Anda di halaman 1dari 17

Thalassemia Mayor Dapat Menurunkan Frekuensi

Kejang Demam pada Anak

Pembimbing : dr. Raden Setiyadi, Sp.A


oleh : Mutia Alfinta Jayanti
PENDAHULUAN
 Kejang demam adalah tipe kejang yang paling sering terjadi selama masa kanak-kanak dan
memiliki prevalensi 2-4% di lingkungan yang berbeda
 Kejang demam biasanya terjadi pada anak usia 9 bulan sampai 10 tahun, mencapai puncaknya
pada usia 14-18 bulan Insiden CAP lebih rendah di negara-negara maju seperti di negara
Amerika Serikat sekitar :
 Penyebab dan patofisiologi kejang demam belum sepenuhnya dipahami
 Beberapa penelitian telah menilai efek kekurangan unsur mikro, salah satunya adalah zat besi
 Dua penelitian terbaru di Iran dan Thailand menyebutkan frekuensi kejang demam yang lebih
rendah pada pasien dengan talasemia mayor [7, 8].
3
BAHAN DAN METODE
Studi cross sectional ini dilakukan di Jundishapur University of Medical
Sciences, Ahvaz, Iran barat

 Kasus : 363 pasien dengan


talasemia mayor di atas usia  Kontrol : kontrol, 363 anak
5 tahun yang merujuk ke yang sehat dengan rentang
klinik thalassemia usia 4-7 tahun yang merujuk
 Pasien dikonfirmasi ke pusat layanan kesehatan
berdasarkan sejarah mereka, di Ahvaz untuk pemantauan
catatan medis, tes darah, dan pertumbuhan
elektroforesis hemoglo-bin

5
 riwayat kejang demam,
 usia onset awal kejang,
 jumlah kejang demam rekuren,  Kriteria Inklusi : pasien Beta-
 riwayat kejang demam pada thalassemia mayor yang pernah
kerabat tingkat pertama, mengalami kejang demam

 riwayat keluarga epilepsi, kondisi  Kriteria eksklusi : mengalami


perkembangan, riwayat terkait retardasi psikomotor, meningitis,
rawat inap di rumah sakit, jenis ensefalitis, dan kolitis selama
kejang demam, kejang

 riwayat asupan anti-konvulsan,


dan riwayat hipoparatiroidisme.
6
HASIL
 Kelompok kasus : 363 anak talasemia mayor (169 anak laki-laki, 194 perempuan) yang
menerima darah  4 dieksklusi (PMR)
 Kelompok kontrol : 363 anak tanpa thalassemia berusia 4-7 tahun (154 anak laki-laki, 209
perempuan) yang dirujuk ke pusat perawatan kesehatan untuk pemantauan kesehatan rutin
 6 dieksklusi (meningitis, shigellosis, dan shivering)

8
 Kelompok kasus : 4/359 (1,1%)  Secara keseluruhan, 18 anak memiliki
memiliki riwayat kejang demam riwayat kejang demam pada kedua
 3 (1,8%) adalah perempuan kelompok termasuk 12 (66,7%) anak
dan 1 (0,5%) adalah laki-laki (P = laki-laki dan 6 (33,3%) anak
perempuan. Usia rata-rata (SD) dari
0,25)
onset awal kejang demam pada kedua
 Kelompok kontrol : 14/357 (3,9%) kelompok adalah 20,26 (9,1) bulan
(P = 0,017, x2 tes)  9 (5,8%) (kisaran: 6-36 bulan). Usia rata-rata
(SD) dari onset awal kejang demam
anak laki-laki dan 5 (2,4 %) anak
dalam kasus dan kelompok kontrol
perempuan (P = 0,09).
adalah 22,5 (12,4) dan 19,7 (8,4) bulan,
masing-masing (P = 0,59, uji t).

9
DISKUSI
 Terjadinya kejang secara signifikan lebih rendah pada pasien dengan talasemia mayor (1,1%
vs 3,9% dalam kasus dan kelompok kontrol,)
 Temuan ini menunjukkan bahwa anak-anak dengan talasemia mayor mungkin mempunyai
kadar serum besi tinggi dan peningkatan kadar serum besi mungkin memiliki peran protektif
melawan kejang demam.

11
Penelitian serupa

 Dalam penelitian serupa menemukan bahwa kejadian kejang demam adalah 2,5 kali lebih
banyak pada kelompok kontrol. Dalam penelitian yang disebutkan, frekuensi kejang demam
adalah 0,9% dan 2,3% dalam kasus dan kelompok kontrol, masing-masing[8].
 Dalam laporan lain, insiden kejang demam adalah 4,4 kali lebih tinggi pada populasi normal
dibandingkan dengan pasien dengan thalassemia[7].
 Dalam satu penelitian, kadar serum feritin secara signifikan lebih rendah pada 75 anak
dengan kejang demam pertama dibandingkan dengan yang menderita penyakit demam tanpa
kejang[4].
12
Kontroversi
• Amirsalari dan rekan kerja tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam kadar serum
ferritin, hemoglobin, dan MCH antara 9 bulan sampai 5 tahun dengan pasien kejang pertama dan
kelompok kontrol[10].
• Penelitian lain yang membandingkan kadar feritin plasma pada 90 anak dengan kejang demam
dan 90 anak demam tanpa kejang , tidak ada hubungan yang signifikan antara kadar feritin
plasma dan TIBC antara kasus dan kontrol. kelompok[11].
• Momen dan rekan menemukan hubungan positif antara defisiensi besi dan kejang demam
pertama pada anak-anak dalam studi kasus-kontrol[6].
• Penelitian yang membandingkan 100 pasien demam dengan 100 pasien demam tanpa kejang
,tidak ada hubungan antara anemia dan kejadian kejang demam[9].
The Power of PowerPoint | thepopp.com 13
Keterbatasan

 Ukuran sampel kurang dari jumlah yang diinginkan


 Desainnya retrospektif

14
Kesimpulan

 Anak-anak dengan talasemia mayor memiliki frekuensi kejang demam yang lebih sedikit
dibandingkan anak normal.
 Anak-anak dengan talasemia mayor mungkin mengalami peningkatan kadar serum besi dan
peningkatan kadar serum besi tersebut mungkin memiliki peran pencegahan terhadap
terjadinya kejang demam

15
Referensi

Haslom RHA. Febrile seizure. In: Behrman RE, Kleigman RM, Jeson HB, editors. Nelson text book of pediatric. 19th ed.,
Philadelphia: W.B. Saunders Company; 2011. p. 2017– 2018.

Huang CC, Wang ST, Chang YC, Huang MC, Tsai JJ. Risk factors for a first febrile convulsion in children: a population
study in Southern Taiwan. Epilepsia 1999;40:719–725.

Aicardi J. Febrile convulsion in epilepsy children. In: Engle J, Timothy A, Pedley, Aicardi J, Dichter MA, editors. 2nd ed.,
Epilepsy a comprehensive text book, vol. 3, 2nd ed. Lippincot William & Wilkins; 2008. p. 659–664.

Daoud AS, Batieha A, Abu-Ekteish F, Gharaibeh N, Ajlouni S, Hijazi S. Iron status a possible risk factor for the first febrile
seizure. Epilepsia 2002;43:740–743.

Vaswani M, Dharaskar PG, Kulkarni S, Ghosh K. Iron deficiency as a risk factor for most febrile seizure. Indiana Pediatr J
2010;47:437–439.

16
Referensi

Momen AA, Nikfar R, Karimi B. Evaluation of Iron status in 9-month to 5 years old children with febrile seizure: a case–
control study in the South west of Iran. Iran J Child Neurol 2010;4:45–50.

Parade A, Narong A, Aranee J, Bandit T, Sakulrat S, Tivauan P, et al. Incidence of febrile seizure in Thalassemic patients.
J Med Assoc Thai 2004;87:970–973.

Inaloo S, Haghbin S, Karimi S. Febrile seizure in Thalassemic patients. Iran J Child Neurol 2010;4:23–26.

Momen AA, HakimZadeh M. Iron deficiency anemia and febrile convulsion; a case control study. Jundishapur Sci Med J
2003;50–54.

Amirsalari S, Keihanidost Z, Ahmadi M, Sabouri A, Kavemanesh Z, AfsharPeyman S, et al. Relationship between iron
deficiency anemia and febrile seizures. Iran J Child Neurol 2010;4:27–30.

Salehi Omran M, Tamadoni A, Nasehi M, Babazadeh H, Alizadeh R. Iron status in febrile seizure: a case–control study.
Iran J Child Neurol Des 2009;39–42.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 17

Anda mungkin juga menyukai