PENDAHULUAN
sedang dalam usia reproduktif. Hal ini merupakan hasil dari kesalahan dalam
berimplantasi dan matang diluar kavitas endometrium, yang secara langsung akan
berakhir pada kematian fetus. Tanpa diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat,
Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan
Dengan terjadinya keadaan sakit yang tiba-tiba akibat kehamilan ektopik, masa
depan kemampuan wanita untuk hamil kembali dapat terpengaruh menjadi buruk.
panggul dan penggunaan KB seperti IUD. Meski merupakan entitas yang relatif
kehamilan ektopik yang tidak terganggu diobati dengan medis. Namun, beberapa
wanita menjalani terapi bedah karena kemauan sendiri atau karena kebutuhan, jika
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Kehamilan ektopik adalah semua kehamilan dimana sel telur yang dibuahi
Tuba Fallopii
Ovarium
Intraligamenter
Abdominal
terjadi di Tuba ( 97% ), yang mana 55% muncul di pars ampullaris, 25% di
2
Gambar 1 : Lokasi terjadinya kehamilan ektopik
namun pendapat ini tidaklah tepat karena kehamilan di kornu, servik uterus
2. 2 EPIDEMIOLOGI
kematian ibu pada trimester pertama.6 Angka terbaru untuk tingkat Kehamilan
di era modern ini. Suatu keadaan darurat operasi yang mengancam jiwa pada
seorang wanita dengan tes kehamilan positif dan syok hemodinamik telah diubah
menjadi kondisi medis yang tidak mendesak dalam banyak kasus. Di Amerika
Serikat dari tahun 1970 sampai 1992, tingkat kematian menurun 90% meskipun
akibat kehamilan ektopik di Inggris hampir separuh dari perkiraan 31,2 per
3
100.000 diperkirakan kehamilan ektopik untuk 2003-05-16,9 untuk tahun 2006-
08.8
masih mehrupakan penyebab terbesar pada kematian ibu hamil trimester pertama.
ektopik terjadi yang tercatat setiap tahunnya di Inggris Raya. Di Amerika Serikat,
jumlah kejadian setiap tahunnya menurun dari 58.178 pada tahun 1992 menjadi
35.382 pada tahun 1999. Di Norwegia, diperkirakan angka kejadian ini menurun
diketahui bahwa pada tahun 2007 terdapat 20 kasus setiap 1.000 kehamilan
Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2007 terdapat 153 kehamilan
2.3 ETIOLOGI
tuba. Dari sini ovum yang telah dibuahi digerakkan ke kavum uteri dan di tempat
yang akhir ini mengadakan omplantasi di endometrium. Keadaan pada tuba yang
menghambat atau mengalami gerakan ini, dapat menjadi sebab bahwa implantasi
pada ovum yang dibuahi memberi predisposisi untuk implantasi di luar kavum
4
Penyebab kehamilan ektopik ada yang diketahui ada yang tidak atau
5
Infertility
Endometriosis
Kegagalan kontrasepsi
Progestogen-only contraception
Merokok.
Normalnya, sel telur dibuahi di tuba fallopii dan berjalan kedalam tuba
ektopik.17
2.4 KLASIFIKASI
1. Tuba Fallopi
a. Pars Interstitial
b. Isthmus
Dinding tuba di sini lebih tipis, biasanya pecah pada kehamilan 2-3
bulan
c. Ampulla
d. Infundibulum
e. Fimbriae
6
2. Kehamilan Non-tubal
a. Interstitial
b. Servix
c. Kehamilan Kornu
e. Kehamilan ovarium
2.5 PATOFISIOLOGI
yang paling umum terjadi adalah pada pars ampullaris, sekitar 80 %. Kemudian
berturut-turut adalah isthmus (12%), fimbriae (5%), dan bagian kornu dan daerah
intersisial tuba (2%), dan seperti yang disebut pada bagian diatas, kehamilan
ektopik non tuba sangat jarang.3. Kehamilan pada daerah intersisial sering
7
berhubungan dengan kesakitan yang berat, karena baru mengeluarkan gejala yang
muncul lebih lama dari tipe yang lain, dan sulit di diagnosis, dan biasanya
Proses implantasi ovum yang dibuahi, yang terjadi di tuba pada dasarnya
sama dengan halnya di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atau
interkolumner. Pada yang pertama telur berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot
vaskularisasi dan biasanya telur mati secara dini dan diresorbsi. Pada nidasi secara
tertutup, maka telur dipisahkan dari lumen tuba oleh lapisan jaringan yang
mudah villi korialis menembus endosalping dan masuk dalam lapisan otot-otot
dinding tuba, dan banyaknya perdarahan yang terjadi oleh invasi trofoblas.
gravidatis dan trofoblas, uterus menjadi besar dan lembek, dan endometrium dapat
8
2.6 GAMBARAN KLINIK
Namun, bila umur gestasi sudah meningkat dan perdarahan intraperitoneal muncul
karena keluarnya dari dari fimbriae atau ruptur, maka dapat timbul gejala. Bila
memang terjadi kehamilan ektopik namun belum muncul gejala, maka kita sebut
sangat penting dalam memikirkan diagnosis pada pasien yang datang dengan
Pasien yang lain mungkin muncul gejala-gejala yang umumnya terjadi pada masa
kehamilan awal termasuk mual, lelah, nyeri abdomen ringan, nyeri bahu, dan
riwayat disparenu baru-baru ini. Sedangkan gejala dan tanda kehamilan ektopik
terganggu, seperti tersebut diatas, dapat berbeda-beda, dari yang khas sampai
kali lipat pada wanita yang mengalami infertilitas, 3 kali lipat untuk kelainan
patologi tuba dan 4 kali lipat untuk salpingitigai. Sepertiga dari kehamilan pada
wanita yang telah disterilkan. Risiko kekambuhan sekitar 10% untuk wanita
dengan satu riwayat kehamilan ektopik sebelumnya dan setidaknya 25% untuk
9
wanita yang memiliki dua atau lebih riwayat kehamilan ektopik sebelumnya.
(NICE, 2012).23
Pada pemeriksaan fisik harus difokuskan pada tanda vital dan pemeriksaan
abdomen dan pelvik. Hipotensi dan takikardi yang dapat terjadi akibat perdarahan
banyak akibat ruptur tuba tidak dapat memperkirakan adanya kehamilan ektopik
walau tanda itu menunjukkan perlunya resusitasi segera, bahkan faktanya kedua
hal tersebut lebih khas pada komplikasi kehamilan intrauterin. Lebih jauh lagi,
tanda vital yang normal tidak dapat menyingkirkan adanya kehamilan ektopik.
Pada pemeriksaan dalam, dapat teraba kavum douglas yang menonjol dan terdapat
nyeri gerakan serviks. Adanya tanda-tanda peritoneal, nyeri gerakan serviks, dan
nyeri lateral atau bilateral abdomen atau nyeri pelvik meningkatkan kecurigaan
akan kehamilan ektopik dan merupakan temuan yang bermakna. Disisi yang lain,
secara tepat..4
2.7 DIAGNOSIS
belum terganggu sangat besar, sehingga pasien harus mengalami rupture atau
pemeriksaan fisik yang cermat dan dibantu dengan alat bantu diagnostik.
Sekarang ini, peran alat bantu diagnostik sangatlah penting, dan sudah merupakan
10
sesuatu yang harus dilakukan,apabila memang tersedia, untuk menentukan
diagnosis.4
Terdapat nyeri perut bagian bawah, nyeri bahu, dan kadang-kadang tenesmus.
Perdarahan pervaginam dapat terjadi, dan biasanya terjadi setelah muncul keluhan
nyeri perut bagian bawah, berapa jumlah perdarahannya, warna dari darahnya,
apakah mengalir seperti air atau hanya seperti tetesan saja, dan apakah keluar
Pada perdarahan dalam rongga perut aktif dapat ditemukan tanda-tanda syok dan
pasien merasakan nyeri perut yang mendadak. Pada jenis yang tidak mendadak,
mungkin hanya terlihat perut bagian bawah yang sedikit menggembung dan nyeri
tekan.24,4.
muda. Perabaan serviks dan gerakkannya menyebabkan nyeri. Bila uterus dapat
diraba, maka akan teraba sedikit membesar dan kadang-kadang teraba tumor
disamping uterus dengan batas yang sukar ditentukan. Kavum Douglas juga
teraba menonjol dan nyeri raba yang menunjukkan adanya hematokel retrouterina.
Kadang terdapat suhu yang naik, sehingga menyulitkan perbedaan dengan infeksi
pelvik.4
11
Para dokter di ruang gawat darurat biasanya menggunakan beta-human
diproduksi oleh trofoblas dan dapat dideteksi dalam serum pada kira-kira 1
minggu sebelum haid berikutnya. Jika serum β-hCG negative, kemungkinan besar
tidak terjadi kehamilan. Hanya ada sedikit sekali kasus yang dilaporkan pasien
dengan tes serum β-hCG negative dengan kehamilan ektopik. Dinamika normal
kenaikan kadar β-hCG dua kali lipat kira-kira setiap 1,4 sampai 2,1 hari sampai
mencapai puncaknya 100.000 IU/ml. kenaikan ini akan melambat bila sudah
mencapai nilai puncaknya, dan pada saat itu sudah harus dilakukan diagnosis
dengan USG. Pemeriksaan tunggal tes β-hCG kuantitatif ini berguna untuk
adalah pemeriksaan darah rutin untuk mengetahui kadar hemoglobin yang dapat
rendah bila terjadi perdarahan yang sudah lama. Juga dinilai kadar leukosit untuk
membedakan apakah terjadi infeksi yang bisa disebabkan oleh kehamilan ektopik
ini atau dugaan adanya infeksi pelvik. Pada infeksi pelvik biasanya lebih tinggi
12
ALAT-ALAT BANTU DIAGNOSTIK
Kuldosentesis
Laparaskopi
Dalam kasus dimana kehamilan ektopik dicurigai dan USG tidak dapat
Progesteron
13
dapat dipakai untuk membedakan kehamilan ektopik dengan kehamilan
terbatas.27
Ultrasonography
Adanya kantung gestasi intrauterine yang mengandung yolk sac (dari 5,5
Aktivitas jantung janin mungkin terlihat dari 6,5 minggu. Bila tidak ada
cincin hiperekoik (tanda bagel) dan 13% memiliki kantung gestasi yang
jelas dengan fetal pole. Kegagalan untuk mendeteksi kehamilan intra atau
14
Gambar 5 : Contoh gambaran USG kehamilan ektopik
Dilatasi kuretase
Saat serum kadar hCG lebih dari 1500 mIU/ml, usia gestasi lebih dari 38
hari, atau serum kadar progesterone kurang dari 5 ng/ml dan tidak ada
yang dikerok, dengan potong beku bila mau, dapat dikerjakan untuk
tidak ada jaringan villi koriales yang terlihat pada jaringan yang diangkat,
15
2.8 PENATALAKSANAAN
Ada banyak opsi yang dapat dipilih dalam menangani kehamilan ektopik,
yaitu terapi bedah dan terapi obat. Ada juga pilihan tanpa terapi, namun hanya
bisa dilakukan pada pasien yang tidak menunjukkan gejala dan tidak ada bukti
adanya rupture atau ketidakstabilan hemodinamik. Namun pada pilihan ini pasien
harus bersedian diawasi secara lebih ketat dan sering dan harus menunjukkan
perkembangan yang baik. Pasien juga harus menerima segala resiko apabila
TERAPI BEDAH
tindakan bedah. Tindakan bedah ini dapat radikal (salpingektomi) atau konservatif
kehamilan ektopik, namun laparatomi merupakan teknik yang lebih dipilih bila
pasien secara hemodinamik tidak stabil, operator yang tidak terlatih dengan
Pada pasien dengan tuba fallopi kontralateral yang masih baik, biasanya
dan terletak di sepertiga distal tiba uterina. Salpingostomi adalah tindakan beda
dimana tuba fallopi dibuka dan isi kehamilan ektopik diangkat tidak dengan
tubanya sehingga fertilitas pasien tetap terjaga. Pada banyak kasus, pasien-pasien
16
membutuhkan salpingektomi karena kerusakan tuba yang banyak, hanya beberapa
2 trial yang telah dilakukan secara random telah menemukan bahwa tidak
Tuba kanan yang membesar karena terdapat kehamilan ektopik ada disebelah kanan di E.
Tuba kiri yang tersumbat terlihat pada L- wanita ini pernah dilakukan ligasi tuba
17
Secara umum, perawatan pada laparaskopi lebih cepat dan lebih sedikit
penyakit tuba yang masih ada dan diketahui mempunyai faktor resiko untuk
TERAPI FARMAKOLOGI
METHOTREXATE
lebih dari 4 cm. Keberhasilannya baik bila usia gestasi kurang dari 6 minggu,
massa tuba kurang dari 3,5 cm diameter, janin sudah mati, dan β-hCG kurang dari
signifikan. Selain itu juga penyakit infeksi akut atau kronik seperti TB, penyakit
hati atau ginjal, penyakit paru aktif, dan ulkus peptikum maupun ulkus pada
kavitas oris.34,35
antagonis asam folat dan poten apoptosis induser pada jaringan trofoblas. Pasien
18
yang akan diberikan methotrexate harus dalam keadaan hemodinamika yang stabil
dengan hasil laboratorium darah yang normal dan tidak ada gangguan fungsi
ginjal dan hati karena metotrexat bersifat hepatotoksik dan dikeluarkan memalui
ginjal. Bagi wanita dengan suspek penyakit hepar atau ginjal, maka sebelumnya
harus dilakukan skrining pada hasil tes fungsi liver dan serum kreatininnya.35
menggunakan area permukaan tubuh (Body surface area) atau 1 mg/KgBB bila
ketindaknyamanan abdomen 1-3 hari dan perut kembung setelah medikasi, efek
samping lainnya jarang terjadi dan bisa pulih kembali seperti normal lebih cepat
toksisitas pada sumsum tulang, atau alopesia jarang terjadi. Pasien harus
dilakukan monitoring kadar β-hCG setiap 4-7 hari sampai kadarnya < 5 IU/l.36
Apabila penurunan kadar hCG kurang dari 15%, maka dosis MTX dapat
diulang kemudian ukur kadar hCG kebali tiap minggu hingga mencapai kadar
Tindakan bedah diindikasikan apabila ada kegagalan pada penurunan kadar hCG/
Kegagalan terapi bila tidak ada penurunan β-hCG, kemungkinan ada massa
19
Kriteria inklusi untuk terapi medis kehamilan ektopik dengan metrotexat
adalah:
Karakteristik pasien
Penemuan klinis
Hemodinamik stabil
USG
Riwayat medis
Tidak ada kondisi medis serius seperti penyakit ginjal, hepar, anemia
20
folat, hipoglikemi, vaksin hidup, obat-obat hepatotoksik atau
nefrotoksik16
2.9. KOMPLIKASI
yaitu:
Pada pengobatan konservatif, yaitu bila ruptur telah lama berlangsung (4-
Infeksi
Trofoblas persisten.16
2.10 PROGNOSIS
dengan diagnosis dini dan persediaan darah yang cukup. Namun bila pertolongan
kehamilan ektopik biasanya akan mati dan tidak dapat dipertahankan karena tidak
Sebagian wanita dapat menjadi steril setelah mengalami kehamilan ektopik atau
dapat mengalami kehamilan ektopik lagi pada tuba yang lain. Angka kehamilan
21
bertanggung jawab atas 6% kematian pada ibu yang pada umumnya terjadi setelah
22
BAB III
3.1 KESIMPULAN
1. Kehamilan Ektopik ialah kehamilan dimana sel telur setelah dibuahi (fertilisasi)
berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri.
2. Kehamilan Ektopik Terganggu ialah kehamilan ektopik yang mengalami abortus
atau ruptur apabila masa kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang
implantasi misalnya tuba.
3. Berdasarkan laporan dari Biro Pusat Statistik Kesehatan diketahui bahwa pada
tahun 2007 terdapat 20 kasus setiap 1.000 kehamilan menderita kehamilan
ektopik atau 0,02%.
4. Gambaran klinik klasik untuk kehamilan ektopik adalah trias nyeri abdomen,
amenore, dan perdarahan pervaginam.
23
DAFTAR PUSTAKA
Vol 6(5);867-9
24
11. Depkes RI, 2007. Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu. Jakarta
December 2004.
46(6):521-7.
14. Shaw JL, Wills GS, Lee KF, et al. Chlamydia trachomatis infection
Am J Pathol. 2011;178:253–260
15. Shaw JL, Dey SK, Critchley HO, et al. Current knowledge of the
2010;16:432–444
16. Sivalingam VN, Duncan WC, Krik E, Shephard LA, and Horne AW.
25
18. Fylstra DL (2012). Ectopic pregnancy not within the (distal)
263
22. Crochet JR, Bastian LA, Chireau MV. Does this woman have an
24. Cunningham FG, Kenneth JL, Bloom SL, et al. Obstetri Williams
26
25. Barnhart KT (2009). Ectopic pregnancy. New England Journal
Medicine,361, 379-387.
2008
28. Barnhart KB, van Mello NM, Bourne T, Kirk E, Van Calster B,
29. Hajenius PJ, Mol F, Mol BW, et al. Intervention for tubal ectopic
33. Mol F, van Mello NM, Strandell A, Strandell K, Jurkovic D and Ross
27
(2014). Salpingotomy versus salpingectomy in women with tubal
S206-212.
858-863.
28