Anda di halaman 1dari 7

PSIKOMOTOR

Faringolaringitis

Oleh :
Rannie Kusuma
2011730086
Pembimbing :
Dr.H. Denny P. Machmud , Sp.THT

KEPANITERAAN KLINIK THT RSIJ PONDOK KOPI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2015

BAB I
STATUS PASIEN

A. Identitas Pasien
Nama
: Ny . Yosepha Dalini
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 53 tahun
Pekerjaan
: ibu rumah tangga
Tanggal berobat : 06/01/2016
B. Anamnesis
1 Keluhan utama
suara menjadi parau sejak 2 minggu sebelum berobat
2 Keluhan tambahan
Batuk yang seperti ada dahaknya namun sulit mengeluarkan dahak
Tengorokan terasa kering
Rasa tidak nyaman pada tenggorokan (sering gatal dan nyeri menelan)
Gangguan tidur karena batuk
Demam (-) , pusing (-), nafsu makan menurun (-)
3 Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke poli THT dengan keluhan suaranya yang menjadi parau sejak 2
minggu sebelum berobat. suara tidak tiba-tiba saja menjadi parau, awal mula keluhan
terjadi pada malam hari tanggal 22 desember pasien mulai merasakan tenggorokan
kering, suara menjadi serak dan perasaan ingin mendehem (seperti ingin batuk karena
suara serak) seusai mengikuti kegiatan menyanyi di gereja untuk persiapan natal. Saat itu
suaminya sedang mengalami batuk pilek sekitar 2 hari, sehari setelahnya keluhan pasien
bertambah menjadi batuk dan pilek karena tertular oleh suami. Akhinya pasien berobat ke
dokter umum bersama suaminya, suami sembuh namun pasien mengalami keluhan walau
sudah berobat. Keluhan menjadi semakin memberat seiring berjalannya waktu, suara
pasien menjadi parau disertai batuk yang sangat mengganggu, batuk dirasakan ada
dahaknya namun dahak sulit untuk dikeluarkan, warna dahak bening,keluhan lain yang
dirasakan tenggorokan terasa gatal, nyeri saat menelan namun saat ini sudah berkurang
keluhan nyeri tenggoroknyadan gangguan tidur dimalam hari karena batuk. Lalu pasien
berobat kedokter umum untuk kali ke-2 dan tetap tidak mengembalikan suaranya,
4

akhirnya pasien datang ke dokter Sp.THT pada tanggal 6 januari 2016.


Riwayat penyakit dahulu
Riwayat mengalami keluhan serupa (-), riwayat gastritis (magh ) disangkal ,
Asma/ penyakit paru (-), tekanan darah tinggi (-), penyakit gula darah (-)
Pasien pernah dirawat karena mengalami alergi obat tetrasiklin.
Riwayat penyakit keluarga

Keluhan serupa (-)


Suami batuk-pilek namun sudah sembuh
Riwayat alergi
Alergi terhadap obat : tetrasiklin
Alergi debu (+)
Riwayat pengobatan
Sudah ke dokter umum 2 kali , namun keluhan tidak hilang. Obat yang diberikan : OBH,
antibiotic dan antalgin. Terakhir mengkonsumsi obat 3 hari sebelum berobat ke poli THT.
Obat dikonsumsi hingga habis.

Riwayat psikososial
Secara psikis dan fisik sebelum keluhan pasien memang sedang kelelahan karena
dirumah sedang sibuk merenovasi rumah dan kesibukan latihan menyanyi digereja
untuk persiapan natal (sehari 2-3 jam latihan dilakukan sampai 2 hari sebelum

keluhan timbul).
Saat ini rumah sedang mengalami renovasi sehingga keadaan dirumah menjadi
berdebu. Pasien mempunyai alergi terhadap debu namun jarang menggunakan

masker.
Beberapa hari merasa cemas karena suaranya tidak kunjung pulih walau sudah

diobati akibatnya sering tidak nafsu makan dan tertekan secara psikis.
Selama timbul keluhan pasien tidak mengurangi intensitas bicara (sering ngobrol)
dan kadang masih mengkonsumsi makanan berminyak, minuman yang dingin,

dan permen.
A. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran

: composmentis

Tanda Vital
Tekanan darah

: 100/90 mmHg

Penafasan

: 18 x/ menit

Nadi

: 78x/menit

Suhu

: 36,80C

Status Generalis
1. Kepala
2. Mata

:
:

normocephal
konjungtiva anemis (-/-), konjungtiva hiperemis

(-/-), sklera ikterik (-/-)


3. Leher
: KGB tidak teraba membesar
4. Ekstremitas : dalam batas normal

B. Status lokalis THT


1. Telinga
Tabel 1. Pemeriksaan telinga
AD

AS
Aurikula

Normotia, helix sign (-),

Normotia, helix sign (-), tragus

tragus sign (-)

sign (-)

Preaurikula appendege (-)

Preaurikula

Preaurikula appendege (-)

tanda radang(-), pus(-), nyeri

tanda radang(-), pus(-), nyeri

tekan(-), fistula(-)

tekan(-), fistula(-)
Retroaurikula

Tenang, udem(-), fistel(-),

Tenang, udem(-), fistel(-),

sikatriks(-), nyeri tekan(-)

sikatriks(-), nyeri tekan(-)

Hiperemis(-), udem(-),
sekret(-), serumen (+)

CAE

konsistensi lunak, jumlah

Hiperemis(-), udem(-),
sekret(-), serumen (-),massa(-)

minimal, massa(-)
Membran timpani

2.

hiperemis (-), reflex cahaya

Hiperemis (-), reflex cahaya

(+),bulging

(+), bulging (-)

(-)

Uji Rinne

sama

Uji Weber

sama

Hidung
Bentuk
Deformitas

DEXTRA
Normal
-

SINISTRA
Normal
-

Nyeri tekan :
Dahi
Pipi
Pangkal hidung
Krepitasi

Rinoskopi Anterior
Vestibulum nasi
Epidermis
Cavum Nasi
Mukosa
Konka Inferior
Konka Media
Konka Superior
Meatus Media
Meatus Inferior
Deviasi septum
Massa

DEXTRA
Furunkel (-)
Merah muda, tidak
edem
Lapang
Hiperemis
Eutrofi, tidak hiperemis
Eutrofi, tidak hiperemis
Tidak terlihat
Sekret (-)
Sekret (-)
Tidak ada
Tidak ada

SINISTRA
Furunkel (-)
Merah muda, tidak
edem
Lapang
Hiperemis
Eutrofi, tidak hiperemis
Eutrofi, tidak hiperemis
Tidak terlihat
Sekret (-)
Sekret (-)
Tidak ada
Tidak ada

Sinus paranasal
1) Inspeksi
2) Palpasi

:
:

Pembengkakan pada wajah (-)


Nyeri tekan pada dahi, hidung dan pipi

(-)
Rhinoskopi posterior : tidak dilakukan
3. Tenggorok
Dextra

Sinistra
Mulut

Tenang
Bersih
Tenang
Karies dentis (-)
Simetris
Hiperemis (-)

Mukosa mulut
Lidah
Palatum molle
Gigi
Uvula
Tonsil
Mukosa

Tenang
Bersih
Tenang
Karies dentis (-)
Simetris
Hiperemis (-)

T1

T1

(-)
(-)
Faring
Hiperemis (+)
(-)
(-)

Kripta
Detritus

(-)
(-)

Mukosa
Granula
Post nasal drip

Hiperemis(+)
(-)
(-)

Nasofaring (Rhinoskopi posterior)


Konka superior

Tidak dilakukan

Torus tubarius

Tidak dilakukan

Fossa Rossenmuller

Tidak dilakukan

Muara tuba eustachius

Tidak dilakukan

Laringofaring (Laringoskopi indirect)


Mukosa tampak hiperemis, tampak mengalami penebalan , tidak tampak adanya
ulserasi disekitar epiglotis, tidak ada masa yang berbenjol disekitar laring (polip,
kista), tidak tampak adanya perdarahan pada pita suara.
4. Leher
Dextra

Pemeriksaan

Sinistra

Pembesaran (-)
Pembesaran (-)

Thyroid
Kelenjar submental

Pembesaran (-)
Pembesaran (-)

Pembesaran (-)

Kelenjar submandibula

Pembesaran (-)

Pembesaran (-)
Pembesaran (-)

Kelenjar jugularis superior


Kelenjar jugularis media

Pembesaran (-)
Pembesaran (-)

Pembesaran (-)

Kelenjar jugularis inferior

Pembesaran (-)

Pembesaran (-)

Kelenjar suprasternal

Pembesaran (-)

Pembesaran (-)

Kelenjar supraklavikularis

Pembesaran (-)

C. Diagnosa
Faringolaringitis
D. Planning
Pemeriksaan penunjang :
Laringoskopi fibreoptik.
Stroboskopi (videolaryngostroboscopy)
Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan gambaran dari pergerakan laring
Pemeriksaan untuk mengukur produksi suara seperti amplitudo, range, pitch
dan efisiensi aerodinamik
Pemeriksaan darah
Meliputi hitung jenis dan LED, fungsi tiroid, nilai C1 esterase inhibitor
untuk pembengkakan pita suara dan diduga angioedema, serta pemeriksaan
reseptor asetilkolin untuk suara parau yang diduga disebabkan miastenia
gravis.
USG tiroid untuk mendeteksi kanker tiroid yang menyebabkan paralisis pita
suara
Non-medikamentosa :
Mengidentifikasi dan menghilangkan faktor yang diduga sebagai penyebab
seperti stress, polusi (rokok dll), makanan pedas, minum dingin.
Minum air putih yang banyak untuk mencegah tenggorokan kering
Istirahat berbicara selama 2 hingga 3 hari (vocal rest)
Menghindari menyanyi atau penggunaan suara terlalu kuat ketika suara parau.
Medika mentosa :
Antibiotika
bila demam : antipretik,
diberikan mukolitik dan ekspektoran untuk batuk yang dialami pasien.
E. Prognosis
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam

: ad bonam
: ad bonam
: ad bonam

Anda mungkin juga menyukai