Anda di halaman 1dari 41

DEGENERATIVE SPINE

DISEASE
PEMBIMBING : DR.GUPITA SP,RAD

MUTIA ALFINTA JAYANTI EDWIN MAULANA


BERNADETHA MAYANG DWI AJI HERDIAN
AULIA MARUAPEY
PENDAHULUAN

Tulang belakang terdiri atas 33 vertebra yang dipisahkan menjadi beberapa regio yaitu
servikal, thorakal, lumbal, sakral, dan koksigeal.

Vertebra dapat mengalami perubahan degeneratif yang merupakan hal yang normal
terjadi seiring bertambahnya usia. Keadaan ini disebut dengan degenerative spinal
disease (DSD) yang merupakan salah satu gangguan yang paling umum terjadi pada
orang dewasa

Perubahan degeneratif pada spina disebabkan terutama oleh trauma, baik akut ataupun
kronik, dan beban yang berlebihan pada tulang belakang
ANATOMI
ANATOMI
ANATOMI
DEFINISI

Penyakit Degeneratif tulang belakang adalah


kerusakan pada tulang belakang di mana
fungsinya berkurang atau strukturnya rusak.
EPIDEMIOLOGI

• 60 – 90% Nyeri punggung bawah pada usia dewasa.


• Asimtomatik
• 34% pada usia 20-30 tahun
• 93% pada usia 60-80 tahun
• Spondiolostesis degenerative muncul pada usia >50 tahun
• Stenosis spinal lumbal
• Proses degenerative paling banyak ditemukan pada usia 50-60 tahun
• 15% Osteoporosis
ETIOLOGI

Faktor Usia Trauma

Infeksi dan
Beban
Kelainan
Berlebih
pertumbuhan
PATOGENESIS
Degenerative Spine Disease
(DSD)
Dehidrasi nukleus Fisura anulus Mikrofraktur
pulposus discus fibrosus kartilago
intervertebra endplate

Degenerasi Herniasi discus Reaksi aseptik


discus intrvertebralis subkondral
intervertebralis
kandungan air
Vacuum
Degenerasi facet (aseptic
phenomenon
joint spondydiscitis)
Degenerasi
Degenerative kartilago end
spondylolisthesi plate
s (Perlemakan
Stenosis
canalis spinalis dan sclerosis)

Bentuk tidak
stimulasi aktivitas teratur (erosive
osteoblas dan osteochondrosis)
kadar kehilangan
esterogen kemampuan OSTEOPOROSIS
menginhibisi osteoklas
•back pain (nyeri punggung)
•Herniasi diskus yang asimetris, spinal stenosis lateral atau kompresi
osteofit pada serat saraf menyebabkan terjadinya nyeri radikular
sepanjang serat saraf yang terkena.

Anamnesis •neurologis, misalnya kelemahan pada anggota gerak atas atau


bawah
•Spinal stenosis sentralis pada daerah lumbal dapat
menyebabkan terjadinya klaudikasio neurologis, dan pada
daerah servikal atau torakal menyebabkan myclopathy akibat
kompresi pada tulang belakang yang terjadi secara kronis

•Inpeksi
•- Hambatan saat berjalan dan perubahan gaya berjalan
Pemeriksaan •- Krepitasi
•- Perubahan warna kulit pada vetebra
Fisik •Palpasi
•- Terdapat tonjolan abnormal pada vetebra
•- Tanda-tanda peradangan (nyeri tekan, hangat)
Pemeriksaan • Tidak menunjukan hasil yang bermakna
untuk mendiagnosis DSD
Laboratorium
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

• Radiologi konvensional tulang belakang

 mendeteksi kelainan seperti penyempitan celah sendi, osteofit,


degenerasi sklerotik, skoliosis, spondilolistesis, dll.

• MRI

 merupakan pemeriksaan yang menjadi pilihan dan seharusnya dilakukan


pada semua pasien dengan keluhan nyeri dalam waktu lama, gejala
radikular atau defisit neurologis.
Degenerasi Diskus
Intervertebralis

Gambaran MRI pada T2 potongan sagital


terlihat penurunan intensitas sinyal pada
diskus intervertebralis L4/L5 dan L5/S1,
sesuai dengan gambaran proses
degeneratif. Pada L4/L5 dapat dilihat juga
adanya herniasi dari diskus yang
menagalami psoses degeneratif2
Gambaran MRI pada T2 potongan axial terlihat herniasi diskus pada 2 pasien yang berebda. Gambar kiri:
herniasi baru (aktif) dengan gambaran lebih terang; Gambar kiri: herniasi lama (inaktif) dengan gambaran
lebih gelap2
SPONDILOLISTESIS DEGENERATIF 1
GAMBARAN X-RAY
SPONDILOLISTESIS
PADA L4-52
STENOSIS KANAL SPINALIS

Gambaran deformitas pada daerah lumbal yang terlihat menggunakan X-ray


(pembentukan spur, reduksi celah intervertebralis, dll)
MRI pada T2 potongan sagital dan axial memperlihatkan adanya central canal stenosis3

MRI merupakan pemeriksaan yang menjadi pilihan untuk mengonfirmasi diagnosis


stenosis kanalis spinalis. Penemuan pada MRI berupa penebalan dari ligamentum
plavum, hipertofi facet joint dan kista sinovial, gambaran “trefoil” pada ruangan
intratekal, osteofit pada kartilago endplate dan obliterasi lemak perineural.13,14
KISTA SINOVIAL, FACET GANGLIOM

Gambar CT Scan pada kista sinovial menunjukkan gambaran massa


hiperdens yang timbul dari sendi intervertebralis4
OSTEOPOROSIS

• Radiografi konvensional pada tahapan yang lanjut


 picture-frame, wedged pada vertebra,

 mungkin penekanan pada trabekula vertebra pada potongan lateral.

• CT Scan potongan aksial


 nipisan struktur trabekula vertikal dan mungkin penebalan dari kortek.

 Dapat juga ditemukan adanya fisura pada kartilago endplate dengan adanya
protrusi nukleus pulposus pada korpus vertebra

 dapat berguna untuk melihat secara kuantitatif maupun semikuantitatif


kandungan mineral dari tulang.4
Foto lateral pada pria 71 tahun degan graktur vertebra osteoporotik grade 2 pada T11
dengan pengurangan tinggi badan yang diukur daengan membagi tinggi batas posterior
korpus vertebra dengan tinggi anterior (garis putih). Fraktur ini dapat terlewatkan tetapi
secara klinis sangat signifikan sebagai indikasi untuk terapi medis osteoporosis
Lateral radiograph of the dorsal spine shows a wedge fracture (arrow) associated
with severe osteopenia and causing a kyphotic deformity. 5
TATALAKSANA DEGENERATIVE SPINE DISEASE

Degenerative Disc Spondilolistesis Kista sinovial


Disease (DDD) degeneratif •cara konservatif :
•Operasi fusi tulang •Terapi utama • 1.Aspirasi.
belakang spondilolistesis adalah •2. Steroid.
•arthoplasti diskus dekompresi •3. Skleroterapi..
•posterior dynamic •Fusi tulang belakang •4. Hialuronidase.
stabilization •penggunaan bone •5. Imobilisasi.
•menggunakan growth morphogenetic •6. Threat Technique.
factor, cell-based protein (BMP) dan
stabilisasi dinamik •Surgical / bedah
therapy, dan terapi
gen
Stenosis spinal Osteoporosis Spinal
• Analgetik, non-steroidal antiinflammatory • Bifosfonat
drugs (NSAID), mengurangi berat badan, serta • selective estrogen receptor modulators,
fisioterapi adalah terapi konservatif terapi hormon, hormon paratiroid, kalsitonin,
• Tindakan bedah yang dapat dilakukan dan denosumab
adalah:
• Decompressive laminotomy dan partial
facetectomy
• Decompressive laminectomy dan partial
facetectomy
• Micro-decompression
• Decompression dan non-instrumented fusion
• Decompression dan instrumented fusion
• Decompression and flexible stabilisation
• Inter-spinous spacer devices.
• Decompressive Laminotomy dan
Laminectomy.
DIAGNOSIS BANDING

Hernia nucleus pulposus (HNP)

-HNP umumnya dihubungkan dengan trauma mendadak atau


menahun

- Gejala utama nyeri pinggang bawah, nyeri radikular, spasme,


parestesia
A. Herniasi diskus extraforaminal kronik L3-L4 kiri pada seorang pria 54 tahun yang
dicurigai pada pemeriksaan foto konvensional posisi AP, terlihat gambaran “calcified shell”
pada ruang diskus intervertebralis sisi kiri (tanda panah putih). B. CT Scan axial
mengkonfirmasi terdapatnya herniasi extraforaminal L3-L4 kronis tersebut.
Stenosis kanal

- Stenosis kanal atau stenosis spinal sering disebut sebagai


klaudikasio neurogenik

- Gejala berupa rasa panas pada bokong dan kedua tungkai,


kelemahan tungkai, gangguan sensibilitas, paresis, gangguan
refleks bilateral
Spinal stenosis. (A) sagital T2-stenosis kanal sentral berat akibat penonjolan disk ringan dan LFH
dominan pada L4-L5. Catatan ringan L4-5 anterolisthesis. (B, C) stenosis kanal central Acquired.
Sagital CT myelogram (B)-kompresi thecal sac berat yang dihasilkan dari retrolisthesis dan
perubahan hipertrofik (panah). Perhatikan laminectomies dekompresi tulang belakang lumbal
(panah). Sesuai myelogram gambar posterio-anterior konvensional (C) menunjukkan thecal sac
defect (panah).
Gambar. 1 sagital MRI menunjukkan stenosis spinal central moderat di L3-4 (panah putih) dan
penyempitan pada L4-5 (panah kuning)
Gambar. 2 slice MRI Aksial pada tingkat L3-4 menegaskan stenosis spinal central yang cukup parah
Gambar. 3 slice MRI Aksial di L1-2 menunjukkan kanal sentral normal. Perhatikan jumlah besar
cairan tulang belakang (putih) sekitar saraf tulang belakang (titik hitam)
Spondilolistesis

- Spondilolistesis merupakan pergeseran korpus yang biasanya


diakibatkan fraktur isthmus bilateral

- Gejala berupa nyeri radikular, gangguan motorik, sensibilitas,


dan vegetatif
Spondylolistesis
Gambar 22. X-Ray spondilolistesis Gambar 23. CT-Scan Spondilolistesis Gambar 24. MRI Lumbal
Grade 1 < 25% pada foto Sagittal L4- Grade I <25% pada L5-S1 menunjukkan spondilolistesis
L530 Grade 1 < 25% pada L4-L512
Gambar 25. Gambaran X-ray Gambar 26. CT-Myelogram Gambar 27. MRI spondilolistesis Grade II
Spondilolistesis Grade II 25- spondilolistesis Grade II 25-50% 25-50% pada L5-S130
50% pada L4-L52 pada vertebra L5-S130
Gambar 28. X-Ray spondilolistesis Gambar 29. CT-Scan spondilolistesis Gambar 30. MRI spondilolistesis Grade
Grade III 50-75% pada L5-S130 Grade III 50-75% pada L%-S130 III 50-75% pada L5-S130
Gambar 31. X-Ray spondilolistesis Gambar 32. Ct-Scan Gambar 33. MRI spondilolistesis Grade IV
Grade IV >75% pada L5-S130 spondilolistesis Grade IV >75% >75% pada L5-S130
pada L5-S130
PROGNOSIS

• Ad vitam Dubia ad bonam


• Ad sanationam Dubia ad boman
• Ad Functionam Dubia ad bonam
KESIMPULAN

1. Perubahan degeneratif pada tulang belakang dapat mengenai banyak struktur yang

terdapat pada tulang belakang.

2. Banyak faktor yang dapat meningkatkan perubahan degeneratif yang terjadi pada

tulang belakang, diantaranya kelainan pertumbuhan atau penyakit infeksi pada tulang

belakang. Namun demikian, faktor terpenting yaitu adanya trauma apakah bersifat

akut atau kronik, termasuk beban berlebihan pada tulang belakang dalam waktu yang

lama.

3. Gejala klinis yang paling sering dirasakan pasien adalah back pain(nyeri punggung)

dengan beragam derajat keparahan, menetap atau intermiten, yang lokasinya

tergantung segmen mana dari medula spinalis yang terkena.


KESIMPULAN

4. Modalitas utama yang paling sering digunakan adalah foto polos tulang belakang

dan MRI. Modalitas yang lain dapat menjadi pilihan sebagai tambahan pemeriksaan

seperti CT-scan.

5. Tatalaksana pada DSD tergantung dari penyakit yang diderita. Tatalaksana ini dapat

berupa konservatif ataupun bedah.


DAFTAR PUSTAKA
1. Sharma, R.K, Rajput, R. Degenerative Spine Disease and
Homoeopathy. 2012. Homoeo Cure Research Center.
2. Sasiadek, M.J, Bladowska, J. Imaging of Degenerative Spine
Disease-the State of the Art. 2012. Adv Clin Exp Med. 21 (2) Page
133-142.
3. Hicks GE, Morone N, Weiner DK. Degenerative Lumbar Disc and Facet
Disease in Older Adults: Prevalence and Clinical Correlates. Spine (Phila Pa
1976). 2009 May 20; 34(12): 1301–1306.
4. Hosten N, Liebig T. CT of the Head and Spine. USA: Georg Thieme
Verlag. 2002\
5. Guglielmi G, Muscarella S, Bazzocchi A. Integrated Imaging
Approach to Osteoporosis: State-of-the-Art Review and Update.
Radiographics 2011; 31:1343-1364

Anda mungkin juga menyukai