Anda di halaman 1dari 13

Meningitis Tuberkulosis

Annisa kartika edwar 2140312115

Preseptor :
dr. Restu Susanti, SpS (K) M.Biomed
EPIDEMIOLOGI
\ Meningitis TB merupakan manifestasi
infeksi tuberkulosis yang paling berat dan
menimbulkan kematian dan kecacatan pada
50% penderitanya

Meningitis tuberkulosis sering terjadi


pada anak-anak terutama yang berusia di
bawah 5 tahun. Pada orang dewasa,
penyakit ini lebih sering menyerang laki-
Estimasi insiden TB di Indonesia adalah 1.020.000 laki daripada perempuan dengan
orang. Enam negara dengan insidens TB tertinggi perbandingan 2:1
didunia : India, Indonesia, Cina, Nigeria, pakistan,
dan Afrika Selatan yang menyumbang 60% dari
tottal insidens TB secara global.

Adapun jumlah kematian akibat TB di Indonesia


diperkirakan berjumlah 61.000 per tahunnya,
diperkirakan sebagian besar disebabkan oleh
meningitis TB.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO

Meningitis tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini merupakan bakteri gram
positif yang bersifat aerob serta memiliki dinding tebal yang tersusun dari lemak, peptidoglikan, dan
arabinomanan.

Faktor risiko tinggi untuk menderita penyakit ini antara lain :


• Orang dengan HIV/ AIDS
• Malnutrisi
• Alkoholisme
• Penggunaan obat-obatan terlarang
• Diabetes mellitus
• Penggunaan kortikosteroid
• Keganasan
• Pasien yang dirawat dalam waktu yang lama.
ILUSTRASI KASUS
Seorang pasien laki-laki 26 tahun, datang dengan keluhan penurunan kesadaran.
Penurunan kesadaran sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Terjadi secara berangsur-angsur, awalnya pasien dapat
diajak komunikasi, lalu menjadi gelisah dan meracau. Keluhan diawali dengan kejang sebanyak 1x awalnya kaku
seluruh tubuh, diikuti kelonjotan seluruh tubuh selama ± 5 menit. Saat kejang pasien tidak sadar, mata melihat
keatas, lidah tergigit, mulut berbuih dan mengompol. Setelah kejang pasien lemas, gelisah dan meracau.
Demam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, demam terus menerus, tidak tinggi, dan tidak menggigil
Nyeri kepala sejak kurang lebih 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan pada seluruh bagian kepala
hingga tengkuk, nyeri dirasakan berdenyut, terus menerus dan semakin hari dirasakan semakin bertambah berat.
Terdapat muntah setiap makan dan minum, berisi apa yang dimakan dan diminum.
Kelemahan anggota gerak tidak ada
Riwayat batuk lama ada kurang lebih 1 bulan. Batuk tidak berdahak, tidak berdarah. Penurunan berat badan ada
Dari pemeriksaan fisik umum, didapatkan KU sedang, kesadaran GCS (E4M6V5), TD 130/80 mmHg. Pemeriksaan
tanda rangsangan meningeal Kaku kuduk (+), kernig sign (+), pemeriksaan ekstremitas didapatkan eutrofi dan
eutonus. Refleks fisologis ++/++ dan reflex patologis -/-
Pemeriksaan Penunjang

∙ Rontgen foto thoraks ∙ Brain CT scan

Kesan: Efusi pleura Dekstra Kesan: Brain CT dalam batas normal

Diagnosis
Diagnosis klinis : Meningitis Tuberkulosis
Diagnosis topik : Leptomeningen
Diagnosis etiologi : Infeksi bakteri Mycobacterium tuberculous
Diagnosis sekunder : Efusi pleura (D)
DISKUSI
Meningitis tuberkulosis merupakan suatu radang
selaput meningens yang disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium tuberculosis

Tahap pertama mula-mula bakterimia membawa basil terbentuknya lesi primer tuberculosis di otak
tuberculosis ke sirkulasi serebral yang dapat mengalami dorman dalam
waktu lama

Tahap kedua meningitis tuberculosis terjadi akibat pelepasan basil Mycobacterium


tuberculosis ke dalam ruang meningen dari lesi subependimen atau subpial
(terutama di fisura sylvii).
DISKUSI
Proses patologi yang dapat menyebabkan deficit neurologis pada meningitis tuberculosis :

• Eksudat dapat menghambat aliran cairan serebrospinal yang


menghasilkan hidrosefalus

• Granuloma dapat menyatu membentuk tuberkulosis atau abses


sehingga menghasilkan tanda neurologis fokal

• Vaskulitis obliteratif dapat menyebabkan sindorma infark dan stroke


DISKUSI
Stadium I (stadium inisial / Stadium II (stadium
Stadium III (koma / fase
stadium non spesifik / fase transisional / fase
paralitik)
prodromal) meningitik)
• Gejala yang tidak khas, • Pada fase ini terjadi • Pernapasan irregular
timbul perlahan- lahan, rangsangan pada selaput • Demam tinggi
tanpa kelainan neurologis otak / meningen. • Edema papil
• Demam yang tidak terlalu • Adanya kelainan • Hiperglikemia
tinggi neurologik, akibat eksudat • Kesadaran makin
• Rasa lemah yang terbentuk diatas menurun, irritable dan
• Nafsu makan menurun lengkung serebri. apatik, mengantuk, stupor,
(anorexia) • Kaku kuduk (+), refleks koma, otot ekstensor
• Nyeri perut Kernig dan Brudzinski (+) menjadi kaku dan spasme,
• Sakit kepala • Pada fase ini, eksudat akan opistotonus, pupil melebar
• tidur terganggu mengakibatkan dan tidak bereaksi sama
kelumpuhan saraf kranial sekali.
• Mual, muntah, konstipasi
dan hidrosefalus,
gangguan kesadaran,
papiledema ringan serta
adanya tuberkel di koroid
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik Grade 1
Anamnesis tergantung pada stadium penyakit. Pada Sadar dan tanpa deficit neurologis
• Demam pemeriksaan dapat ditemukan, adanya fokal
• Nyeri Kepala penurunan kesadaran, tanda rangsang
• Kaku kuduk meningen, tanda peningkatan TIK dan adanya
kelumpuhan nervus kranialis Grade 2
• Kesadaran
2a : GCS 15 + deficit neurologis
• anoreksia,malaise, kejang,
fokal
dan kelemahan satu sisi Pemeriksaan Penunjang 2b : GCS 10-14 dengan/tanpa
• riwayat kontak dengan Laboratorium : Darah lengkap dan LP (analisis, deficit neurologis
penderita tuberkulosis, pewarnaan dan kultur CSF)
keadaan sosio-ekonomi, Radiologi : Foto thraks, CT scan kepala (basal
imunisasi meningeal enhancement, infark, hidrosefalus) Grade 3
dan MRI (penebalan leptomeningeal dan GCS <10 dengan/tanpa deficit
eksudat sisterna) neurologis fokal
PENATALAKSANAAN
Penderita sebaiknya dirawat di ruang perawatan intensif

Perawatan penderita meliputi kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan gizi, posisi penderita,
perawatan kandung kemih, dan defekasi

Medikamentosa dan operatif (pemasangan VP Shunt atau EVD)


PROGNOSIS

Adanya hidrosefalus, gangguan kesadaran, tuberkulosis di tempat lain memiliki angka mortalitas yang
tinggi.
Sedangkan usia tua, perubahan kesadaran, hidrosefalus, keparahan meningitis tuberkulosa,
keterlambatan pemberian obat anti tuberkulosis akan berakibat pada prognosis yang buruk bagi penderita
meningitis tuberkulosis.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai