Anda di halaman 1dari 23

Ensefalitis

Virus

I Putu Dema Prasetya (1902612145)

Gusti Ngurah Prana Jagannatha (1902612146)

I Gusti Bagus Mulia Agung Pradanyaandara (1902612148)

Ni Kadek Dwi Karlina (1902612149)

Xena Laveda (1902612183)


INFEKSI SSP

BAKTERI,
VIRUS ENSEFALITIS CACING,
PROTOZOA,
JAMUR

EPIDEMIOLOGI

DIAGNOSIS GEJALA
SEGERA TERAPI
DEFINISI

Ensefalitis virus adalah peradangan parenkim


otak yang disebabkan oleh virus. Ini adalah
jenis ensefalitis yang paling umum dan sering
berdampingan dengan meningitis virus.
Place Your Picture Here

PREVALENCE
3,5 hingga 7,5 per 100.000 orang
Usia muda dan lanjut usia
Place Your Picture Here

Enterovirus Encephalitis
Herpes Simplex Encephalitis (HSE)
Varicella Zoster Enchepalitis
Human Herpes Virus 6 (HHV-6) Enchepalitis
Tick-Borne Encephalitis
Measles Enchepalitis
Rabies
West Nile Virus
HIV
Japanese Enchepalitis
Eastern Equine Enchepalitis
Epstein Barr Virus Enchepalitis
Anatomi Otak
Your Picture Here Your Picture Here Your Picture Here

Otak terdiri atas otak besar atau cerebrum, otak kecil atau cerebellum dan batang otak (trunkus
serebri). Jaringan otak dibungkus oleh tiga selaput otak (meninges) yang dilindungi oleh tulang
tengkorak dan mengapung dalam suatu cairan yang berfungsi menunjang otak yang lembek dan
halus sebagai penyerap goncangan akibat pukulan dari luar terhadap kepala.
Patofisiologi
01 Virus masuk ke tubuh melalui kulit, saluran
pernafasan dan saluran cerna

Di dalam tubuh manusia virus memperbanyak diri


secara lokal, kemudian terjadi viremia yang

02 menyerang susunan saraf pusat melalui kapilaris di


pleksus koroideus. Cara lain ialah melalui saraf perifer
atau secara retrograde axoplasmic spread
Di dalam susunan saraf pusat virus menyebar secara
langsung atau melalui ruang ekstraseluler. Infeksi
03 virus dalam otak dapat menyebabkan meningitis
aseptik dan ensefalitis (kecuali rabies). Pada
ensefalitis terdapat kerusakan neuron dan glia dimana
terjadi peradangan otak, edema otak, peradangan
pada pembuluh darah kecil, trombosis, dan mikroglia.

04 Setelah terjadi penyebaran ke otak maka timbul


infeksi klinis ensefalitis.
Diagnosis: Anamnesis & Gejala Klinis
Onset akut
Triad iritasi leptomeningeal:
Sakit kepala
Kekakuan leher
Demam
Lainnya:
Tanda neurologis fokal
Kejang
Perubahan kesadaran
Letargi, hingga kebingungan, stupor, koma
Gangguan berbicara dan perilaku
Pergerakan abnormal
Diagnosis: Anamnesis & Gejala Klinis
Place Your Picture Here

HSV-1, HSV-2: subakut, gejala psikiatri


JE: anak-anak dan remaja, kejang
Dengue: severe influenza-like, dan ensefalopati,
myelitis, neuropati
Enterovirus: prognosis baik, penyakit mulut, kaki,
dan tangan
Parotitis: hidrosefalus
Rabies: sesuai klinis rabies yaitu: demam, sakit
kepala, kejang, perilaku abnormal, hidrofobik dan
aerofobik, hingga koma dan kematian dalam
beberapa minggu.
Place Your Picture Here
Diagnosis: Pemeriksaan Fisik

Umumnya tidak bersifat diagnostik pasti


Defisit neurologis fokal:
Opisthotonus
Paresis
Tremor
Ataksia
Hipotonia
Diplopia
Refleks patologis
Place Your Picture Here
Diagnosis: Pemeriksaan Fisik

JE: manifestasi ekstrapiramidal


dengan mata melotot lebar, tremor,
koreoatetosis, kepala mengangguk,
dan rigiditas; paralisis flaksid pada
ekstremitas bawah
Enterovirus: rhomboencephalitis
dengan mioklonus, tremor, ataksia,
gangguan syaraf kranial, edema
pulmoner neurogenik, hingga koma
Zika virus: mikrosefalus
Place Your Picture Here
Diagnosis: Komplikasi

Tergantung tingkat keparahan


penyakit
Infeksi bakteri sekunder
Residu setelah penyembuhan fase
akut:
Defek neurologis
Gangguan kecerdasan
Gangguan psikiatri
Diagnosis: Pemeriksaan Penunjang

Kultur darah: wajib


Tes serologi: tidak pasti
Analisis CSF (LP, PCR): wajib, sesegera mungkin
CT, PET, MRI: jarang dilaksanakan
Lainnya: jarang dilaksanakan
EEG
Biopsi otak
Temuan histologis
Place Your Picture Here
Diagnosis: Pemeriksaan Penunjang

Analisis CSF, tipe profil virus:


Peningkatan protein ringan hingga sedang
(60-80 mg/dL)
Glukosa normal
Pleositosis sedang (hingga 1000
leukosit/microL)
Predominansi sel mononuklear atau
predominansi leukosit polimorfonuklear
pada tahap awal fulminan
Place Your Picture Here
Diagnosis: Diagnosis Banding

Meningitis:
Meningitis meningococcal
Meningitis staphylococcal
Meningitis aseptik
Meningitis hemofilus
Meningitis tuberculous
Meningitis viral
Lainnya:
Komplikasi HIV
Perdarahan intracranial
Kejang demam, status epilepticus pada anak
Place Your Picture Here
Penatalaksanaan: Preventif

Vaksin: varicella-zoster, JE, post-exposure rabies


Pencegahan transmisi melalui nyamuk:
Penggunaan pakaian protektif dan repellent
Penghindaran aktivitas luar
Membersihkan genangan air
Program surveilans
Place Your Picture Here
Penatalaksanaan: Terapi

Multidisipliner:
Jalur napas
Kemih
Cairan dan elektrolit
Nutrisi
Pencegahan decubitus, infeksi sekunder, hiperpireksia
Rehabilitasi fisik dan kognitif
Tidak ada perawatan khusus tersedia
Simtomatis
Acetaminophen, atau antiinflamasi nonsteroid
Kortikosteroid tidak terbukti bermanfaat
Place Your Picture Here
Penatalaksanaan: Terapi

Terapi antivirus
Varicella-zoster: Acyclovir 10-15 mg/kg IV @8 jam,
14 hari
Cytomegalovirus: Ganiciclovir 5 mg/kg IV 2x, 21
hari
Penanganan peningkatakan tekanan intrakranial
Elevasi kepala
Diuresis
Mannitol
Hiperventilasi
Penanganan kejang
Phenytoin dan asam valproate IV
Benzodiazepine u/ abortus status epilepticus
Komplikasi
Beberapa komplikasi sekunder yang dapat timbul
akibat ensefalitis virus diantaranya peningkatan
tekanan intrakranial, infark serebral, trombosis vena
serebral, sindrom sekresi hormon antidiuretik yang
tidak sesuai, pneumonia aspirasi, perdarahan saluran
cerna bagian atas, infeksi saluran kemih, dan
koagulopati intravaskular diseminata.

Komplikasi dari Ensefalitis akibat HSE yang parah


diketahui dapat berupa epilepsi, anomie persisten,
afasia, defisit motorik, dan keadaan amnestik kronis
mirip dengan psikosis Korsakoff.
Prognosis
Pasien Ensefalitis Virus yang sudah mendapatkan
terapi anti virus tetap dapat terjadi kekambuhan pada
penyakitnya

Angka kematian pada HSE yang tidak diobati sekitar


70% dan kurang dari 3% akan kembali ke fungsi
normal

Tingkat kematian pada ensefalitis virus non-herpes


berkisar dari yang sangat rendah misalnya ensefalitis
EBV, hingga sangat tinggi yaitu Eastern Equine
Enchephalitis.
Kesimpulan
Ensefalitis virus adalah peradangan parenkim otak yang
disebabkan oleh virus.

Insiden ensefalitis virus adalah 3,5 hingga 7,5 per 100.000


orang, dengan insiden tertinggi pada usia muda dan lanjut
usia

Etiologi tersering dari ensefalitis virus yang diketahui


diantaranya: Enterovirus Ensefalitis, Herpes Simplex
Ensefalitis, Varicella Zoster Ensefalitis, Human Herpes
Virus 6 (HHV-6) Ensefalitis, Tick-Borne Ensefalitis,
Measles Ensefalitis, Rabies, West Nile Virus, Human
Immunodeficiency Virus, Japanese Ensefalitis, Eastern
Equine Ensefalitis, Epstein Barr Virus Ensefalitis.
Kesimpulan
Tampilan klinis dari ensefalitis virus ditandai dengan onset yang
akut dari triad iritasi leptomeningeal yaitu sakit kepala,
kekakuan leher, dan demam.

Tampilan klinis dari ensefalitis virus bergantung pada


etiologinya. Umumnya temuan dari pemeriksaan fisik tidak
bersifat diagnostik.

Farmakoterapi utama dari ensefalitis virus adalah terapi


medikasi antivirus, seperti Acyclovir dan Ganiclovir.

Meskipun menggunakan obat antivirus, squele dan


kekambuhan dapat tetap terjadi. Komplikasi maupun prognosis
dari Ensefalitis virus berbeda beda tergantung dari etiologi
yang mendasarinya
Thank You

Anda mungkin juga menyukai