PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dari penyusunan makalah ini diharapkan penulis dapat mengerti,
memahami dan memperoleh gambaran tentang penerapan asuhan
keperawatan pada klien Miocardium infraction dengan menggunakan
proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah penulisan makalah ini, penulis mampu :
a. Menjelaskan konsep dasar penyakit Miocardium infraction dimulai dari
penjelasan anatomi fisiologi Miocardium infraction, pengertian, penyebab,
patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik sampai dengan
penatalaksanaan medik serta komplikasi pada Miocardium infraction.
b. Melakukan pengkajian data pada klien dengan Miocardium infraction.
c. Merumuskan diagnosa keperawatan kepada klien dengan Miocardium
infraction.
d. Menyusun rencana keperawatan pada klien dengan Miocardium
infraction.
e. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Miocardium
infraction.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Etiologi
Penyebab gagal jantung yaitu:
1. Infeksi pada paru-paru
2. Demam atau sepsis
3. Beban cairan yang berlebihan
4. Infark jantaung berulang
5. Aritmia
6. Emboli paru
7. Keadaan high output
8. Stres emosional
9. Hiperatensi yang tidak terkontrol
10. Miokarditis
11. Endokarditis
C. Patofisiologi
Patofisiologi gagal jantung lebih dapat dimengerti dengan
mempertahankan 3 komponen penting yang berperan :
1. Abnormalitas miokard primer yang menimbulkan disfungsi daya
pompa jantung
2. Gagal jantung kongestif akibat disfungsi jantung yang primer, sebagai
respons dari bermacam-macam beban kerja yang berlebihan (Overload).
3. Apabila Overload ini disebabkan oleh hipertensi atau tekanan diastolic
yang meninggi akan terjadi hipertensi sel-sel jantung yang berusaha
untuk menormalkan beban pada sel otot. Overload-overload ini dapat juga
terjadi akibat hilangnya sebagian jaringan miokard yang tinggal untuk
bekerja berlebihan.
D. Penyebab
E. Manifestasi Klinik
1. Nyeri :
a. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak
mereda, biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas,
ini merupakan gejala utama.
b. Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak
tertahankan lagi.
c. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar
ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang
dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG).
e. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat,
pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
g. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat
karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu
neuroreseptor (mengumpulkan pengalaman nyeri).
G. Komplikasi
H. Pemeriksaan Diagnostik
a. Riwayat pasien
b. Elektrokardiogram
l. Ekokardiogram
I. Penatalaksanaan Medik
1. Istirahat total.
2. Diet makanan lunak/saring serta rendah garam (bila gagal jantung).
3. Pasang infus dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian obat
intravena.
4. Atasi nyeri :
a. Morfin 2,5-5 mg iv atau petidin 25-50 mg im, bisa diulang-ulang.
b. Lain-lain : nitrat, antagonis kalsium, dan beta bloker.
c. Oksigen 2-4 liter/menit.
d. Sedatif sedang seperti diazepam 3-4 x 2-5 mg per oral.
Pada insomnia dapat ditambah flurazepam 15-30 mg. 5.
Antikoagulan :
a. Heparin 20.000-40.000 U/24 wad iv tiap 4-6 wad atau drip iv
dilakukan atas indikasi.
b. Diteruskan asetakumoral atau warfarin.
c. Streptokinase / trombolisis.
6. Pengobatan ditujukan sedapat mungkin memperbaiki kembali aliran
pembuluh darah koroner. Bila ada tenaga terlatih, trombolisis dapat
diberikan sebelum dibawa ke rumah sakit. Dengan trombolisis, kematian
dapat diturunkan sebesar 40%.
BAB III
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
A. Identitas pasien
Nama : Tn. B.
Umur : 58 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia/Jawa
Status : Nikah
Penanggung Jawab
Nama : Ny. A.
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan klien : Istri Pasien
PENGKAJIAN PRIMER
a. AIRWAY
Gangguan Pola nafas efektif
b. BREATHING
RR 28 x/mnt.
Nafas cepat dan dangkal.
Bunyi paru Rbk +/+
Terdengar stridor
Tampak penggunaan otot bantu respiratory dan retraksi dinding dada
c. CIRCULATION
TD: 110/70 mmHg.
N 64 x/mnt
S 36,5 0C.
Akral hangat
Konjungtiva ananemis
Skera anikterik
CRT < 2 detik.
d. DISABILITY
Ku. Lemah
Kes. Samnolen
E2 M5 V2
Pupil isochor 2/2 mm
Rangsang cahaya +/+.
PENGKAJIAN SEKUNDER
a. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama : Batuk Berdahak, nyeri pada saat BAK, warna urine
merah (stosel)
2) Riwayat penyakit sekarang : Gangguan pola nafas atau batuk
berdahak, gangguan rasa nyaman adanya infeksi saluran kemih.
3) Riwayat penyakit dahulu : keluarga mengatakan pasien mempunyai
riwayat DM.
4) Riwayat penyakit keluarga: Keluarga pasien mengatakan dalam
keluaganya tidak ada yang mempunyai riwayat yang sama seperti pasien.
b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Lemah
2) Mata : Pupil ishokor 2/2 mm, Rangsang Cahaya +/+, Sklera anikterik,
konjungtiva ananemis.
3) Hidung : Tidak ada pembesaran polip.
4) Mulut : Terdapat sekret, terdengar stridor, membran mukosa kering
5) Thoraks : Paru-paru Gerakan dada simetris, tampak retraksi dinding
dada, terdapat penggunaan otot bantu pernafasan,serta nafas dangkal
dan pendek.terdengar bunyi paru Rbk +/+. Irama jantung teratur
6) Abdomen:
I : Bentuk simetris
A : Peristaltik usus 12 x/mnt
P : Tidak ada masa
P : Bunyi abdomen timpani
7) Ektrimitas:
Atas tidak terdapat oedem,
Bawah tidak terdapat oedema,
8) Kulit: tidak ada sianosis.
9) TTV: TD: 110/70 mmHg, RR: 30 x/mnt, Nadi :74x/mnt, Suhu 37C.
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
CT scan
d. Terapi Medis
Terapi O2 10 lt/mnt (NRM)
RL 20 tpm
Cefotaxim 2x1 gr
Ranitidin 2x1 amp
Citicolin 2x1 amp
Piracetam 2x3 gr
Kalnex 3x500 mg
Manitol loading 200cc selanjutnya 4x125 cc
Amlodipin 10 mg
Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum.
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan
pengiriman oksigen (efek obstruksi).
3. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan adanya proses
inflamasi.
4. Resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia.
5. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infark Miocard adalah proses rusaknya jaringan jantung karena
adanya penyempitan atau sumbatan pada arteri koroner sehingga suplai
darah pada jantung berkurang yang menimbulkan nyeri yang hebat pada
dada.
Serangan jantung biasanya terjadi jika suatu sumbatan pada arteri
koroner menyebabkan terbatasnya atau terputusnya aliran darah ke suatu
bagian dari jantung. Jika terputusnya atau berkurangnya aliran darah ini
berlangsung lebih dari beberapa menit, maka jaringan jantung akan mati.
Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal, seperti diremas-
remas, ditekan, ditusuk, panas atau ditindih barang berat.
Diagnosis MCI biasanya dapat di diagnostik berdasar pada riwayat
penyakit sekarang, EKG, dan serangkaian enzim serum. Prognosis
tergantung pada beratnya obstruksi arteri dan dengan sendirinya
banyaknya kerusakan jatung.
B. Saran
Untuk mencapai suatu keberhasilan yang baik dalam pembuatan
Makalah selanjutnya, maka kami memberikan saran kepada:
1. Dalam pengumpulan data, kami mendapatkan berbagai kesulitan.
Dengan usaha yang sungguh-sungguh, sehingga kami mendapatkan data
untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Agar dapat menyediakan buku-buku yang sudah mengalami
perubahan-perubahan yang lebih maju sehingga buku tersebut bukan saja
sebagai sumber ilmu tetapi dapat dijadikan sumber referensi untuk materi
makalah. Khususnya untuk makalah-makalah yang akan dijadikan
makalah selanjutnya.
3. Dengan adanya makalah ini yang berisikan tentang Asuhan
Keperawatan Miocardium Infraction diharapkan pembaca mengetahui,
mengerti, dan memahami akan arti, manfaat serta akibat / dampak dari
apa yang telah dibahas pada makalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges,Marilynn E. Dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.jakarta:EGC
Price,Sylvia A.dkk. 2006.Patofisiologi. Jakarta:EGC
Udjianti,Wajan Juni.2010.Keperawatan Kardiovaskuler.jakarta:Salemba medika
http://riandesandri.wordpress.com/2012/02/20/risiko-infark-miokard-pasca-kematian-seseorang-yang-disayangi-
dalam-kehidupan/ . Diakses pada tanggal 2 Maret 2010 pukul 13.00
http://as-kep.blogspot.com/2009/04/asuhan-keperawatan-infark-miokard-akut.html. Diakses pada tanggal 2
Maret 2010 pukul 13.20
http://jesty-etikakeperawatan.blogspot.com/2010/02/kode-etik-keperawatan.html
.Diakses pada tanggal 3 Maret 2010 pukul 06.00
http://suka2-bayu.blogspot.com/2012/01/askep-infark-miokard-acut.html . Diakses pada
tanggal 29 Februari 2010 pukul 14.00
http://www.kotakmedis.com/2011/11/infark-miokard-akut-2/. Diakses pada tanggal 27 Februari
2010 pukul 15.31
http://shidiqwidiyanto.blogspot.com/2010/01/infark-miokard-akut.html. Diakses pada tanggal 29 Februari 2010
pukul 16.00
Diposkan oleh Dian Al Mira di 05.08