Terlambat
Terlalu banyak anak yang dilahirkan (> 3) 8,1%
Terlalu sering melahirkan ( <24 bulan ) 5,5%
Terlalu tua (> 35 tahun) 4,7 %
14
Jika disebabkan oleh luka-luka jalan lahir, luka
segera dijahit dan perdarahan akan
berhenti.
Jika masih ada sisa-sisa plasenta
yang agak melekat dan masih terdapat
perdarahan, segera lakukan utero-
vaginal tamponade selama 24 jam,
diikuti pemberian uterotonika dan
antibiotika selama 3 hari berturut-
turut dan pada hari ke-4 baru
dilakukan kuretase untuk
membersihkannya.
16
Tahap I : perdarahan yang tidak banyak
dapat diatasi dengan memberikan
uterotonika, mengurut rahim (massage)
dan memasang gurita.
Tahap II : bila perdarahan belum berhenti
dan bertambah banyak, selanjutnya
berikan infus dan transfusi darah
17
Dilakukan :
- Kompresi bimanual.
- Kompresi aorta.
- Tamponade utero-vaginal.
- Jepit arteri uterina dengan cara Henkel.
18
Penyebab retensio plasenta :
1. Plasenta belum terlepas dari dinding rahim
karena melekat dan tumbuh lebih dalam.
2. Plasenta sudah terlepas dari dinding rahim
namun belum keluar karena atoni uteri atau
adanya lingkaran konstriksi pada bagian
bawah rahim (akibat kesalahan penanganan
kala III) yang akan menghalangi plasenta
keluar (plasenta inkarserata).
19
Bila plasenta belum lepas sama sekali, tidak
akan terjadi perdarahan tetapi bila sebagian
plasenta sudah lepas maka akan terjadi
perdarahan. Ini merupakan indikasi untuk
segera mengeluarkannya.
20
Penanganan retensio plasenta berupa
pengeluaran plasenta dilakukan apabila
plasenta belum lahir dalam 1/2-1 jam
setelah bayi lahir terlebih lagi apabila
disertai perdarahan.
Tindakan penanganan retensio plasenta :
1. Coba 1-2 kali dengan perasat Crede.
2. Mengeluarkan plasenta dengan tangan
(manual plasenta).
3. Memberikan transfusi darah bila
perdarahan banyak.
4. Memberikan obat-obatan misalnya
uterotonika dan antibiotik.
21
Manual plasenta :
1. Memasang infus cairan kristaloid, koloid.
2. Ibu posisi litotomi dengan narkosa dengan
segala sesuatunya dalam keadaan suci hama.
3. Teknik : tangan kiri diletakkan di fundus
uteri, tangan kanan dimasukkan dalam
rongga rahim dengan menyusuri tali pusat
sebagai penuntun. Tepi plasenta dilepas
disisihkan dengan tepi jari-jari tangan - bila
sudah lepas ditarik keluar.
Lakukan eksplorasi apakah ada luka-luka
atau sisa-sisa plasenta dan bersihkanlah.
Manual plasenta berbahaya karena dapat terjadi
robekan jalan lahir (uterus) dan membawa
infeksi.
22
Pertama kali diperkenalkan oleh Condous pada 2003
Kateter dimasukkan ke dalam uterus melalui serviks,
yang di isi dengan air garam hangat sampai
pembesaran balon itu jelas yang dikelilingi oleh
dinding uterus, dan terlihat di bagian bawah serviks.
Diperiksa lagi untuk memastikan balon kateter tetap
berada di dalam rongga uterus dengan penerapan
traksi lembut
Dalam studi dari 16 perempuan, 87% menanggapi
positif
Kateter Foley 2 arah ( simplastic 20 ch; 6,7 mm,
30 ml)
Kapasitas lebih besar dari 500 ml
Prinsipnya sama dengan kateter Sengstaken-
Blakemore
100% silikon baik bagi pasien yang alergi
terhadap Lateks
Tujuan yang dirancang kateter 2 arah, untuk
menyediakan kontrol sementara atau mengurangi
PPP ketika dibolehkan manajemen konservatif
Bisa juga di pakai pada laparatomi
Kerugian : harganya mahal
Kontrol tanda vital, cairan input / output, tinggi
FUT dan darah dalam vagina
Infus oksitosin diperlukan untuk menjaga uterus
tetap berkontraksi selama 12 24 jam
Profilaksisi antibiotik spektrum luas
Pengeluaran tamponade atau balon berkisar
antara 8 48 jam
PPP merupakan penyebab utama kematian ubu
Penyebab tersering : atonia, laseasi, sisa
plasenta, plasenta akreta, kelainan darah
Penatalaksanaan perbaiki KU ibu, kemudian
terapi definitif sesuai dengan etiologi perdarahan
Penatalaksanaan dengan balon kateter/kondom
terutama sangat berguna untuk atonia uteri,
prosedurnya singkat, murah, mudah dan efektif
Penataklaksanaan PPP dengan berbagai macam
balon kateter bisa dilakukan, dengan
memperhatikan kondisi ekonomi pasien, untuk
memilih balon apa yang dipakai
CASE REPORT
The use of condom hydrostatic intrauterine as
prophylaxis Post Partum Haemorrhage
in DHF pregnant patient with thrombocyte 6000
Mrs. H, 29 yo,
11 september 2009
Ciptomangunkusumo
Dengue day III
Hospital
Dx: G2P1 38wga, Head
Mrs. H, 29 yo,
presentation singleton
Ciptomangunkusumo
baby, in labour good
Hospital
progress 8 hours
Dx: G2P1 38wga, Head
SECOND STAGE OF
presentation singleton
LABOUR
baby, not in labour.
Delivered 3100 gr AS
Dengue fever day 3. -
9/10
management for Dengue
Fever, rehidration and Ig G/ Ig M +Trombocyte transfusion
symptomatic approach. Bleeding + Aggressive uterotonic
No indication for 10xPT/APTTProphilaxtic PPH w/ condom
termination. No fever
11/9/09 11/9/09 12/9/09 12/9/09 13/9/09 13/9/09 14/9/09 15/9/09
09.00 19.00 00.30 06.00 20.00 13.00 06.00
Dengue D III Day IV Day V Day V Day VI
36.000 29.000 24.000 13.000 5000 20.000
48.000 6000
350
cc
RL/NaCL
Before
After
Uterus
model
DISCUSSION
ARE WE READY IF SURGERY NEEDED? (in this case, SURGERY FOR PPH)
REMEMBER!
Spontaneous bleeding trombocyte below 30.000
Surgical bleeding /PPH occur trombocyte below 50.000
DISCUSSION
CONTROVERSY
Termination of pregnancy before
trombocyte reach below 50.000. Literature:
50% obgyn doctors choose c-section. The
rest spontaneous delivery except
obstetric indication.
DILEMMA
Trombocyte below 10.000.
PROPHYLAXIS for PPH IS A MUST!!!!!!
WHY PROPHYLAXIS?
No evidence prophylaxis,
In the use of condom for PPH
AS PROPHYLAXIS
SURGICAL
MANAGEMENT
FOR PPH?
Are we brave enough?
Trombocyte: 6000
PT/APTT: 10x control
CONCLUSION