Anda di halaman 1dari 28

Acute appendicitis: proposal

of a new comprehensive
grading system based on
clinical, imaging and
laparoscopic findings .
Pembimbing:
dr. Eko Setiawan, Sp.B
AUDINA MIA RAMAYANI
3010147145
Identita
s Jurnal
2
Pener
bit

Jud
ul

Penul
is 3
“ Latar
Belakang ”

4
Latar Belakang Oleh karena itu, diperlukan
sistem penilaian
Kemajuan teknologi Apendisitis
komprehensif baru untuk
dalam imaging complicated
seperti CT scan dan (phlegmon, abses apendisitis akut. Tujuannya
laparoskopi telah dan peritonitis difus) untuk meninjau &
mengubah telah bisa dibedakan memperbarui sistem
diagnostik dan dari kasus
penatalaksaan uncomplicated penilaian laparoskopi
apendiks akut saat apendisitis. apendisitis akut dan
ini. menyediakan sistem
klasifikasi baru untuk
memungkinkan stratifikasi
pasien yang lebih seragam
5
Latar Belakang
Radang usus Meskipun Riwayat klinis dan
buntu adalah kemajuan dalam pemeriksaan fisik
penyebab paling diagnosis dan merupakan alat
pengobatan, yang paling penting
umum dari perut
namun masih untuk diagnosis dini
bedah akut, ditemukan dengan penyakit ini.
dengan morbiditas yang
perkiraan signifikan (10%)
prevalensi dan mortalitas (1-
seumur hidup 7- 5%)
8%.

6
Imaging
Selain skor klinis yang merupakan alat yang sangat baik dan berguna
untuk diagnosis pre-operative appendicitis akut, ternyata diperlukan pula
keakuratannya menggunakan system imaging /pencitraan klinis

7
3 pencitraan untuk Ap
pendisitis
akut
× USG
× usg transabdominal adalah tes pencitraan lini pertama pada
app akut
× CT
× Ct lebih unggul disbanding USG apabila dicurigai
adanya perforasi
× Adapun 5 tanda appendicitis akut pada CT yaitu
× Dinding appendiks menebal > 2 mm
× Diameter cross sectional > 6mm
× Peningkatan densitas lemak perkoik
× Abses
× appendicolith

× MRI
8
“ terapi
operatif vs non
operatif ”

9
Apendektomi Sebuah studi meta Disimpulkan
terbuka dan analisis terbaru bahwa antibiotic
laparaskopi usus menguji tentang efektif dan aman
buntu dapat
keamanan dan untuk sebagai
digunakan
secara kemanjuran antibiotic terapi utama
bergantian dengan operasi usus yang tidak rumit
buntu pada apendisits
akut tanpa komplikasi

10
Demikian pula menunjukan
159 pasien di
dengan NOTA (Non kekambuhan hanya
treatment
Operative 13,8%. Yang
menggunakan
treatment for menyimpulkan bahwa
amoxcilin/klavulanat
acute appendicitis) antibiotic efektif dan
dan di followup 2
mampu menegah
tahunn kemudian
apendektomi yang tidak
perlu

11
Sistem penilaian laparoskopi
apendisitis akut yang
diusulkan oleh Gomes et al.
[20] dibatasi oleh fokus
eksklusifnya hanya pada
aspek intraoperatif (Tabel 1).

12
Nilai yang rumit (phlegmon, abses
dan / atau peritonitis difus), sekarang
dapat dibedakan dengan jelas temuan
klinis dan pencitraan dan
temuanlaparoskopi.
Tujuan dari system penilaian yang baru
ini adalah untuk Memungkinkan
stratifikasi pasien yang lebih seragam
dan membantu dalam manajemen
optimal sesusai dengan kelas

13
Sistem
Penilaian
Apendisitis
Akut baru

14
Grade-0
“tampak normal”
• Grade 0 adalah kasus yang tidak
langka yaitu ketika pasien memiliki
tanda klinis appendicitis akut dan
laparoskopi menunjukan “normal
looking appendix” secara makrokopik.

• Di beberapa kasus ketika temuan


laparoskopi apendiks terlihat normal
tetapi ternyata ada penyakit lain yang
menyebabkan gejala dari pasien.
Maka apendiks akan dibiarkan saja.
Grade-0
“tampak normal”

• Tetapi bila gejala dan tanda


yang ditemukan khas untuk
appendicitis, beberapa ahli
bedah melakukan apendektomi
karna biasanya apendisitis akut
tetap terjadi inflamasi yang
hanya sebatas lapisan intramural
Grade-1 “Inflamed”
• Sistem penilaian ini telah
dikembangkan untuk menentukan
stratifikasi penyakit berdasarkan
temuan inflamasi yang terjadi di
dalam usus buntu dan rongga perut.
Dampak dari infeksi dari lokasi
pembedahan juga diperiksa
Grade-1 “Inflamed”
• Gomez et al juga menjelaskan
bahwa 10% pasien ditemukan
appendix dengan hyperemia, edema
dan eksuat fibrin memiliki eksudasi
plasma ke rongga abdomen secara
signifikan.
Grade-1 “Inflamed”

• Studi menjelaskan bahwa eksudat


tersebut diagnosis adanya bakteri
gram negative pada 10% sampel.
Grade-1 “Inflamed”
• Ini menjelaskan bahwa setidaknya
sebagian dari apendisitis akut akan
menjadi berkomplikasi dengan adanya
perkembangan peritonitis pascaoperasi
dan abses intra abdominal setelah
apendektomi sederhana terutama
apabila pemberian profilaksis antibiotic
yang tidak adekuat
Grade-2 “Necrosis”
• Apendiks complicated biasanya
disertai gangrene dengan atau tidak
dengan apendiks perforasi yang
akan menyebabkan pembentukan
abses dan meningkatkan derajat
peritonitis.
Grade-2
“Necrosis”
• Derajat 2a: nekrosis hanya terlokasi
pada daerah apendiks dengan atau
minimal eksudasi yang mirip dengan
apendisitis non complicated derajat
0-1

• Derajat 2b: adanya nekrosis hingga


pangkal appendicular hingga insersi
mencapai dinding cecal
Grade-3
“Perforated-inflammatory
tumor”

• Seperti yg sudah diketahui,


terkadang infalamasi appendix
dapat terhalangi oleh mekanisme
pertahanan pasien dengan
membentuk phlegmon inflamasi
atau abses terbatas
Grade-3
“Inflammatory Tumor”

• Bahkan tumor peradanan di kanan


bawah bawah yang mewakili
apendisitis akut sangat mirip dengan
gejala diverticulitis dan akut kolon
sigmoid dengan tanda: phlegmon,
tumor inflamasi <- 5cm , abses dan
tumor inflamasi abses >5 cm
Grade-4 “Perforated”
• Controversy exists regarding the
laparoscopic approach in the
treatment of acute appendicitis
complicated with diffuse peritonitis.

• The chance of potential surgical


complications is high and
consequently the outcomes are
poorly documented.

25
Kesimpulan

26
Singkatnya, system 1. Temuan klinis
2. Pencitraan
penilaian apendisitis baru 3. temuan
didasarkan pada tiga laparoskopi
aspek
Tujuanpenyakit. .
dari sistem penilaian ini adalah untuk membantu
dalam menentukan manajemen yang optimal sesuai
dengan kelas, dan untuk menyediakan sistem klasifikasi
standar untuk memungkinkan stratifikasi pasien yang
lebih seragam untuk penelitian radang usus buntu.

27
TERIMA KASIH
28

Anda mungkin juga menyukai