BERENCANA (KB)
Masalah
BIAS ini dilakukan sebagai bentuk upaya preventif untuk mencegah penyakit tetanus
dan difteri pada anak melalui imunisasi. Imunisasi lanjutan ini sangat perlu diberikan
untuk anak karena gangguan kesehatan yang terjadi pada masa anak dapat
mempengaruhi proses tumbuh kembang, kecacatan dan kematian. Beberapa anak usia
sekolah lewat masa waktu catch-up dalam pemberian imunisasi, kurangnya
pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang guna vaksin, kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang KIPI dan reaksi imunisasi.
Intervensi
Metode pelayanan perorangan
Metode pelayanan medis, berupa pemberian vaksin kepada anak usia sekolah,
timbang , dan pencatatan di buku imunisasi
Konseling tentang reaksi imunisasi
Pelaksanaan
Program dilakukan pada Kamis, 19 November 2021
Bertempat di SD Al-Azhar Syifa Budi
Pukul 09.00-11.00
Jumlah pasien 60 anak usia sekolah dasar
Siswa kelas 1, 2, dan 5 SD
Pelayanan dan pencatatan dilakukan oleh bidan dan Dokter internsip
Layanan berupa pemberian imunisasi dasar berdasarkan usia anak tersebut, timbang,
dan konseling
Evaluasi
1. Kegiatan BIAS tidak mencapai sasaran dikarenakan asekolah masih menggunakan
sistem belajar dari rumah, sehingga ada beberapa siswa dan keluarganya yang
menyempatkan keluar kota. Setelah penyuntikan vaksin, anak-anak diobservasi terkait
dengan KIPI. Tidak ada anak-anak dengan menunjukan gejala KIPI saat observasi
dilakukan.
2. Jumlah anak yang diimunisasi cukup banyak, sehingga ruang tunggu tidak cukup
luas untuk menerapkan protokol kesehatan, solusinya untuk jadwal selanjutnya, bisa
diinformasikan melalui kader, untuk lebih terjadwal sehingga anak dan orang tua
dapat menghindari kontak kerumunan di PKM
Permasalahan
Masih tingginya angka kelahiran serta adanya AKI di wilayah kerja Puskesmas IV De
npasar Selatan. PUS dengan risiko tinggi dapat berakibat pula pada tingginya AKI, pa
dahal AKI merupakan salah satu indikator kemajuan suatu negara.
Pelaksanaan
Pada hari Senin, tanggal 14 Desember 2020 dilaksanakan pemasangan KB implan dan
IUD di VK Puskesmas IV Denpasar Selatan yang dilakukan oleh bidan puskesmas did
ampingi oleh penanggung jawab program posyandu. Sebanyak 12 orang memasang K
B implan dan 1 orang memasang KB IUD.
Monitoring: Kegiatan berlangsung dengan baik dan lancar secara daring (online).
SENAM IBU HAMIL
Latar Belakang
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu
hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan,
persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir.
Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam hamil. Senam hamil merupakan terapi
latihan gerak yang diberikan pada ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya baik fisik
maupun mental dalam menghadapi persalinan. Ibu hamil sangat membutuhkan tubuh
yang sehat dan bugar. Oleh karena itu, selain makan secara teratur, ibu hamil harus
cukup istirahat dan berolahraga sesuai dengan kebutuhannya, salah satu olahraga yang
baik untuk ibu hamil adalah senam hamil. Senam hamil sangat diperlukan oleh setiap
ibu hamil, karena senam hamil dapat membuat tubuh yang bugar dan sehat, dan dapat
membuat ibu hamil tetap mampu menjalankan aktivitas sehari–hari, sehingga stres
akibat rasa cemas menjelang persalinan akan dapat diminimalkan. Pergerakan dan
latihan senam kehamilan tidak saja menguntungkan sang ibu, tetapi juga sangat
berpengaruh terhadap kesehatan bayi yang dikandungan. Pada saat bayi mulai dapat
bernafas sendiri, maka oksigen yang mengalir kepadanya melalui plasenta, yaitu dari
aliran darah ibunya kedalam aliran darah bayi yang dikandung. Senam kehamilan
akan menambah jumlah oksigen dalam darah diseluruh tubuh sang ibu dan karena itu
aliran oksigen kepada bayi melalui plasenta juga akan menjadi lebih lancar. Jika tidak
melakukan senam hamil dapat mengakibatkan perasaan tegang saat kehamilan atau
persalinan dapat timbul, system tubuh akan terhalang dan mempengaruhi persediaan
oksigen untuk otot-otot maupun organ tubuh dan bayi. Perasaan tegang saat
persalinan juga dapat membuat proses persalinan terhambat.
Permasalahan
Masa pandemi yang masih terjadi akhir-akhir ini menyebabkan pelaksanaan senam ib
u hamil menjadi kurang efektif. Hal ini juga berakibat pada kurang antusiasnya ibu ha
mil dalam mengikuti kegiatan. Selain itu, masih banyak ditemukan kasus ibu hamil ya
ng cemas dan stress menjelang persalinan.
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Nama Kegiatan : Senam Ibu Hamil
Tujuan Kegiatan : Peningkatan kesehatan ibu dan anak
Petugas pelaksana : Dokter internship, staf puskesmas
Lokasi kegiatan : Puskesmas IV Denpasar Selatan
Tanggal/Jam kegiatan : 23 Januari 2021/ 11.00 - selesai
Sasaran kegiatan : Ibu hamil yang tergabung dalam wa group kelas ibu hamil
Jumlah sasaran : 30 orang
Proses kegiatan : Pelaksanaan senam ibu hamil secara daring (online)
Pelaksanaan
Nama Kegiatan : Senam Ibu Hamil
Tujuan Kegiatan : Peningkatan kesehatan ibu dan anak
Petugas pelaksana : Dokter internship, staf puskesmas
Lokasi kegiatan : Puskesmas IV Denpasar Selatan
Tanggal/Jam kegiatan : 23 Januari 2021/ 11.00 - selesai
Sasaran kegiatan : Ibu hamil yang tergabung dalam wa group kelas ibu hamil
Jumlah sasaran : 30 orang
Proses kegiatan : Pelaksanaan senam ibu hamil secara daring (online)
Monitoring dan Evaluasi
Evaluasi: Dari hasil kegiatan terjadi peningkatan kehadiran dan ibu hamil lebih antusi
as saat mengikuti kegiatan. Sebaiknya pada kegiatan berikutnya, diharapkan dapat me
lakukan kegiatan secara tatap muka dengan prrotokol kesehatan yang ketat.
Monitoring: Kegiatan berlangsung dengan baik dan lancar secara daring (online)
VAKSINASI HPV ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Latar Belakang
Kanker serviks uteri merupakan kanker pada perempuan yang menduduki urutan
teratas di Indonesia, sedangkan di negara maju kejadian kanker serviks mengalami
penurunan. Perjalanan penyakit kanker serviks sudah diketahui dengan baik. Infeksi
HPV (Human Papillomavirus) risiko tinggi merupakan awal dari patogenesis kanker
serviks. HPV risiko tinggi merupakan karsinogen kanker serviks, dan awal dari proses
karsinogenesis kanker serviks uteri.Penurunan kejadian kanker serviks di negara maju
disebabkan karena pencegahan sekunder kanker serviks berjalan dengan baik;
meliputi deteksi dini dengan pap smear yang dilanjutkan dengan terapi lesi prakanker
akan menurunkan kejadian kanker serviks. Pencegahan primer kanker serviks adalah
upaya mencegah terjadinya infeksi HPV risiko tinggi. Salah satu bagian dari
pencegahan primer adalah memberikan vaksin HPV, pemberian vaksinasi HPV akan
mengeliminasi infeksi HPV. Tujuan tulisan ini adalah membahas pencegahan kanker
serviks uteri, terutama memperkenalkan pencegahan primer dengan pemberian vaksin
HPV risiko tinggi.
Vaksin HPV bekerja sangat baik. Dalam 10 tahun setelah vaksin direkomendasikan
pada tahun 2006 di Amerika Serikat, infeksi HPV tipe kuadrivalen menurun 86%
pada remaja perempuan berusia 14 hingga 19 tahun dan 71% pada perempuan di usia
awal 20-an. Penelitian juga telah menunjukkan bahwa semakin sedikit remaja dan
dewasa muda yang mengalami kutil kelamin dan kejadian kanker serviks berkurang
karena vaksin HPV telah digunakan di Amerika Serikat. Penurunan prevalensi pada
tipe vaksin, kutil kelamin, dan pre kanker serviks juga telah diamati di negara lain
dengan program vaksinasi HPV. Vaksinasi HPV termasuk dalam imunisasi pilihan
(imunisasi lain yang tidak termasuk dalam imunisasi program, namun dapat diberikan
sesuai dengan kebutuhannya dan pelaksanaannya juga dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang berkompeten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Vaksin HPV mempunyai efikasi 96–98% untuk mencegah kanker leher rahim yang
disebabkan oleh HPV tipe 16/18. Imunisasi vaksin HPV.diperuntukkan pada anak
perempuan sejak usia >9 tahun (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2017).
Di Indonesia, ada 2 jenis vaksin HPV yaitu bivalen dan tetravalen yang beredar.
Bivalen mengandung 2 tipe virus HPV (16 dan 18) yang dapat mencegah kanker leher
rahim, sedangkan tetravalen mengandung 4 tipe virus HPV (6,11,16,dan 18) yang
dapat mencegah sekaligus kanker leher rahim dan juga kutil kelamin atau genital
ward. Saat ini, pemberian vaksin HPV di Indonesia disarankan pada remaja
perempuan mulai dari usia 10 tahun ke atas sedangkan di luar negeri vaksinasi HPV
juga disarankan untuk remaja laki-laki. Pada remaja, biasanya penyuntikan vaksin
dilakukan secara intramuskular di deltoid yaitu otot bahu yang terbesar. Vaksin
diberikan sebanyak 3 kali dengan jadwal pemberian vaksin pada bulan 0, lalu 1 atau 2
bulan setelah penyuntikan pertama tergantung jenis vaksin (bivalen atau tetravalen),
dan terkahir 6 bulan setelah penyuntikan pertama. Apabila ada jadwal pemberian
vaksin yang terlewat karena sakit atau hal lain maka pemberian vaksin tidak harus
diulang dari awal, cukup dengan melengkapi dosis yang tertinggal tersebut.
Selama ini beberapa kaum masyarakat beranggapan bahwa vaksinasi HPV pada anak-
anak tidak perlu diberikan karena pada usia tersebut hubungan seksual belum
dilakukan. Namun, sebenarnya vaksin HPV justru harus diberikan sebelum seseorang
berhubungan seksual. Akan terlambat jika vaksin HPV baru diberikan saat seseorang
sudah melakukan hubungan seksual, karena bisa saja orang tersebut sudah terinfeksi
HPV.
Selain belum aktif berhubungan seksual, pemberian vaksin HPV saat anak-anak
memiliki manfaat lain yaitu pemberian vaksin hanya membutuhkan 2 dosis untuk usia
10-13 tahun, sedangkan untuk usia 16-18 tahun atau remaja akhir pemberian vaksin
membutuhkan 3 dosis. Berdasarkan penelitian, pemberian vaksin HPV 2 dosis pada
usia 10-13 tahun terbukti membentuk kadar antibodi yang tidak lebih rendah
dibandingkan dengan pemberian 3 dosis pada usia 16-18 tahun. Perlu diketahui harga
vaksin HPV masih cukup mahal sehingga pemberian 2 dosis merupakan suatu solusi
yang efisien.
Melihat manfaat vaksin HPV dalam mencegah keganasan, amatlah berguna untuk
melakukan vaksin HPV pada remaja perempuan. Vaksin HPV dapat ditemukan di
klinik/RS terdekat, saat ini vaksin HPV belum tersedia di Puskesmas karena belum
termasuk program imunisasi nasional. Namun vaksin HPV telah diberikan pada anak
sekolah perempuan kelas 5 dan 6 di beberapa kota secara gratis.
Permasalahan
Kurangnya pengetahuan dan kepedulian orang tua tentang manfaat vaksin hpv yang di
berikan sejak usia sekolah. Selain itu masih banyaknya kasus kanker serviks yang dite
mukan pada perempuan usia dewasa.
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Nama Kegiatan : Vaksinasi HPV Anak Usia Sekolah Dasar
Tujuan Kegiatan : Pengetahuan dan kepedulian orang tua tentang manfaat vaksin hpv
yang diberikan sejak dini serta mengurangi kasus kanker serviks pada perempuan usia
dewasa
Petugas pelaksana : Dokter internship, staf puskesmas, bidan
Lokasi kegiatan : SDN 7 Pedungan
Tanggal/Jam kegiatan : 27 Maret 2021/ Pukul 09.00-11.00 wita
Sasaran kegiatan : Anak SD di Wilayah Kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan
Jumlah sasaran : 30 orang
Proses kegiatan : Kegiatan berlangsung lancar secara tatap muka dengan protokol ke
sehatan
Pelaksanaan
Nama Kegiatan : Vaksinasi HPV Anak Usia Sekolah Dasar
Tujuan Kegiatan : Pengetahuan dan kepedulian orang tua tentang manfaat vaksin hpv
yang diberikan sejak dini serta mengurangi kasus kanker serviks pada perempuan usia
dewasa
Petugas pelaksana : Dokter internship, staf puskesmas, bidan
Lokasi kegiatan : SDN 7 Pedungan
Tanggal/Jam kegiatan : 27 Maret 2021/ Pukul 09.00-11.00 wita
Sasaran kegiatan : Anak SD di Wilayah Kerja Puskesmas IV Denpasar Selatan
Jumlah sasaran : 30 orang
Proses kegiatan : Kegiatan berlangsung lancar secara tatap muka dengan protokol ke
sehatan
Monitoring dan Evaluasi
Jumlah anak yang mendapatkan vaksin sudah memenuhi sasaran, tetapi masih ditemu
kannya anak maupun orang tua yang berkerumun sehingga penerapan protokol
kesehatan tidak terlalu baik, solusinya untuk kegiatan yang sama selanjutnya, bisa
diinformasikan melalui kader, untuk lebih terjadwal sehingga anak dan orang tua
dapat menghindari kontak kerumunan di PKM
Perlu adanya penyuluhan kepada orang tua oleh kader/bidan/tenaga kesehatan tentang
pentingnya vaksinasi HPV yang diberikan terhadap anak sejak usia sekolah.