DASAR TEORI
MAKROSOMIA
1. Pengertian
Makrosomia atau bayi besar adalah bila berat badan bayi melebihi dari 4000
gram.(Wiliiam, 2001). Dalam dunia kedokteran makrosomia disebut giant baby. Menurut
Cunningham (2005) semua neonatus dengan berat badan 4000 gram atau lebih tanpa memandang
usia kehamilan dianggap sebagai makrosomia.
Pada janin besar, faktor keturunan memegang peranan penting. Selain itu janin besar
dijumpai pada wanita hamil dengan diabetes mellitus, pada postmaturitas dan pada grande
multipara. Hubungan antara ibu hamil yang makannya banyak dan bertambah besarnya janin,
masih diragukan.
Menentukan besarnya janin secara klinis memang sulit. Kadang-kadang baru diketahui
adanya janin besar setelah tidak adanya kemajuan persalinan pada panggul normal dan his yang
kuat. Pemeriksaan yang teliti tentang adanya disproporsi sefalopelvik dalam hal ini perlu
dilakukan. Besarnya kepala dan tubuh janin dapat diukur pula secara teliti dengan menggunakan
alat ultrasonik.
2. Karakteristik Makrosomia
a) Mempunyai wajah berubi (menggembung), pletoris(wajah tomat)
b) Badan montok dan bengkak
c) Kulit kemerahan
d) Lemak tubuh banyak
e) Plasenta dan tali pusat lebih besar dari rata-rata
3. Etiologi
a) Genetik, obesitas dan overweight yang dialami ayah ibu dapat menurun pada bayi.
b) Pertambahan berat badan ibu yang berlebihan selama kehamilan, porsi makanan yang
dikonsumsi ibu hamil akan berpengaruh pada berat badan ibu. Asupan gizi yang berlebih bisa
mengakibatkan bayi lahir dengan berat di atas rata-rata.
c) Ibu dengan diabetes milletus, tingginya gula darah ibu bisa berpengaruh pada berat badan bayi.
Jika fungsi plasenta dan tali pusat baik, maka janin dapat tumbuh makin subur.
d) Ibu hamil dengan riwayat melahirkan bayi makrosomia, ibu yang sebelumnya pernah melahirkan
bayi makrosomia berisiko 5-10 kali lebih tinggi untuk kembali melahirkan bayi makrosomia
dibandingkan ibu yang belum pernah melahirkan bayi makrosomia.
e) Multigravida, ada kecendrungan berat badan lahir anak kedua dan seterusnya lebih besar
daripada anak pertama.
f) Usia gestasi lama
g) Usia ibu
h) Wanita hamil yang memiliki berat badan yang lebih dari 150 kg, janinnya memiliki risiko 30%
mengalami makrosomia (Pendit, 2004).
4. Diagnosis
Menentukan apakah bayi besar atau tidak kadang-kadang sulit. Hal ini dapat
diperkirakan dengan cara:
a. Keturunan atau bayi yang lahir terdahulu besar dan sulit melahirkannya dan adanya diabetes
milletuslainnya (edema dan sebagainya)
b. Pemeriksaan teliti tentang disproporsi sefalo atau feto-pelvik, dalam hal ini dianjurkan untuk
mengukur kepala bayi dengan ultrasonografi (Mochtar, 1998).
5. Prognosis
Pada panggul normal janin dengan berat badan 4000-4500 gram umumnya tidak
menimbulkan kesukaran persalinan. Distosia akan diperoleh bila janin lebih besar dari 4500-
5000 gram atau pada kepala yang sudah keras (postmaturitas) dan pada bahu yang lebar. Apabila
disproporsi sefalo atau feto-pelvic ini dibiarkan maka
terjadi kesulitan baik pada ibu maupun pada janin (Mochtar, 1998). Pada keadaan dimana janin
telah mati sebelum bahu dilahirkan, dapat dilakukan kleidotomi pada satu atau kedua klavikula
(tulang disamping leher) untuk mengurangi kemungkinan perlukaan jalan lahir.
6. Penanganan
1. Pada disproporsi sefalo dan feto-pelvic yang sudah diketahui dianjurkan untuk seksio caesar.
2. Pada kesukaran melahirkan bahu dan janin hidup dilakukan episiotomi yang cukup lebar dan
janin diusahakan lahir, atau bahu diperkecil dengan melakukan kleidotomi unilateral atau
bilateral. Setelah dilahirkan dijahit kembali dengan baik dan untuk cedera postkleidotomi
dikonsulkan ke bagian bedah.
3. Apabila janin meninggal lakukan embriotomi (Mochtar, 1998).
7. Komplikasi
a. Komplikasi pada Ibu
1) Ibu mengalami robekan perineum
2) Persalinan dengan operasi caesar
3) Kehilangan darah dalam jumlah banyak saat persalinan
4) Ruptur uteri dan serviks
8. Pencegahan
a. Pencegahan dilakukan dengan melakukan penimbangan berat badan ibu secara teratur, dan ANC
yang teratur.
b. Ibu harus selalu menjaga berat badannya agar tetap normal, ibu hamil sebaiknya melakukan
pengaturan pola makan sesuai kebutuhan kalori. Ngemil boleh saja dilakukan, tapi hindari
cemilan manis.
c. Lakukan olahraga ringan. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari Norwegia menyebutkan,
risiko bayi lahir dengan ukuran besar bisa berkurang hingga 28% bila di masa kehamilan ibu
tetap berolahraga secara teratur terutama pada trimester dua dan tiga.
d. Ibu hamil hendaknya memeriksakan kadar gula darahnya, meskipun sebelumnyatidak ada
diabetes milletus(Rukiyah, 2010)
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PATOLOGIS
NY. J G1P0A0Ah0 UMUR 31 TAHUN UMUR KEHAMILAN 40 MINGGU DENGAN
MAKROSOMIA, DI RB Permata Ibu, KEBUMEN
B. DATA SUBYEKTIF
Ibu mengatakan sudah merasakan tanda tanda persalinan. ibu mengatakan merasakan mules
mules yang teratur pada perut bagian bawah sejak pukul 08.00 WIB dan mengeluarkan lendir
darah. Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular penyakit sistemis
lainnya.
C. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status emosional : Stabil
Tanda vital sign :
Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 86x/menit
Pernapasan : 22x/menit Suhu : 37,8C
Berat badan : 78 kg
Sebelum hamil : 60 kg Kenaikan berat badan : 18 kg
Tinggi badan : 157 cm
Lila : 25,5 cm
2. Pemeriksaan fisik
pala :simetris, bentuk mesocephal, kulit kepala bersih, tidak ada bekas luka, tidak ada benjolan
abnormal, tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan
mbut :simetris, bersih, tidak rontok, tidak berketombe, tidak mudah patah, penyebaran merata
uka :simetris, bentuk oval, bersih, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada bekas luka, tidak oedem,
tidak nyeri tekan
ata :simetris, bersih, tidak strabismus, penglihatan baik, tidak ada tanda infeksi, sclera putih,
konjungtiva merah muda
dung :simetris, terdapat 2 lubang hidung, bersih, tidak ada polip, penciuman baik, tidak ada tanda
infeksi
ulut :simetris, bibir lembab, tidak pecah-pecah, tidak ada stomatitis, tidak ada gigi berlubang, gusi
tidak berdarah, tidak ada labioskisis, labiopalatoskisis dan palatoskisis
linga :simetris, terdapat lubang dan daun telinga, bersih, tidak ada serumen, pendengaran baik, tidak
ada tanda infeksi
her :simetris, tidak ada pembengkakkan kelenjar tiroid, parotis, vena jugularis dan limfe
da :simetris, tidak ada retraksi dinding dada saat bernapas, tidak ada bekas luka, tidak ada benjolan
abnormal, tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan
yudara :simetris, puting menonjol, hiperpigmentasi areola, payudara teraba tegang, tidak ada benjolan
abnormal, tidak ada masa, tidak nyeri tekan, kolostrum sudah keluar
bdomen :simetris, tidak ada bekas luka, ada linea nigra, tidak ada striae, tidak ada benjolan abnormal,
tidak ada masa, tidak nyeri tekan, pembesaran lebih besar dari umur kehamilan.
Palpasi Leopold
Leopold I : TFU 1 jari dibawah px, bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong.
Leopold II : bagian sisi kanan perut ibu teraba kecil-kecil yang tidak beraturan yaitu ektremitas, sedangkan
sisi kiri perut ibu teba panjang, keras, datar seperti papan yaitu punggung
Leopold III : bagian terendah janin teraba bulat, keras, melenting yaitu kepala
Leopold IV : bagian terendah janin sudah masuk panggul, tidak bisa digoyangkan (divergen)
Palpasi supra pubic : penurunan bagian terendah janin (kepala) 4/5
Osborn test : negative
TFU menurut Mc. Donald : 43 cm, TBJ : 43-11x155=4960gram
:3x dalam 10 detik, durasi 30 detik, kekuatan sedang
tasi DJJ :142x/menit, teratur
as atas :simetris, gerak aktif, jari-jari lengkap, tidak oedem, kuku tidak pucat
as bawah :simetris, gerak aktif, jari-jari lengkap, terdapat oedem, kuku tidak pucat, reflek patella kaki kiri
dan kanan +, tidak ada varises
luar :vulva bersih, tidak ada luka, tidak ada tanda infeksi, vagina lembab, terlihat pengeluaran lender
darah, tidak ada pembengkakkan kelenjar bartolini
:simetris, berlubang, tidak haemoroid, bersih
an panggul : ds : 26 cm, dc : 27 cm, ke : 19 cm, pl : 90 cm