Anda di halaman 1dari 8

ENSEFALITIS VIRAL

Kelompok B1
Pembimbing :
Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap penulis dan
pembaca terutama yang terlibat dalam bidang medis serta juga diharapkan dapat
memberikan wawasan kepada masyarakat umur agar lebih mengetahui dan
memahami tentang ensefalitis viral.
Manifestasi Klinis
• Demam yang bersifat akut
• Gejala iritasi leptomeningeal (sakit kepala, demam, kaku kuduk)
• Gejala defisit neurologis fokal (kejang dan penurunan kesadaran yang dimulai
dengan letargia, konfusi, stupor dan koma)
• Gejala neuropsikiatri (perubahan perilaku, halusinasi dan penurunan kognitif)
• Gerakan abnormal (koreoatetosis dan gerakan parkinsonism)
• Hipertermia (keterlibatan hipotalamus atau pituitari)
Manifestasi Klinis
Gejala Spesifik:
• Ensefalitis herpes zoster  ruam dan vesikel kulit
• Japanese Encephalitis (JE)  gejala ekstrapiramidal (menyerupai parkinsonism)
• Enterovirus 71  tremor, mioklonus, ataksia, edema paru nueorgenik, dan
kelumpuhan saraf kranial dan koma
• Virus Nipah  gejala batang otak dan serebelum, mioklonus segmental,
hipertensi, takikardia
• Virus Zika  mikrosefalus (pada bayi dengan ibu yang terinfeksi pada awal
kehamilan)
Penegakan Diagnosis
Anamnesis  Riwayat lainnya
 Faktor geografis dan musim
 Tanda dan Gejala
Japanese Encephalitis (JE) endemik di negara Asia dan
• Demam meningkat pada musim hujan
• Sakit kepala  Riwayat perjalanan
• Kaku kuduk
 Gigitan binatang dan kontak dengan hewan ternak
• Kejang
Rabies (zoonotic encephalitis), kontak dengan hewan
• Penurunan Kesadaran ternak seperti West Nile fever
• Perubahan perilaku  Status imunitas
• Halusinasi Cytomegalovirus Encephalitis sering pada pasien dengan
• Penurunan kognitif HIV
 Pekerjaan
Lyme disease pada pekerja kehutanan
Penegakan Diagnosis
Pemeriksaan Fisik  Pemeriksaan Neurologi
• Hemiparesis, afasia, ataksia, opistotonus,
 Pemeriksaan Umum hypotonia, diplopia
• Ruam kulit pada ensefalitis herpes zoster • Peningkatan refleks dan abnormalitas dari
• Gondongan pada ensefalitis oleh karena gerakan seperti tremor
parotitis • Peningkatan tekanan intrakranial
• Infeksi saluran pernapasan atas oleh virus • Defisit saraf kranial (oculomotor dan
influenza dan HSV-1 encephalitis facial)
• Gerakan tak sadar (mioklonus dan tremor)
• Kejang parsial
• Gangguan fungsi otonom
Penegakan Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
 Darah Lengkap dan Kultur Darah
Limfositosis sering terjadi pada ensefalitis viral. Leukopenia dan trombositopenia dapat dijumpai pada infeksi oleh
karena virus demam berdarah. Kultur darah juga dapat dilakukan pada malaria serebral
 Elektroensefalografi (EEG)
EEG dapat membedakan ensefalitis fokal dan ensefalopati umum
 Tes Serologi
ELISA untuk deteksi IgM dan IgG dapat mendiagnosis ensefalitis karena varicella, arbovirus dan
virus dengue. Tes PCR dapat untuk mendiagnosis ensefalitis karena virus herpes, virus varicella-
zoster, cytomegalovirus, virus Epstein-Barr dan virus West Nile,
 Tes Fungsi Ginjal
 Tes Fungsi Hati
Penegakan Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
 CT Scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
CT Scan direkomendasikan sebagai pemeriksaan skrining dengan kecurigaan ensefalitis atau
ketika MRI tidak tersedia. MRI lebih spesifik dan sensitif dibandingkan CT Scan untuk
mengidentifikasi ensefalitis virus, terutama pasa fase awal.
• Herpes Simpleks Encephalitis (HSE)
 Analisis Cairan Serebrospinal (Lumbal Pungsi)
Pada infeksi virus ditemukan peningkatan protein ringan hingga sedang (60-80 mg/dL), glukosa
normal dan pleositosis sedang (hingga 1000 leukosit/µL). Pada ensefalitis herpes simpleks
(HSE) dapat menunjukan peningkatan sel darah merah dan xanthochromia pada cairan
serebrospinal

Anda mungkin juga menyukai