Hematopneumothorax
Oleh :
Priyanka Prima Putri 1940312105
Trisya Putri Melia 1940312109
Sry Mutia Fadhilah 1940312111
Nadia Rizki Shabrina 1940312112
Preseptor :
Dr. Muhammad Riendra,Sp.BTKV
TABLE OF CONTENTS
BAB 1 BAB 2
01. Pendahuluan 02. Tinjauan Pustaka
BAB 3 BAB 4
03. Laporan Kasus 04. Diskusi
01.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Trauma thoraks adalah luka atau cedera
yang mengenai rongga thoraks yang
dapat menyebabkan kerusakan pada
dinding thoraks ataupun isi dari cavum
thoraks.
Trauma tumpul toraks menyumbang sekitar 75% - 80% dari keseluruhan trauma
toraks. Cedera pada struktur toraks mungkin timbul dari benturan langsung atau
gaya deselerasi yang cepat. Studi terbaru menunjukkan patah tulang rangka
toraks, memar paru dan cedera diafragma adalah kejadian umum yang
ditemukan pada trauma tumpul dada
THIS IS A MAP
Sekitar 2.086 anak-anak muda Amerika Serikat,
berumur 15 tahun dirawat dengan trauma tumpul atau
penetrasi, 104 (4,4%) memiliki trauma toraks. Dari
pasien dengan trauma toraks, 15 memiliki
hemopneumothoraks(26,7% kematian), dan 14
memiliki hematotoraks (57,1% kematian).
Hemopneumothoraks
Metastasis Pulmonar,
Non- kanker paru, SLE,
pecah aneurisma
Traumatic thoraks,hemophilia,
trombositopenia
purpura, leukimia
Fisiologi
Pergerakan udara masuk dan keluar dari
paru-paru tergantung pada perubahan
tekanan intratoraks.
Pulmonary contusion
Hipoventilasi
atelektasis
Patofisiologi
Respon
Disfungsi Penurunan
Fisiologi Hipovolemi Penurunan
Ventrikel Cardiac
Awal Akut Preload
Kiri Output
hemothorax
Patofisiologi
Darah pada kavitas Pleural
Cedera
Rangka
Cedera
kardiovaskular
Diagnosis Banding
Flail Chest
Fraktur Pneumo
clavikula thorax
Emboli
paru
esofagi
tis
Tatalaksana
Mengeluarkan darah
Menstabilkan Menghentikan
dan udara dari rongga
hemodinamik Perdarahan
pleura
Prinsip Tatalaksana
Dekompresi
Thorax drain / tube
thoracostomy
1 ATLS 2 3 OPERASI
Primary Survey & Thoracotomy
Secondary Survey
Tatalaksana
● ATLS: Primary Survey & Secondary Survey
● Dekompesi:
● Thorax drain/tube +WSD
Indikasi:
■ adanya udara pada rongga dada,
■ Perdarahan di rongga udara
■ post operasi atau trauma pada
rongga dada
■ Abses paru atau pus di rongga dada
Tatalaksana
Tindakan Bedah: Thoracotomy
prosedur pilihan untuk operasi eksplorasi rongga dada
ketika hemothoraks massif atau terjadi perdarahan
persisten. Dilakukan pada hemothoraks parah dan
chest tube sendiri tidak dapat mengontrol perdarahan
Indikasi:
● Perdarahan persisten, sebanyak 150-200cc/jam
selama 2-4 jam
● Diperlukan transfusi berulang untuk
mempertahankan stabilitas hemodinamik
● Adanya sisa clot sebanyak 500cc atau lebih
Komplikasi
Nama : Ny. MM
Usia : 43 th 3bln 23hari
Pekerjaan : IRT
Status Kawin : menikah
Suku : Minang
Agama : Islam
No. MR : 01.09.41.72
Anamnesis
Keluhan Utama
Penurunan kesadaran sejak 1 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
• Penurunan kesadaran sejak 1 hari yang lalu pasien awalnya bepergian dengan travel. Posisi pasien didalam travel duduk
dibelakang sopir. Tiba-tiba travel menabrak truck dari arah berlawanan. Mekanisme trauma pada pasien tidak begitu
jelas. Pasien cenderung tidur sejak kejadian.
• Kejang (-), kelemahan anggota gerak (-), pingsan (-), nyeri kepala (+)
• Nyeri dada pada dada kanan
• Sesak napas ada, sejak 1 hari yll, tidak menciut, meningkat dengan aktivitas
• Batuk tidak berdahak, meningkat dengan aktivitas, batuk dirasakan setelah terjadi terjadi kecelakaan didalam mobil
travel
• Batuk darah (-), keluar darah dari telinga, mulut dan hidung tidak ada
• Demam tidak ada, riwayat demam tidak ada
• Nyeri tenggorokan (-), anosmia (-), ageusia(-)
• Riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 terkonfirmasi tidak ada
Riwayat Penyakit Dahulu.
Pasien seorang IRT berdomisili di Bukittinggi, riwayat perjalanan keluar kota (+) dari
bukittinggi menuju Riau.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : CMC
GCS : 14 (E3M6V5)
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 92x/menit, teraba kuat
Pernapasan : 24 x/menit
Suhu : 36,5oC
VAS 5
Sianosis : tidak ada
Ikterus : tidak ada
Edema : tidak ada
Anemis : +/+
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Umum
Kulit : teraba hangat, turgor kulit normal
KGB : tidak ada pembesaran KGB
Kepala : CA (-/-), SI (-),luka pin point pada frontal kanan (+)
Rambut : normal, tidak mudah dicabut
Mata : Reflek cahaya (+/-), pupil anisokor (2mm/4mm),
battle dign (-/-), racoon eyes (-/-), konjungtiva anemis (+/+)
Telinga : otorhea (-)
Hidung : bloody othorea (-/-), Bloody rhinorea (-/-)
Tenggorok : tidak ada kelainan
Gigi dan mulut : tidak ada kelainan.
Leher : Jejas (+) JVP 5-2 cm H2O
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Umum
Regio Thorax : Inspeksi : hematoma pada hemothorax mid axilla dextra (+)
Kesan
Rencana operasi
ORIF costae (iga clip)
Prognosis
Quo ad vitam : dubia
primary survey yang paten serta tidak terdapat tanda-tanda trauma servikal,
breathing dinding dada kanan terlihat tertinggal dibanding dinding dada kiri
saat inspirasi, pernafasan paradoxical, RR 24x/ menit, saturasi O2 98% dengan
NRM 10 L/mnt. Pada palpasi ditemukan fremitus (+/+), nyeri tekan (+/-),
emfisema subkutis dan krepitas dari suprasternal sampai hemitoraks superior
dektra dan sinistra. Pada perkusi sonor. Auskultasi ditemukan rongkhi kasar
(+/-), vesikuler (+ menurun /+). C Circulation, akral hangat, tekanan darah
110/70x per menit, nadi 92x permenit, CRT <2 detik, tidak tampak adanya
perdarahan aktif. Disability, GCS 14 (E3M6V5), pupil anisokor 2mm/4mm,
reflek cahaya +/+. Exposure terdapat luka pin poin di frontal kanan dan terdapat
jejas di hemithorax mid axila dextra.
Pasien mengeluhkan nyeri kepala, Nyeri dada pada dada sebelah kanan dan
terdapat sesak napas sejak 1 hari yang lalu, tidak menciut, meningkat dengan
aktivitas. Pasien juga mengeluhkan batuk tidak yang berdahak, meningkat
dengan aktivitas, dimana gejala batuk dirasakan setelah terjadi terjadi
kecelakaan didalam mobil travel.
Pada pasien tidak tidak ada kejang, mual dan muntah, dan riwayat demam dan
batuk pilek disangkal.
Tekanan berenergi tinggi ini juga mengenai bagian abdomen lateral dextra
sehingga menyebabkan trauma hepar.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap, urinalisa, analisis gas darah,
imaging yaitu foto rontgen,USG, dan CT-Scan. Dari pemeriksaan darah lengkap didapatkan kesan anemia
sedang, serta peningkatan SGOT dan SGPT. Anemia dikarenakan terjadi perdarahan akibat kehilangan
darah akut. SGOT dan SGPT yang meningkat disebabkan karena trauma hepar. Dari analisis gas darah
tidak didapatkan kelainan. Pemeriksaan imaging foto rontgen thorax AP terbaru didapatkan kesan fraktur
multiple costae (costae V,VI,VII,VIII posterior) hemithorax dextra dengan hemopneumotoraks dan
emfisema subkutis.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, diagnosis pasien
ditegakkan sebagai: