Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Nifas merupakan proses alamiah yang dialami oleh seorang wanita setelah
persalinan, yang berlangsung kira-kira 6 minggu, yang dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
namun ada kalanya masa nifas tidak berjalan dengan normal dikarenakan sebab yang
abnormal seperti terjadinya perdarahan post partum kala IV setelah persalinan
(perdarahan post partum sekunder) yang menyebabkan kondisi ibu memburuk.
Perdarahan post partum sekunder adalah perdarahan post partum yang terjadi setelah
24jam pertama.
Maka dari itu seorang bidan harus memahami tentang masa nifas baik
fisiologis maupun patologis sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan dengan
tepat sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami tentang perdarahan post partum sekunder
dan penatalaksanaannya.

Tujuan khusus
- Agar mahasiswa memahami bagaimana terjadinya perdarahan post partum
- Agar mahasiswa mengetahui penyebab terjadinya perdarahan post partum
sekunder.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Perdarahan Post Partum Sekunder

1. Pengertian
Perdarahan post partum sekunder adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang
terjadi setelah 24 jam pertama setelah anak lahir, biasanya antara hari ke 5 sampai
15 hari postpartum. ( menurut buku Sinopsis Obstetri Fisiologi & Patologi,
Prof.Dr. rustam mochtar )

2. Patofisiologis
Perdarahan post partum dini jarang disebabkan oleh retensi potongan plasenta
yang kecil, tetapi plasenta yang tersisa sering menyebabkan perdarahan pada akhir
masa nifas. Kadang-kadang plasenta tidak segera terlepas. Bidang obstetri
membuat batas-batas durasi kala tiga secara agak ketat sebagai upaya untuk
mendefenisikan retensio plasenta shingga perdarahan akibat terlalu lambatnya
pemisahan plasenta dapat dikurangi. Beberapa tindakan untuk mengatasi
perdarahan, termasuk kuretase atau transfusi, menigkat pada kala tiga yang
mendekati 30 menit atau lebih.

Efek perdarahan banyak bergantung pada volume darah pada sebelum
hamil dan derajat anemia saat kelahiran. Gambaran perdarahan post partum yang
dapat mengecohkan adalah nadi dan tekanan darah yang masih dalam batas normal
sampai terjadi kehilangan darah yang sangat banyak.

3. Etiologi
a. Atonia uteri
Atonia uteri merupakan penyebab utama terjadinyaPerdarahan
pascapersalinan. Pada atonia uteri, uterus gagalberkontraksi dengan baik setelah
persalinan.

b. Laserasi jalan lahir


Persalinan selalu mengakibatkan robekanserviks, sehingga serviks seorang
multiparaberbeda dari yang belum pernah melahirkanpervaginam. Robekan serviks
yang luas menimbulkan perdarahandan dapat menjalar ke segmen bawah uterus.
Apabila terjadiperdarahan yang tidak berhenti meskipun plasenta sudah lahir
lengkap dan uterus sudah berkontraksi baik, perlu dipikirkanperlukaan jalan lahir,
khususnya robekan serviks uteri.
c. Retensio plasenta
Rentensio plasenta adalah belum lahirnya plasenta jamsetelah anak
lahir. Tidak semua retensio plasenta menyebabkanterjadinya perdarahan. Apabila
terjadi perdarahan, maka plasenta dilepaskan secara manual lebih dulu.

d. Tertinggalnya sebagian plasenta


Sewaktu suatu bagian dari plasenta (satu atau lebih lobus)tertinggal, maka
uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan
perdarahan. Tetapi mungkin saja pada beberapa keadaan tidak ada perdarahan
dengan sisa plasenta

4. Tanda dan gejala


a. Pucat
b. Lemah
c. menggigil
d. Tekanan darah rendah ( sistolik < 90 mmHg )
e. Nadi cepat ( > 100x/m )
f. Anemia ( hb < 8 g% )

5. Diagnosis
a Anamnesa
Ibu mengatakan pusing, lemas dan badan nya terasa menggigil

b. Pemeriksaan fisik
1) Terlihat pucat
2) Konjungtiva pucat
3) Nadi cepat

c. Pemeriksaan penunjang Dilihat dari kadar hb < 8 g %

6. Penatalaksanaan
a. Selalu siap dengan tindakan gawat darurat.
b. Penatalaksanaan manajemen aktif kala III persalinan.
c. Meminta bantuan/pertolongan kepada petugas kesehatan lain.
d. Melakukan penilaian cepat keadaan umum ibu meliputi kesadaran, nadi,
tekanan
darah, pernafasan dan suhu.
e. Pemeriksaan kandung kemih, apabila penuh segera kosongkan.
f. Mencari penyebab perdarahan dan melakukan pemeriksaan untuk menentukan
penyebab perdarahan.
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Nifas merupakan proses alamiah yang dialami seorang wanita setelah
persalinan, yang berlangsung kira-kira 6 minggu, yang dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
namun ada kalanya masa nifas tidak berjalan dengan normal dikarenakan sebab yang
abnormal seperti terjadinya sub involusi, yang menyebabkan kondisi ibu memburuk.
Sub involusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi/proses
involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya,sehingga proses pengecilan
uterus terhambat.
Perdarahan post partum sekunder adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang
terjadi setelah 24 jam pertama setelah anak lahir, biasanya antara hari ke 5 sampai 15
hari postpartum. ( menurut buku Sinopsis Obstetri Fisiologi & Patologi, Prof.Dr.
rustam mochtar )

2. Saran
Seorang bidan harus memahami tentang masa nifas baik fisiologis maupun
patologis sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan dengan tepat sesuai dengan
standar asuhan kebidanan sehingga diharapkan akan meurunkan angka kematian ibu.
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF. Obstetri William Edisi 18.Jakarta:
EGC,1995

Komite Medik RSUP dr. Sardjito, 2000, Perdarahan post partum dalam Standar
Pelayanan Medis RSUP dr. Sardjito, Yogyakarta: PenerbitMedika Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Prawirohardjo,Sarwono.2005.Ilmu Kebidanan.Jakarta.Yayasan Bina Pustaka


SarwonoPrawirohardjo (YBPSP).

Supono.Ilmu Kebidanan Bab Fisiologi. Palembang:Bagian Departemen Obstetri dan


Ginekologi Fakultas KedokteranUniversitas Sriwijaya, 2004.

Anda mungkin juga menyukai