Anda di halaman 1dari 30

Referat

Meningitis Tuberkulosis
Pembimbing:
dr. Nesa Aliani, Sp.A

Ilta Nunik Ayuningtyas


(2013730050)
Menigitis Tuberkulosis

Definisi

Infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piameter


Meningitis (lapisan dalam selaput otak) dan arakhnoid serta dalam derajat
yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medula spinalis
yang superfisial.

Meningitis Peradangan pada selaput otak (meningen)yang disebabkan oleh


Tuberkulosis bakteri mycobacterium tuberkulosis.
BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah)

Epidemiologi
Angka kejadian tertinggi dijumpai pada
anak umur 6 bulan sampai dengan 4
atau 6 tahun, jarang ditemukan pada
umur dibawah 6 bulan, hampir tidak
pernah ditemukan pada umur dibawah
3 bulan

Meningitis tuberkulosis menyerang 0,3% anak


yang menderita tuberkulosis yang tidak
diobati. Angka kematian pada meningitis
tuberkulosis berkisar antara 10-20%. Sebagian
besar dengan gejala sisa, hanya 18% pasien
yang akan kembali normal secara neurologis
dan intelektual.
Menigitis Tuberkulosis

Etiologi

Mycobacterium tuberculosis merupakan faktor penyebab paling


utama dalam terjadinya penyakit meningitis.
Menigitis Tuberkulosis

Patogenesis
Menigitis Tuberkulosis

Anamnesis

-Riwayat demam yang lama/kronis, dapat pula


berlangsung akut
-Kejang, deskripsi kejang (jenis, lama,
fe=rekuensi, interval) kesadaran setelah kejang
-Penurunan kesadaran
-Penurunan berat badan
-Anoreksia
-Muntah
-Sering batuk dan pilek
-Riwayat kontak dengan pasien tuberkulosis
dewasa
-Riwayat imunisasi BCG
Menigitis Tuberkulosis

Pemeriksaan Fisik

Stadium I Stadium II Stadium III

Pasien tampak mengantuk,


Pasien tampak apatis, iritabel, Stadium II disertai dengan
disorientasi, di temukan tanda
nyeri kepala, demam, malaise, kesadaran semakin menurun
rangsang meningeal, kejang,
anoreksia, mual dan muntah. sampai koma, di temukan
defisit neurologis fokal,
Belum tampak manifestasi tanda-tanda peningkatan
paresis nervus kranial, dan
kelainan neurologi. tekanan intrakranial, pupil
gerakan involunter (tremor,
terfiksasi, pernapasan ireguler,
koreoatetosis, hemibalismus).
disertai peningkatan suhu
tubuh, ekstrimitas spastis
Menigitis Tuberkulosis

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan -Leukosit meningkat (10.000-20.000 sel/mm²


darah perifer -Hiponatremia dan hipolkoremia
lengkap, LED

-Liquor serebrospinal (LCS jernih), clcoudy, santokrom


-Jumlah sel meningkat antara 10-250 sel/mm2 dan jarang melebihi 500
sel/mm2
-Hitung jenis predominan sel limfosit walaupun pada stadium awal dapat
Pungsi lumbal dominan polimorfonuklear
-Protein meningkat diatas 100 mg/dl sedangkan glukosa menurun
dibawah 35 mg/dl
-Pemeriksaan BTA dan kultur M.Tbc tetap dilakukan
-Jika hasil pemeriksaan LCS yang pertama meragukan, pungsi lumbal
ulangan dapat memperkuat diagnosis dengan interval 2 minggu
Menigitis Tuberkulosis

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan polymerase chain


reaction (PCR), enzyme-linked
dapat mendeteksi kuman Mycobacterium di cairan serebrospinal
immunosorbent assay (ELISA)
dan latex partoce agglutination

-menunjukan lesi parenkim pada daerah basal otak, infark,


tuberkuloma, maupun hidrosefalus.
CT-scan / MRI -Pemeriksaan ini dilakukan jika ada indikasi, terutsama jika
dicuriga terdapat komplikasi hidrosefalus

Foto rontgent Hasil gambaran TB

Uji tuberkulin
Menigitis Tuberkulosis

Tatalaksana Dosis obat antituberkulosis adalah sebagai


berikut:
-Isoniazid (INH) 10-20 mg/kgBB/ hari, dosis
maksimal 300 mg/hari
Rekomendasi American Academy of -Rifampisin 10-20 mg/kgBB/hari, dosis
Pediatrics 1994, yakni dengan pemberian maksimal 600 mg/hari
4 macam obat sealam 2 bulan, -Pirazinamid 15-30 mg/kbBB/hari, dosis
dilanjutkan dengan pemberian INH dan maksimal 2000 mg/hari
Rifampisin selama 10 bulan -Etambutol 15-20 mg/kgBB/hari, dosis
maksimal 1000 mg/hari atau streptomissin IM
20-30 mg/kg/hari dengan maksimal 1 gram/hari

Kortikosteorid diberikan untuk menurunkan inflamasi dan edema serebral. Prednison


diberikan dengan dosis 1-2 mg/kg/hari selama 6-8 minggu. Adanya peningkatan
tekanan intrakranial yang tinggi dapat diberikan deksametason 6 mg/m2 setiap 4-6 jam
atau dosis 0,3-0,5 mg/kg/hari
TERIMAKASIH
Menigitis Tuberkulosis

Patogenesis

Pembentukan
Penyebaran Kuman masuk ke
turberkel di otak,
kuman secara ruang subarachnoid
selaput otak atau
hematogen atau ventrikel
medula spinalis

Tumpahan protein
Rangsang reaksi kuman tb ke
Reaksi radang ruang sub
hipersensitivitas
arachniid
Menigitis Tuberkulosis

Patogenesis

Araknoiditis proliferatif

Pembentukan massa fibrotik


Basal otak yang menyebabkan saraf Menembus
kranial pembuluh darah

Pada stadium lanjut, Reaksi radang


Saraf kranial terkena eksudat mengalami bertanda adanya
(VI,III,IV:diplopia organisasi dan mengeras eksudat gelatin
dan strabismus) serta mengalami (kuning kehijauan)
kalsifikasi
Menigitis Tuberkulosis

Patogenesis

Vaskulitis

Trombosis dan infark Timbul radang


pembuluh darah Menimbulkan
obstruksi selanjutnya
kortikomeningeal gejala sekuele
infark serebri
Menigitis Tuberkulosis

Patogenesis

Hidrosefalus komunikans

Perluasan Ganggu sirkulasi dan


inflamasi ke resorpsi cairan
sistema basalis serebrospinal
Meningen terdiri dari jarningan ikat berupa
membran yang menyelubungi seluruh
permukaan otak, batang otak danmedula
spinalis.

lapisan paling luar yang padat dan


keras berasal dari jaringan ikat yang
tebal dan kuat.

selaput halus yang memisahkan pia


mater dan durameter.

selaput jaringan penyambung yang


tipis yang menutupi permukaan otak
dan membentang ke dalam sulkus,
fisura dan sekitar pembuluh darah di
seluruh otak.
Cairan serebrospinal dibentuk oleh pleksus
khoroideus

CSS terbentuk sebagia akibat dari mekanisme


transpor selektif menembus membran pleksus
khoroideus

Setelah terbentuk, CSS mengalir melewati empat


ventrikel yang saling berhubungan di dalam interior otak
dan melalui kanalis sentralis sempit di medula spinalis,
yang berhubungan dengan ventrikel terakhir

CSS keluarr melalui lubang-lubang kecil dari V.IV di


dasar otak

Masuk ke ruang subarachnoid

Mengalir antara lapisan-lapisan meningens di seluruh


permukaan otak dan medula spinalis

Saat mencapai bagian atas otak, CSS di reabsorrbsi dari


ruang subarachnoid je dakan darah vena melalui vilus
arakhnoid
Pemeriksaan rangsang
meningens
Tes Nonne Untuk mengetahui adanya globulin dan albumin pada cairan
serebrospinal

Prisnsip Bahan

Protein dalam suasana asam akan -2 ml regaen nonne (larutan


membentuk endapan atau amonium sulfat jenuh)
gumpalan berbentuk seperti cincin -1 ml cairan otak

Langkah
kerja Hasil

2 ml larutan amonium sulfat + : Terbentuk cincin


jenuh + 1 ml cairan otak (lewat diantara 2 lapisan
dinding tabung) hingga terbentuk - : tidak terbentuk
2 lapisan. Biarkan 3 menit dan cincin diantara 2
baca hasilnya di antara 2 lapisan lapisan
Tes Pandy Untuk mengetahui adanya kandungan albumin dan globulin di LCS

Prisnsip Bahan

-- 1 ml reagen pandy (larutan


Protein dalam cairan serebrospinal akan
fenol jenuh)
bereaksi dengan larutan phenol jenuh
-1 tetes cairan otak
yang akan membentuk kekeruhan

Langkah kerja Hasil

1 ml larutan phenol jenuh + 1 tetes + : Terbentuk


cairan otak lalu amati derajat kekeruhan putih
kekeruhan yang terjadi - : tidak terbentuk
kekeruhan putih

Anda mungkin juga menyukai