisi
kanan dengan kompresi pada thecal
sac28

Gambar 16. MRI potongan sagittal mengalami


Sequestered disc pada L529
Gambar 17 Intensitas sinyal yang rendah akhirnya bisa Gambar 18 MRI potongan sagittal dan axial
dijelaskan oleh vacuum phenomena akibat nitrogen di menunjukkan protrusi pada tingkat L5-S1. Saraf
dalam disc Hernia keduanya L4-L5 (panah merah) dan L5-S1 S1 dikompresi25
(panah biru)25
Gambar 19.MRI intensitas sinyal pada T1-W biasanya bersifat Gambar 20. MRI Bulging dics pada L3-L5 dan Hernia
intermediate, sedangkan pada gambar T2-W dapat memiliki disc pada L5-S17
sinyal yang tinggi pada hernia nucleus pulposus atau lebih
rendah. Disini hernia dengan sinyal tinggi (panah kuning)
meluncur melalui robekan annular dan mengompresi saraf kiri
(panah biru).25
Spondylolistesis
Gambar 22. X-Ray spondilolistesis Gambar 23. CT-Scan Spondilolistesis Gambar 24. MRI Lumbal
Grade 1 < 25% pada foto Sagittal L4- Grade I <25% pada L5-S1 menunjukkan spondilolistesis
L530 Grade 1 < 25% pada L4-L512
Gambar 25. Gambaran X-ray Gambar 26. CT-Myelogram Gambar 27. MRI spondilolistesis Grade II
Spondilolistesis Grade II 25- spondilolistesis Grade II 25-50% 25-50% pada L5-S130
50% pada L4-L52 pada vertebra L5-S130
Gambar 28. X-Ray spondilolistesis Gambar 29. CT-Scan spondilolistesis Gambar 30. MRI spondilolistesis Grade
Grade III 50-75% pada L5-S130 Grade III 50-75% pada L%-S130 III 50-75% pada L5-S130
Gambar 31. X-Ray spondilolistesis Gambar 32. Ct-Scan Gambar 33. MRI spondilolistesis Grade IV
Grade IV >75% pada L5-S130 spondilolistesis Grade IV >75% >75% pada L5-S130
pada L5-S130
Stenosis Canalis Spinalis

Gambar 34 Gambaran deformitas pada daerah lumbal yang terlihat menggunakan X-ray (pembentukan spur, reduksi
celah intervertebralis, dll)14
Gambar 35 Gambar CT-mielografi, kiri: keadaan normal tidak telihat adanya stenosis, kanan: pada L4/5 kanalis
spinalis terkompresis pada sisi kanan karena adanya protrusi dari sikus intervertebralis dan penebalan dari
ligamen14
Gambar 36. MRI perubahan tulang belakang pada
pasien dengan Stenosis Canalis Spinalis (SCS)
multisegmental. Gambar sagittal dan axial
diperoleh dengan menggunakan turbo spin-echo
MRI T2W (a) pada potongan sagittal tampak SCS
multisegmental dengan tanda-tanda
spondylosteochondrosis,seperti tinggi disc dan
pengurangan sinyal, herniasi disk, ketidakteraturan
dari end plate dan degenerasi sum-sum tulang
belakang (panah) dan spondyloarthritis (hypertrofi
dan sclerosis facet joint;kepala panah) potongan
axial (b) menggambarkan moderate (panah) dan (c)
severe (panah) sentral dengan derajat patologi disk
yang berbeda, hipertrofi ligament flava dan facet
joint.34
Gambar 37 MRI T2 potongan sagital, aksial dan koronal pada pasien berusia 80 tahun yang
memperlihatkan gambaran degenerative spondylolisthesis L4-L5. Terdapat juga lateral recess stenosis
tetapi tidak ada penekanan pada saraf yang terlihat pada potongan koronal (tanda panah)13
Gambar 38. MRI T2 potongan sagital, koronal dan aksial pada pasien usia 62 tahun yang memperlihatkan
gambaran foraminal stenosis (tanda panah) yang disebabkan prolapsnya diskus lateral pada L4-L513
Kista sinovial, facet ganglion

Gambar 39. X-Ray Proyeksi massa ekstradural dari


Gambar 40. Gambar CT Scan pada kista sinovial
degenerasi facet joint sendi kanan L5-S1 menciptakan
menunjukkan gambaran massa hiperdens yang
efek massa pada kantung thecal dan lintasan akar saraf
timbul dari sendi intervertebralis4
S1 yang tepat di reses lateral.36
Gambar 41 Gambar kista sinovial pada MRI T1 memperlihatkan hubungan antara massa kistik dengan facet joint (tanda
panah)4
Osteoporosis

Gambar 42. perbedaan tulang normal dan tulang yang telah mengalami degenerative (osteoporosis)31
Gambar 43. X-Ray dengan dasar Densitometer tampak absorbsi X-ray dari tulang, warna radiopak pada tulang
vertebra menunjukkan kepadatan yang lebih tinggi (normal) (A),kepadatan tulang mulai menurun (B),penurunan
kepadatan tulang yang berat (C)32
Gambar 44 Gambaran CT terhadap densitas tulang.Pengukuran
densitas tulang membandingkan antara phantom (tanda panah) untuk
menilai kandungan garam mineral dari tulang. Kesimpulan: CT Scan
tidak memperlihatkan gambaran osteoporosis.4
Gambar 45. MRI tulang belakang Lumbosakral (T1 dan T2) menunjukkan nodul Shmorl (Tonjolan tulang rawan diskus
intervertebralis melalui vertebral body endplate dan ke vertebra yang berdekatan, karena osteoporosis) pada L1-L436
Pemeriksaan radiologi lain
Angiografi

Gambar 46. Stenosis arteri vertebralis dextra pada pasien berusia 64 tahun dengan tampilan stroke sirkulasi posterior.
(A) IAA with right subclavian artery injection; (B) extracranial CEMRA maximum intensity projection image; (C)
extracranial CTA sagittal reformatted image.21
Gambar 47. Spondilosis dan fraktur non-union kronik22
Tatalaksana Degenerative Spine Disease

Degenerative Spondilolistesis Kista sinovial


Disc Disease degeneratif • cara konservatif :
(DDD) • Terapi utama • 1.Aspirasi.
• Operasi fusi tulang spondilolistesis adalah • 2. Steroid.
belakang dekompresi • 3. Skleroterapi..
• arthoplasti diskus • Fusi tulang belakang • 4. Hialuronidase.
• posterior dynamic • penggunaan bone • 5. Imobilisasi.
stabilization morphogenetic protein • 6.Threat Technique.
• menggunakan growth (BMP) dan stabilisasi
dinamik • Surgical / bedah
factor, cell-based therapy,
dan terapi gen
Stenosis spinal Osteoporosis Spinal
• Analgetik, non-steroidal antiinflammatory drugs • Bifosfonat
(NSAID), mengurangi berat badan, serta • selective estrogen receptor modulators, terapi
fisioterapi adalah terapi konservatif hormon, hormon paratiroid, kalsitonin, dan
• Tindakan bedah yang dapat dilakukan adalah: denosumab
• Decompressive laminotomy dan partial facetectomy
• Decompressive laminectomy dan partial facetectomy
• Micro-decompression
• Decompression dan non-instrumented fusion
• Decompression dan instrumented fusion
• Decompression and flexible stabilisation
• Inter-spinous spacer devices.
• Decompressive Laminotomy dan Laminectomy.
َ َ‫لا أ َ ْنزَ ل لَ َهه ِشف‬
‫اء‬ َ ‫للاه دَاءَ ِإ‬
َ ‫ل‬ ََ َ‫َما أ َ ْنز‬
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia turunkan
untuk penyakit itu obatnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5678)

َ‫للاِ َع اَز َو َج ال‬


َ ‫ن‬ َِ ‫اء بَ َرَأ َ ِبإِ ْذ‬
َِ ‫ْب دَ َوا هَء الدا‬ ِ ‫ فَإِذَا أ ه‬،َ‫ل دَاءَ دَ َواء‬
ََ ‫صي‬ َِ ‫ِل هك‬
“Setiap penyakit ada obatnya. Maka bila obat itu mengenai
penyakit akan sembuh dengan izin Allah Azza wa Jalla.” (HR.
Muslim no. 5705)36
َْ ‫ َج ِهلَ َهه َم‬،َ‫لا َوأ َ ْنزَ ل َلَ َهه دَ َواء‬
‫ن َج ِهلَ َهه‬ َْ ‫للاَ لَ َْم يَ ْن ِز‬
َ ‫ل دَاءَ ِإ‬ َ ‫ن‬ َ‫ِإ ا‬
‫ع ِل َم َهه‬ َْ ‫ع ِل َم َهه َم‬
َ ‫ن‬ َ ‫َو‬
“Sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan penyakit
kecuali Dia turunkan pula obatnya bersamanya.
(Hanya saja) tidak mengetahui orang yang tidak
mengetahuinya dan mengetahui orang yang
mengetahuinya.” (HR. Ahmad 1/377, 413 dan 453.
Dan hadits ini dishahihkan dalam Ash-Shahihah no.
451)
Dari Usamah bin Syarik radhiallahu ‘anhu, bahwa beliau berkata:36
ََ ‫ فَقَا‬،ُ‫ا‬
‫ل‬ َ‫ع َر ه‬ َِ ‫ َو َجا َء‬،‫سلا ََم‬
َْ َ ‫ت اْأل‬ َ ‫علَ ْي َِه َو‬ َ ‫صلاى‬
َ ‫للاه‬ َ ِ‫ي‬ ََ ‫ أَنَتَدَ َاوى؟ فََقَا‬،ِ‫للا‬
َ ‫ هك ْنتهَ ِع ْن َدَ النا ِب‬: ‫ل‬ َ ‫ل‬ ََ ‫س ْو‬
‫يَا َر ه‬: ‫نَعَ َْم‬
َ‫احد‬ِ ‫ْر دَاءَ َو‬ ََ ‫غي‬ َ ‫لا َو‬
َ َ‫ض ََع لَ َهه ِشفَاء‬ َ َ‫ل لَ َْم ي‬
َ ‫ض َْع دَاءَ ِإ‬ َ‫ع اَز َو َج ا‬ َ َ‫للا‬ َ ‫ن‬ َ َ‫يَا ِعبَا َد‬. ‫قَالهوا‬: ‫َما‬
َ‫ فَإِ ا‬،‫ تَدَ َاو ْوا‬،ِ‫للا‬
ََ ‫ هه ََو؟ قَا‬: ‫ْال َه َر هَم‬
‫ل‬

Aku pernah berada di samping Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Lalu datanglah serombongan Arab dusun. Mereka bertanya, “Wahai
Rasulullah, bolehkah kami berobat?” Beliau menjawab: “Iya, wahai para
hamba Allah, berobatlah. Sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah
meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali
satu penyakit.” Mereka bertanya: “Penyakit apa itu?” Beliau menjawab:
“Penyakit tua.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, Abu
Dawud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi, beliau berkata bahwa hadits ini
hasan shahih. Syaikhuna Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i menshahihkan
hadits ini dalam kitabnya Al-Jami’ Ash-Shahih mimma Laisa fish
Shahihain, 4/486)
KESIMPULAN
 Perubahan degeneratif pada tulang belakang dapat mengenai banyak
struktur yang terdapat pada tulang belakang.
 Banyak faktor yang dapat meningkatkan perubahan degeneratif yang
terjadi pada tulang belakang, diantaranya kelainan pertumbuhan atau
penyakit infeksi pada tulang belakang. Namun demikian, faktor
terpenting yaitu adanya trauma apakah bersifat akut atau kronik,
termasuk beban berlebihan pada tulang belakang dalam waktu yang lama
 Gejala klinis yang paling sering dirasakan pasien adalah back pain(nyeri
punggung) dengan beragam derajat keparahan, menetap atau intermiten,
yang lokasinya tergantung segmen mana dari medula spinalis yang
terkena.
 Modalitas utama yang paling sering digunakan adalah foto polos tulang
belakang dan MRI. Modalitas yang lain dapat menjadi pilihan sebagai
tambahan pemeriksaan seperti CT-scan.
 Tatalaksana pada DSD tergantung dari penyakit yang diderita. Tatalaksana
ini dapat berupa konservatif ataupun bedah.
Daftar Pustaka
 Ryan S, McNicholas M, Eustace S. Anatomy for Diagnostic Imaging. USA: Saunders Elsevier. 2004;(2)
 Sasiadek, M.J, Bladowska, J. Imaging of Degenerative Spine Disease-the State of the Art. 2012. Adv Clin Exp Med. 21 (2) Page 133-142.
 Hicks GE, Morone N, Weiner DK. Degenerative Lumbar Disc and Facet Disease in Older Adults:Prevalence and Clinical Correlates. Spine (Phila Pa
1976). 2009 May 20; 34(12): 1301–1306.
 Hosten N, Liebig T. CT of the Head and Spine. USA: Georg Thieme Verlag. 2002daf
 Benenson E. Disease of the spine dalam Rheumatology: Symptoms and Syndromes. USA: Springer. 2011
 Drake RL. Vogl WA, Mitchell AWM. Gray’s Anatomy for Students. USA: Elsevier. 2015.
 Dagenais S., Caro J., Haldeman S., 2008. A systematic Review of Low Back Pain cost of Illness Studies in the United States and Internationally. Spine.
Vol : 8. pp : 8-20.
 Roughley PJ. Biology of intervertebral disc aging and degeneration: involvement of the extracellular matrix. Spine. 2004;29:2691-2699
 Spine care. Degenerative spine. Dikutip dari: URL: https://spinecare.luminhealth.com/conditions/degenerative-spine (9 Mei 2017). 2107.
 Wang YXJ, Kaplar Z, Deng M, Leung JCS. Lumbar degenerative spondylolisthesis epidemiology: A systematic review with a focus on gender-specific
and age-specific prevalence. Journal of Orthopaedic Translation (2017) 11, 39(52).
 Taher F, Essig D, Lebl DR, Hughes AP, Sama AA, Cammisa FP, Girardi FP. Lumbar Degenerative Disc Disease: Current and Future Concepts of
Diagnisis and Management. Advances in Orthopedic. 2012.
 Sharma, R.K, Rajput, R. Degenerative Spine Disease and Homoeopathy. 2012. Homoeo Cure Research Center.
 Rajagopal, T.S, Marshall, R.W. Focus On Understanding and treating spinal stenosi. 2010. British Editorial Society of Bone and Joint Surgery.
 Tomita, K. Diagnosis and Treatment of Lumbar Spinal Canal Stenosis. 2003. JMAC 46 (10) page 439-444
 Sengupta DK, Herkowitz HN. Degenerative Spondylolisthesis: Review of Current Trends and Controversies. SPINE. Lippincott Williams & Wilkins,
Inc.2005. 30, Number(6), pp S71–S81
 Suen M, Fung B, Lung CP. Treatment of Ganglion Cysts. Hindawi Publishing Corporation. 2013.
 RajagopalTS, Marshall RW. Understanding and treating spinal stenosis. British Editorial Society of Bone and Joint Surgery. 2010.
 Kling JM, Clarke BL, Sandhu NP. Osteoporosis Prevention, Screening, and Treatment: A Review. Journal of Women Health. Mary Ann Liebert, Inc.
2014; 23(7).
 Kumamaru KK, Hoppel BE, Mather RT, Rybicki FJ. CT Angiography: Current Technology and Clinical Use. Radiol Clin North Am. 2010; 48(2):
213–235.
 Fuchs B, Boos N. Primary Tumors of the Spine. Tumors and Inflammation. Springer.
 Khan S, Cloud GC, Kerry S, Markus HS. Imaging of vertebral artery stenosis: a systematic review. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2007;78:1218–
1225.
 Matesan M, Behnia F, Bermo M, Vesselle H. SPECT/CT bone scintigraphy to evaluate low back pain in young athletes: common and uncommon
etiologies. Journal of Orthopaedic Surgery and Research (2016) 11:76

Anda mungkin juga menyukai