Anda di halaman 1dari 66

PLENNARY

SESSION
Group 13C
Member:
1. Zakiya Zar’a
2. Karina Shafira
3. Fira Wahyuni
4. Rahmadi Sartivan
5. Firmandika Buana
6. Farrel Ellian
7. Rahma Apriliana
8. Raissa Nabila
9. Amanda Rizki
10. Nur Sadia
Modul 2
Nikmat membawa sengsara …
Seorang laki-laki berusia 40 tahun dating berobat ke dokter dengan keluhan urin
terasa panas. Ia juga mengeluhkan keinginan berkemih sering sangat mendesak, walau pun
yang keluar hanya sedikit. Setelah pemeriksaan sampel urin di laboratorium, dokter memberikan
obat antibiotika dengan pesan agar memakannya sampai habis, dan tidak perlu dirujuk ke
dokter spesialis. Risiko yang bisa timbul adalah terjadinya infeksi di ginjal, yang akan ditandai
dengan demam tinggi dan kemungkinan mengigil. Dokter juga mengatakan bahwa kejadian
ini cukup sering terjadi, terutama pada wanita,namun kalau tidak ditangani dengan baik akan
bisa menyebabkan beredarnya kuman di dalam darah.
Dokter ini kemudian melyani seorang wanita berusia 28 tahun dengan keluhan tukak
di daerah vulva, rasa panas dan gatal sewaktu berkemih, dan keluarnya cairan dari vagina. Ia
mengaku menjalankan profesi sebagai pekerja seks komersial berdasarkan pesanan.
Pemeriksaan juga menunjukkan adanya tukak di mukosa pipi, namun tidak ada gejala lainnya.
Wanita ini heran karena temannya tidak memiliki keluhan yang sama, walau pun berprofesi
yang sama dengannya. Dokter memberikan antibiotika dengan pesan bahwa kalau tidak
dimakan sesuai dengan perintah maka penyakit ini akan menyebabkan berbagai akibat,
terutama kesulitan untuk hamil. Dokter juga merujuknya ke dokter spesialis penyakit kulit dan
kelamin untuk memastikan ia tidak menderita penyakit yang lebih berat, terutama HIV/AIDS, di
samping banyak sekali kemungkinan penyebab infeksi yang ditularkan melalui hubungan
seksual ini.
Walau pun jarang, namun dokter ini juga menerima seorang pasien dengan keluhan
sakit perut berulang setelah makan dengan gulai jengkol. Ia menjelaskan bahwa tidak semua
orang yang menderita gejala ini, dan penyebabnya adalah kristal asam jengkolat yang
terdapat di dalam jengkol. Kristal ini mengiritasi saluran tubuli ginjal dan saluran urin, dan
memberikan gejala kolik. Dokter memberikan Na bikarbonat dan menyarankannya untuk
minum banyak, di samping obat-obatan untuk melawan gejala kolik.
Bagaimana Saudara menganalisis ketiga kasus di atas?
STEP 1 : TERMINOLOGI
 VULVA : bagian terluar dari genitalia eksterna perempuan,
terdiri dari beberapa bagian spt klitoris mon pubis
 HIV/AIDS : retrovirus yang menyerang sel tubuh manusia,
AIDS-> yang timbul dari lanjutan HIV
 KRISTAL ASAM JENGKOLAT : senyawa sejenis asam amino
non protein yg mengandung unsur sulfur, bersifat
sama dengan asam urat yg bisa menyebabkan
kristal dlm urin
 KOLIK : nyeri visceral akibat spasme otot polos organ
berongga dan terjadi secara hilang timbul
 NATRIUM BIKARBONAT : senyawa garam karbonat yang
berfungsi menurunkan kadar asam dlm tubuh
STEP 2 : RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa lakilaki 40th mengeluhkan urin terasa panas?
2. Mengapa keinginan berkemih sering mendesak,walaupun yg keluar sedikit ?
3. Apa antibiotic yg diberikan oleh dokter kepada laki-laki tersebut? Dan mengapa
diberikan antibiotic dan tidak diperlukannya rujuk?
4. Mengapa dilakukan pemeriksaan urin dan Pemeriksaan apa yang dilakukan pada
sampel urin di labor?
5. Mengapa bisa timbul risiko infeksi ginjal?
6. Mengapa kelainan tsb lebih sering tjd pd wanita ?
7. Bagaimana kuman dapat beredar didalam darah?
8. Apa yg menyebabkan tukak daerah vulva, rasa panas&gatal sewaktu berkemih?
9. Apakah ada hubungan pekerjaan pasien dg keluhannya?
10. Apakah makna terdapatnya tukak di mukosa pipi?
11. Mengapa temannya tidak mengalami hal yg sama?
12. Mengapa bisa berisiko untuk kesulitan hamil jika tidak mengonsumsi antibiotic?
13. Apa saja kemungkinan infeksi akibat hubungan seksual?
14. Bagaimana kerja natrium bikarbonat dalam intokikasi jengkolat?
15. Mengapa pasien mengalami sakit perut berulang setelah makan jengkol?
16. Mengapa kasus ini tdk tjd pd semua orang?
17. Mengapa kristal asam jengkolat mengiritasi saluran tubuli ginjal?
STEP 3 : BRAINSTORMING
1.Mengapa lakilaki 40th mengeluhkan urin terasa panas?
Urin terasa panas-> disuri-> kemungkinan karena ISK Kemungkinan lain karena
penyakit menular seksual (seperti gonorrae)
Dari gejala nya dan tatalaksana yang diambil oleh dokter menunjukkan ke
arah ISK bagian bawah karena tidak menyebabkan demam
2. Mengapa keinginan berkemih sering mendesak Walaupun yg keluar hanya
sedikit ?
Proses berkemih normal dibantu otot perineum dan sfingter eksterna yg
bekerja volunteer dan diatur oleh mekanisme hipofisis dan hypothalamus yg
bekerja secara otonom -> berkemih dapat diatur oleh individu itu sendiri
Kemungkinan mengapa berkemih sering mendesak :
- Otot sekitar perineum melenmah
- Kandung kemih kontraksi scr berlebih
- Sudah terjadi ISK
- Pasien mengalami diabetes dibawah pengaruh hormone
3. Apa antibiotic yg diberikan oleh dokter kepada laki-laki tersebut? Dan mengapa
diberikan antibiotic dan tidak diperlukannya rujuk?
ISK -> obatnya antibiotic dan diberikan tergantung dari ISK nya tergantung tingkat
keparahan asal dan jenis bakterinya
Waktu diberikan  minimal 5 hari, jika sudah parah pasien butuh perawatan
Jenis -> trimektokrin, fosfomisin, amoxicillin (sudah jarang digunakan karena
bakterinya cukup resisten) dll
Tdk dirujuk  karena kompetensi dokter umum 4A
4. Mengapa dilakukan pemeriksaan urin dan Pemeriksaan apa yang dilakukan?
Untuk menentukan dua parameter penting pemeriksaan urin : leukosit dan bakteri
Pemeriksaan rutin lainnya  makroskopis, ph dll
KULTUR URIN (gold standart pemeriksaan urin)
5. Mengapa bisa timbul risiko infeksi ginjal?
Karena dari struktur anatomi saluran urogenital yang meyebabkan semua ISK sangat
berisiko mengalami infeksi ginjal
Penyebaran ISK dapat melalui du acara :
 Ascending: penyebaran yang dimulai dari bagian bawah genitalia  lalu bakteri
yg berasal dari bawah tersebut menghasilkan peristaltic yang menyebabkan
bakteri bisa naik ke atas yang dapat berisiko infeksi ginjal seperti pielonefritis,
acute kidney injury, dll  dan akhirnya bisa Menjadi syok sepsis
 Descending: cara penyebaran bakteri yang berasal dari ginjal langsung atau
saluran kemih bagian atas
 Kemungkinan lain: terjadinya refluks vesika uretra yang menyebabkan risiko infeksi
ginjal
6. Mengapa kelainan tsb lebih sering tjd pd wanita ?
Karena dari anatomi uretra wanita lebih pendek dan mudah terjadi infeksi, dan
uretra wanita dekat dengan anus sehingga besar kemungkinan bakteri dari anus
masuk ke uretra
 Pada wanita yang sedang menstruasi akan menyebabkan perubahan ph
 Pada wanita hamil lebih sering berkemih karena vesika urinaria nya tertekan
oleh uterus
 Pada wanita lebih tua uretra nya lebih tipis karena factor usia
 Pada wanita konntrasepsi diafragma yang bisa menyebabkan perlambatan
pengosongan vesika urinari
7. Bagaimana kuman dapat beredar didalam darah?
Bakterimia  merupaka kuman beredar dalam darah, karena bakteri menginfeksi
secara ascending yg menyebbakan inflamasi pd pembuluh darah dan organ
lainnya  gejala sepsis  syok septik (sepsis berat dg hipotensi persisten)
8. Apa yang menyebabkan tukak daerah vulva, rasa panas dan gatal sewaktu
berkemih?
Dari riwayat pekerjaan&gejala klinis yg dialami pasien besar kemungkinan
mengalami penyakit menular seksual PMS salah satu nya gonorrae yang
diakibatkan oleh bakteri Neisseria gonorrae
Kemungkinan lain: sifilis primer karena belum menunjukkan gejala lain
Tukak daerah vulva  karena sifilis yg disebabkan oleh bakteri treptonema
palidum Transmisi melalui perlukaan kecil yg didapat dari cairan tubuh
9. Apakah ada hubungan pekerjaan pasien dg keluhannya?
PSK  pekerjaan yang bertugas melayani aktivitas seksual
dengan bergonta-ganti pasangan  sangat berisiko
mendapat penularan penyakit menular seks
10. Apakah makna terdapatnya tukak di mukosa pipi?
Sudah dijelaskan di no.8
11. Mengapa temannya tidak mengalami hal yg sama?
Beberapa factor eksternal :
 Temannya menggunakan kondom
 Status gizisistem imun
 Bisa jadi temannya belum menunjukkan gejala
12. Mengapa bisa berisiko untuk kesulitan hamil jika tidak mengonsumsi
antibiotic?
Apabila tidak diberikan antibitiotik bakterinya bisa berkembang
ke tuba uterine menyebabkan wanita tersebut sulit hamil
13. Apa saja kemungkinan infeksi akibat hubungan seksual?
 Sifilis
 Gonorrae
 Kandidasis ulkovaginalis
 Vaginosis bacterial
 Koniloma akumilata
14. Bagaimana kerja natrium bikarbonat dalam intokikasi jengkolat?
15. Mengapa pasien mengalami sakit perut berulang setelah
makan jengkol?
16. Mengapa kasus ini tdk tjd pd semua orang?
Reaksi terhadap asam jengkolat ini tidak terjadi pd semua orang
tergantung sensitifitas pada seseorang  tergantung
immunologi seseorang
17. Mengapa kristal asam jengkolat mengiritasi saluran tubuli ginjal?
Asam jengkolat mengandung sulfur  produksi urin Menjadi lebih
kental  akut tubular nekrosis
Dikarenakan kristal yg dihasilkan spt baru karang sedikit tajam
yang bisa mengiritasi
STEP 4 : SKEMA
LIFESTYLE
ASENDEN TRACTUS IRITASI
INFEKSI
HYGENITAS BAKTERI URINARIUS

IMUNITAS GENITAL URINE SESAK,


PANAS, BERKEMIH
INTERNA SERING & SEDIKIT
JENIS
KELAMIN
PEKERJAA
N URINALIS
SERVISISTIS
USIA SALPHINGITIS
STI ENDOMETRITIS
ISK
RUJUK TUKAK
SULIT HAMIL
ANTIBIOTIK
ASAM
KRISTALISASI IRITASI KOLIK
JENGKOLAT

BANYAK MINUM & NA


BIKARBONAT
STEP 5 : LEARNING OBJECTIVES
1. Definisi, klasifikasi infeksi urogenital
2. Epidemiologi, etiologi, factor risiko infeksi
urogenital
3. Patogeneisi, patofisiologi, gejala klinis infeksi
urogenital
4. Diagnosis, tatalaksana, infeksi urogenital
5. Kasus rujukan, Komplikasi dan prognosis infeksi
urogenital
6. Infeksi system reproduksi
1. PYIELONEFRITIS
 Merupakan inflamasi pada pelvis ginjal dan
parenkim ginjal yang di sebabkan karena
adanya infeksi oleh bakteri yang dapat
mengenai salah satu atau kedua ginjal.
Epidemiologi
 Wanita 5X > laki-laki untuk dirawat di rumah
sakit dengan kondisi ini. Akan tetapi
perempuan mempunyai angka kematian
lebih rendah daripada laki-laki.
 Pielonefritis akut terjadi pada 1%-2% dari ibu
hamil, meningkatkan resiko persalinan
prematur dan bayi berat lahir rendah.
 Pada 1% sampai 4% gadis pelajar, 5-10% pada
perempuan usia subur, dan sekitar 10%
perempuan yang usianya telah melebihi usia
60 tahun.
Etiologi
 Kelompok anterobacteriaceae seperti : Escherichia coli,
Klebsiella pneumoniae, Enterobacter aerogenes, Proteus,
Providencia, dan Citrobacter.
 Pseudomonas aeruginosa
 Acinetobacter
 Enterokokus faecalis
 Stafilokokus sarophyticus

Faktor predisposisi:
• Obstruksi aliran urine (batu, penyakit prostat)
• Umur
• Peralatan kedokteran (pemasangan kateter)
• Penyakit Metabolik seperti DM
• Jenis kelamin perempuan
• Refluks vesikoureter
• Vesika urianaria neurgenik
Patofisiologi
 Organisme utama penyebab peradangan ini
adalah batang gram-negatif enteric. Eschericia
coli merupakan organisme tersering penyebab
penyakit ini.
 Terdapat dua rute yang dapat ditempuh bakteri
untuk mencapai ginjal, yaitu melalui aliran darah
(hematogen) dan saluran kemih bawah
(ascendens).
 Keadaan bakteri hematogen dapat ikut masuk
saat adanya aliran darah menuju arteriol afferent
ginjal sehingga bakteri masuk ke parenkim dan
pelvis ginjal.
 Infeksi tersebut dapat menyebabkan terjadinya
reaksi inflamasi yang merangsang pengaktifan
neutrofil dan makrofag serta merangsang
pengeluaran mediator kimiawi menimbulkan gejala
hipertermi dan nyeri.
 Proses peradangan juga dapat menyebabkan
terbentuk pus yang dapat menyumbat pada
saluran kemih sehingga terjadi gangguan eliminasi
urin seperti disuria dan keinginan berkemih yang
kuat.
 Pielonefritis kronis muncul stelah periode berulang
dari pielonefritis akut. Ginjal mengalami perubahan
degeneratif dan menjadi atrophic. Jika destruksi
nefron meluas, dapat berkembang menjadi gagal
ginjal.
Manifestasi Klinis
• Pyelonephritis akut
• Cystisis
• Uretritis

Pada orang dewasa, meliputi:


• kedinginan
• demam tinggi dan gemetar
• mual
• muntah (emesis)
• rasa sakit di bawah rusuk
• rasa sakit pada daerah sekitar abdomen
Pemeriksaan fisik
 Inspeksi : urin keruh, frekuensi sering tapi sedikit
 Palpasi : suhu tubuh meningkat, nadi meningkat >
100 x/menit, distensi vesikaurinari, nyeri tekan di
costovertebral
 Perkusi : suara resonan
Pemeriksaan diagnostik
• Urogram intravena dan ultrasound
• Urogram intravena dan ultrasound
• Pengukuran BUN, kadar kreatinin dan klirens
kreatinin.
• Pemeriksaan Kultur Urin
• Cystoscopy
• Biopsy ginjal
• Urinalisis
Penatalaksanaan medis
 Mengurangi demam dan nyeri dan menentukan obat-
obat antimikrobial seperti trimethroprim-
sulfamethoxazole (TMF-SMZ, Septra), gentamycin
dengan atau tanpa ampicilin, cephelosporin, atau
ciprofloksasin (cipro) selama 14 hari.
 Merilekskan otot halus pada ureter dan kandung kemih,
meningkatkan rasa nyaman, dan meningkatkan
kapasitas kandung kemih menggunakan obat
farmakologi tambahan antispasmodic dan
anticholinergic seperti oxybutinin (Ditropan) dan
propantheline (Pro-Banthine)
 Pada kasus kronis, pengobatan difokuskan pada
pencegahan kerusakan ginjal secara progresif.
Komplikasi
 Pielonefritis akut
 Pielonefritis kronik
 Pielonefritis saat kehamilan
 Komplikasi lain

Prognosis
Prognosis baik bila dilakukan pengobatan tepat,
tetapi bila infeksi berlangsung terus, dapat terjadi
atrofi pielonefritis.
2. SISTISIS
merupakan inflamasi akut pada mukosa kandung
kemih akibat infeksi oleh bakteri. Sistitis merupakan
inflamasi kandung kemih yang disebabkan oleh
penyebaran infeksi dari uretra .
Klasifikasi
Cystitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu;
 1. Cystitis primer, merupakan radang yang
mengenai kandung kemih. Radang ini dapat
terjadi karena penyakit lain seperti batu pada
kandung kemih, divertikel, hipertropi prostat dan
striktura uretra.
 2. Cystitis sekunder, merukan gejala yang timbul
kemudian sebagai akibat dari penyakit primer
misalnya uretritis dan prostatitis.
Etiologi
 Umumnya disebabkan basil gram negatif Escheriachia Coli
yang dapat menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada
penderita tanpa kelainanurologis atau kalkuli.
 Batang gram negatif lain: proteus, klebsiella, enterobakter,
serratea, dan pseudomonas.
 Organisme-organisme ini dapat dapat menjadi bertambah
penting pada infeksi-infeksi rekuren dan infeksi-infeksi yang
berhubungan langsung dengan manipulsi urologis, kalkuli
atau obstruksi.
 Pada wanita biasanya karena bakteri-bakteri daerah
vagina kearah uretra atau dari meatus terus naik ke
kandung kemih dan karena renal infeksi tetapi yang
tersering disebabkan karena infeksi E.coli.
 Pada pria biasanya sebagai akibat dari infeksi di
ginjal, prostat, atau karena adanya urine
sisa(misalnya karena hipertropi prostat, striktura
uretra, neurogenik bladder) atau karena infeksi
dari usus.Jalur infeksi
 uretra wanita lebih pendek membuat penyalkit ini
lebih sering ditemukan pada wanita
 Infeksi ginjal yang sering meradang, melalui urine
dapat masuk kekandung kemih.
 Penyebaran infeksi secara lokal dari organ lain
dapat mengenai kandung kemih misalnya
appendiksiti
Patofisiologi
Cystitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang
secara umum disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu
Escheriachia Coli peradangan timbul dengan penjalaran
secara hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih
bagian bawah, baik akut maupun kronik dapat bilateral
maupun unilateral.Kemudian bakteri tersebut berekolonisasi
pada suatu tempat misalkan pada vagina atau genetalia
eksterna menyebabkan organisme melekat dan berkolonisasi
disuatu tempat di periutenial dan masuk ke kandung kemih.
Manifestasi Klinis
 Disuria (nyeri waktu berkemih) karena epitelium
yang meradang tertekan
 Peningkatan frekuensi berkemih
 Perasaan ingin berkemih
 Piuria(Adanya sel-sel darah putih dalam urin)
 Nyeri punggung bawah atau suprapubic
 Demam yang disertai hematuria (adanya darah
dalam urine) pada kasus yang parah.
Pemeriksaan Diagnostik

 Pemeriksaan urine “midstream”, pemeriksaan


sedimen urine untuk leukosit
 Pewarnaan gram dan biakan dari “unspun
midsteram” urin yang ditampung dalam wadah
yang bersih.
 Pungsi suprapubik untuk biakan urine mungkin
perlu pada anak-anak dan penderita lain yang
tidak dapat diusahakan untuk memperoleh
spesimen yang bersih.
Tatalaksana
1. Uncomplicated sistitis: wanita diterapi antimikroba
dosis tunggal atau jangka pendek (1-3 hari sesuai hasil
kultur). Obat pilihan yang sensitif terhadap E. Coli:
nitrofurantoin, trimetropim-sulfametosaksol, atau
ampisilin. Laki-laki diterapi selama 7-10 hari dengan
antibiotik. Lakukan kultur untuk meningkatkan
efektivitas terapi. Awasi efek samping: mual, diare,
kemerahan dan kandidiasis vagina.
2. Antikolinergik (propanthelin bromide) untuk
mencegah hiperiritabilitas kandung kemih dan
fenazopiridin hidroklorid sebagai antiseptik pada
saluran kemih.
Komplikasi
 Pyelonefritis
 Infeksi
darah melalui penyebaran
hematogen (sepsis)

Prognosis
 Sangat baik
 Dapat kambuh kembali
3. URETHRITIS
merupakan peradangan pada saluran kencing atau
urethra, yang terjadi pada lapisan kulit urethra.
peradangan ini biasanya terjadi pada ujung urethra
atau urethra bagian posterior, urethritis juga
merupakan salah satu dari infeksi dari saluran
kemih yaitu urethra, prostate, vas deferens, testis
atau ovarium, buli-buli, ureter sampai ginjal
Etiologi
 Penyebab : kuman gonore atau kuman lain,
kadang – kadang uretritis terjadi tanpa adanya
bakteri. (Anonym 1997)
 Penyebab klasik dari uretritis adalah infeksi yang
dikarenakan oleh Neisseria Gonorhoed. Akan
tetapi saat ini uretritis disebabkan oleh infeksi
dari spesies Chlamydia, E.Coli atau Mycoplasma.
(Emanuel Rubin, 1982)
1. Uretritis Akut
 Penyebab
Asending infeksi atau sebaliknya oleh karena prostate
mengalami infeksi. Keadaan ini lebih sering diderita kaum
pria.
 Tanda dan Gejala
Mukosa merah udematus
Terdapat cairan eksudat yang purulent
Ada ulserasi pada uretra
Mikroskopis
Ada rasa gatal yang menggelitik, gejala khas pada uretritis
Pada oria : pembuluh darah kapiler, kelenjar uretra
tersumbat oleh kelompok pus
Pada wanita : jarang diketemukan uretritis akut, kecuali bila
pasien menderita.
 Pemeriksaan Diagnostik
Dilakukan pemeriksaan terhadap secret uretra
untuk mengetahui kuman penyebab.
 Tindakan Pengobatan
Pemberian antibiotika
Bila terjadi striktuka, lakukan dilatasi uretra
dengan menggunakan bougil
 Komplikasi
Mungkin prostatitis
Periuretral abses yang dapat sembuh, kemudian
meninbulkan striktura atau urine fistula
2. Uretritis Kronis
 Penyebab
Pengobatan yang tidak sempurna pada masa akut
Prostatitis kronis
Striktura uretra
 Tanda dan Gejala
Mukosa terlihat granuler dan merah
Mikroskopis : infiltrasi dari leukosit, sel plasma,
sedikit sel leukosit, fibroblast bertambah
Getah uretra (+), dapat dilihat pada pagi hari sebelum
bak pertama
Uretra iritasi, vesikal iritasi, prostatitis, cystitis.
 Prognosa
Bila tidak diobati dengan baik, infeksi dapat
menjalar ke kandung kemih, ureter, ginjal.
 Tindakan Pengobatan

Chemoterapi dan antibiotika


Cari penyebabnya
Berikanlah banyak minum
 Komplikasi
Radang dapat menjalar ke prostate
3. Uretritis Gonokokus
 Penyebab
Neisseria Gonorhoeoe (gonokokus)
 Tanda dan Gejala
Sama dengan tanda dan gejala pada uretritis akut
 Prognosa
Infeksi dapat menyebar ke proksimal uretra.
 Komplikasi
Infeksi yang menyebar ke proksimal uretra menyebabkan
peningkatan frekuensi kencing
Gonokokus dapat menebus mukosa uretra yang utuh.
Infeksi yang menyebabkan kerusakan kelenjar peri uretra
akan menyebabkan terjadinya fibrosis yang dalam
beberapa tahun kemudian mengakibatkan striktura uretra.
4. Uretritis non gonukokus(nonspesifik)
 Uretritis non gonokokus (sinonim dengan uretritis
non spesifik) merupakan penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual yang paling sering
diketemukan
 Etiologi
Infeksi hamper selalu didapat selama hubungan
seksual. Gonokokus membelah diri pada mukosa
yang utuh dari uretra anterior dan setelah itu
menginvasi kelenjar peri uretral, dengan akibat
terjadinya bakteremia dan keterlibatan limfatik.
5. Uretritis Abakterial Penyakit Reiter

 Uretritis yang berkaitan dengan konjunktivitis dan


arthritis
 Etiologi
Kemungkinan terdapat organisme dari kelompok
chlamydia
 Hasil
Kemungkinan terdapat pemulihan spontan, tetapi
sering kali terdapat riwayat yang lama, dengan
banyak eksaserbasi klinik
4. GONORE
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria
gonorhea yang pada umumnya ditularkan melalui
hubungan kelamin,tetapi dapat juga secara
kontak langsung dengan eksudat yang inefektif.
Epidemiologi:
 dari keseluruhan penyakit menular seks , 16- 57,7
% adalah gonore

Etiologi:
 N.gonorrhoeae
 menyerang mukosa epitel kuboid

Faktor Risiko:
 Terbiasa menerapkan seks bebas
 Sering berganti-ganti pasangan seks
 Memiliki riwayat infeksi menular seksual lainnya
 (Bayi) Terlahir dari ibu yang terinfeksi gonore
Manifestasi Klinik
 Gejala pada pria biasanya timbul dalam 2-7 hari setelah
terinfeksi.
 Mulanya penderita tidak enak pada uretra, yang
beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih
dan keluarnya nanah dari penis.
 sering berkemih dan merasakan desakan untuk berkemih,
yang semakin memburuk ketika penyakit ini menyebar ke
uretra bagian atas.
 Lubang penis tampak merah dan membengkak.
 Pada wanita, gejala awal timbul dalam waktu 7-21 hari
setelah terinfeksi.
 Penderita wanita sering tidak menunjukkan gejala selama
beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita
penyakit ini hanya setelah mitra seksualnya tertular.
 Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi
beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat,
seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih,
keluarnya cairan dari vagina dan demam.
Diagnosis
 Untuk menegakkan diagnosisnya, dokter
umumnya akan melakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang
lainnya, seperti:
 Tes urin . Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengetahui apakahterdapat bakteri atau tidak
pada uretra pasien.
 Pengambilan sample nanah.
Pengobatan
 suntikan tunggal seftriakson intramuskuler
(melalui otot) atau
 pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut)
selama 1 minggu (biasanya diberikan doksisiklin).
Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah,
biasanya penderita dirawat di rumah sakit dan
mendapatkan antibiotik intravena (melalui
pembuluh darah, infuse.)
Pencegahan
 Gunakan kondom. Alat pengaman ini digunakan
setiap kali melakukan kontak seksual, baik yang
bersifat anal, atau vaginal.
 Mintalah pasangan untuk melakukan uji infeksi
menular seksual. Dengan cara begini, bisa
mengetahui apakah pasangan memiliki riwayat
infeksi menular seksual, termasukpenyakit ini.
 Jangan berhubungan seks secara sembarangan
/tidak berganti –ganti pasangan .
Komplikasi
 Infertilitas pada wanita.
gonore pada wanita yang tidak diobati dapat menyebar
ke dalam rahim dan saluran tuba. Dampaknya, pasien
terkait menjadi lebih rentan terkena penyakit radang
panggul (PID) pemicu timbulnya jaringan parut.
 Infertilitas pada pria. Jika tidak segera ditangani, pada pria
dapat memicu keluhan medis lain, yaitu epididimitis
 Penyebaran infeksi kepersendian dan bagian tubuh lain.
Jarang yang mengetahui bahwa bakteri penyebab
penyakit ini dapat menyebar melalui aliran darah dan
menginfeksi persendian dan bagian tubuh lain.
 Meningkatnya risiko HIV / AIDS.
 Komplikasi pada bayi.
gonore yang tidak ditangani pada ibu hamil dapat
meningkatkan risiko bayi
5. TRIKOMONIASIS
VAGINALIS
Epidemiologi
 Trikomoniasis adalah infeksi yang sangat umum di
Amerika Serikat dan di seluruh dunia.
 Perkiraan terbaru dari insidensi IMS di Amerika
Serikat memperkirakan terdapat insidensi 7,4 juta
kasus baru trikomoniasis pertahun.
 . WHO memperkirakan bahwa infeksi ini porsinya
hampir 50% dari semua IMS yang dapat
disembuhkan di seluruh dunia.
 Berbagai studi populasi di Afrika melaporkan
prevalensi trikomoniasis antara 11 dan 25%. Laga
dkk, melaporkan kejadian 38% selama 4 bulan
paparan interval di antara perempuan yang
terinfeksi HIV di Zaire.
Etiologi Dan Faktor Resiko
Penyebab trikomoniasis ialah Trichomonas
vaginalis yang merupakan satu-satunya spesies
Trichomonas yang bersifat patogen pada
manusia dan dapat dijumpai pada traktus
urogenital.
Patogenesis
 Trichomonas vaginalis mampu menimbulkan
peradangan pada dinding saluran urogenital
dengan cara  invasi sampai mencapai jaringan
epitel dan subepitel.
 Masa tunas rata-rata 4 hari sampai 3 minggu.
 Pada kasus yang lanjut terdapat bagian-bagian
dengan jaringan granulasi yang jelas. Nekrosis
dapat ditemukan di lapisan subepitel yang
menjalar sampai di permukaan epitel.
 Di dalam vagina dan uretra parasit hidup dari sisa-
sisa sel, kuman-kuman, dan benda lain yang
terdapat dalam secret
Manifestasi Klinis
Strawberry cervix
Manifestasi Klinis
 Pada laki-laki yang diserang terutama uretra,
kelenjar prostat, kadang-kadang preputium,
vesikula seminalis, dan epididimis.
 Pada umumnya gambaran klinis lebih ringan
dibandingkan dengan wanita.
 Bentuk akut gejalanya mirip uretritis nongonore,
misalnya disuria, poliuria, dan sekret uretra mukoid
atau mukopurulen. Urin biasanya jernih, tetapi
kadang-kadang ada benang-benang halus.
 Pada bentuk kronik gejalanya tidak khas; gatal
pada uretra, disuria, dan urin keruh pada pagi hari.
Diagnosa dan Pemeriksaan
Penunjang
Diagnosis trikomoniasis ditegakkan setelah
ditemukannya T. vaginalis pada sediaan langsung
(sediaan basah) atau pada biakan duh tubuh
penderita

1. Sediaan Langsung (Sediaan Basah)


Lidi kapas dicelupkan ke dalam 1 cc garam
fisiologis, dikocok. Satu tetes larutan tersebut
diteteskan pada gelas objek, kemudian ditutup
dengan kaca penutup. Spesimen pada ujung
sengkelit dimasukkan pada satu tetes garam fisiologis
yang telah diletakkan pada kaca objek.
2. Sediaan Tidak Langsung

Bila pada sediaan langsung tidak ditemukan kuman


penyebab, maka dilakukan biakan pada media
Feinberg atau Kupferberg.

Biakan diperlukan pada pemeriksaan kasus-kasus


asimtomatik. Enam puluh persen spesimen yang
diambil dari uretra pria dengan trikomoniasis akan
menghasilkan biakan positif.
Tatalaksana
Pengobatan dapat diberikan secara topikal atau
sistemik.(1)Pengobatan trikomoniasis harus
diberikan kepada penderita yang menunjukkan
gejala maupun yang tidak.

1. Topikal
a. Bahan cairan berupa irigasi, misalnya hidrogen
peroksida 1-2% dan larutan asam laktat 4%.
b. Bahan berupa supositoria, bubuk yang bersifat
trikomoniasidal.
c. Jel dan krim, yang berisi zat trikomoniasidal.
2. Sistemik (oral)
Obat yang sering digunakan tergolong derivat
nitromidazol seperti:

a. Metronidazol : dosis tunggal 2 gram atau 3 x 500


mg/hari, selama 7 hari.
b. Nimorazol : dosis tunggal 2 gram.
c. Tinidazol : dosis tunggal 2 gram.
d. Omidazol : dosis tunggal 1,5 gram.

Penderita dinyatakan sembuh bila keluhan dan


gejala telah menghilang, serta parasit tidak
ditemukan lagi pada pemeriksaan sediaan
langsung.
Pada waktu pengobatan perlu beberapa anjuran
pada penderita:

a. Pemeriksaan dan pengobatan terhadap


pasangan seksual untuk mencegah jangan
terjadi infeksi “pingpong”.

b. Jangan melakukan hubungan seksual selama


pengobatan dan sebelum dinyatakan sembuh.

c. Hindari pemakaian barang-barang yang


mudah menimbulkan transmisi.
Komplikasi
 Komplikasi trikomoniasis tersering pada wanita
adalah pelvic inflammatory disease (PID)
 pada wanita hamil yang terinfeksi sering mengalami
ruptur membrane yang prematur,
 bayi lahir premature
 bayi lahir dengan berat badan rendah
 Pada laki-laki pula komplikasi yang terjadi termasuk
prostatitis, ependydimitis, striktur urethra dan
infertilitas.
 Infeksi T.vaginalis turut meningkatkan resiko
mendapat infeksi HIV, gonnorhoea dan Chlamydia
6. VULVITIS

Vulvitis adalah peradangan pada vulva


mons veneris, labia mayora, labiya
klitoris, vestibulum, orifisium
minora,
externa, glandula bartholini dan
uretra
glandula para uretra ]
Etiologi
• Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)
• Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita
diabetes, wanita hamil dan pemakai antibiotik
• Protozoa (misalnya Trichomonas vaginalis)
• Virus (misalnya virus papiloma manusia dan cvirus herpes).
• Zat atau benda yang bersifat iritatif seperti: kondom,
pelumas, spons, sabun cuci dan pelembut pakaian,
deodoran, sabun pembersih kewanitaan, pakaian dalam
ketat dan tidak menyerap keringat, obat-obatan, terapi
penyinaran, perubahan hormonal, zat kimia dalam air
mandi.
PATOFISIOLOGI
Umumnya vulvitis dapat dibagi dalam 3 golongan
1. Yang bersifat local.
a. Infeksi pada glandula bartholini
Sering timbul karena gonorea, infeksi streptococcus, E.coli.
b. Infeksi pada orifisium uretra externa, glandula para uretralis.
Sering disebabkan karena gonorea.
c. Infeksi pada kulit, rambut, glandula sebasea, glandula esokrin keringat
bisa timbul karena trauma luka atau sebab lain.
2. Golongan yang timbul bersama-sama dengan vaginitis atau timbul akibat
vaginitis.
3. Yang merupakan permulaan atau manifestasi penyakit umumnya.
Vulvitis pada
a. Penyakit kelamin klasik, yaitu gonorea, sifilis, ulkus molle, limfogranuloma
venereum.
b. Vulvitis yang disebabkan oleh infeksi virus herpes genetalis.
c. Vulvitis pada diabetes mellitus.
Manifestasi Klinis
 Vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi
 Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan kental seperti keju
 Infeksi karena Trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih,
hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap.

 Gatal-gatalnya sangat hebat.Cairan yang encer dan terutama jika mengandung darah, bisa
disebakan oleh kanker vagina, serviks (leher rahim) atau endometrium. Polip pada serviks bisa

menyebabkan perdarahan vagina setelah melakukan hubungan seksual

 Rasa gatal atau rasa tidak enak pada vulva bisa disebabkan
oleh infeksi virus papiloma manusia maupun karsinoma in situ
(kanker stadium awal yang belum menyebar ke daerah lain).
DIAGNOSA

• Untuk mengetahui adanya keganasan,


dilakukan pemeriksaan Pap smear.
• Pada vulvitis menahun yang tidak memberikan
respon terhadap pengobatan biasanya
dilakukan pemeriksaan biopsi jaringan.
PENGOBATAN

a. Jika cairan yang ke luar dari vagina normal, kadang


pembilasan dengan air bisa membantu mengurangi
jumlah cairan.
b. Jika penyebabnya adalah infeksi diberikan anti biotik,
anti jamur atau anti virus, tergantung organisme
penyebabnya.
c.
Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit disekitar vagina
dan uretra) menjadi nempel satu sama lain bisa
d. dioleskan krim estrogen selama 7 - 10 hari.
oleh infeksi bisagatal-gatal
Untuk mengurangi diolekanyangkrim
bukanatau salep
disebabkan
corticosteroid dan antihistamin per oral.

Anda mungkin juga menyukai