Anda di halaman 1dari 31

Case Report Session

ULTRASONOGRAFI (USG) DAN INTERPRETASI USG

Oleh:

Deri Kurnia Illahi 2040312025

Meska Amelia Putri 2140312020

Preseptor:

Dr. dr. Defrin, Sp.OG (K)

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RSUP DR M DJAMIL PADANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji dan syukur penulis ucapkan kepada


Allah SWT dan shalawat beserta salam untuk Nabi Muhammad S.A.W, berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas case report session
dengan judul “Ultrasonografi (USG)” yang merupakan salah satu tugas dalam
kepaniteraan klinik Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas RSUP Dr. M. Djamil Padang.

Penyusunan case report session ini merupakan salah satu syarat dalam
mengikuti kepaniteraan klinik senior di bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr
M Djamil Padang Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Terima kasih penulis
ucapkan kepada Dr. dr. H. Defrin, Sp.OG (K)-KFM sebagai preseptor dalam
kepaniteraan klinik senior ini beserta seluruh jajarannya dan semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan Clinical Report Session ini.
Kami menyadari bahwa di dalam penulisan ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima semua saran dan
kritik yang membangun guna penyempurnaan tugas case report session ini. Akhir
kata, semoga case report session ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Padang, Desember 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Ultrasonografi (USG) merupakan suatu metode diagnostik dengan


menggunakan gelombang ultrasonik untuk mempelajari morfologi dan fungsi suatu
organ berdasarkan gambaran eko dari gelombang ultrasonik yang dipantulkan oleh
organ. 1
Sejak diperkenalkan pertama kali di bidang obstetrik oleh Ian Donald sekitar
50 tahun yang lalu, USG telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik
dalam hal teknik maupun kualitas resolusi yang dihasilkan. Sehingga membawa
kemajuan yang sangat bermakna di dalam hal diagnosis dan penanganan kehamilan. 2
Oleh karena itu USG merupakan prosedur diagnostik yang paling sering digunakan di
bidang obstetri. Selain karena nyaman, tidak menimbulkan nyeri pada penggunannya,
dan hasilnya dapat diketahui secara langsung, juga secara luas dianggap aman untuk
digunakan.3
Di Indonesia pemeriksaan USG tidak rutin dilakukan secara pada setiap ibu
hamil, dikrenakan pada pemeriksaan USG dibutuhkan biaya yang cukup mahal dan
tidak selalu terjangkau oleh ibu hamil yang memerlukan. 3 Menurut WHO,
pemeriksaan USG untuk keperluan atenatal, sebaikya dilakukan sesuai usia gestasi,
yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan satu kali
pada trimester tiga.4

Salah satu tujuan utama dari dri USG dibidang obstetric adalah untuk
menentukan usia gestasi dengan lebih tepat, memantau pertumbuhan janin, dan
melakukan deteksi dini kelainan janin pada masa antenatal, sehingga pada
pemeriksaan USG obstetri, apapun indikasinya, biometri dan struktur anatomi janin
harus di periksa dengan cermat dan sistematis. Maka dari itu dasar-dasar USG
dibidang obstetri perlu di pelajari oleh dokter umum untuk menunjang diagnosis dan
memandu tatalaksana bagi ibu hamil nantinya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi USG

Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostic (pencitraan


diagnostic) untuk pemeriksaan alat-alat tubuh, dimana kita dapat mempelajari bentuk,
ukuran, anatomis, gerakan, serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan
ini bersifat non invasive tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita,dapat dilakukan
dengan cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostic yang tinggi.
Tidak ada kontraindikasinya,karenapemeriksaan ini sama sekali tidak memperburuk
penyakit si penderita. Dalam 20 tahun terakhir ini diagnostik ultrasonik berkembang
dengan pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai peranan yang penting untuk
2
menentukan kelainan berbagai organ tubuh.

2.2 Cara Kerja USG

Cara kerja USG adalah dengan memancarkan gelombang suara kejaringan


yang hendak dicitrakan, lalu dipantulkan kembali oleh jaringan tsb dan ditangkap
oleh transducer. Oleh transducer gelombang suara yang dipantulkan tadi akan
dikonversi menjadi energi listrik lalu ditayangkan di layar monitor. Setiap jenis
jaringan memiliki kemampuan memantulkan gelombang berbeda-beda. Jaringan
padat seperti tulang, memantulkan gelombang dengan kecepatan tinggi sehingga
memberikan gambaran putih di layar. Sedangkan cairan atau jaringan lunak hanya
memantulkan lebih sedikit gelombang sehingga memberikan gambaran hitam di
layar. Gambar yang dihasilkan sangat cepat, dapat mencapai 40 frame/detik, sehingga
dapat menampilkan gambaran bergerak yang sesuai waktu.
2.3 Indikasi Pemeriksaan USG

Pada kehamilan trimester I :2

 Penentuan adanya kehamilan intrauterine

 Penentuan adanya denyut jantung mudigah atau janin

 Penentuan usia kehamilan

 Penentuan kehamilan kembar

 Perdarahan pervaginam

 Terduga kehamilan ektopik

 Terdapat nyeri pelvis

 Terduga kehamilan mola

 Terduga adanya tumor pelvik atau kelainan uterus

Pada kehamilan trimester II:2


 Penentuan usia kehamilan

 Evaluasi pertumbuhan janin

 Terduga kematian janin

 Terduga kehamilan kembar

 Terduga kelainan volume cairan amnion

 Evaluasi kesejahteraan janin

 Ketuban pecah dini atau persalinan preterm

 Penentuan presentasi janin

 Membantu tindakan versi luar

 Terduga inkompetensia serviks


 Terduga plasenta previa

 Terduga solusio plasenta

 Terduga kehamilan mola

 Terdapat nyeri pelvik atau nyeri abdomen

 Terduga kehamilan ektopik

 Kecurigaan adanya kelainan kromosomal (usia ibu ≥ 35 tahun, atau


hasil tes biokimia abnormal)
 Evaluasi kelainan kongenital

 Riwayat kelainan kongenital pada kehamilan sebelumnya

 Terduga adanya tumor pelvik atau kelainan uterus

 Membantu tindakan invasif, seperti amniosentesis, kordosentesis


atau amnioinfusi

2.4 Jenis-jenis Ultrasonografi

1. USG 2 Dimensi

Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang).


Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat
ditampilkan.
2. USG 3 Dimensi

Menampilkan tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut


koronal.Gambar yang tampil mirip seperti aslinya.Permukaan tubuh janin
dapat dilihat dengan jelas.Begitupun keadaan janin dari posisi yang
berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar.
3. USG 4 Dimensi

Merupakan istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live


3D/ real-time) sehingga pasien dapat melihat lebih jelas dan
membayangkan keadaan janin di dalam rahim.
4. USG Doppler

Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah


terutama aliran tali pusat.Alat ini digunakan untuk menilai
keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:
a. Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).

b. Tonus (gerak janin).

c. Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).

d. Doppler arteri umbilikalis.

e. Reaktivitas denyut jantung janin.

2.5 Manfaat USG dalam Kehamilan

USG dalam kehamilan antara lain bermanfaat sebagai berikut: 2

a. Diagnosis dan Konfirmasi Awal Kehamilan

b. Melihat Posisi dan Kondisi Plasenta.

c. Memeriksa DJJ.

d. Mengetahui Kehamilan Kembar

e. Menghitung Usia Kehamilan dan Berat Janin.

f. Mendiagnosis Kelainan Janin

g. Memeriksa Jumlah Cairan Amnion

h. Mengetahui Jenis Kelamin Bayi


2.6 Komponen USG

Gambar 2.1 Bagian-bagian alat USG

1. CPU

Central Processing Unit (CPU) merupakan alat yang melakukan


semua perhitungan dan berisi sumber daya untuk komputer dan probe
transduser.5

2. Display(LCD)

Berfungsi untuk menampilkan gambar bagian tubuh yang diperiksa


dengan menggunakan ultrasonografi. LCD ada yang berwarna dan ada
juga yang hitam putih tergantung dari jenis dan model mesin
ultrasonografi.5
3. Transducer

Merupakan komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang


akan diperiksa. Transducer adalah alat yang berfungsi sebagai transmitter
(pemancar) sekaligus sebagai recevier (penerima). Dalam fungsinya sebagai
pemancar, transducer merubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa
getar energi mekanik menjadi listrik . Di dalam transduser terdapat kristal
yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh
transduser.Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik
(gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah
gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh
komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar. 5

4. PulseControl

Merupakan alat yang berfungsi sebagai penghasil tegangan untuk


merangsang kristal pada transducer dan membangkitkan pulsa ultrasonic.5

5. Keyboard

Merupakan tombol-tombol yang berisi huruf dan symbol yang digunakan


untuk mengisi identitas pasien, memasukkan data, dan mengambil hasil
pengukuran untuk ditampilkan.5
6. Disk Storage

Berfungsi sebagai tempat penyimpanan data hasil pemeriksaan USG. 5

7. Printer
Berfungsi untuk mencetak hasil pemeriksaan USG. 5
2.7 Teknik PemeriksaanUSG

1. Pemeriksaan USG Transabdominal(USG-TA)

Pemeriksaan USG dilakukan dengan meletakkan probe (tranduser)


pada dinding perut ibu yang sudah dilumuri jel.Probe yang digunakan pada
pemeriksaan USG-TA adalah jenis linear atau konveks, dimana jenis konveks
lebih banyak digunakan pada saat ini karena menampilkan lapang pandang
yang lebih luas.
Pada kehamilan trimester I, pemeriksaan USG-TA sebaiknya
dilakukan melalui kandung kemih yang terisi penuh dengan tujuan untuk
menyingkirkan usus keluar dari rongga pelvik, sehingga tidak menghalangi
pemeriksaan. Pemeriksaan USG-TA terutama dilakukan pada kehamilan
Trimester II dan III, dimana uterus telah cukup besar dan letaknya di luar
rongga pelvik. Volume cairan amnion sudah cukup banyak. Pemeriksaan
dapat dilakukan tanpa persiapan kandungkemih. 9
2. Pemeriksaan USG Transavaginal (USG-TV)
Pemeriksaan USG-TV harus dilakukan dalam keadaan kandung kemih yang
kosong agar organ pelvik berada dekat dengan permukaan transduser dan
berada di dalam area penetrasi transduser. Jika dibandingkan USG-TA (yang
harusdikerjakan dalam keadaan kandung kemih terisi penuh), pemeriksaan
USG-TVpada kehamilan trimester I lebih dapat diterima oleh pasien.
Pemeriksaan USG-TV dapat dilakukan setiap saat, dan organ pelvik berada
dalam posisi yang sebenarnya. Pemeriksaan dilakukan dengan memasukkan
probe yang sudah diberi jel dan dibungkus dengan alat pembungkus yang
juga diberi jel kedalamvagina hingga mencapai daerah forniks.9

2.7 Mengoptimalkan GambarUSG

1. Frekuensi dan panjang gelombang


Dalam pemeriksaan ultrasonografi ada dua hal penting yang harus
dipertimbangkan, yaitu kedalaman penetrasi dan resolusi atau ketajaman gambar
yang umumnya ditentukan oleh panjang gelombang yang digunakan. Ketika
menggunakan panjang gelombang 1 mm, maka bila diperiksa dengan skala yang
< 1 mm maka gambar yang muncul akan menjadi kabur. Gelombang ultrasonik
dengan panjang gelombang yang lebih pendek memiliki frekuensi yang lebih
tinggi sehingga akan menghasilkan gambar dengan resolusi yang lebih tinggi,
namun dengan penetrasi yang lebih dangkal. Sebaliknya gelombang ultrasonik
dengan panjang gelombang yang lebih besar memiliki frekuensi yang lebih
rendah sehingga akan menghasilkan gambar dengan resolusi yang lebih rendah,
namun kemampuan penetrasinya lebih dalam. Dengan demikian transducer
dengan frekuensi yang tinggi akan menghasilkan gambar yang lebih tajam,
namun dengan penetrasi yang lebih dangkal. Sebaliknya tranduser dengan
frekuensi rendah akan menghasilkan gambar dengan ketajaman yang lebih
rendah namun dengan penetrasi yang lebihdalam. 4
2. Power

Mesin ultrasound memiliki kemampuan untuk mengirimkan jumlah tegangan


yang bervariasi ke elemen transduser. Meningkatkan keluaran daya akan
meningkatkan amplitudo gelombang energi dalam berkas ultrasound dan
menghasilkan gema yang kembali lebih kuat. Ini dapat meningkatkan rasio
signal- to-noise dan dapat meningkatkan kemampuan pencitraan. Namun, energi
dibutuhkan untuk membuat osilasi dalam molekul jaringan yang tidak
terhubung. Karena energi ini diserap ke dalam jaringan, memberikan dosis
energi tinggi yang tidak perlu menimbulkan masalah keamanan. 4

3. Gain
Sinyal dari gema lemah yang kembali ke elemen transduser harus
diamplifikasi sebelum digunakan untuk tampilan. Proses amplifikasi ini disebut
sebagai penguatan. Karena pelemahan, gema yang kembali dari dalam tubuh
memiliki intensitas yang lebih rendah, dan mesin harus meningkatkan penguatan
dari gema ini. Fitur pemrosesan bawaan ini dikenal sebagai kompensasi
penguatan waktu (TGC), yang berarti gema dengan penundaan waktu yang
lebih besar secara otomatis memiliki penguat yang lebih besar. Jumlah
penguatan, atau penguatan, dapat dikontrol oleh sonografer dengan dua cara,
dengan kenop kontrol penguatan atau kontrol TGC. Kenop kontrol penguatan
menyesuaikan penguatan keseluruhan ke atas atau ke bawah, sehingga
kecerahan gambar dapat diubah untuk mengoptimalkan visualisasi detail
anatomi. Jika gambar terlalu terang atau terlalu gelap, banyak informasi
diagnostik yang hilang. Karena karakteristik jaringan bervariasi dari pasien ke
pasien, penetrasi gelombang suara pada kedalaman yang berbeda dapat
bervariasi, sehingga penguatan pada kedalaman yang berbeda dapat disesuaikan.
Ini dilakukan dengan menggunakan kontrol TGC, satu set slider pada panel
kontrol instrumen. Skala seragam di seluruh nilai kecerahan harus dicari. 4
4. Atenuasi

Atenuasi gelombang ultrasonik dipengaruhi oleh media yang dilalui


gelombang suara. Nyaris tidak ada gas yang dapat melaluinya. Inilah sebabnya
mengapa harus ada agen penghubung (gel ultrasonik) yang dioleskan antara
permukaan transduser dan kulit pasien. Karena beberapa alasan, gelombang
ultrasound kehilangan intensitas saat melewati jaringan.Gelombang tekanan
secara bertahap menyimpang dari pancaran pusat dan tersebar oleh refleksi dari
struktur kecil di dalam jaringan, dan sebagian dari energi suara diserap di dalam
jaringan. Beberapa jaringan, seperti tulang, sangat melemahkan gelombang
suara. Semakin tebal jaringan yang harus dilalui gelombang suara sebelum
sampai pada target, semakin banyak atenuasi dan semakin besar kesulitan dalam
mengambil informasi yang baik dari gema. Karena atenuasi, pencitraan USG
kebidanan sangat terpengaruh jika pasie nmengalami obesitas.Padapasien
dengan dinding perut yang tebal dan padat, kualitas gambar akan sangat
berkurang. Pada pasien seperti itu, perhatian pada kontrol peralatan dan teknik
pemindaian sangatpenting.4
5. Fokus
Transduser array linier membuat berkas ultrasonik dengan menembakkan
sebaris kristal yang ditempatkan disepanjang permukaan probe.Ketika
kristalyang berdekatan terbakar ,gelombang tekanan memperkuat satu samalain
dengan proses yang disebut interferensi konstruktif. Fenomena ini menciptakan
pancaran ultrasonik pusat yang memanjang dari probe. Kontrol elektronik dari
waktu dan urutan kristal diaktifkan dapat bekerja untuk memfokuskan berkas ini
diwilayah yang diinginkan didalam jaringan.Resolusi gambar akan optimal bila
struktur yang diinginkan berada dalam zona fokus optimal ini, yang dapat
disesuaikan oleh sonografer.10
6. Kedalaman dan zoom
Saat memindai, sonografer harus berusaha mengurangi tampilan untuk
mendemonstrasikan struktur penting dengan sebaik-baiknya tanpa
memenuhilayar dengan bahan yang tidak relevan. Kontrol kedalaman dapat
digunakan untuk memotong struktur asing di bagian bawah gambar. Kontrol
zoom sedikit lebih canggih; itu memperbesar kotak di dalam gambar daripada
hanya menghapus informasi dari bagian bawah gambar. Kedalaman dan zoom
yang tepat penting karena beberapa alasan. Yang terpenting, membatasi ukuran
area yang dipindai memungkinkan kecepatan bingkai dan resolusi yang lebih
tinggi. Selain itu, fokus pada area yang diminati akan menarik perhatian ke
detail penting dalam area yang dipindai tersebut.10

2.7 USG Kehamilan Trimester I

1. Kantung Gestasi / Kantong Kehamilan (Gestational Sac,GS)

Struktur kantung gestasi (KG) intrauterin dapat terlihat mulai


kehamilan 4,5 minggu dengan USG-TV (17 hari pasca konsepsi, atau sekitar
10 hari sejak blostosis bernidasi kedalam lapisan endometrium).Pada saat itu
diameter mencapai 2-3 mm. Struktur KG intrauterin secara konsisten terlihat
mulai kehamilan 5 minggu, saat diameter mencapai > 5 mm. Dengan USG-
TA kehamilan intrauterin dapat terlihat setelah diameter KG mencapai 5 mm;
dan secara konsisten terlihat mulai kehamilan 6 minggu, saat diameter KG
mencapai > 10mm.

Kantung Gestasi terlihat sebagai struktur kistik (anechoic) berbentuk


bundar atau oval, dengan dinding yang hiperekoik, dan letak eksentrik
didalam lapisan endometrium yang menebal.Struktur tersebut berasal dari
kantung korion yang berisi cairan korion. Gambaran hiperekoik dinding KG
berasal dari lapisan korion, jaringan trofoblast, dan desidua kapsularis. Sering
kali dinding KG terlihat sebagi dua lapisan konsentrik (double decidual sac),
dimana lapisan sebelahdalam berasal dari chorion laeve dan desidua
kapsularis; sedangkan lapisan sebelah luar berasal dari desidua parietalis atau
desiduavera.11

Gambar 2.3 Gestasional Sac

Struktur KG harus dibedakan dari struktur anekoik lainnya didalam


cavum uteri, seperti hematometra, hidrometra, kista endometrial,
endometritis, atau kantung gestasi palsu (Pseudo-gestational Sac)pada
kehamilan ektopik.12
Perhitungan umur kehamilan dengan mengukur kantong kehamilan
dapat diperoleh dengan cara:12
1. Mengukur diameter kantong kehamilan digunakanrumus:

Umur kehamilan (minggu) = rata-rata GS ( mm) + 25,43/ 7,02


minggu atau umur kehamilan (minggu) = diameter kantong kehamilan
(cm) x 1,384 + 4,452.

2. Bila diameter kantong kehamilan belum mencapai 25 mm, maka


secara kasar umur kehamilan dapat dihitung dengan rumus:
Umur kehamilan (hari) = Diameter kantung kehamilan + 30

3. Mengukur volume kantong kehamilan dan diperlukan pengukuran 2


dimensi dengan 3 ukuran (L, T dan AP), selanjutnya dimasukkan
dalam rumus : GS volume (ml) = L(cm) x T(cm) x AP (cm) x 0,5233.
Hasil ini kemudian dimasukkan dalam tabel yang sudah tersedia untuk
menentukan umurkehamilan.
Selain untuk menentukan umur kehamilan, pemeriksaan keadaan
kantong kehamilan juga untuk konfirmasi kehamilan intrauterin dan untuk
menyingkirkan blighted ovum.

Gambar 2.4 Kantong kehamilan

2. YolkSac

Suatu kehamilan intrauterin baru dapat dipastikan setelah terlihat


struktur yolk sac didalam KG. Yolk sac berbentuk cincin berdinding tipis
yang letaknya didalam ruang korion. Dengan USG-TV akan konsisnten
terlihat mulai kehamilan 5,5 minggu, saat diameter KG >10 mm; sedangkan
dengan USG-TA akan konsisten terlihat mulai kehamilan 6 minggu setelah
diameter KG >20mm.12
Selama kehamilan 5-10 minggu diamter yolk sac mencapai 5-6 mm.
Setelah itu yolk sac akan menyusut dan pada kehamilan 12 minggu biasanya
tidak terlihat lagi. Apabila yolk sac tidak ditemukan dalam kantung gestasi
yang diameternya > 10 mm (USG-TV) atau > 20mm (USG-TA), maka
kemungkinan besar kehamilan tidak akan berkembang normal dan akan
mengalami abortus.11

3. Crown Rumph Length(CRL)

CRL adalah ukuran terpanjang janin dari kepala sampai bokong tanpa
menyertakan anggota gerak. Dengan USG-TV struktur janin pertama kali
dapat terlihat pada kehamilan 5,5 minggu, berupa penebalan pada dinding
yolk sac. Panjangnya sekitar 2-3 mm dan belum memperlihatkan denyut
jantung. Panjang janin akan bertambah sekitar 1-2 mm perhari. Panjang
mudigah dinyatakan dengan ukuran jarak kepala-bokong (JKB) atau Crown-
Rump Length (CRL). Janin mulai menunjukkan aktivitas denyut jantung pada
usia kehamilan sekitar 6 minggu. Setelah CRL mencapai 5 mm dan diameter
KG sekitar 18 mm. Sejak itu struktur janin dan aktivitas denyut jantung akan
konsisten terlihat dengan USG-TV. DenganUSG TA struktur mudigah akan
konsisten terlihat setelah diameter KG > 25 mm12,13

Gambar 2.5 Pengukuran CRL

Cara mendapatkan bidang potong untuk pengukuran CRL adalah sebagai


berikut:
1. Usahakan janin ditampilkan pada potongansagital.

2. Janin dalam sikapekstensi.

3. Janin diukur pada jarakterpanjang.

4. Kaliperditempatkanpadatepiluarkepaladanbokongjanintanpamengu
kur anggota gerak atau yolksac.
5. Hasil yang dipakai merupakan rata-rata dari 3 pengukuran.
Perhitungan umur kehamilan dengan mengukur CRL
dengan cara:
1. Setelah mengukur CRL, selanjutnya digunakan rumus :
Umur kehamilan (hari) = 8,052 x (CRL)1/2 +23,73.
2. Menggunakan the rule of thum untuk mendapatkan umur kehamilan
secara kasar, yaitu:
Umur kehamilan (minggu) = CRL (cm) + 6,5.

Pemeriksaan USG pada Trimester kedua dan ketiga

Hal-hal yang harus diperhatikan pada pemeriksaan usg trimester II dan III
adalah:14,15
1. KeadaanJanin

 Janin hidup ataumati,

 Jumlah janin, kita perhatikan apakahtunggal/multipel

 Kelainan kongenitalmayor

 Presentasi dan letak janin: jika usia gestasi sudah memasuki trimester
III, harus diperhatikan letak janin, apakah memanjang/melintang,
oblique, dan presentasi/bagian terbawahnya, apakah presentasi kepala,
atau presentasi bokong.
2. Pemeriksaan Plasenta
Plasenta merupakan organ ekstrakorporal yang menghubungkan ibu
dan janin serta memiliki fungsi yang unik dan kompleks. Plasenta terdiri
dari dua komponen yaitu komponen maternal dan fetal. Komponen
maternal berasal dari endometrium dan komponen fetal berasal dari
khorion yang terdiri dari cakram khorion dan vilikorialis.
Terdapat 3 hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan plasenta:

 Implantasi: fundus, korpus, segmen bawah uterus

 Hubungan tepi plasenta dengan OUI (ostium uteri internum): normal


bila jaraknya > 20 mm dari OUI, PLR (plasenta letak rendah ) bila
jaraknya 1–20 mmdari OUI ,atau PPT (plasenta previa totalis)bila
plasenta menutupi OUI.
 Derajat maturasi: 0, 1, 2, dan 3

- Derajat 0 : Piring korion jelas membentuk garis, Jaringan :


homogen , Lapisan basal: tidak tampak, usia kehamilan ≤
31minggu

Gambar 2.7

- Derajat I : Piring korion: bergelombang halus , Jaringan : kadang


densitas gema meninggi, Lapisan basal: tidak tampak, usia
kehamilan 31-36 minggu
Gambar 2.8

- Derajat II : tampak indentasi yang jelas pada permukaan piring


korion dan tonjolan-tonjolan seperti koma yang menuju daerah
basalis sehingga plasenta tampak terpisah oleh sekat-sekat. Usia
kehamilan : 36 – 38 minggu.

Gambar 2.9

- Derajat III : Piring khorion lekukan mencapai daerah basal,


plasenta tampak terbagi atas rongga yang dipisahkan oleh sekat
seperti gambaran kotiledon, setiap kotiledon memiliki daerah
ekhogenik dibagian
Tengahnya .Didekat piring khorion tampak daerah ekhogenik
padat yang memberikan gambaran shadowing. Secara umum
tampak sebagai gambaran ‘’karangan bunga’’ (garland like
appearance)
Gambar 2.10

3. Pemeriksaan Cairan Amnion

Pemeriksaan cairan amnion dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:


pemeriksaan secara subjektif, pemeriksaan dengan vertical deep single
pocket, dan dengan metode AFI (Amniotic Fluid Indeks)
Secara Single Pocket

a. Berdasarkan satu kuadran saja

b. Diambil kantong terbesar yang terletak antara dinding uterus dan tubuhjanin

c. Tidak boleh ada bagian janin yang terletak di dalam area pengukuran
tersebut

Gambar 2.11

Yang diukur adalah jarak vertical terjauh antara bagian janin dan
dinding uterus, dan tidak ada bagian janin yang terletak dalam area
pengukuran tersebut Interpretasi Pengukuran Cairan Amnion berdasarkan
single pocket
Hasil Pengukuran Interpretasi
> 2 cm , < 8 cm Volume Cairan amnion normal
> 8 cm Polihidramnion
8 – 12 cm Polidramnion ringan

12 – 16 cm Polihidramnion sedang
> 16 cm Polihidramnion berat
>1cm , <2cm Borderline, evaluasi ulang
< 1 cm Oligohidramnion
12 – 16 cm Polihidramnion sedang
> 16 cm Polihidramnion berat
>1cm , <2cm Borderline, evaluasi ulang
< 1 cm Oligohidramnion

Pengukuran Amnion dengan metode Phelan (4 kuadran / AFI)

a. Abdomen dibagi atas 4kuadran

b. Setiap kuadran diukur indeks cairanamnionnya

c. Pengukuran harus tegak lurus dengan bidang horizontal dan tidak ada
boleh ada bagian janindiantaranya
Gambar 2.12 Pemeriksaan cairan amnion menurut Phelan, abdomen
dibagi atas 4 kuadran, dan setiap kuadran diukur indeks cairan
amnionnya

4. Pemeriksaan Biometri janin

a. Diameter Biparietal ( DBP) / (Biparietal Diameter/BPD)

Sebelum mengukur diameter biparietal, kita harus mendapatkan


gambaran potongan melintang kepala, adapun syarat-syaratnya adalah:
 Gambaran seperti bolarugby

 Echo garis tengah terletak simetris dari anterior ke posterior kepala


dan berjalan sepanjang kepala
 Kavum septum pelusidum membelah echo garis tengah pada sepertiga
anteriorkepala
 Diameter biparietal diukur dari parietal yg satu ke parietal yg lain, dari
outer-inner, atauouter-out
Bidang yang tepat untuk mengukur DBP : thalamus, cavum septum
pellucidum dan memotong falxcerebri. Waktu terbaik untuk penentuan usia
gestasi berdasarkan diameter biparietal adalah 15 – 24 minggu tetapi DBP
sudah dapat diukur sejak kehamilan 12 minggu.
b. Lingkar Kepala ( LK) / (Head Circum ference/HC)

Lingkar kepala diukur setinggi bidang pengukuran DBP. Rumus yang


dipakai jarak anteroposterior atau diameter oksipito frontalis ( mm) + jarak
DBP ( mm) x 1,57 atau dihitung secara otomatis oleh mesin USG.
Pengukuran lingkar kepala (LK) dilakukan melalui bidang potong yang sama
dengan pengukuran DBP.
Gambar 2.13

c. Diameter Antero-Posterior (antero-posteriordiameter)

Dalam mengukur diameter antero-posterior,cara menampilkan kepala


sama dengan cara menampilkan kepala untuk mengukur BPD.Diameter
antero-posterior diukur dengan cara mengukur jarak dari os occipital ke os
frontal, diukur outer- outer.
d. Lingkar Perut ( LP) / (Abdominal Circum ference/AC)

Cara mencari lingkar perut adalah sebagai berikut : ambil potongan


longitudinal tubuh janin sehingga tampak gambaran vertebra, jantungdan
vesika urinaria. Lingkar perut berguna untuk menilai pertumbuhan janin,
evaluasi disproporsional kepala dan perut dan evaluasi pertumbuhan janin
setelah periode waktu tertentu.
Gambar 2.14

e. Panjang Femur (PF) / (Femur Length/FL)

Pada usia gestasi 12 minggu panjang femur ( PF) sudah dapat dipakai
untuk menentukan usia gestasi. Pengukuran PF terutama bernilai bila DBP
tidak dapat diukur dengan baik misalnya kepala sudah masuk rongga panggul.
Ketepatan pemeriksaan panjang femur dalam penentuan usia gestasi sama
seperti diameter biparietal. PF dapat diukur mulai kehamilan 12 minggu
hinggaaterm

Gambar 2.15
BAB 3
LAPORAN KASUS
Kasus
Nama : Ny.R
Umur : 28tahun
NoRM : 01.10.31.24
Pemeriksaan : G2P1A0H1 Gravid Aterm 37-38 mgg + mitral regurgitasi +
mitral stenosis pro SC
Janin hidup tunggal intrauterin, presentasi kepala, aktivitas gerak
janin baik

Biometri:
BPD: 88.4 mm FHR:128 bpm
HC: 318.8 mm
AC: 290.3 mm
FL:68.9mm
HL: 60.7mm

Plasenta tertanam di fundus, meluas ke corpus anterior, maturitas grade II,


Kesan:
 Gravid 34-35 minggu sesuai biometri
 Janin hidup tunggal intrauterin, presentasi kepala
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

1. USG merupakan salah satu metode diagnostik menggunakan


gelombang ultrasonik yang cepat ,tepat, aman,tanpa kontra indikasi
serta memiliki nilai diagnostik tinggi.
2. Pemeriksaan USG rutin dilakukan tiap trimester 1, 2, dan 3 untuk
melihat kondisi janin dalam kandungan. Teknik pemeriksaan USG
terdiri dari USG transabdominal dan transvaginal.
3. Indikasi Trimester I : penentuan kehamilan intrauterin, penentuan
adanya denyut jantung janin, dan penentuan usia kehamilan.
4. Indikasi Trimester II & III : menentukan usia kehamilan, evaluasi
pertumbuhan janin, perdarahan pervaginam, terduga kehamilan
ektopik, terduga kehamilan mola.
5. Pada pemeriksaan USG trimester 1, hal yang diperhatikan adalah
adanya kantung gestasi, yolk sac, dan crown rumplength.
6. Pemeriksaan USG trimester 2 dan 3 hal yang diperhatikan meliputi
eksplorasi keadaan janin, usia gestasi, cairan ketuban, plasenta, dan
pemeriksaan biometri.
7. USG obstetri dapat menjadi pilihan untuk mengonfirmasi adanya
kehamilan dan membantu diagnosa kehamilan yang abnormal karena
tidak mengandung risiko membahayakan yang ditimbulkan dari alat
diagnostik yang menggunakan zat radioaktif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo S. Buku ilmu kebidanan, Sarwono Prawirohardjo. Penerbit
Prawirohardjo, Jakarta, 2009. Ms 247-269.
2. Endjun, Judi Januadi. (2007). Ultrasonografi Dasar Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
3. Dewi SP, Siswishanto R, Dasuki D. Pengaruh Pelatihan Ultrasonografi
terhadap Tingkat Pengetahuan Residen Obstetri dan Ginekologi mengenai
Keamanan Penggunaan Ultrasonografi Obstetri. Jurnal Kesehatan Reproduksi.
2019; 6(1): 25-9
4. Karsono B.Ultrasonografi Obstetri (Standard dan indikasi pemeriksaan).
Bagian Obstetri danGinekologi FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo,
Jakarta. 2005. Wijayanegara H, Wirakusumah FF, Mose JC, Sukarya WS
5. Moore C, Molina A, Lin H. Ultrasonography in community emergency
departements in teh United States: Access to ultrasonography performed by
consultants and status of emergency physician performed ultrasonography.
Ann Emerg Med. 2006; 47: 147-53
6. P.E.S. Palmer (ed.), Panduan Pemeriksaan Diagnostik USG,
Penerjemah:Andry Hartono, (Jakarta: EGC, 2001).
7. Patricia Chudleigh, J. Malcom Pearce, Obstetric Ultrasound: How, Why and
When, (London: Churchill Livingstone, 1986).
8. Philippe Jeanty, Roberto Romero, Obstetrical Ultrasound,
(Singapura:McGrawHill Book Company,1996).13. Patricia Chudleigh, J.
Malcom Pearce, Obstetric Ultrasound: How, Why and When, (London:
Churchill Livingstone, 1986).33
9. Gabbe, S.G., Niebyl, J.R., Simpson, J.L., Landon, et al. Obstetrics:
Normaland problem pregnancies 7th Ed.Elsevier.2017
10. Gabbe, S.G., Niebyl, J.R., Simpson, J.L., Landon, et al. Obstetrics: Normal
and problem pregnancies 7th Ed.Elsevier.2017.
11. Macdougall J, 2003. Ultrasonografi. Dalam: Macdougall, Jane
ed.Kehamilan Minggu demi Minggu. Jakarta: Erlangga
12. Cunningham, Leveno, Bloom dkk. Obstetri William Edisi 23 Volume
2.Jakarta : EGC, 2010.
13. Wiknjosastro H, 2009. Ultrasonografi dalam Obstetri. Dalam: Wiknjosastro,
Hanifa ed, Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
14. Endjun J J. Panduan Praktis Keterampilan USG Obstetri Ginekologi Dasar
untuk dokter berbasis kompetensi berstandar nasional dan internasional. 1st ed.
Jakarta : RSPAD Gatot Subroto Departemen Obstetri Ginekologi. 2018
15. Adhi Pribadi, et al. 2011. Ultrasonografi Obstetri dan Ginekologi. 1 ed.
Jakarta: CV Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai