Blunt Penetrating
Flail chest Obstruksi jalan
Tamponade jantung nafas
♣ Traumatic aorta rupture Open
♣ Robekan bronchus pneumothorax
♣ Myocardial contusion Tension
♣ Robekan diapragma pneumothorax
♣ Cedera esophagus Massive
♣ Contusio paru hemothorax
TRAUMA TUMPUL TORAKS
(BLUNT CHEST TRAUMA)
Kejadian
1. Benturan langsung (direct blow )
2. Cedera deselerasi
3. Cedera akibat kompresi
Benda terancap
tidak boleh dicabut
KEGAWATAN DENGAN ANCAMAN KEMATIAN
PADA TRAUMA TORAKS
Kematian segera (Immediate death): cedera berat (major injury)
pada jantung dan pada aorta torakalis.
Kematian sekitar 3 jam (Early death): terjadi sekunder dari tamponade
jantung, robeknya aorta, perdarahan yang terus berlangsung
Kematian kemudian (Later deaths): terjadi di ICU karena,
1. Gagal organ multipel /Multiple organ failure (MOF)
2. Systemic inflamatory response syndrome (SIRS)
3. Komplikasi respirasi /Respiratory complications
4. Infeksi
5. Cedera yg tidak diketahui /Unrecognized injuries
TRAUMA DINDING DADA
1. Fraktur Kosta
2. Fraktur sternum
3. Flail chest
4. Pneumotoraks
TRAUMA DINDING DADA
(FRAKTUR KOSTA)
Robekan parenkim
Fraktur paru
Kostovertebral
Flail chest
fraktur
kostokondral Fraktur
sternum
Fraktur
kondrosternal
FLAIL CHEST
Patofisiologi
Fraktur tulang rusuk yg berdekatan 3 atau
lebih, sekurang-kurangnya pada dua
tempat terpisah. Segmen patahan tdk lg
berhubungan dg rongga dada.
Flail segment bergerak paradoks dengan
sisi dada
Udara bebas mengalir masuk saat inspirasi
& keluar saat ekspirasi memar & menusuk
paru pneumothorax, tension
pneumothorax, hemothorax
FLAIL CHEST
Pernafasan paradoksal, krepitasi
nafas cepat, nyeri,
disertai pneumotoraks,
hematotoraks, kontusio paru.
Sering dgn distress pernafasan.
Tampak deformitas
Komplikasi yg dapat
terjadi kontusio jantung,
tamponade jantung.
Kenali tanda klinis
OPEN PNEUMOTORAKS
(SUCKING WOUND)
Patofisiologi
Akumulasi darah > 1500 ml di rongga pleura
Trauma dada (tumpul/penetrasi) laserasi
jantung, paru, PD besar, vena/arteri intercostal
Akumulasi darah di rongga pleura paru
kolap partial/total dengan ↓ venous return,
mediastinal shift dengan ↓venous return &
terjepitnya PD besar/trakhea
Tanda & Gejala
Hemopericardium,
Dyspnea
Tachycardia
Diaphoresis
Cyanosis
TRIAS BECK
1. Terjadi bendungan
vena (lihat v jugularis),
2. bunyi jantung menjauh,
3. tekanan darah turun,
Pengkajian
Scene Size Up Pengkajian area sekitar/tkp
Primary survey :
A : Airway
B : Breathing
C : Circulation (Load and Go)
Secondary Survey
D : Disability
E : Exposure
F : Full vital sign, Five Intervention, Facilitate Family Present
G : Give Comfort
H : Head To Toe inspeksi (DCAP-BTLS) palpai (TIC, PMS), History
I : Inspect back posterior (Load and Go)
PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI :
Pemeriksaan tanda-tanda syok
Amati dinding dada keadekuatan nafas
Kaji keefektifan nafas & RR
Pergerakan dada simetris atau tidak
Tanda trauma leher (ekhimosis, swelling, hematom, airway
obstruksiswelling daerah leher atau wajah dapat menjadi
indikasi injuri medisatinum, esophagus, dan trakheobronkhial)
Lihat vena jugularis peningkatan JVP merupakan indikasi
adanya tension pneumothorak atau tamponade jantung
Lihat abdomen bagian atas kemungkinan adanya trauma
tumpul atau tembus
PEMERIKSAAN FISIK
PALPASI :
Posisi trakhea
Palpasi terhadap nyeri tekan
Daerah leher, dada, dan clavikula terhadap adanya : tenderness,
swelling, hematoma, emphisema sub kutis
Amati adanya krepitasi
Palpasi ekstremitasfungsi sensorik & motorik
PEMERIKSAAN FISIK
PERKUSI :
Dullness indikasi adanya cairan hemathotorak
Hipersonor indikasi adanya udara pneumothorak
AUSKULTASI :
Suara nafaspenurunan indikasi adanya pneumothorak
atau hematothorak
Auskultasi dadabowel soundruptur diafragma
Heart sound bunyi jantung menjauh dan kecil indikasi
tamponade jantung
Simetris/tidak
PEMERIKSAN DIAGNOSTIK
Radiologi
Thorak foto
Esophagoscopy
Brokhoscopy dan laringoscopy
CT Scan
Lab
Lain-lain : EKG, CVP, Ekhokardiography
Masalah Keperawatan