Anda di halaman 1dari 49

Chest & Abdomninal Trauma

Ners Wijaya
Trauma dada
Chest Injuries

Trauma Tumpul
Fraktur kosta, sternum, and tulang
rawan kosta
Kompresi
Terjadi ketika trauma tumpul parah
menyebabkan terjadinya kompresi
Chest Injuries
Penetrasi objek
Peluru, pisau,
pecahan kaca,
metal, dan benda
lain yg dapat
merusak organ
dalam
Trauma Dada Tertutup

Flail Chest

Paradoxical Motion
Pengkajian : Flail Chest

 Mekanisme injuri

 Kesulitan bernafas/hipoxia

 Kontraksi otot2 dinding dada


Penatalaksanaan : Flail Chest

 Pengkajian primer ancaman kehidupan


 Oxigenisasi
 Gunakan pembalutan tebal (bulky
dressing) untuk menstabilkan flail chest
segmen
 Monitor respirasi pasien : kecepatan dna
kedalaman
bantu ventilasi bika terlalu dangkal
Splint dan
bulky
dressing
flail chest
Trauma Dada Terbuka
 Sulit untuk mengatakan apa yang
terluka dari sumber masuk luka
 Asumsikan semua injuri adalah
ancaman kehidupan
 Luka terbuka menyebabkn udara
masuk rongga dada
 Tidak seimbangnya tekanan
 Menyebabkan kolaps paru
Pengkajian :
Luka dada terbuka
 “Sucking chest
wound”
 Sumber masuk
utama dari luka
ke rongga dada
 Kemungkinan
bunyi suara
terhisap
 Gasping
Penatalaksanaan :
Luka dada terbuka
 Pertahankan airway
 Tutup Luka
 Occlusive dressing
 Oksigenisasi
 Tatalaksana shock
 Transport segera
 Pertimbankan ALS
(bantuan hidup lanjut)
Pertimbangkan ???

 Apakah pasien perlu dilakukan


tindakan saat pengkajian primer?

 Apakah luka dada terbuka


memerlukan occlusive dressing?

 Apakah pasien perlu segera


ditransport ke trauma center?
Injuri di dalam rongga dada

Flutter Valve
Traumatic Asphyxia
 Kompresi tiba2 dari dada yang
memaksa darah keluar dari organ dan
rupturnya pembuluh darah
 Leher dan wajah menjadi lebih gelap
dari anggota badan lainnya
 Dapat menyebabkan mata melotot,
distensi vena leher, rusaknya
pembuluh darah yang rusak wajah
Cardiac Tamponade
 Injury langsung ke jantung menyebabkan
darah mengalir kedalam selaput perikardial
disekeliling jantung
 Meningkatkan tekanan pada jantung sehingga
rongga2 dalam jantung tidak dapat terisi
darah
 Darah kembali kedalam vena
 Biasanya terjadi akibat trauma penetrasi
 Distensi vena leher
 Syok dan pulsasi yg dangkal
Aortic Injury
 Aorta adalah pembuluh drah terbesar
di dalam tubuh
 Trauma penetrasi dapat menyebabkan
kerusakan aorta
 Trauma tumpul dapat memutuskan
atau merobek aorta
 Kerusakan dapat meningkatkan
perdarahan tekanan tinggi; sering
berkibat fatal continued
Aortic Injury

Pasien mengeluh nyeri


dada, abdomen atau
bagian belakang
Tanda2 shock
Commotio Cordis
 Jarang terjadi
 Trauma pada dada saat
jantung dalam kondisi
 Ventricular fibrillation (VF)
 Tatalaksana seperti VF : CPR,
defibrillation
Hemothorak

 Terjadi ketika rongga pleura terisi darah


 Biasanya terjadi karena laserasi pembuluh
darah didalam thorak
 Perdarahan meningkatkan tekanan dadalam
pembuluh darah dan rongga dada
 Setiap paru mampu menampung 1,5 liter
darah
Hemothorax
Hemothorax
Hemothorax
Hemothorax
Hemothorax
Hemothorax

May put pressure on the heart


Hemothorax
Sumber perdarahan.
Hemothorak
 Cemas/Gelisah
 Tachypnea
 Signs of Shock
 Berbusa, Sputum berdarah
 Hilangnya suara nafas pada area yg terkena
 Tachycardia
Penatalaksanaan Hemothorak

 ABC dengan kontrol c-spine


 Amankan jalan nafas bantu ventilasi jika
perlu
 Penatalaksanaan Shock akibat kehilangan
darah
 Pertimbangkan “Lateral Recumbent
position” jika tidak ada kontra indikasi
 RAPID TRANSPORT
Tension Pneumothorax

 Udara masuk kedalam rongga pleura dan


terperangkap tidak bisa keluar
 Akibat dari kolap paru-paru pada sisi
yang terkena yang menghasilkan tekanan
pada mediastium, paru lainnya, dan
pembuluh darah besar
Tension Pneumothorax
Setiap kali menarik nafas,
Paru kolap lebih jauh.
Udara terperangkap
tidak bisa keluar
Tension Pneumothorax
Setiap kali menarik nafas,
Paru kolap lebih jauh.
Udara terperangkap
tidak bisa keluar
Tension Pneumothorax
Trachea
terdorong

Jantung
terkompresi
Tension Pneumothorax

 Cemas/Gelisah  Otot nafas tambahan


 Dyspnea parah  JVD
 Tdk ada suara nafas pd  Denyut nada lemah
bagian yg terkena  Hypotension
 Tachypnea  Tracheal Deviation
 Tachycardia
Penatalaksanaan Tension Pneumothorax

 ABC dengan c-spine supported


 Oksigen aliran tinggi termasuk BVM
 Tatalaksana Shock
 Monitor Cardiac Rhythm
 Pasang IV access
 Airway control termasuk Intubation
 Needle Decompression pada area yg
terkena
Needle Decompression

 Lokasi ruang interosta 2-3 midclavicular line


 Bersihkan area dengan teknik aseptic
 Masukkan kateter ( 14g atau > ) sekurangnya 3”
inchi dari atas rusuk ke-3 ( syaraf, artery, vena
terdapat sepanjang bagian bawah kosta)
 Keluarkan Stylette dan dengarkan aliran udara
 Letakkan Flutter valve diatas kateter
 Kaji kemajuan pasien
Needle Decompression
Flutter Valve
Trauma Abdominal
Abdominal Injuries

 Bisa terbuka atau tertutup


 Perdarahan Internal dapat parah bila organ
atau pembuluh darah luka
 Serius, reaksi nyeri hebat bila organ yg tidak
terlihat rupture
 Evisceration dapat terjadi
Pengkajian :
Abdominal Injuries
 Nyeri, biasanya ringan tapi sering menjadi
intoleransi ketika perdarahan memburuk
 Mual
 Kelemahan
 Haus
 Indikasi trauma tumpul pada dada, abdomen,
atau pelvis
 Batuk atau muntah darah
 Kaku dan atau distensi abdomen
continued
Penatalaksanaan
Abdominal Injuries

 Monitor airway jika terjadi muntahan


 Letakkan pasien berbaring dengan lutut fleksi
untuk mengurangi tekanan otot abdominal
 Oksigenisasi
 Tatalaksana shock
 Jika dapat, gunakan pneumatic anti-shock
garments (PASG)
 Puasa
 monitor vital signs
continued
Penatalaksanaan: Evisceration

 Jangan menyentuh atau memindahkan organ


yg keluar (eviserasi)
 Gunakan pembalut steril, lembab dengan
cairan saline steril diatas luka
 Untuk eviserasi luas, pertahankan hangat
dengan menempatkan lapisan2 pembalut
diatas occlusive dressing
Penatalaksanaan: Organ yg tertusuk

 Jangan dicabut
 Stabilkan dengan balutan tebal dan verban di area
tusukan
 Biarkan kaki pasien pada tempat semula untuk
menghindari pergerakan otot yg dapat
menggerakkan organ yg tertusuk
Pemeriksaan :
FAST Exam
Focused Abdominal Sonography in Trauma

4 lokasi melihat adanya cairan didalam abdomen


 RUQ/Morrison’s pouch (antara liver dan ginjal)
 Subxiphoid – view of heart (cairan antara jantung dan
perikardium)
 LUQ – view of splenorenal junction (antara limpa dan
ginjal)
 Bladder – view of pelvis
Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL)

Pemeriksaan di tempat bed untuk melihat adanya


cairan/darah bebas pada peritoneal
 Dilakukan pada multiple injuri, penuruan status
mental
 Teknik semi terbuka
 Dilakukan pada lokasi infraumbilical kecuali
pasien hamil atau suspek hematoma panggul.
Managemen Algoritma
 ABC, IV , O2, monitor
 Primary dan secondary survey ketika 2L cairan crystalloid diinfuskan
 Jika kondisi belum stabil, tranfusi darah
 Mulai dengan 2 Units packed red blood cells
 FAST Scan untuk perdarahan intraperitoneal, pericardiac
 Jika FAST negative dan pasien tidak stabil lakukan DPL
 FAST negative dan pasien stabil , pertimbangkan serial pemeriksaan atau
CT scan
 FAST positive dan pasien tidak stabil, segera lakukan exploratory
laparotomy
 FAST positive pasien stabil , lakukan CT scan
 Jika CT scan negative dan pasien hypotensi, pertimbangkan arteriography
atau laparotomy

Anda mungkin juga menyukai