Anda di halaman 1dari 18

ENSEFALITIS

dr. Laura Zeffira Sp.A, M.Biomed

Bagian Ilmu Kesehatan Anak


Universitas Baiturrahmah
2016
Definisi
• Peradangan pada jaringan otak baik fokal ataupun difus
(menyeluruh) yang dapat disebabkan oleh berbagai macam
mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, dan protozoa)
Mikroorganisme penyebab terbanyak :

 Herpes simpleks
 Arbovirus
 Eastern dan Western Equine St Louis encephalitis
Ensefalitis berhub dg inf nonvirus
Penyakit :
Organisme :
• Rocky Mountain spotted fever
• Rickettsia rickettsii
• Q-fever
• Coxiella burnetii
• Atypical pneumonia
• Mycoplasma pneumoniae
• Sypilis
• Treponema pallidum
• Malaria
• Plasmodium falciparum
• Leptospirosis
• Leptospira interrograns
Penyebab ensefalitis yg jarang

• Picornavirus & mumps : self limiting


• Adenovirus : kdg sebabkan meningoensefalitis
• Measles : mortalitas tinggi, komplikasi jangka
panjang, berhub dg subacute sclerosing
panencepalitis
• Varicella-zoster : mortalitas 5-20%
• Epstein-Barr virus
• Rabies
Ensefalitis arbovirus
• Perlu vektor spesifik
• Ada riwayat pergi ke daerah endemik
• Masa inkubasi 2 minggu
• Terapi antivirus spesifik (-)
Ensefalitis Herpes Simpleks
• Definisi
Penyakit infeksi yang menyerang susunan saraf pusat
terutama bagian medial lobus temporalis dan bagian inferior
lobus frontalis yang disebabkan oleh virus herpes simpleks
yaitu HSV – 1 & HSV-2.
Epidemiologi
• insidennya pada populasi umum adalah 1-4 kasus per juta
penduduk pertahunnya

• sepertiga dari kasus ditemukan pada populasi anak (terutama


antara 6 bulan dan 3 tahun)

• setengahnya pasien usia lebih dari 50 tahun

• HSV tipe 1  setelah periode neonatal


• HSV tipe 2  periode neonatal
Patogenesis  VHS1
 infeksi primer akibat transmisi virus secara langsung melalui jalur
neuronal dariperifer ke otak melalui saraf Trigeminus atau Olfaktorius,
dan reaktivitas infeksi herpes virus laten.

Jalan nafas dan Stomatitis / Virus laten pada


ludah faringitis ganglia trigeminal

otak ( temporal mll cabang n.


dan frontalis Trigeminal ke basal Reaktivasi
orbital) meningen

VHS2  jalan lahir ibu


Manifestasi Klinis
• Dapat muncul dalam bentuk akut-sub akut
• Fase prodromal : 1-7 hari

Fase Prodromal Akut-sub akut

• malaise • Penurunan kesadaran (letargi,


• Demam koma)
• Letargi • Kejang fokal (diikuti umum)
• Sakit kepala • Gangguan neurologi: hemiparesis,
• Muntah afasia, ataksia, paresis saraf
kranialis, kaku kuduk, papil edema
• Gangguan perilaku
Diagnosis

Manifestasi Klinis

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan penunjang
EEG,Pencitraan,Biopsi otak,Polymerase chain
reaction
Laboratorium
• Darah perifer lengkap, Elektrolit, Gula darah random
• Lumbal Pungsi:
 Normal: pada ¼ pasien
 Abnormal: pleiositosis
 Nonne (-/+), pandy (+/-)
 Jumlah sel >>, PMN dominan, protein >>, glukosa normal

• Serologi: Titer antibodi serum dan LCS (terdeteksi pd hari 10-12


sakit)
Pemeriksaan penunjang
• Elektroensefalografi (EEG)
 gambaran periodic lateralising
epileptiform discharge di lobus
temporal atau frontotemporal

• CT Scan/MRI
gambaran hipodens di daerah
lobus temporal atau frontal
(MRI lebih sensitive dibanding CT Scan)

• Kultur & PCR LCS


• Biopsi otak (baku emas)
Diagnosis banding:
• Meningitis bakteri, jamur & tuberkulosis
• Abses otak
• Trauma dan tumor otak
• Ensefalitis arbovirus
• Enterovirus & mumps
Tata laksana
• Tata Laksana Awal
 Atasi kegawatan : airway  bersihkan jalan nafas
breathing  berikan oksigen
circulation IVFD

 Atasi kejang :- Diazepam IV 0,3-0,5 mg/kgBB/kali (saat kejang)


- Phenobarbital (bolus)
o Neonatus : 20 mg/kgBB IV

o <1 th : 50 mg IV/IM
o >1 th : 75 mg IV/IM

 Sementara dipuasakan dan pasang NGT


Tata Laksana lanjutan

Obat Antivirus
• Acyclovir 30 mg/kg/hari IV 10-14 hari, dibagi dalam 3 dosis

• Anti kejang : phenobarbital 4-5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis


• Terapi supportif
 Anti piretik : paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali
 Terapi dietetik: NGT/parenteral

• Terapi peningkatan tekanan intra kranial: manitol, NaCl 3%,


furosemid

(level evidence I, rekomendasi A)


Prognosis
• Tidak diobati  sangat buruk
- setelah 30 hari, kematian 70 – 80%
- setelah 6 bulan, kematian 90%
- gejala sisa lebih berat

 Pengobatan dini dengan asiklovir


 menurunkan kematian  28%

 Pasien mengalami koma buruk


- meninggal
- gejala sisa yang berat  epilepsi, cerebral palsy, retardasi
mental
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai