2017
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2828
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN
KEJADIAN TB PARU DI MEDAN
Oleh:
YAN HASQI SEBAYANG
130100090
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh:
130100090
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Rumusan Masalah 3
1.3.Tujuan Penelitian 3
1.3.1.Tujuan umum 3
1.3.1.Tujuan khusus 3
1.4.Manfaat Penelitian 4
5.2. Pembahasan 35
5.2.1.Karakteristik demografi 35
5.2.2.Hubungan antara merokok dan derajat berat merokok
dengan TB Paru 37
5.2.3.Hubungan antara mengonsumsi alkohol dengan TB Paru 38
DAFTAR PUSTAKA 41
LAMPIRAN 44
TB : Tuberkulosis
BCG : Bacillus calmette - Guerin
HIV : Human Immunodeficiency Virus
AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrome
BMI : BodyMass Index
DOT : Directly Observed Treatment
DOTS : Directly Observed Treatment Short Course
WHO : World Health Organization
CO2 : Karbondioksida
UMR : Upah Minimum Regional
M2 : Meter Persegi
UV : Ultra Violet
BTA : Bakteri Tahan Asam
SPS : sewaktu-pagi-sewaktu
ATS : American Thoracic Society
CDC : Centers for Disease Control and Prevention
INH : Isoniazid
MDR TB : Multidrug Resistant Tuberculosis
XDR TB : Extensively Drug Resistant
LTBI : Latent Tuberculosis Infections
OR : Odds Ratio
CI : Confident Interval
3. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi terhadap
pengetahuan seseorang diantaranya mengenai rumah yang memenuhi
syarat kesehatan dan pengetahuan penyakit TB Paru, sehingga
dengan pengetahuan yang cukup maka seseorang akan mencoba
untuk mempunyai perilaku hidup bersin dan sehat. Selain itu tingkat
pedidikan seseorang akan mempengaruhi terhadap jenis
pekerjaannya.
4. Pekerjaan
Jenis pekerjaan menentukan faktor risiko apa yang harus dihadapi
setiap individu. Bila pekerja bekerja di lingkungan yang berdebu
paparan partikel debu di daerah terpapar akan mempengaruhi
terjadinya gangguan pada saluran pernafasan. Paparan kronis udara
yang tercemar dapat meningkatkan morbiditas, terutama gejala
penyakit saluran pernafasan dan umumnya TB Paru.
Jenis pekerjaan seseorang juga mempengaruhi terhadap pendapatan
keluarga yang akan mempunyai dampak terhadap pola hidup sehari-
hari diantara konsumsi makanan, pemeliharaan kesehatan selain itu
juga akan mempengaruhi terhadap kepemilikan rumah (kontruksi
rumah). Kepala keluarga yang mempunyai pendapatan dibawah
5. Kebiasaan Merokok
Merokok diketahui mempunyai hubungan dengan meningkatkan
resiko untuk mendapatkan kanker paru-paru, penyakit jantung
koroner, bronchitis kronik dan kanker kandung kemih.Kebiasaan
merokok meningkatkan resiko untuk terkena TB paru sebanyak 2,2
kali. Pada tahun 1973 konsumsi rokok di Indonesia per orang per
tahun adalah 230 batang, relatif lebih rendah dengan 430
batang/orang/tahun di Sierra Leon, 480 batang/orang/tahun di Ghana
dan 760 batang/orang/tahun di Pakistan (Achmadi, 2005). Prevalensi
merokok pada hampir semua Negara berkembang lebih dari 50%
terjadi pada laki-laki dewasa, sedangkan wanita perokok kurang dari
5%. Dengan adanya kebiasaan merokok akan mempermudah untuk
terjadinya infeksi TB Paru.
6. Kepadatan hunian kamar tidur
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya, artinya luas lantai bangunan rumah tersebut harus
disesuaikan dengan jumlah penghuninya agar tidak menyebabkan
overload. Hal disamping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen,
Non TB paru
Faktor host :
TB paru Faktor lingkungan:
1. Usia
2. Penyakit berat :
DM, HIV, 1. Ventilasi
kerusakan hepar 2. Sanitasi
dan ginjal 3. Paparan sinar
Faktor kuman:
3. Status gizi matahari
4. Pendidikan
1. Jumlah
5. Sosial ekonomi
6. Konsumsi alkohol bakteri
2. Virulensi
Kuman
2 + ( 1 1) + ( 2 2)
1= 2=
( 1 − 2)
1 = 2 = 72
Dari hasil di atas, maka jumlah minimal sampel penelitian ini adalah 72
kelompok kasus dan 72 kelompok kontrol.
Keterangan :
n = Jumlah sampel minimal
Z1-α= Derajat kepercayaan (1,96)
Z1-β= Kekuatan uji (0,84)
P1 = Proporsi terpapar pada kelompok kasus
P2 = Proporsi terpapar pada kelompok control
riwayat merokok
Jenis Latar belakang Rekam medik 1. Laki – laki Nominal
kelamin jenis kelamin 2. Perempuan
penderita TB
paru dengan dan
tanpa riwayat
merokok
BMI Latar belakang Rekam medik 1. Underweight : < 18.5 Ordinal
BMI penderita Hasil 2. Normoweight : 18.5 – 24.9
TB paru dengan penghitungan 3. Overweight : 25.0 – 29.9
dan tanpa BMI menurut 4. Obese I : 30.0 – 34.9
riwayat merokok berat dan 5. Obese II :35.0 – 39.9
tinggi badan
Pendidikan Latar belakang Rekam medic 1. TK Ordinal
pendidikan 2. SD
penderita TB 3. SMP
paru dengan dan 4. SMA
tanpa riwayat 5. Sarjana
merokok
BAB 5
HASIL PENELITIAN
≤ 20 8 5,6% 4 2,8%
21 – 30 21 14,6% 41 28,5%
31 – 40 16 11,1% 22 15,3%
41 – 50 16 11,1% 4 2,8%
51 – 60 5 3,5% 1 0,7%
61 – 70 6 4,2% 0 0,0%
Pendidikan
SD 3 2,1% 0 0,0%
SMP 14 9,7% 2 1,4%
SMA 46 31,9% 47 32,6%
D3 2 1,4% 2 1,4%
S1 6 4,2% 20 13,9%
S2 1 0,7% 0 0,0%
S3 0 0,0% 1 0,7%
Pekerjaan
Berdasarkan Tabel 5.1. dapat dilihat bahwa pasien laki – laki non TB paru
adalah sebanyak 47orang (32.6%) dan perempuan sebanyak 25 orang (17.4%)
sedangkan laki – laki dengan TB paru adalah sebanyak 48 orang (33.3%) dan
perempuan sebanyak 24 orang (16.7%) dari keseluruhan jumlah sampel sebanyak 144
orang.
Berdasarkan Tabel 5.2. dapat dilihat bahwa riwayat merokok dengan kejadian
TB paru diperoleh jumlah responden merokok sebanyak 42 orang (29,2%) dan TB
paru tidak merokok sebanyak 30 orang (20,8%). Sedangkan pasien non TB sebanyak
32 orang (22,2%) dan tanpa riwayat merokok sebanyak 40 orang (27,8%). Dari
keseluruhan jumlah sampel sebanyak 144 orang.
Sedangkan berdasarkan derajat berat merokok dapat dilihat bahwa pasien Non
TB paru yang menghisap 0 - 199 selama hidupnyasebanyak 23 orang (16.0%), 200 –
599 sebanyak 8 orang (5,6%), >600 sebanyak 1 orang (0.7%), dan pasien yang tidak
merokok sebanyak 40 orang (27.8%). Sedangkan derajat berat merokok pasien TB
paru yang menghisap 0 - 199 sebanyak 20 orang (13.9%), 200 – 599 sebanyak 16
orang (11.1%),>600 sebanyak 6 orang (4.2%), dan pasien yang tidak merokok
sebanyak 30 orang (20,8%). Dari keseluruhan jumlah sampel sebanyak 144 orang.
Berdasarkan mengonsumsi alkohol pasien non TB paru yang paling banyak
adalah 18 orang (12,5%) dan yang tidak mengonsumsi alkohol sebanyak 54 orang
(37,5%). Sedangkan pasien TB paru sebanyak 15 orang (10.4%) dan yang tidak
mengonsumsi alkohol sebanyak 57 orang (39.6%). dari keseluruhan jumlah sampel
sebanyak 144 orang.
Didapati nilai p 0,049 hasil tersebut menyatakan ada hubungan antara derajat
berat merokok dengan kejadian TB paru. Dapat dilihat tabel 5.4. derajat merokok
berat pada TB paru lebih besar dibandingkan pada kelompok tidak TB paru, begitu
juga pada kelompok sedang lebih banyak TB paru dibandingkan yang tidak TB paru.
Didapati nilai p pada analisis data yaitu 0,552 (p<0,05). Hasil tersebut
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi alkohol
dengan kejadian TB paru.
Pada analisis data berdasarkan risk estimate untuk mendapatkan nilai odds
ratio (OR), didapati nilai OR = 0,789 (CI = 0,362 – 1,722). Berdasarkan hasil analisis
tersebut, didapati bahwa mengkonsumsi alkohol bukan faktor risiko terkena TB paru.
5.2. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara merokok dengan
kejadian TB paru di Kota Medan pada tahun 2015.
5.2.1.Karakteristik Demografi
Pada penggolongan sampel menurut jenis kelamin, jumlah seluruh anak laki –
laki dengan TB paru adalah 48 orang (33,3%) dan perempuan sebanyak 24 orang
(16,7%). Terdapat 47 orang laki – laki (32,6%) dan 25 orang perempuan (17,4%)
yang Non TB paru. Persentase pasien laki – laki lebih tinggi daripada perempuan,
baik secara keseluruhan maupun berdasarkan riwayat TB paru.
6.1. Kesimpulan
1. Dari hasil analisis didapati bahwa merokok bukan faktor risiko terjadi TB
paru.
2. Dijumpai perbedaan antara derajat berat merokok kelompok kasus dan
kelompok kontrol. Didapati nilai p0,049 ada hubungan antara derajat berat
merokok dengan kejadian TB paru.
6.2. Saran
1. Bagi dokter dan tenaga kesehatan lain agar melakukan pendekatan yang lebih baik
terhadap pasien, dengan melakukan penyuluhan kepada pasien tentang faktor risiko
TB terutama bahayanya merokok.
2. Pencatatan rekam medis mengenai sebaiknya ditulis secara lengkap. Hal ini dapat
membantu para peneliti yang khususnya menggunakan data rekam medis pada
penelitiannya.
3. Bagi peneliti di masa yang akan datang agar dapat mengembangkan penelitian ini
dengan menguji regresi kuat / tidaknya pengaruh rokok dan mengonsumsi alkohol
pada pasien TB ataupun dengan cara memperbanyak sampel sehingga menjadi
DAFTAR PUSTAKA
usia dewasa (Studi kasus di balai pencegahan dan pengobatan penyakit paru
Pati). Jurnal Epidemiologi. 2008.
2. Blanc L, Falzon D, Fitzpatrick C. Global tuberculosis control 2010. Geneva:
Best TM. Interrelated role of cigarette smoking, oxidative stress, and immune
response in COPD and corresponding treatments. American Journal of
Physiology-Lung Cellular and Molecular Physiology. 2014 Aug
1;307(3):L205-18.
14. Maurya, V., V. Vijayan, and A. Shah. "Smoking and tuberculosis: an
.ua/data/kafedra/internal/micbio/classes_stud/en/nurse/bacchalour%20of%20s
ciences%20in%20nurses/ptn/Microbiology/2/32%20Microbiological%20diag
nosis%20of%20diphtheria..htm [diakses pada tanggal 7 Mei 2016]
I. Data Pribadi
Nama : Yan Hasqi Sebayang
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 01 Januari 1996
Jenis Kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kapten muslim Gg.jawa
Izin meu ke EC
Jenis
NO BMI UMUR kelamin PENDIDIKAN PEKERJAAN alkohol IB
1 24.22 34 Laki-laki SMA Satpam tuak 30
2 24.97 33 Laki-laki STM Satpam bir 736
3 23.25 31 Laki-laki SMA Satpam Tidak 16
4 28.4 29 Laki-laki SMA Satpam Tidak 480
5 22.75 33 Laki-laki SMA Satpam tuak 160
6 20.31 39 Laki-laki SMA Satpam tuak 30
7 21.71 25 Laki-laki SMA Satpam Tidak 160
8 30.01 34 Laki-laki SMK Satpam bir 240
9 24.91 33 Laki-laki SLTA Satpam Tidak 160
10 23.01 26 Laki-laki SMA Satpam Tidak 120
11 31.24 29 Laki-laki SMA Satpam Tidak 280
12 28.68 38 Laki-laki SMA Satpam Tidak 100
13 19.47 28 Laki-laki SMA Satpam Tidak 256
14 24.67 36 Laki-laki SMK Satpam Tidak 176
15 25.95 26 Laki-laki SMA Satpam bir 176
16 21.3 26 Laki-laki SMA Satpam bir 0
17 26.81 39 Laki-laki SMEA Satpam Tidak 240
18 20.76 29 Laki-laki SMK Satpam tuak 100
19 22.04 30 Laki-laki SMA Satpam Tidak 48
20 22.03 22 Laki-laki SMA Satpam Tidak 40
21 25.25 27 Laki-laki SMA Satpam bir 64
22 22.75 24 Laki-laki SMA Satpam Tidak 0
23 21.3 23 Laki-laki SMK Satpam bir 80
24 25.51 33 Laki-laki SMA Satpam Tidak 75
25 28.71 33 Laki-laki SMK Satpam Tidak 80
26 18.38 21 Laki-laki strata 1 Mahasiswa Tidak 0
27 18.29 21 Perempuan strata 1 Mahasiswa Tidak 0
28 21.56 22 Perempuan strata 1 Mahasiswa Tidak 0
Lampiran 7
Output data
JK * TB Crosstabulation
TB
YA TIDAK Total
JK PRIA Count 48 47 95
WANITA Count 24 25 49
TBUMUR * TB Crosstabulation
TB
YA TIDAK Total
21-30 Count 21 41 62
31-40 Count 16 22 38
41-50 Count 16 4 20
51-60 Count 5 1 6
61-70 Count 6 0 6
PENDIDIKAN * TB Crosstabulation
TB
YA TIDAK Total
PENDIDIKAN SD Count 3 0 3
SMP Count 14 2 16
SMA Count 46 47 93
D3 Count 2 2 4
S2 Count 1 0 1
S3 Count 0 1 1
PEKERJAAN * TB Crosstabulation
TB
YA TIDAK Total
IRT Count 12 1 13
PENSIUNAN Count 2 0 2
WIRASWASTA Count 32 2 34
PNS Count 1 5 6
SATPAM Count 1 29 30
BURUH Count 10 0 10
CS Count 0 16 16
BMI * TB Crosstabulation
TB
YA TIDAK Total
NORMOWEIGHT Count 40 41 81
OVERWEIGHT Count 0 18 18
OBESE 1 Count 0 5 5
OBESE 2 Count 0 2 2
RIWALKO * TB Crosstabulation
TB
YA TIDAK Total
TB
YA TIDAK Total
IB * TB Crosstabulation
TB
YA TIDAK Total
IB RINGAN Count 20 23 43
SEDANG Count 16 8 24
BERAT Count 6 1 7
RIWMERO * TB Crosstabulation
MEROKOK Count 42 32 74
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 35.00.
Estimate 1.750
ln(Estimate) .560
The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the
common odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.
RIWALKO * TB Crosstabulation
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.50.
Risk Estimate
Estimate .789
ln(Estimate) -.236
The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the
common odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.