Anda di halaman 1dari 16

Referat

Meningitis TB + HIV
Pembimbing :
dr. Fuad Hanif, Sp.S, M.Kes

Oleh :
Kharismayanti Fatimatuzzahro
2017730061
DEFINISI
Meningitis merupakan peradangan yang terjadi pada lapisan yang membungkus
jaringan otak (meningens), yaitu selaput yang melindungi otak dan medulla spinalis
yang disebabkan organisme seperti bakteri, virus, dan jamur.

Meningitis tuberkulosis merupakan peradangan pada selaput otak yang disebabkan


oleh infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosa. Penyakit ini merupakan salah satu
bentuk komplikasi yang sering muncul pada penyakit paru. Infeksi primer yang muncul
di paru dapat menyebar secara hematogen maupun limfogen ke berbagai bagian
tubuh diluar paru, seperti perikardium, usus, kulit, tulang, sendi, dan selaput otak.
anatomi
epidemiologi
Meningitis TB merupakan manifestasi infeksi tuberculosis yang berat dan
menibulkan kematian dan kecacatan pada 50 % penderitanya.Angka kejadian
meningitis sekitar 1% dari seluruh kasus TB.Berdasarkan WHO Global TB
Report 2016, estimasi insidens TB di Indonesia pada tahun 2015 adalah
1.020.000 orang.

TB merupakan infeksi oportunistik tersering pada pasien HIV, dan merupakan


penyebab kematian terbanyak pada pasien dengan AIDS.Meningkatnya angka
infeksi HIV juga memiliki kontribusi terhadap peningkatan insidens TB di
seluruh dunia.Estimasi jumlah orang dengan HIV/AIDS di Indonesia sekitar
190.000-400.000
Etiologi dan faktor risiko
Organisme penyebabnya adalah Mycobacterium tuberculosis yang bersifat anaerob, tidak membentuk
spora, dengan pewarnaan ziehl neelsen akan menghasilkan basil tahan asam (BTA) yang berukuran
lebar 0,3-0,6 ⴗm dan panjang 1-4ⴗm

Faktor risiko :
• HIV
• Malnutrisi
• Alkoholisme
• DM
• Penyalahgunaan zat
• Tumor kepala
• Kaganasan
• Penggunaan kortikosteroid
PATOFISIOLOGI
inhalasi bakteri yang
berlanjut dengan
kolonisasi makrofag
dalam alveolus

ke kelenjar getah bening


dan masuk dalam aliran MENINGITIS
darah sistemik

Secara hematogen
bakteri TB mencapai melepaskan bakteri TB
susunan saraf pusat ke dalam cairan
serebrospinal (CSS)

Fokus infeksi di
membentuk focus infeksi daerah subkortikal pecah ke dalam ruang
di parenkim otak yang mengalami subaraknoid
aktivasi
Gambaran klinis

1. Gejala infeksi akut seperti demam,lemah, nyeri kepala


2. Tanda tanda peningkatan tekanan intrakanial seperti muntah proyektil, nyeri
kepala hebat, penurunan kesadaran serta penglihatan ganda.
3.Tanda rangsang meningeal
- Kaku kuduk (+)
- Kernig sign (+)
- Brudzinski I, II, III, IV (+)

4. Refleks patologis: Babinski (+)


Menurut Lincoln, manifestasi klinis meningitis tuberkulosa dikelompokkan
menjadi tiga stadium:

Stadium i Stadium ii Stadium iii


( koma/fase paralitik)
(stadium transisional/fase
Pada stadium ini gangguan
meningitik)
fungsi otak semakin jelas akibat
(stadium inisial/ stadium infark batang otak akibat lesi
Pada fase ini terjadi rangsangan
nonspesifik/fase prodromal) pembuluh darah atau strangulasi
pada selaput otak/meningen
oleh eksudat.
ditandai dengan adanya
Biasanya gejalanya tidak khas, - Pernapasan irreguler
kelainan neurologis.
timbul perlahan tanpa adanya - Demam tinggi
- Kelumpuhan saraf kranialis
kelainan neurologis - Edema papil
(III,IV,VI,VII)
Gejala: - Hiperglikemia
- Penurunan kesadaran
- Demam - Kesadaran semakin menurun
(somnolen)
- Mual muntah stupor, koma.
- Hemiparesis
- Penurunan nafsu makan - Kejang
- Tanda- tanda peningkatan
- Lemah - Otot ekstensor menjadi kaku
tekanan intrakranial (muntah,
dan spasme
penurunan kesaran, nyeri kepala
- Hiperpireksia
hebat)
Kriteria diagnosis
Gejala atau tanda sugestif tuberkulosis

ANAMNESIS
Gejala atau tanda meningitis

Tanda-tanda vital

PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan generalisata

Pemeriksaan neurologis
Kriteria diagnosis

Pemeriksaan darah

PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS)

Pemeriksaan pencitraan atau radiologi


TATALAKSANA

2 bulan pertama digunakan


10 bulan selanjutnya hanya 2
kombinasi 4 obat
obat yaitu:
-isoniazid
-isoniazid
-rifampisin
-rifampisin.
-pirazinamid
- etambutol atau streptomisin
Komplikasi meningitis Prognosis meningitis TB:
TB
Tingkat keparahan meningitis diperkenalkan
• Vaskulitis serebri oleh Medical Research Council (MRC) pada
• Hidrosefalus tahun 1948 masih sesuai hingga saat ini
• Hiponatremia untuk menentukan prognosis, yaitu:
• Gangguan fungsi MRC derajat I: GCS 15, tanpa defisit
hati akibat OAT neurologis fokal
MRC derajat II: GCS 11-14, atau GCS 15
dengan deficit neurologis fokal
MRC derajat III: GCS ≤10, dengan atau
tanpa desifit neurologis fokal

Ad Vitam: dubia ad malam


Ad Sanactionam: dubia ad malam
Ad Fungsionam: dubia ad malam
REFERENSI

1. Susana Cha´vez-Bueno, MD, George H. McCracken, Jr, MD. Bacterial Meningitis


in Children. Department of Pediatrics, Division of Pediatric Infectious Diseases,
University of Texas Southwestern Medical Center of Dallas. Pediatr Clin N Am
2005; 52: 795–810.
2. Anindhita T, Wiratman W. Buku Ajar Neurologi, jilid I. Edisi pertama.Jakarta:
Departemen Neurologi FK UI;2017.
3. Davis A, Meintjes G, Wilkinson RJ. Treatment of Tuberculous Meningitis and Its
Complications in Adults. Curr Treat Options Neurol. 2018 Feb 28;20(3):5.doi:
10.1007/s11940-018-0490-9. PMID: 29492737; PMCID: PMC5830467.
4. Murthy JM. Tubercolous meningitis:the challenges. Neurol India 2010;58:716-22.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai