PENDAHULUAN
Perawatan kesehatan ibu hamil diatur dalam UU Kesehatan No. 39 Tahun 2009,
khususnya dalam Pasal 126 Bab VII. Upaya kesehatan ibu hamil bertujuan untuk
menjaga kesehatan ibu selama kehamilan, sehingga ia dapat melahirkan generasi
yang sehat dan berkualitas, serta mengurangi angka kematian ibu. Dalam merawat
kesehatan ibu hamil, dilakukan berbagai tindakan yang mencakup promosi
kesehatan, pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi. Pemerintah berkomitmen
untuk memastikan ketersediaan tenaga kesehatan, fasilitas medis, peralatan, dan
obat-obatan yang diperlukan untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu secara
aman, berkualitas, dan terjangkau.1 Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 Pasal 2, tujuan dari pelayanan kesehatan selama
kehamilan adalah untuk memastikan kesehatan ibu dan memungkinkan mereka
melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas. Hal ini juga bertujuan untuk
mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi yang baru lahir, serta untuk
menjamin pemenuhan kualitas hidup dan hak-hak reproduksi, serta menjaga dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang baru lahir.17
Merawat kesehatan ibu hamil merupakan hal yang sangat penting untuk
mencegah gangguan kesehatan selama kehamilan.1 Pada tahun 2020, jumlah
kematian ibu yang tercatat di Kementerian Kesehatan mencapai 4.627 kasus,
menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2019 yang mencatat 4.221
kematian. Untuk mengurangi angka kematian ibu tersebut, berbagai upaya telah
dilakukan, salah satunya adalah pemberian pelayanan kesehatan kepada ibu hamil.
Pelayanan kesehatan ibu hamil ini melibatkan pemeriksaan prenatal (Antenatal
Care/ANC) yang disesuaikan dengan trimester kehamilan. Saat menjalani
pemeriksaan ANC oleh dokter, biasanya dilakukan pemeriksaan ultrasonografi
(USG). Disarankan untuk menjalani pemeriksaan USG pada usia kehamilan kurang
dari 24 minggu guna memperkirakan usia kehamilan, mendeteksi adanya kelainan
kongenital, potensi keberadaan janin kembar, dan mengurangi risiko induksi
persalinan pada kehamilan yang berlangsung melebihi waktu yang diharapkan.4
USG adalah teknologi yang memungkinkan visualisasi struktur dalam tubuh
seseorang. Jika USG mengidentifikasi adanya komplikasi, langkah penanganan
yang lebih cepat dan terencana dapat dilakukan.1
a. USG 2D
b. USG 3D
c. USG 4D
USG 4D, juga dikenal sebagai SD live atau real time, merupakan
teknologi tercanggih dalam pemeriksaan ultrasonografi. Ini mampu
menghasilkan gambar tiga dimensi yang sangat rinci, akurat, dan tampak
nyata, hampir seperti menonton sebuah film. Pasien dapat dengan jelas
melihat bentuk anggota tubuh, pergerakan janin, dan bahkan ekspresi
wajah janin. USG 4D mampu mendeteksi kelainan pada janin dengan
lebih jelas, termasuk kelainan plasenta atau kehamilan ektopik. Hasil
gambar dari USG 4D dapat disimpan dalam format JPG dan video, dan
dapat dilihat melalui komputer. Namun, biaya pemeriksaan USG ini
paling tinggi dibandingkan dengan USG 2D dan 3D.10
d. USG Doppler
a. Persiapan Pasien12
b. Persiapan Peralatan
c. Persiapan Pemeriksa
a. Trimester Pertama
b. Trimester Kedua
Pemindaian ultrasonografi pada trimester kedua direkomendasikan
untuk dilakukan antara usia kehamilan 18-22 minggu. Penyimpanan klip
video gerak dianjurkan untuk penilaian jantung janin.14
c. Trimester Ketiga