Anda di halaman 1dari 66

PENATALAKSANAAN HPP TERKINI

Penyebab Kematian Tidak langsung


Terlambat mengetahui secara dini tanda bahaya dan
pengambilan keputusan

3
Terlambat sampai ke tempat tujuan
Terlambat mendapat pelayanan medis

Terlambat
Terlalu banyak anak yang dilahirkan (> 3) 8,1%
Terlalu sering melahirkan ( <24 bulan ) 5,5%
Terlalu tua (> 35 tahun) 4,7 %
Terlalu muda ( < 18 th ) 3 %

4 Terlalu
DEFINISI DAN KLASIFIKASI :
1. HPP Primer (Early HPP) :
perdarahan pervaginam 500 ml dalam 24 jam
pertama setelah anak lahir. Penyebab terutama
atonia uteri (80%), sisa plasenta, laserasi traktus
genitalia, abruptio plalsenta

2. HPP Sekunder ( Late HPP) :


perdarahan pervaginam pada massa nifas setelah
24 jam 6 minggu post partum. Penyebab sisa
produk konsepsi, pseudoaneurisma pembuluh darah
uterus, malformasiarteriovenosus dan choriocarcinoma.
Beberapa menit setelah janin lahir, biasanya
mulai terjadi proses pelepasan plasenta
disertai sedikit perdarahan. Bila plasenta
sudah lepas dan turun ke bagian bawah rahim
maka uterus akan berkontraksi untuk
mengeluarkan plasenta (his pengeluaran
plasenta).
Perdarahan post partum adakalanya
merupakan perdarahan yang hebat maupun
perdarahan perlahan-lahan tetapi terus-
menerus. Keduanya dapat menyebabkan
perdarahan yg banyak dan dapat menjadi
syok. Oleh karena itu penting sekali pada
setiap ibu bersalin dilakukan pengukuran
kadar darah secara rutin, serta pengawasan
tekanan darah, nadi dan pernapasan ibu,
kontraksi uterus dan perdarahan selama 1 jam.
Penanganan Perdarahan
Post Partum
Penanganan perdarahan post partum berupa
mencegah perdarahan post partum,
mengobati perdarahan kala uri dan
mengobati perdarahan post partum pada
atoni uteri.
Cara mencegah perdarahan post partum
Memeriksa keadaan fisik, keadaan umum, kadar
hemoglobin, golongan darah dan bila mungkin
tersedia donor darah.
Sambil mengawasi persalinan, dipersiapkan keperluan
untuk infus dan obat-obatan penguat rahim
(uterotonika).
Setelah ketuban pecah, kepala janin mulai membuka
vulva, infus dipasang dan sewaktu bayi lahir diberikan
1 ampul oksitosin IM.
Bila perlu injeksi metilergometrin 1 amp atau misoprostol
tab per rectal setelah plasenta lahir
14
Cara mengobati perdarahan kala uri

- Memberikan oksitosin.
- Mengeluarkan plasenta menurut
cara Credee (1-2 kali).
- Mengeluarkan plasenta dengan
tangan.
Pengeluaran plasenta dengan tangan segera sesudah
janin lahir dilakukan bila :
- Menyangka akan tJi perdarahan post partum.
- Perdarahan banyak (lebih 500 cc).
- Retensio plasenta.
- Melakukan tindakan obstetri dalam narkossa.
- Riwayat perdarahan post partum pada
persalinan yang lalu.
- Tali pusat putus

Jika disebabkan oleh luka-luka jalan lahir, luka


segera dijahit dan perdarahan akan
berhenti.
16
Jika masih ada sisa-sisa plasenta yang agak
melekat dan masih terdapat perdarahan,
segera lakukan utero-vaginal tamponade
selama 24 jam, diikuti pemberian uterotonika
dan antibiotika selama 3 hari berturut-turut
dan pada hari ke-4 baru dilakukan kuretase
untuk membersihkannya.
Pengobatan perdarahan post partum pada atoni uteri
17
tergantung banyaknya perdarahan dan derajat atoni
uteri
Tahap I : perdarahan yang tidak banyak dapat
diatasi dengan memberikan
uterotonika, mengurut rahim (massage) dan
memasang gurita.
Tahap II : bila perdarahan belum berhenti dan
bertambah banyak, selanjutnya
berikan infus dan transfusi darah
Dilakukan :
18
- Kompresi bimanual.
- Kompresi aorta.
- Tamponade utero-vaginal.
- Jepit arteri uterina dengan cara Henkel.

Tahap III : bila belum tertolong maka usaha terakhir


adalah menghilangkan sumber perdarahan dengan 2
cara yaitu meligasi arteri hipogastrika atau
histerektomi.
Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta
19 belum lahir selama 1 jam setelah bayi lahir.

Penyebab retensio plasenta :


1. Plasenta belum terlepas dari dinding rahim
karena melekat dan tumbuh lebih dalam.
2. Plasenta sudah terlepas dari dinding rahim
namun belum keluar karena atoni uteri atau
adanya lingkaran konstriksi pada bagian
bawah rahim (akibat kesalahan penanganan
kala III) yang akan menghalangi plasenta
keluar (plasenta inkarserata).
20 Bila plasenta belum lepas sama sekali, tidak akan
terjadi perdarahan tetapi bila sebagian plasenta
sudah lepas maka akan terjadi perdarahan. Ini
merupakan indikasi untuk segera mengeluarkannya.

Plasenta mungkin pula tidak keluar karena kandung


kemih atau rektum penuh. Oleh karena itu keduanya
harus dikosongkan.
Penanganan retensio plasenta berupa pengeluaran
21
plasenta dilakukan apabila plasenta belum lahir
dalam 1/2-1 jam setelah bayi lahir terlebih lagi
apabila disertai perdarahan.
Tindakan penanganan retensio plasenta :
1. Coba 1-2 kali dengan perasat Crede.
2. Mengeluarkan plasenta dengan tangan (manual
plasenta).
3. Memberikan transfusi darah bila perdarahan banyak.
4. Memberikan obat-obatan misalnya uterotonika dan
antibiotik.
Manual plasenta :
1. Memasang infus cairan kristaloid, koloid.
22
2. Ibu posisi litotomi dengan narkosa dengan
segala sesuatunya dalam keadaan suci hama.
3. Teknik : tangan kiri diletakkan di fundus
uteri, tangan kanan dimasukkan dalam
rongga rahim dengan menyusuri tali pusat
sebagai penuntun. Tepi plasenta dilepas
disisihkan dengan tepi jari-jari tangan - bila
sudah lepas ditarik keluar.
Lakukan eksplorasi apakah ada luka-luka
atau sisa-sisa plasenta dan bersihkanlah.
Manual plasenta berbahaya karena dapat terjadi
robekan jalan lahir (uterus) dan membawa
Balon kateter Sengstaken - Blakemore

Pertama kali diperkenalkan oleh Condous pada


2003
Kateter dimasukkan ke dalam uterus melalui
serviks, yang di isi dengan air garam hangat
sampai pembesaran balon itu jelas yang dikelilingi
oleh dinding uterus, dan terlihat di bagian bawah
serviks.
Diperiksa lagi untuk memastikan balon kateter
tetap berada di dalam rongga uterus dengan
penerapan traksi lembut
Dalam studi dari 16 perempuan, 87% menanggapi
positif
Balon RUSCH Hidrostatik Urologi
Kateter Foley 2 arah ( simplastic 20 ch; 6,7
mm, 30 ml)
Kapasitas lebih besar dari 500 ml
Prinsipnya sama dengan kateter Sengstaken-
Blakemore
Balon SOS BAKRI
100% silikon baik bagi pasien yang alergi
terhadap Lateks
Tujuan yang dirancang kateter 2 arah, untuk
menyediakan kontrol sementara atau
mengurangi PPP ketika dibolehkan
manajemen konservatif
Bisa juga di pakai pada laparatomi
Kerugian : harganya mahal
Perawatan setelah berhasil Tamponade :

Kontrol tanda vital, cairan input / output, tinggi


FUT dan darah dalam vagina
Infus oksitosin diperlukan untuk menjaga
uterus tetap berkontraksi selama 12 24 jam
Profilaksisi antibiotik spektrum luas
Pengeluaran tamponade atau balon berkisar
antara 8 48 jam
Kesimpulan :
PPP merupakan penyebab utama kematian
ubu
Penyebab tersering : atonia, laseasi, sisa
plasenta, plasenta akreta, kelainan darah
Penatalaksanaan perbaiki KU ibu, kemudian
terapi definitif sesuai dengan etiologi
perdarahan
Penatalaksanaan dengan balon
kateter/kondom terutama sangat berguna
untuk atonia uteri, prosedurnya singkat,
murah, mudah dan efektif
Saran :

Penataklaksanaan PPP dengan berbagai


macam balon kateter bisa dilakukan, dengan
memperhatikan kondisi ekonomi pasien, untuk
memilih balon apa yang dipakai
CASE REPORT
The use of condom hydrostatic intrauterine as
prophylaxis Post Partum Haemorrhage
in DHF pregnant patient with thrombocyte 6000

M. Nurhadi Rahman, Ali Sungkar


Departement Obstetric and Gynecology,
`
Faculty of Medicine, Universitas Indonesia Cipto Mangunkusumo Hospital
Jakarta Indonesia
INTRODUCTION
INTRODUCTION
INTRODUCTION

Trombocytopenia is the most common hemostatic


abnormality and may complicate up to 10 % of all
pregnancies.
Normal Trombocyte: 150.000 400.000
Spontaneous bleeding below 30.000
Surgical bleeding /PPH occur below 50.000
14 september 2009
Dengue day VI
CASE REPORT No Fever 2 days

Mrs. H, 29 yo,
11 september 2009
Ciptomangunkusumo Hospital
Dengue day III
Dx: G2P1 38wga, Head
presentation singleton baby, in
Mrs. H, 29 yo,
labour good progress 8
Ciptomangunkusumo Hospital
hours SECOND STAGE OF
Dx: G2P1 38wga, Head
LABOUR
presentation singleton baby,
Delivered 3100 gr AS 9/10
not in labour. Dengue fever
day 3. - management for
Dengue Fever, rehidration and
symptomatic approach. No
indication for termination. Ig G/ Ig M + Trombocyte transfusion
Bleeding + Aggressive uterotonic
10xPT/APTT Prophilaxtic PPH w/ condom
No fever
11/9/09 11/9/09 12/9/09 12/9/09 13/9/09 13/9/09 14/9/09 15/9/09
09.00 19.00 00.30 06.00 20.00 13.00 06.00
Dengue D III Day IV Day V Day V Day VI
36.000 29.000 24.000 13.000 5000 20.000
48.000 6000
350 cc
RL/NaCL

Before

After

Uterus
model
DISCUSSION

ARE WE READY IF SURGERY NEEDED? (in this case, SURGERY FOR PPH)

What is the minimum safe platelet count prior to spinal anesthesia?

REMEMBER!
Spontaneous bleeding trombocyte below 30.000
Surgical bleeding /PPH occur trombocyte below 50.000
DISCUSSION

CONTROVERSY
Termination of pregnancy before trombocyte
reach below 50.000. Literature: 50% obgyn
doctors choose c-section. The rest spontaneous
delivery except obstetric indication.

DILEMMA
Trombocyte below 10.000.

PROPHYLAXIS for PPH IS A MUST!!!!!!


WHY PROPHYLAXIS?
No evidence prophylaxis,
In the use of condom for PPH

B-lynch introduce B-lynch


Techique prophylaxis for
Jehovahs Witnesses
Who refuses transfusion
And very prone to PPH

AS PROPHYLAXIS

SURGICAL
MANAGEMENT
FOR PPH?
Are we brave enough?

Trombocyte: 6000
PT/APTT: 10x control
CONCLUSION

Prophylaxis management for post partum


hemorrhage can be considered for highrisk
patient for PPH. Further investigation needed.
Baloon tamponade is the least invasive

approach and most rapid approach and logic


to use in the first step management.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai