Anda di halaman 1dari 20

Meningitis TB

Case Report Session

Preseptor : Frizki Amalya Putri 1840312771


dr. Restu Susanti, Sp. S, M. Biomed Mai Ismil Husni Tasyriqiyyah 1940312134
Pendahuluan

Meningitis merupakan penyakit susunan saraf pusat yang dapat


menyerang semua orang. Bayi, anak-anak, dan dewasa muda merupakan
golongan usia yang mempunyai resiko tinggi untuk terkena meningitis.
Meningitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, fungal, parasit, dsb.
Tuberkulosis yang menyerang SSP (Sistem Saraf Pusat) ditemukan dalam
tiga bentuk, yakni meningitis, tuberkuloma, dan araknoiditis spinalis.
Ketiganya sering ditemukan di negara endemis TB, dengan kasus
terbanyak berupa meningitis tuberkulosis.
Definisi dan Epidemiologi

Meningitis tuberkulosis merupakan


peradangan pada selaput otak
(meningen) yang disebabkan oleh
bakteri mycobacterium tuberkulosis.

Meningitis TB merupakan manifestasi infeksi


TB yang paling berat dan menimbulkan
kematian dan kecacatan pada 50%
penderitanya.
WHO Global TV Reports 2016, estimasi
insidens TB di Indonesia tahun
20151.020.000
Jumlah kematian akibat TB di Indonesia
Pasien laki-laki, usia 34 tahun datang ke
RSUP Dr. M. Djamil dalam kondisi
penurunan kesadaran sejak 1 minggu
sebelum masuk Rumah Sakit, terjadi
secara berangsur dimana awalnya
pasien masih dapat diajak bicara, dan
kemudian mulai tidak nyambung,
gelisah, dan tidak dapat dibangunkan.
Pasien diketahui telah mengalami
demam hilang timbul sejak 6 minggu
sebelumnya, demam tidak tinggi, tidak
menggigil, berkeringat malam hari ada,
dan disertai nyeri kepala yang terasa
hingga tengkuk belakang. Dari riwayat
kesehatannya, pasien diketahui
menderita TB sejak 7 bulan yang lalu,
namun pasien putus obat setelah 1
bulan pengobatan.
Ilustrasi Kasus
Ilustrasi Kasus

KU : Tampak sakit berat TRM : Kaku kuduk (+), Kernig (+)


Kesadaran : Sopor, GCS 6 (E2M3V1) TTIK : Sakit kepala (+)
TD : 145/80 mmHg Pem N Kranialis : I (Sulit dinilai), II (Refleks
Nadi : 110 x/menit pupil langsung +/+, pupil isokor, diameter 4mm,
Nafas : 28 x/menit tidak langsung +/+), III ,IV, V, VI, VII, VIII, IX,
Suhu : 38 C X, XI, XII (Sulit dinilai).
Motorik : eutrofi, normotonus, kekuatan otot
Status Generalis DBN, kecuali pada sulit dinilai
paru : Sensibilitas : Sulit dinilai
I : Simetris kiri kanan Refleks fisiologis : Biseps,triseps, Patela, Achilles
P: Fremitus sama kiri kanan (Normal,++/++)
P: Sonor Refleks Patologis :Babinski, chaddock,
A: Rh +/+, Wh -/- oppenheim, gordon (Negatif -/-)
Keseimbangan dan Koordinasi : Sulit dinilai
● LP
Ilustrasi Kasus ● CT Scan Kepala
● Rontgen Thoraxs

Kesan rontgen : TB Milier


Kesan CT Scan : Hidrocephalus dan Brain edema

Leukosit Protein Glukosa


21.103 /mm3 130 mg/dl 30 mg/dl
Dominasi Limfosit
Umum : Sakit
berat, febris,

Diskusi
takipneu,
takikardi,
hipertensi
grade 1

Penurunan
Kesadaran LCS protein >>,
Demam Glukosa <<,
Nyeri kepala Limfositosis
Nyeri Tengkuk Meningitis Ronsen thoraks
belakang TB Derajat 3 : Susp.Aktif KP
Riwayat TB CT Scan
Putus Obat kepala : kesan
Hidrosefalus

Diagnosis
Diagnosis klinis : Meningitis Tuberkulosis
Diagnosis topik : Leptomeningen TRM + (Kaku
DD :
kuduk, Kernig)
Diagnosis etiologi : Infeksi bakteri Meningitis Bakterialis

Mycobacterium tuberculous
Diagnosis sekunder : TB Milier
Penurunan kesadaran secara berangsur sejak 1 minggu SMRS

Infeksi Mycobacterium tuberculosis yang


mengenai selaput meningens disebut dengan
meningitis TB
Tahap pertama, bakterimia membawa basil
tuberculosis ke sirkulasi serebral. Lesi primer
tuberculosis di otak yang dapat mengalami
dorman dalam waktu lama
Tahap kedua meningitis tuberculosis terjadi akibat
pelepasan basil Mycobacterium tuberculosis ke
dalam ruang meningen dari lesi subependimen
(terutama di fisura sylvii).

Proses patologi yang dapat menyebabkan defisit neurologis pada


meningitis tuberculosis :
• Eksudat dapat menghambat aliran cairan serebrospinal yang
menghasilkan hidrosefalus
• Granuloma dapat menyatu membentuk tuberkulosis atau abses
sehingga menghasilkan tanda neurologis fokal
• Vaskulitis obliteratif dapat menyebabkan sindorma infark dan stroke
Demam hilang timbul, tidak tinggi, tidak Nyeri kepala merupakan salah satu
menggigil, riwayat berkeringat di malam hari gejala subjektif yang dikeluhkan
ada, nyeri kepala hingga ke tengkuk hampir 90% pasien dengan meningitis,
belakang yang terasa kaku sejak 6 minggu hal ini biasa terjadi karena perjalanan
SMRS penyakit di tahap dua pada
perkembangan meningitis tb yakni
Riwayat TB Paru putus obat sejak 7 bulan
pecahnya fokus rich ke ruang
yang lalu, dan hanya konsumsi obat selama
subarachnoid
1 bulan

Tanda rangsang meningeal terjadi akibat inflamasi, infeksi


maupun perdarahan pada meningen yang bertujuan untuk
memberikan tekanan dan meningen pada radiks saraf
TRM + (Kaku kuduk, Kernig) yang mengalami iritasi dan menjadi hipersensitif, tekanan
tersebut akan menimbulkan reaksi kompensasi berupa
suatu postur, reaksi otot yang bersifat protektif atau
gerakan tertentu yang meminimalisir tregangan pada
meningen.
Gambaran rontgent paru dengan kesan
TB milier menunjukkan bahwa TB
merupakan penyebab utama dari
meningitis.
Pada pemeriksaan CT Scan didapatkan
kesan hidrocephalus dengan brain edem,
hidrocephalus merupakan gambaran
pencitraan otak yang paling sering ditemui
pada meningitis. Meskipun meningitis
merupakan peradangan pada meningen,
perluasan inflamasi ke sisterna basalis
akan mengganggu sirkulasi dan resopsi Leukosit Protein Glukosa
cairan serebrospinal. Peningkatan TIK
dapat terjadi akibat adanya hidrosefalus 21.103 /mm3 130 mg/dl 30 mg/dl
dari inflamsi yang meluas ke sisterna Dominasi Limfosit
basalis tadi sehingga terjadi kegagalan
dalam mengkompensasi perubahan Jumlah sel diatas normal (0-5.mm3)
komponen intrakranial yang menyebabkan yang melebihi 100/mm3 juga
munculnya gambaran edema serebri mengindikasikan terjadinya
meningitis purulen (bakterial). Dan
jumlah glukosa juga rendah,
sehingga analisis LCS menunjukkan
kesan meningitis TB.
Terapi

Farmakologis Non-Farmakologis

IVFD RL/ 8 jam


Dexamethasone IV 5 mg/ 8 jam
OAT Rifampisin 450 mg, Isoniazid Observasi TTV
200 mg, Pirazinamid 1000 mg, Tirah baring
Etambutol 750 mg, per NGT dan Diet cairan per NGT
Streptomisin Injeksi 750 mg
Paracetamol 3 x 500 mg per NGT

Prognosis : Dubia ad malam


Faktor Risiko Meningitis TB

1. Usia
(anak-anak 3. Malnutrisi
> dewasa )
2.
Koinfeksi-
HIV 5.
Penggunaan
4. Keganasan agen
imunosupresif

Faktor resiko terjadinya meningitis


tuberkulosis (Tai, 2013)
Patofisiologi Meningitis TB
Gejala dan Tanda Klinis
Demam
Nyeri Kepala
Kaku kuduk
Dengan atau tanpa penurunan kesadaran
Anoreksia
Kelemahan satu sisi

Menurut Medical Research Council, (MRC) tahun 1948,


maka:
1. MRC derajat I: Skala GCS 15, tanpa defisit neurologi
fokal
2. MRC derajat II: a. GCS 15 dengan defisit neurologi
fokal, b. GCS 11-14 dengan atau tanpa defisit neurologi
fokal
3. MRC derajat III: GCS≤10, dengan atau tanpa defisit
neurologi fokal
s
Diagnosa pasti Lumbal

si
no Punksi
g
Anamnesis
ia

Pemeriksaan penunjang
Trias meningitis : Demam,
D

1. CT Scan : Basal
nyeri kepala, kaku kuduk.
meningeal enhancement,
Mual, muntah, penurunan
infark, hidrosefalus
nafsu makan, mudah
2. MRI : Penebalan
mengantuk, gelisah, kejang,
leptomeningeal, eksudat
penurunan kesadaran
sisterna
3. Laboratorium lengkap

Pemeriksaan Neurologi
Pemeriksaan Fisik Umum
Tanda-tanda rangsangan
Gigi, THT, Kulit, Paru
meningeal
Diagnosis Definitif Meningitis TB

Berdasarkan konsensus International Tuberculous Meningitis Workshop di Afrika Selatan (2009)

01 Ditemukannya BTA pada CSS

02 M.Tb tumbuh pada kultur CSS

Pemeriksaan asam nukleat


M.Tb (Genexpert MTB/Rif atau
03
PCR) positif pada pasien
dengan klinis meningitis TB
FARMAKOLOGI
Terapi NON FARMAKOLOGI

Obat TB
Nama Obat Dosis Dewasa Dosis Anak

Isoniazid 5 mg/kgBB 10 mg/kgBB


Rifampisin 10 mg/kgBB 15 mg/kgBB

Pirazinamid 25 mg/kgBB 35 mg/kgBB

Etambutol 15 mg/KgBB 20 mg/kgBB

Streptomisin 15 mg/kgBB 17,5 mg/kgBB

+ Steroid
+ AB

12 Bulan  2 bulan HRZE, 10


bulan HR
Komplikasi
Karena Perjalanan Karena keadaan Komplikasi akibat
Penyakit metabolik yang Obat
menyertai
Arteritis Hiponatremi Drug induced
hepatitis
Hidrosefalus Neuropati
Tuberkuloma Ototoksik
Arachnoiditis spinal
Prognosis
• Secara umumnya, dapat sembuh,
baik sembuh dengan cacat motorik
atau mental atau meninggal
tergantung :
• Umur penderita.
• Jenis kuman penyebab
• Berat ringan infeksi
• Lama sakit sebelum mendapat
pengobatan
• Kepekaan kuman terhadap
antibiotic yang diberikan
• Adanya dan penanganan penyakit.
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai