KEDUANYA BERDASARKAN GLOBAL INITIATIVE FOR ASTHMA (GINA) 2020
Karia Shafira - 2040312060
Preseptor: dr. Yessy Susanty Sabri, Sp.P (K) dr. Fenty Anggrainy, Sp. P (K) DAFTAR ISI
BAB 1 BAB 2 BAB 3
Pendahuluan Tinjauan Pustaka Penutup 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Asma Masalah Kesehatan global GINA Penyakit heterogen yang Prevalensi asma yang Pada tahun 1993 GINA ditandai dengan adanya meningkat. (Global Initiative For peradangan jalan napas Asma: masalah global serius Asthma) terbentuk. kronis yang mempengaruhi seluruh Tujuannya: Meningkatkan kelompok usia kesadaran, pencegahan dan pengelolaan asma untuk mengurangi prevalensi, morbiditas dan mortalitas asma Latar Belakang Peningkatan morbiditas Asma Eksaserbasi dan mortalitas Manajemen yang tepat Episode perburukan gejala Eksaserbasi factor penting Diperlukan untuk asma yang progresif, ditandai peningkatan morbiditas dan mengurangi mortalitas dan dengan gejala sesak napas, mortalitas asma. morbiditas asma batuk, mengi atau rasa berat di dada dan penurunan progresif fungsi paru Latar Belakang Asma dan PPOK PPOK • Asthma-COPD Overlap diidentifikasi secara klinis jika Penyakit umum, dapat dicegah, • PPOK dan asma sulit memiliki manifestasi asma memiliki karakteristik gejala dibedakan pada orang dan PPOK. pernapasan yang menetap karena dewasa yang memiliki abnormalitas saluran napas manifestasi kedua kondisi • Masalah klinis penting karena dan/atau alveoli yang biasanya tersebut, istilah: sering eksaserbasi, kualitas disebabkan oleh pajanan gas atau Asthma-COPD Overlap. hidup buruk, penurunan partikel berbahaya. fungsi paru lebih cepat, dan mortalitas lebih tinggi dibandingkan pasien asma atau PPOK saja Batasan Masalah Makalah ini membahas tentang manajemen asma Tujuan Penulisan eksaserbasi, diagnosis dan Penulisan makalah ini terapi awal asma, PPOK, atau keduanya (asma-PPOK) bertujuan untuk mengetahui Metode Penulisan dan memahami tentang berdasarkan GINA 2020 manajemen asma eksaserbasi berdasarkan GINA 2020. Metode yang dipakai pada penulisan ini berupa tinjauan pustaka yang mengacu pada GINA 2020 2. TINJAUAN PUSTAKA MANAJEMEN ASMA EKSASERBASI Tinjauan Pustaka
Definisi Asma Eksaserbasi Terminologi Eksaserbasi
Episode yang ditandai dengan Kata ‘eksaserbasi’ sering digunakan peningkatan progresif gejala sesak nafas, dalam literatur klinis dan ilmiah, batuk, mengi atau chest thightness, dan sedangkan studi rumah sakit lebih sering penurunan progresif fungsi paru menggunakan ‘asma akut berat’ Identifikasi Pasien dengan Risiko Kematian terkait Asma
01 Riwayat asma hampir fatal yang membutuhkan
intubasi dan ventilasi mekanik
Hospitalisasi atau kunjungan IGD
02 karena asma dalam 1 tahun terakhir
03 Sedang atau baru berhenti mengonsumsi
kortikosteroid oral (penanda severitas)
04 Tidak sedang menggunakan
kortikosteroid inhalasi Identifikasi Pasien dengan Risiko Kematian terkait Asma
Penggunaan SABA berlebihan,
05 khususnya penggunaan lebih dari satu kanister salbutamol (atau ekuivalen) setiap bulan
Riwayat penyakit psikiatri
06 atau masalah psikososial.
Ketidakpatuhan terhadap obat asma dan/atau
07 ketidakpatuhan terhadap perencanaan asma tertulis.
08 Alergi makanan pada pasien asma
Diagnosis Eksaserbasi pengukuran fungsi paru seperti arus puncak Ekspirasi (APE) atau volume ekspirasi paksa 1 detik (VEP1), dibandingkan dengan fungsi paru pasien sebelumnya atau nilai prediksi. Dalam kondisi akut, pengukuran tsb: indikator severitas eksaserbasi yang lebih reliabel daripada gejala. Manajemen Mandiri Eksaserbasi dengan Asthma Action Plan
Pilihan Terapi untuk Asthma Action Plan
• Inhaled reliever medication (kombinasi ICS dosis rendah- formoterol) • Kombinasi ICS dosis rendah dengan LABA onset cepat • Kombinasi lain ICS/LABA controller • Antagonis Reseptor Leukotrien • Kortikosteroid Oral Evaluasi Respon
Tatalaksana Eksaserbasi Tatalaksana di layanan primer
SABA-Inhalasi Kortikosteroid sistemik Antibiotik
Terapi O2 terkontrol Obat kontroler Tatalaksana Eksaserbasi Tatalaksana di layanan primer
Evaluasi respon Follow Up
Tatalaksana Eksaserbasi Tatalaksana Akut di Departemen Emergensi
Evaluasi respon Kriteria Rawat Inap vs Perencanaan pulang Perencanaan pulang
Follow Up setelah kunjungan IGD atau Rawat Inap
DIAGNOSIS DAN TERAPI INISIAL PADA DEWASA DENGAN ASMA, PPOK ATAU KEDUANYA Tinjauan Pustaka
Definisi Asma Terminologi PPOK
Penyakit heterogen yang ditandai dengan • Penyakit paru kronik yang dapat dicegah dan diobati ditandai dengan inflamasi kronis saluran nafas (terdapat hambatan aliran udara yang riwayat gejala seperti wheezing atau persisten, progresif dan berhubungan mengi, sesak nafas, rasa berat di dada dengan peningkatan respons dan batuk yang intensitasnya berberda- inflamasi kronis di paru terhadap beda berdasarkan variasi keterbatasan partikel dan gas berbahaya serta dipengaruhi oleh faktor host meliputi aliran udara ekspirasi gangguan pengembangan paru. Tinjauan Pustaka
Definisi Asthma-COPD Overlap
Penyakit yang ditandai dengan hambatan Istilah tersebut bukan berkmakna aliran udara persisten dengan beberapa sebagai suatu penyakit tunggal, manifestasi klinis yang biasanya namun menggambarkan beberapa berhubungan dengan asma dan penyakit fenotip klinis yang berbeda serta paru obstruksi kronis (PPOK). mencerminkan mekanisme mendasarinya. Prevalensi dan Morbiditas Asthma-COPD Overlap Studi epidemiologi : prevalensi asma-PPOK overlap sebesar 9-55% yang Sering terdapat gejala bervariasi dari jenis kelamin eksaserbasi pada asma-PPOK dan umurnya. dan memiliki kualitas hidup yang buruk. Semakin cepat penurunan fungsi paru : semakin tinggi mortalitasnya. Penilaian dan Manajemen Pasien dengan Gejala Pernafasan yang Kronis
01 Sifat dan pola gejala pernafasan
(bervariasi dan atau persisten)
Riwayat penyakit asma saat usia
02 anak-anak dan atau saat sekarang.
03 Riwayat paparan: merokok dan atau paparan
lain yang meningkatkan risiko PPOK Diagnosis Diferensial
dapat muncul gejala yang sama seperti asma-ppok. Spirometri Spirometri penting untuk mengkonfirmasi keadaan berikut • Adanya hambatan aliran udara ekspirasi yang persisten • Hambatan aliran udara variabel ekspirasi
• Spirometri dilakukan pada penilaian awal.
• Konfirmasi lebih awal (atau eksklusi) adanya hambatan aliran udara ekspirasi yang persisten mungkin dapat menghindari percobaan terapi yang tidak perlu, atau penundaan dalam memulai pemeriksaan yang lain. Asma Pemilihan Terapi Inisial Kortikosteroid inhalasi PPOK dengan terapi tambahan Terapi simptomatik dengan Asma + PPOK sesuai kebutuhan misal bronkodilator kerja panjang (LABA Pada pasien dengan asma dan tambahan LABA dan/atau dan/atau LAMA). Kortikosteroid dapat ditambahkan untuk pasien PPOK, kortikosteroid LAMA. Kortikosteroid dengan rawat inap, ≥2 kali inhalasi harus dimulai dengan inhalasi-formoterol dosis eksaserbasi pertahun yang dosis rendah atau medium. rendah sesuai kebutuhan membutuhkan kortikosteroid oral, Terapi tambahan dengan dapat digunakan sebagai atau eosiofil darah ≥300 /μ, tetapi tidak digunakan sendiri sebagai LABA dan/atau LAMA untuk reliever monoterapi tanpa LABA dan/atau mengontrol gejala. LAMA. Terapi inhalasi harus dioptimalkan untuk mengurangi kebutuhan kortikosteroid oral. Pada pasien dengan PPOK, kortikosteroid inhalasi dosis tinggi harus dihindari karena risiko pneumonia. Pemberian bronkodilator long- acting tanpa Namun, kontraindikasi kortikosteroid inhalasi untuk asma karena direkomendasikan dapat menimbulkan sebagai terapi awal risiko eksaserbasi dan Risiko tsb dapat muncul PPOK. kematian. pada pasien Asthma- COPD overlap Rujukan untuk Pemeriksaan Lebih Spesifik
04 dengan gejala atipikal atau tambahan (misal hemoptisis, berat badan turun signifikan, keringat malam, demam, tanda bronkiektasis atau penyakit paru struktural lain) Pasien dengan komorbid yang dapat terganggu 05 dengan pemeriksaan dan manajemen dari penyakit saluran napas mereka
Rujukan juga sesuai untuk masalah
06 yang timbul selama terapi asma yang sedang berlangsung. 3. PENUTUP Kesimpulan • Asma merupakan penyakit heterogen bisa di tandai dengan peradangan jalan napas kronis.
• Penegakkan diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan beberapa pemeriksaan penunjang
• Eksaserbasi asma merupakan episode yang ditandai dengan
peningkatan progresif gejala sesak napas, batuk, mengi atau rasa berat di dada dan penurunan progresif fungsi paru, seperti adanya perubahan status pasien dari kondisi biasa yang membutuhkan perubahan pada terapi. Kesimpulan • Asma : penyakit heterogen yang ditandai dengan inflamasi saluran nafas kronik serta terdapat riwayat gejala seperti wheezing atau mengi, sesak nafas, rasa berat di dada dan batuk yang intensitasnya berberda- beda
• Asma eksaserbasi : episode yang ditandai dengan
peningkatan progresif gejala sesak napas, batuk, mengi atau rasa berat di dada dan penurunan progresif fungsi paru.
• Penurunan aliran ekspirasi dapat diukur dengan
pengukuran fungsi paru seperti arus puncak ekspirasi (APE) atau volume ekspirasi paksa 1 detik (VEP1), dibandingkan dengan fungsi paru pasien sebeumnya atau nilai prediksi. Kesimpulan • Penatalaksanaan asma eksaserbasi dapat dilakukan secara mandiri menggunakan rencana aksi tertulis atau dengan mengunjungi layanan kesehatan primer dan departemen emergensi.
• PPOK adalah penyakit paru kronik yang dapat dicegah
dan diobati ditandai dengan hambatan aliran udara yang persisten, progresif dan berhubungan dengan peningkatan respons inflamasi kronis di paru terhadap partikel dan gas berbahaya.
• Peningkatan risiko PPOK lebih besar ditemukan pada
pasien yang perokok Kesimpulan • Asthma-COPD overlap : ditandai dengan hambatan aliran udara persisten dengan beberapa manifestasi klinis yang biasanya berhubungan dengan asma dan PPOK.
• Terdapat beberapa tahap dalam menilai dan
manajemen awal paasien dengan gejala napas kronis, yaitu: menilai riwayat dan gejala klinis pasien, pemeriksaan spirometri, pemberian terapi inisial untuk asma, PPOK, serta Asthma-COPD overlap, dan merujuk pasien jika dibutuhkan. Thanks! Any questions?