ULTRASONOGRAFI (USG)
Oleh:
Mayang Permata Sari 1840312415
Jihan Wafda Ramadhan 1840312450
Preseptor:
Dr. dr. H. Joserizal Serudji, Sp.OG (K)
PADANG
2019
1
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul Depan ………………………………………………………… 1
Daftar Isi ................................................................................................ 2
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………….
1.1 Latar Belakang ………………………………………………. 6
1.2 Tujuan Penulisan ……………………………………………. 6
1.3 Metode Penulisan …………………………………………… 6
1.4 Manfaat Penulisan …………………………………………... 6
2
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
4
1. Pemeriksaan USG Transabdominal (USG-TA)
Pemeriksaan USG dilakukan dengan meletakkan probe (Tranduser)
pada dinding perut ibu yang sebelumnya sudah dilumuri jel. Probe yang
digunakan pada pemeriksaan USG-TA adalah jenis linear atau konveks
(Gambar 2.1), dimana jenis konveks lebih banyak digunakan pada saat ini
karena menampilkan lapang pandang yang lebih luas.
Pemeriksaan USG-TA terutama dilakukan pada kehamilan
Trimester II dan III, dimana uterus telah cukup besar dan letaknya diluar
rongga pelvik.Volume cairan amnion sudah cukup banyak.Pemeriksaan
dapat dilakukan tanpa persiapan kandung kemih.
Pada kehamilan trimester I, pemeriksaan USG-TA sebaiknya
dilakukan melalui kandung kemih yang terisi penuh dengan tujuan untuk
mnyingkirkan usus keluar dari rongga pelvik, sehingga tidak menghalangi
pemeriksaan.
2. Pemeriksaan USG Transavaginal (USG-TV)
Berbeda dengan USG-TA, pemeriksaan USG-TV harus dilakukan
dalam keadaan kandung kemih yang kosong agar organ pelvik berada dekat
dengan permukaan transduser dan berada didalam area penetrasi
transduser.Jika dibandingkan USG-TA (yang harus dikerjakan dalam keadaan
kandung kemih terisi penuh), pemeriksaan USG-TV pada kehamilan trimester
I lebih dapat diterima oleh pasien.Pemeriksaan USG-TV dapat dilakukan
setiap saat, dan organ pelvik berada dalam posisi yang sebenarnya.
Pemeriksaan dilakukan dengan memasukkan probe yang sudah diberi
jel dan dibungkus dengan alat pembungkus yang juga diberi jel kedalam
vagina hingga mencapai daerah forniks.
5
2.4 Prinsip USG
Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada
kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya
sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20 –
20.000 Cpd (Cicles per detik = Hz). Pemeriksaan USG ini menggunakan
gelombang suara yang frekuensinya 1 – 10 MHz.1
Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal
yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transduser. Perubahan bentuk akibat
gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini
disebut efek piezo-electric, yang merupakan dasar perkembangan USG
selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik.
Sesuai dengan polaritas medan listrik yang melaluinya, kristal akan mengembang
dan mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang suara frekuensi tinggi.1
Semakih tinggi frekuensi gelombang suara, panjang gelombangnya akan
semakin pendek. Semakin pendek panjang gelombang suara yang ditransmisikan
ke dalam medium, daya penetrasinya akan semakin berkurang. Pada pemeriksaan
USG, semakin pendek panjang gelombang yang ditransmisikan ke dalam
medium, daya resolusinya akan semakin baik. Daya resolusi adalah kemampuan
membedakan dua titik terdekat secara terpisah.2
6
Jaringan yang padat seperti tulang menghasilkan gelombang pantul
berkecepatan-tinggi, yang terlihat terang pada layar. Sebaliknya, cairan
menghasilkan sedikit gelombang pantul yang terlihat gelap atau anechoic di
layar.2
7
i. Membantu tindakan versi luar
j. Terduga inkompetensia serviks
k. Terduga plasenta previa
l. Terduga solusio plasenta
m. Terduga kehamilan mola
n. Terdapat nyeri pelvik atau nyeri abdomen
o. Terduga kehamilan ektopik
p. Kecurigaan adanya kelainan kromosomal (usia ibu ≥ 35 tahun, atau
hasil tes biokimia abnormal)
q. Evaluasi kelainan kongenital
r. Riwayat kelainan kongenital pada kehamilan sebelumnya
s. Terduga adanya tumor pelvik atau kelainan uterus
t. Membantu tindakan invasif, seperti amniosentesis, kordosentesis atau
amnioinfusi
Pemeriksaan USG diagnostik secara scanning bersifat aman dan
noninvasif. Sejauh ini tidak ada kontraindikasi untuk pemeriksaan USG dalam
kehamilan.4
8
dua lapisan konsentrik (double decidual sac), dimana lapisan sebelah dalam
berasal dari chorion laeve dan desidua kapsularis; sedangkan lapisan sebelah luar
berasal dari desidua parietalis atau desidua vera.6
9
Selain untuk menentukan umur kehamilan, pemeriksaan keadaan kantong
kehamilan juga untuk konfirmasi kehamilan intrauterin dan untuk menyingkirkan
blighted ovum.
Gambar 2.3. Kantong kehamilan
2. Yolk Sac
Suatu kehamilan intrauterin baru dapat dipastikan setelah terlihat struktur
yolk sac didalam KG.Yolk sac berbentuk cincin berdinding tipis yang letaknya
didalam ruang korion. Dengan USG-TV akan konsisnten terlihat mulai kehamilan
5,5 minggu, saat diameter KG >10 mm; sedangkan dengan USG-TA akan
konsisten terlihat mulai kehamilan 6 minggu setelah diameter KG >20 mm.2
Selama kehamilan 5-10 minggu diamter yolk sac mencapai 5-6 mm. Setelah
itu yolk sac akan menyusut dan pada kehamilan 12 minggu biasanya tidak terlihat
lagi. Apabila yolk sac tidak ditemukan dalam kantung gestasi yang diameternya >
10 mm (USG-TV) atau > 20mm (USG-TA), maka kemungkinan besar kehamilan
tidak akan berkembang normal dan akan mengalami abortus.6
10
Gambar 2.4 USG usia kehamilan 5 minggu
11
5. Hasil yang dipakai merupakan rata-rata dari 3 pengukuran.
Perhitungan umur kehamilan dengan mengukur CRL dengan cara :
1. Setelah mengukur CRL, selanjutnya digunakan rumus :
Umur kehamilan (hari) = 8,052 x (CRL)1/2 + 23,73.
2. Menggunakan the rule of thum untuk mendapatkan umur kehamilan secara
kasar, yaitu :
Umur kehamilan (minggu) = CRL (cm) + 6,5.
12
Cara mendapatkan bidang potong untuk pengukuran BPD adalah sebagai
berikut:
1. Cari potongan kepala sampai mendapatkan bentuk paling simetris, yaitu
jarak antara garis tengah dan tulang kepala pada kedua sisi harus sama.
2. Pengukuran DBP dilakukan pada penampang aksial kepala setinggi
thalamus (bidang transtalamik), karena melalui bidang ini akan diperoleh
ukuran DBP yang terbesar. Potongan harus tegak lurus pada garis tengah.
3. Gunakan gain yang rendah untuk mencegah penebalan tulang tengkorak
karena artefak.
4. Bentuk kepala harus oval yang dikonfirmasi dengan indeks sefalik (normal
antara 75-85).
5. Pengukuran dilakukan pada jarak biparietal yang terbesar, dari permukaan
luar tulang parietal bagian proksimal kearah permukan dalam parietal
bagian distal (‘luar kedalam’), tegak lurus falx cerebri. Penelitian lain
melakukan pengukuran BPD pada permukaan luar tulang parietal bagian
proksimal dan distal (‘luar ke-luar’).
Pada waktu mencari BPD kita akan melihat thalamus sebagai suatu
struktur berbentuk “hati” atau “anak panah “. Ujung dari bentuk “anak panah”
tersebut adalah arah daerah tulang belakang janin, sehingga dengan memeriksa
BPD kita dapat pula sekaligus mengetahui presentasi dan posisi janin.
13
Gambar 2.6. Bidang potong untuk pengukuran BPD
Tabel 2.1. Daftar tabel biometri janin; ukuran BPD normal sesuai usia
kehamilan
Weeks 12 13 14 15 1 6 17 18 19 20 21 22 2 3 24 25 2 6 2 7
BPD (mm) 21 25 28 32 3 5 39 42 46 49 52 55 5 8 61 64 6 7 6 9
Weeks 28 29 30 31 3 2 33 34 35 36 37 38 3 9 40 41 4 2
BPD (mm) 72 74 77 79 8 2 84 86 88 90 92 94 9 5 97 98 100
Tabel 2.2. Daftar tabel biometri janin; ukuran HC normal sesuai usia
kehamilan
14
Weeks 1 2 13 14 15 1 6 17 18 19 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7
H C
7 0 84 98 111 124 137 150 162 175 187 198 210 221 232 242 252
(mm)
Weeks 2 8 29 30 31 3 2 33 34 35 3 6 3 7 3 8 3 9 4 0 4 1 4 2
H C
262 271 280 288 296 304 311 318 324 330 335 340 344 348 351
(mm)
15
Tabel 2.3. Daftar tabel biometri janin; ukuran AC normal sesuai usia
kehamilan
Weeks 12 13 14 15 1 6 1 7 18 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7
AC(mm) 56 69 81 93 105 117 129 141 152 164 175 186 197 208 219 229
Weeks 28 29 30 31 3 2 3 3 34 3 5 3 6 3 7 3 8 3 9 4 0 4 1 4 2
AC(mm) 240 250 260 270 280 290 299 309 318 327 336 345 354 362 371
16
2. Penentuan Pertumbuhan dan Besar Janin1,2
Pertumbuhan janin terhambat tipe asimetrik terlihat pada besar atau berat
janin yang berkurang, sedangkan panjang janin hanya sedikit terpengaruh.
Ditandai dengan lingkar abdomen mengecil. Pada pertumbuhan janin terhambat
tipe simetrik terlihat pada berat dan panjang janin berkurang. Ditandai dengan
lingkar perut dan kepala.
3. Malformasi Janin1,2
Sebagian besar sering diketahui sebelum usia kehamilan 20 minggu.
Pertandanya adalah volume cairan amnion yang abnormal, pertumbuhan janin
terhambat, kelainan morfologi bentuk tubuh dan struktur organ, ukuran biometri
janin abnormal, arteri umbilikal tunggal, aktifitas biofisik janin berkurang.
4. Plasenta1,2
a. Ukuran Plasenta
Sampai kehamilan 20 minggu plasenta menempati sekitar ¼ luas
permukaan miometrum, dan ketebalannya tidak lebih dari 2-3 cm.
Menjelang kehamilan aterm plasenta menempati sekitar 1/8 luas
permuakaan miometrium, dan ketebalannya dapat mencapai 4-5 cm,
ketebalan plasenta normal jarang melebihi 4 cm. Plasenta yang menebal
(plasentomegali) dapat dijumpai pada ibu yang menderita diabetes
melitus, ibu anemia (Hb < 8 g%), hidrops fetalis, tumor plasenta, kelainan
kromosom, infeksi (sifilis, CMV), dan perdarahan plasenta. Plasenta yang
menipis dapat dijumpai pada preeklampsia, pertumbuhan janin terhambat
(PJT), infark plasenta, dan kelainan kromosom.Belum ada batasan yang
jelas mengenai ketebalan minimal plasenta yang dianggap normal.
Beberapa penulis memakai batasan tebal minimal plasenta normal 1,5-2,5
cm dan berat plasenta rata-rata 500 gram.
b. Letak (posisi) Plasenta
Plasenta bisa berkembang dibagian mana saja pada permukaan
endometrium, sesuai dengan letak implantasi blastosis. Letak plasenta
yang menutupi ostium uteri internum (OUI) pada kehamilan trmester I
tidak akan selamanya menjadi plasenta previa. Dengan bertambahnya usia
17
kehamilan, sebagian besar vili akan mengalami atrofi, uterus semakin
membesar, dan segmen bawah uterus akan terbentuk, plasenta yang
semula menutupi OUI akan bergeser keatas, sehingga letaknya menjadi
normal. Dahulu pergeseran letak plasenta ini dikenal sebagai migrasi
plasenta. Plasenta previa dijumpai pada sekitar 7,5% kehamilan trimester
II. Akan tetapi hanya 0,5% yang akan tetap menjadi plasenta previa pada
kehamilan aterm. Oleh sebab itu, setiap tindakan section cessaria elektif
yang dilakukan atas indikasi plasenta previa sebaiknya didasarkan atas
diagnosis yang ditegakkan pada kehamilan aterm.1,2
c. Bentuk Plasenta
Plasenta merupaka organ fetomaternal yang bentuknya menyerupai
cakram (discoid).1,2
d. Perlekatan abnormal plasenta
Beberapa isitilah yang digunakan untuk menyatakan perlekatan
abnormal plasenta pada dinding uterus, seperti plasenta akreta, plasenta
inkreta, dan plasenta pankreta.Dalam perkembangannya plasenta melekat
pada dinding uterus melalui desidua basalis.Kadang-kadang desidua
basalis tidak terbentuk sempurna sehingga vili korionik melekat langsung
pada miometrum (plasenta akreta), menginvasi lapisan myometrium
(plasenta inkreta), bahkan menembus lapisan myometrium dan serosum
uterus (plasenta perkreta).1
18
Gambar 2.10 Plasenta previa
4. Tali Pusat
Tali pusat adalah penghubung janin dengan ibunya. Tali pusat terdiri dari
2 arteri umbilical yang mengalirkan darah kotor (berisi zat metabolic) dan sebuah
vena umbilical yang mengalirkan darah segar yang kaya oksigen dan nutrien dari
plasenta ke janin. Kelainan yang dapat terlihat dalam USG contohnya adalah
melilitnya tali pusar pada leher. Hal ini akan berbahaya karena dapat mencekik
janin. Pemeriksaan lilitan tali pusar dapat dilakukan dengan colour dopler. Jika
terlihat warna disekeliling leher janin, mungkin itu adalah lilitan tali pusat.6
Gambar 2.11. Bidang potong pemeriksaan lilitan tali pusar dengan colour dopler
5. Cairan Amnion
19
Cairan amnion mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan
dan pertumbuhan janin.Kelainan jumlah cairan amnion dapat terjadi, dan
seringkali merupakan petanda yang paling awal terlihat pada janin yang
mengalami gangguan.1,2
20
Gambar 2.13 Olygohidramnion
b. Pengukuran cairan amnion
Penilaian jumlah cairan amnion melalui pemeriksaan USG dapat
dilakukan dengan cara subjektif ataupun semikuantitatif.
1. Penilaian subjektif
Dalam keadaan normal, janin tampak bergerak bebas dan
dikelilingi oleh cairan amnion.Struktur organ janin, plasenta dan tali pusat
dapat terlihat jelas. Kantung-kantung amnion terlihat dibeberapa tempat
terutama pada daerah di antara kedua tungkai bawah dan di antara dinding
depan dan belakang uterus. Pada kehamilan trimester II biasanya terlihat
sebagian dari tubuh janin bersentuhan dengan dinding depan uterus. Pada
keadaan polihidramnion, janin menjauh dari dinding depan uterus
sehingga tidak ada bagian tubuh janin yang bersentuhsn dengan dinding
depan uterus. Janin berada diluar daya penetrasi gelombang ultrasonic
sehingga sulit terlihat melalui USG.1,2
Pada keadaan oligohidramnion cairan amnion disebut berkurang
bila kantung amnionnya hanya terlihat di daerah tungkai bawah dan
disebut habis bila tidak terlihat lagi kantung amnion.Pada keaadaan ini,
aktivitas gerakan janin menjadi berkurang. Struktur janin sulit untuk
dipelajari, dan ekstremitas tampak berdesakan.1,
2. Penilaian Semi kuantitatif
a. Pengukuran diameter vertical yang terbesar pada salah satu
kantong amnion .
b. Pengukuran indeks cairan amnion.
21
Pengukuran 1 kantung amnion dilakukan dengan mencari kantung
amnion terbesar, bebas dari bagian tali pusat dan ekstremitas janin yang
dapat ditemukan melalui transduser yang diletakkan tegak lurus terhadap
kontur dinding abdomen ibu.Pengukuran dilakukan pada diameter vertical
kantung amnion.
Pemeriksaan cairan amnion juga dapat dilakukan dengan cara
metode AFI (Amniotic Fluid Indeks) yang diperkenalkan oleh Phelan :
1. Abdomen dibagi atas 4 kuadran
2. Setiap kuadran diukur indeks cairan amnionnya
3. Pengukuran harus tegak lurus dengan bidang horizontal dan tidak
adaboleh ada bagian janin diantaranya.
22
>16cm Polihidroamnion berat
1-2cm Borderline, evaluasi ulang
<1cm Oligohidroamnion
c. Oligohidramnion
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan oligohidramnion adalah
kelainan kongenital, PJT, ketuban pecah, kehamilan postterm, insufisiensi
plasenta, dan obat-obatan (misalnya dari golongan antiprostaglandin).Kelainan
kongenital paling sering yang menimbulkan oligohidrmanion adalah kelainan
saluran kemih (kelainan ginjal bilateral dan obstruksi uretra) dan kelainan
kromosomm (triploidi, trisomy 18 dan 13).Insufisiensi plasenta oleh sebab apapun
dapat menyebabkan hipoksia janin. Hipoksia janin yang berlangsung kronis akan
memicu mekanisme redistribusi darah. Salah satu dampaknya adalah terjadi
penurunan aliran darah ke ginjal, produksi urin berkurang, dan terjadi
oligohidrmanion.Oligohidramnion yang terjadi oleh sebab apapun akan
berpengaruh akan beroengaruh buruk kepada janin. Komplikasi yang sering
terjadi adalah PJT, hypoplasia paru, deformitas pada wajah dan skelet, kompresi
tali pusat, dan aspirasi meconium pada masa intrapartum, dan kematian janin.1,2
d. Polihdramnion
Polihidramnion dapat terjadi akibat kelainan kongenital, diabetes mellitus,
janin besar, kehamilan kembar, kelainan pada plasenta dan tali pusat, dan obat-
obatan. Kelainan kongenital yang sering menimbulkan polihidrmanion adalah
defek tabung neural, obstruksi traktus gastrointestinal bagian atas, dysplasia
skelet, dan kelainan kromosom (trisomy 21,18,dan 13). Komplikasi yang sering
terjadi pada polihidramnion adalah malpresentasi janin, ketuban pecah, prolapse
tali pusat, persalinan preterm, dan gangguan pernapasan ibu.1,2
23
BAB III
LAPORAN KASUS
Kasus 1
Nama : Ny. F
Umur : 26 tahun
No RM : 01045656
Pemeriksaan : G2P0A1H0 gravid 19-20 minggu + AB rhesus negatif
Hasil USG
24
25
Janin hidup tunggal intrauterin, aktivitas gerak janin baik
Biometri:
BPD : 4,56 cm FL: 2,95 cm
AC : 14,05 cm EFW : 288 gr
HL : 2,82 cm FHR : 148 bpm
Plasenta tertanam di corpus anterior grade I
Kesan : Gravid 19-20 mg sesuai biometri
Janin hidup tunggal intrauterin letak kepala
Kasus 2
Nama : Ny. P
Umur : 23 tahun
No RM : 00851064
Pemeriksaan : G1P0A0H0 gravid 15-16 minggu + gangguan psikosis
Hasil USG
26
27
Janin hidup tunggal intrauterin, aktivitas gerak janin baik
Biometri:
BPD : 3,22 cm FL: 1,95 cm
AC : 9,90 cm FHR : 167 bpm
EFW : 138 gr HL : 1,98
SDP : 2,90 HC : 11,74
Plasenta tertanam di corpus anterior grade I
Kesan: Gravid 15-16 mg sesuai biometri
Janin hidup tunggal intrauterin
Kasus 3
Nama : Ny. N
Umur : 35 tahun
No RM : 01044527
Pemeriksaan : G3P2A0H2 gravid 36-37 minggu + plasenta previa
Hasil USG
28
29
30
Janin hidup tunggal intrauterin letak kepala, aktivitas gerak janin baik
Biometri:
BPD : 8,95 cm FL: 7,15 cm
HC : 32,54 cm HL : 6,22 cm
AC : 31,24 cm FHR : 152 bpm
EFW : 2796 gr SDP : 4,89 cm
Plasenta tertanam di corpus posterior meluas ke anterior menutupi OUI Grade
III
Kesan : Gravid 36-37 mg sesuai biometri
Janin hidup tunggal intrauteri letak kepala
Plasenta previa totalis susp. akreta
Kasus 4
Nama : Ny. S
Umur : 33 tahun
No RM : 01045878
Pemeriksaan : G3P2A0H2 gravid 37-38 minggu
Hasil USG
31
32
33
Janin hidup tunggal intrauterin letak kepala
Biometri:
BPD : 9,11 cm FL: 7,27 cm
AC : 33,39 cm HL : 6,28
EFW : 3107gr FHR : 147 bpm
Plasenta tertanam di corpus anterior grade II
Kesan : Gravid 37-38 mg sesuai biometri
Janin hidup tunggal intrauteri letak kepala
Kasus 5
Nama : Ny. NE
Umur : 36 tahun
No RM : 01043097
Pemeriksaan : G3P2A0H2 gravid 38-39 minggu + struma nodusa non
toksik
Hasil USG
34
35
Janin hidup tunggal intrauterin letak kepala
Biometri:
BPD : 9,31 cm FL : 7,48 cm
AC : 33,45 cm HL : 6,28
FHR : 138 bpm
Kesan : Gravid 38-39 mg sesuai biometri
Janin hidup tunggal intrauteri letak kepala
Kasus 6
Nama : Ny. D
Umur : 30 tahun
No RM : 01045672
Pemeriksaan : G3P2A0H2 gravid 5-6 minggu
Hasil USG
36
Tampak GS intrauterine ukuran 1,97 cm
Yolk sac +
Feta echo +
Kesan : gravid 6-7 minggu, kehamilan intrauterin
Kasus 7
Nama : Ny. E
Umur : 34 tahun
No RM : 01047629
Pemeriksaan : G2P1A0H1 gravid 35-36 minggu + plasenta previa
Hasil USG
37
38
39
40
Janin hidup tunggal intrauterin letak kepala, aktivitas gerak janin baik
Biometri:
BPD : 8,64 cm FL: 6,39 cm
HC : 10,74cm HL : 5,85 cm
AC : 28,32 cm FHR : 131 bpm
EFW : 2109 gr SDP : 3,03cm
Plasenta tertanam di corpus posterior meluas ke anterior menutupi OUI
Kesan : Gravid 33-34 mg sesuai biometri
Janin hidup tunggal intrauteri letak kepala
Plasenta previa totalis susp. akreta
41
DAFTAR PUSTAKA
42