Anda di halaman 1dari 55

Bed Side Teaching

TRAUMA TORAKS
Pembimbing :

dr. Marshal, Sp.BTKV

Frederick Lim 130100248


Oleh : Vanda Olivia 130100318
M. Ridho Fahrezi 130100078
Baaraathyee M. 130100358
Navin Raj 130100358
Ayi Asti Waradanah 130100207
Eka Purnama Nasution 130100029
Kartika Hariandiny 130100009
Rivi Darmawan 130100224
Widya Tarigan 130100393
Naufi Aprisa 130100213
Annisa Zuliana 130100124
Julitya Arta M. 130100019
Anatomi
 Heart
 Lungs
 Major vessels
 Thoracic Cage
 Ribs, thoracic
vertebrae and
sternum
Cause …
 BLUNT  PENETRATING
TRAUMA TRAUMA
 Motor vehicle  Gunshot wounds
accidents  Stab wounds
 Auto vs.  Shrapnel wounds
pedestrian
 Falls
 Blast injuries
Jenis Trauma Thorax
 Tension pneumothorax
 Sucking chest wounds
 Hemothorax
 Flail chest
 Cardiac Tamponade
 Danang Lung
PNEUMOTORAKS
TENSION PNEUMOTHORAX

 33% of preventable combat deaths


 Dada atau paru yang terlibat biasanya terbentuk
sebagai one-way valve
 Udara menjadi terperangkap diantara paru-paru
dan dinding dada menyebabkan paru kolaps
 Jantung terdorong dan sering menyebabkan
terjepitnya pembuluh darah
 Kematian sering muncul bila telat mendiagnosa
dan tidak segeranya dilakukan needle
dceompression
 Dapat terjadi pada kasus luka dada terbuka
maupun tertutup
TENSION PNEUMOTHORAX
Tension Pneumothorax
Manifestasi Klinis
 Susah bernafas
 Nyeri dada
 Menurun atau hilangnya suara nafas unilateral
 Rongga dada elevasi tanpa respiratory
movement
 Takikardi
 Nadi meningkat
 Deviasi Trakea
 Distensi Vena Jugular
 Sianosis
TRACHEAL DEVIATION AND JVD

JVD  Trakea bergeser


menjauhi paru yang
kolaps
 The jugular veins

Tracheal become engorged


from restricted
Deviation blood return to heart
 Vena jugularis
membesar karena
terjepitnya aliran
balik ke jantung
NEEDLE CHEST
DECOMPRESSION
 Tentukan lokasi pada ICS 2 di midclavicular line
 Masukkan 14-gauge catheter-over-needle
kedalam rongga dada melalui bagian atas dari
iga
 Dengarkan bila ada bunyi udara dan lakukan
observasi untuk perbaikan klinis
 Lakukan penutupan pada kateter untuk
mencegah masuknya udara kembali
 Tutup luka bila ada
NEEDLE CHEST DECOMPRESSION
NEEDLE CHEST DECOMPRESSION
SUCKING CHEST WOUND
(OPEN PNEUMOTHORAX)

 Pada luka dada terbuka memungkinkan udara


untuk masuk dan keluar
 Walaupun paru-paru kolaps, tekanan dapat
berkurang dengan keluarnya udara dan tension
pneumothorax dapat dihindari
 Walaupun begitu tension pneumothorax masih
sangat memungkinkan untuk terjadi maka perlu
untuk pemeriksaan ulang tanda-tanda tension
pneumothorax
SUCKING CHEST WOUND
SIGNS AND SYMPTOMS OF SUCKING
CHEST WOUND
 Bunyi “sucking” atau “hissing” saat inspirasi
 Susah bernafas
 Ada buih atau gelembung disekitar letak
cedar
 Nyeri pada dada dan/atau bahu
 Takipneu
 Penurunan suara pernafasan pada bagian
yang terkena
MANAGEMENT
SUCKING CHEST WOUND

 Expose luka
 Check for exit wound
 Memeriksa untuk luka keluar
 Menutup luka dengan bahan kedap udara,
tutup luka paling besar terlebih dahulu
 Tutup luka secara penuh dan tempelkan
plester 3 sisi untuk memberikan ruang
keluarnya udara
 Tetap melalukan pemeriksaan ulang untuk
tanda-tanda tension pneumothorax
ataupun syok
SUCKING CHEST WOUND

 Saat ekspirasi,
udara di dada
keluar melalui
flutter-type valve
 Saat inspirasi,
penyedotan harus
melewati tempelan,
mencegah
masuknya udara
HEMATOTORAKS
HEMATOTORAKS

Hematothorax adalah
adanya darah di dalam
ruang antara dinding
dada dan paru-paru
(rongga pleura).
Penyebab terjadinya hematotoraks
Non traumatic atau spontan
Traumatis  Neoplasia (primer atau metastasis).
 Trauma tumpul.  Diskrasia darah, termasuk
komplikasi antikoagulasi.
 Penetrasi trauma  Emboli paru dengan infark.

(Trauma tembus,  Robek adhesi pleura berkaitan


dengan pneumotorax spontan.
termasuk iatrogenik).  Bullous emfisema.
 Tuberkulosis.
 Paru atriovenosa fistula.
 Nekrosis akibat infeksi.
 Telangiektasia hemoragik herediter.
 Kelainan vaskular intratoraks non
pulmoner.
 Sekuestrasi inralobar dan
ekstralobar.
 Patologi abdomen.
adanya gambaran
hipodense (menunjukkan
akumulasi cairan)
padarongga pleura di sisi
yang terkena dan adanya
mediastinum shift
(menunjukkan 
penyimpangan
struktur mediastinal 
(jantung))
diindikasikan untuk
pasien dengan
hemothoraks minimal,
untuk evaluasilokasi
clotting (bekuan
darah) dan untuk
menentukan kuantitas
atau jumlah
bekuandarah di rongga
pleura.
Tujuan utama terapi  Langkah pertama
dari hemothoraks untuk menstabilkan
adalah untuk hemodinamik adalah
menstabilkan dengan resusitasi
hemodinamik pasien, seperti diberikan
menghentikan oksigenasi, cairan
perdarahan dan infus, transfusi
mengeluarkan darah darah, dilanjutkan
serta udara dari pemberian analgetik
rongga pleura. dan antibiotik
 Langkah selanjutnya
untuk
penatalaksanaan
pasien dengan
hemothoraks adalah
mengeluarkan darah
dari rongga pleura
dapat dilakukan
dengan cara
pemasangan Chest
tube (Tube
thoracostomy
drainage)
FLAIL CHEST
FLAIL CHEST

Flail chest terjadi disebabkan oleh fraktur lebih dari dua tulang iga dengan
lebih dari garis fraktur pada iga yang sama.
Etiologi :
 Trauma tembus

Luka Tembak
Luka Tusuk/Luka Tikam

 Trauma Tumpul
Kecelakaan Kendaraan Bermotor
Jatuh
Pukulan Kuat pada Dada

 Multiple Myeloma
Fisiologi :

Inspira
si

Ekspira
si
Flail Chest

Inspira
si

Ekspira
si
Karena Segmen Flail yang bergerak berlawanan
pada saat dinding dada istirahat

Pernapasan Paradoks ( Paradoxical


Breathing )
Diagnosa :
 Anamnesis
 Pemeriksaan Fisik

Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
 Pemeriksaan Penunjang

Foto Thorax
CT-Scan Thorax
 Tatalaksana
1. Ventilasi yang adekuat
2. Cairan
3. Analgetik. Analgetik yang diberikan dapat
berupa golongan narkotika intravena, atau
anastesi lokal yang dapat mencegah depresi
pernapasan.
4. Chest Tube Insertion
5. Rib Fracture Fixation
Cardiac Tamponade
Pendahuluan
 Cardiac tamponade adalah suatu keadaan dimana
jantung terkompresi oleh karena adanya akumulasi
cairan di perikardium.

 Jumlah cairan yang berlebihan memberikan


tekanan pada otot jantung dan mengurangi
kemampuan jantung untuk memompa serta
mengedarkan darah ke sirkulasi pembuluh darah
Etiologi

 Penyakit Keganasan
 Uremia
 Pericarditis
 Infeksi
 Trauma
Patofisiologi

 Reddy mendiskripsikan tiga fase tamponade


jantung
 Fase I
Akumulasi cairan perikardium menyebabkan peningkatan
kekakuan dari ventrikel, membutuhkan tekanan pengisian
ventrikel yang lebih tinggi.
 Fase II
Akumulasi cairan yang lebih banyak  tekanan
perikardial meningkat sampai diatas tekanan pengisian
ventrikel  pengurangan cardiac output.
 Fase III
Pengurangan cardiac output  tekanan perikardium sama
dengan tekanan pengisian ventrikel kiri.
Patofisiologi
Gambaran Klinis

 Nyeri dada
 Nafas dangkal dan cepat diakibatkan nyeri ketika
menarik nafas atau pengurangan aliran darah yang
berakibat penurunan suplai oksigen
 Pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan Beck’s
Triad : hipotensi, peningkatan tekanan vena jugular
yang ditandai pembesaran vena jugular di leher dan
suara jantung yang menghilang.
Gambaran Klinis

Pemeriksaan fisik:
 Beck’s Triad atau Trias Kompresi Akut
Peningkatan vena jugular, hipotensi dan
hilangnya suara jantung. Hal tersebut
diakibatkan dari pengumpulan yang cepat
cairan di rongga perikardium.
 Pulsus Paradoksus
Penurunan >10mmHg tekanan sistolik saat
inspirasi normal
Gambaran Klinis

Pemeriksaan fisik:
 Tanda Kussmaul
Tanda ini ditemukan oleh Adolph Kussmaul
sebagai tanda paradoksisme yang terjadi
antara peningkatan distensi vena dengan
tekanan selama inspirasi.
 Tanda Ewart
Juga disebut sebagai Pins sign yang
diobservasi pada pasien dengan perikardial
efusi yang banyak. Tanda Ewart berupa
munculnya suara bronkhial dan bronkofoni
dibawah sudut dari tulang skapula kiri
Pemeriksaan Laboratorium

 Kreatin kinase dan isoenzim


Meningkat pada pasien dengan miokardial
infark dan trauma jantung.
 Faal ginjal
uremia syndrome dan penyakit infeksi yang
berkenaan dengan perikarditis.
 Faal koagulasi
Diagnosa resiko perdarahan selama intervensi
seperti pericardial drainage dan lain-lain.
Pemeriksaan Laboratorium

 Antinuclear antibody assay, erythrocyte


sedimentation rate, dan rheumatoid factor
 Tes penanda keganasan
 Tes HIV
24% berkaitan dengan infeksi HIV
 Pemeriksaan Cairan
 Purified protein derivative testin, skin test /
mantoux
Diagnosa tuberkulosis
Pemeriksaan Radiologis

Foto Thorak
o Siluet kardiomegali
o Bentukan water bottle-
shaped heart
Penatalaksanaan

Pericardiocentesis
Mengeluarkan cairan perikardium
DANANG LUNG
DaNang Lung dikenal juga dengan Shock Lung, atau saat
ini sering disebut sebagai Acute Respiratory Distress
Syndrome (ARDS), merupakan sindrom yang ditandai oleh
peningkatan permeabilitas membran alveolar-kapiler terhadap
air, larutan, dan protein plasma, disertai kerusakan alveolar
difus, dan akumulasi cairan yang mengandung protein dalam
parenkim paru
Tabel 2.5. 
Definisi ARDS Berlin (Fanelli, et al., 2013)

Waktu Terjadi dalam 1 minggu pada setelah gangguan klinis yang


sudah diketahui sebelumnya atau baru atau gejala respirasi
yang mengalami perburukan.
Pencitraan Opasitas bilateral tidak secara penuh dijelaskan oleh efusi,
thoraks kolaps paru/lobaris, atau nodul.
Sumber Edema Kegagalan pernafasan tidak secara penuh dijelaskan oleh
kegagalan jantung atau kelebihan cairan.
Memerlukan penilaian objektif (contoh Ekokardiografi) untuk
mengeksklusi edema hidrostatik jika faktor risiko tidak ada.
Oksigenasi
Ringan 200 mmHg < PaO2/FIO2 ≤ 300 mmHg, PEEP atau CPAP ≥5
cmH2O
Sedang 100 mmHg < PaO2/FIO2 ≤ 200 mmHg, PEEP ≥5 cmH2O
Berat PaO2/FIO2 ≤ 100 mmHg, PEEP ≥5 cmH2O
Secara patologi anatomi kejadian ARDS dibagi dalam 3
tahap, yaitu:
1. Tahap Eksudatif
2. Tahap Fibroproliferatif
3. Tahap Resolusi dan Pemulihan
Manifestasi Klinis

Pada ARDS manifestasi klinis tergantung dari


penyebabnya. Pada awal setelah cedera (12-24 jam pertama)
terjadi takipnea, takikardi, penggunaan otot pernafasan
tambahan dan pada auskultasi didapatkan ronki ekspirasi.
Terapi Oksigen

 Terapi oksigen adalah upaya pengobatan dengan obat oksigen


untuk mencegah atau memperbaiki hipoksia jaringan, dengan
cara meningkatkan masukkan oksigen ke dalam sistem
respirasi, meningkatkan daya angkut oksigen dalam sirkulasi
dan meningkatkan pelepasan oksigen ke jaringan atau ekstraksi
oksigen jaringan.

Anda mungkin juga menyukai