Mortalitas
Haemophilus
influenzae 3-
6%
Neisseria
meningitis 3-
13%
FAKTOR RESIKO
Ras
Jenis kelamin
Laki-laki
Usia
Lingkungan
Eksudat
purulen Efusi subdural
meningeal
Infiltrat Membran
inflamasi ependymal
peripembuluh terganggu
Inflamasi Vasospasme Trombosis
Oklusi
pembuluh
Infark
cerebral
Inflamasi saraf spinal tanda meningeal
Inflamasi saraf kranial kelainan neuropati
saraf optik (N II)
okulomotor (N III)
fasial (N VII)
vestibulocochlear (N VIII)
(SIADH) Sel otak
retensi air bengkak
berlebihan lisis
Ruang Edema
ekstraseluler sitotoksik
otak bersifat
hipotonik
peningkatan
permeabilitas kapiler peningkatan tekanan
Kematian sel (edema
pembuluh darah hidrostatik (edema
cerebral sitotoksik
(edema cerebral cerebral interstisial)
vasogenik)
Peningkatan tekanan
intrakranial
Kelumpuhan saraf
oculomotor (N III) dan
saraf abdusens (N VI)
Peningkatan Kehilangan albumin
permeabilitas yang banyak dari Peningkatan protein
pembuluh darah pada kapiler dan vena ke pada CSS
blood brain barrier ruang subdural
Penurunan
transportasi Pengurangan
Hypoglycorrhachia
glukosa oleh kadar glukosa CSS
jaringan otak
ensefalopati
Peningkatan
cerebritis
TIK
hipoksia ventrikuitis
efek Kerusakan
Efusi
fokal/difus korteks subdural
oklusi PD serebral
Semua faktor patologis ini akan menyebabkan
manifestasi klinis seperti :
gangguan kesadaran
kejang
defisit saraf kranial
defisit sensorik dan motorik
retardasi psikomotor
PATOGENESIS
Penyebaran hematogen
N. meningitidis
Menembus
dan H. influenza
kolonisasi mukosa dan
type B melekat
bakteria di memasuki
pada reseptor
nasofaring sirkulasi dalam
mukosa sel epitel
vakuol fagositik.
dengan pili.
Ekstraserebral
Bakteria dapat
Dari ventrikel cairan
Melalui koroid masuk ke
lateral dan serebrospinal
pleksus cairan
meninges dan ruang
serebrospinal
subarachnoid.
Faktor nekrosis
tumor
Dinding sel
pneumococcal
Interleukin 1
(asid teichoic,
peptidoglycan)
Dinding sel
lipopolisakarida Menstimulasi
(endotoxin) respons Prostaglandin E
bakteria gram inflamasi
negative
Respons inflamasi selanjutnya ditandai :
Infiltrasi neutrofilik
Peningkatan permeabilitas pembuluh darah
Alterasi sawar darah otak
Trombosis vaskular
Invasi bakteria dari titik fokus infeksi
yang berdekatan
saluran dermal
meningomyelocele
sinus
MANIFESTASI KLINIS
Syok
Pola
Purpura
mendadak KID
(jarang) Kesedaran menurun
Demam
Beberapa hari ISPA / GE
(lebih sering) Letargi
Rewel
Gejala non-spesifik
Nafsu makan
Demam Anorexia Sakit kepala
menurun
Ruam makula
Hipotensi Petekie Purpura
eritomatosa
Tanda rangsang meningeal
Peningkatan intrakranial
Fontanel
Sakit kepala Muntah
menggelembung
Apneu atau
Stupor Koma
hiperventilasi
Manifestasi tambahan
Kejang
Fotofobia
Neuropati cranial
N II, III, VI, VII, VIII
Perubahan status
mental
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis
Apakah ada gejala/riwayat? Sejak kapan? Berapa kali/hari?
GE Muntah Diare
Gejala
Sakit Penurunan
meningitis Demam Letargi Kejang
kepala kesadaran
(Anak)
Gejala
Malas High-pitch
meningitis Demam Iritable Letargi
minum cry
(Bayi)
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital
Pemeriksaan fisik generalis
Rangsang meningeal
Kaku kuduk
Brudzinski I
Brundzinski II
Kernig
Pemeriksaan saraf otak
N II : Ketajaman penglihatan, uji perimetri, pemeriksaan funduskopi
N III , VI : Pergerakan bola mata, uji akomodasi, refleks cahaya
N VII : Uji pergerakan otot muka
N VIII : Ketajaman pendengaran
Pemeriksaan Fisik
Gangguan kesadaran dapat berupa penurunan
kesadaran atau iritabilitas.
Ubun-ubun besar yang menonjol dan tanda rangsang
meningeal , mungkin negatif pada usia <1 tahun.
Manifetasi kliniks lain bisa berupa edema otak, syok
septik atau septik artritis.
Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial seperti
pusing, mual, muntah, gangguan penglihatan.
Tanda-tanda infeksi di tempat lain seperti infeksi THT,
sepsis atau pneumonia.
Kaku kuduk (nuchal rigidity)
Dagu tidak
Kaku kuduk (+) menempel ke
dada
Kaku kuduk Positif
Abses
Meningitis Tetanus
retrofaring
Abses Keracunan
Ensefalitis
peritonsilar timbal
Artritis
reumatoid
Perasat Brudzinski I
(Brudzinskis neck sign)
Tangan lain di dada
Tangan pemeriksa di pasien untuk Kepala pasien
bawah kepala pasien mencegah agar badan difleksikan ke dada
yang telentang tidak terangkat secara pasif
Meningitis bakteri Biasanya meningkat 10010,000 atau Berkurang, biasanya Organisme biasanya
akut (100300) lebih; biasanya 300 100500 <40 (atau <50% terlihat pada
2,000; predominan glukosa serum) pewarnaan Gram
PMN dan ditemukan
dengan kultur
Meningits bakteri Normal atau 510,000; PMN Normal atau Organisme dapat
yang diterapi parsial meningkat biasa ditemukan 100500 berkurang dilihat pada
namun sel pewarnaan Gram.
mononuklear boleh Pre-pengobatan
menjadi dapat membuat CSF
dominanjika diberi steril. Antigen dapat
pre-pengaobatan dideteksi dengan uji
lanjutan aglutinasi
TEKANAN (MM PROTEIN GLUKOSA
KONDISI H2O) LEUKOSIT (MM3) (MG/DL) (MG/DL) KOMENTAR
Meningitis viral atau Normal atau sedikit Jarang> 1.000 sel. Usually 50200 Umumnya normal, HSV ensefalitis
meningoencephalitis meningkat (80150) Eastern equine mungkin akan ditandai oleh kejang
encephalitis dan menurun hingga <40 fokal atau temuan
choriomeningitis dalam beberapa fokal pada CT scan
limfositik (LCM) penyakit virus, atau MRI atau EEG.
mungkin memiliki terutama penyakit Enterovirus dan
jumlah sel sebanyak gondok (15-20% HSV dapat
beberapa ribu. Sel kasus) ditemukan pada CSF.
awal adalah PMN HSV dan enterovirus
tetapi sel dapat dideteksi
mononuklear akan dengan PCR CSF
mendominasi
TEKANAN (MM PROTEIN GLUKOSA
KONDISI H2O) LEUKOSIT (MM3) (MG/DL) (MG/DL) KOMENTAR
Meningitis Biasanya meningkat 10500; Sel awal 1003,000; mungkin <50 dalam banyak Organisme asam-
Tuberculous adalah PMN, tetapi lebih tinggi dengan kasus, menurun cepat hampir tidak
limfosit akan adanya blok dengan waktu jika pernah terlihat di
mendominasi pengobatan tidak smear. Organisme
diberikan dapat ditemukan
dalam kultur CSF
volume besar.
Mycobacterium
tuberculosis dapat
dideteksi dengan
PCR CSF
PENATALAKSANAAN
Ampicillin 200-300 dibagi q8h 300 dibagi q4h 300 dibagi q4-6h
atau q6h
Cefotaxime 100 dibagi q12h 150-200 dibagi q8h 200-300 dibagi q8h
atau q6h atau q6h
Ceftriaxone[] - - 100 dibagi q12h
atau q24h
Ceftazidime 150 dibagi q12h 150 dibagi q8h 150 dibagi q8h
OBAT 07 Hari 828 Hari BAYI & ANAK-
ANAK
Gentamicin[][] 5 dibagi q12h 7,5 dibagi q8h 7,5 dibagi q8h
Nafcillin 100-150 dibagi q8h 150-200 dibagi q8h 150-200 dibagi q4h
atau q12h atau q6h atau q6h
Penicillin G 250,000-450,000 450.000 dibagi q6h 450.000 dibagi q4h
dibagi q8h atau q6h
Rifampin - - 20 dibagi q12h
Efektif jika diberikan bersamaan dengan atau segera setelah dosis 1 antibiotik.
Komplikasi kortikosteroid
perdarahan gastrointestinal
Hipertensi
Hiperglikemi
Leukositosis
Demam rebound setelah dosis terakhir.
Suportif
Periode kritis pengobatan meningitis bakerialis
adalah hari ke-3 dan ke-4.
Tanda vital dan evaluasi neurologis harus
dilakukan secara teratur.
Monitor lingkar kepala setiap hari pada anak
dengan ubun-ubun besar yang masih terbuka.
Peningkatan tekanan intrakranial, Syndrome
Inappropriate Antidiuretic Hormone (SIADH),
kejang dan demam harus dikontrol dengan baik.
Perlu dipantau adanya komplikasi SIADH.
Pemantauan
Terapi
Efek samping penggunaan antibiotik dosis tinggi,
dilakukan pemeriksaan darah perifer secara serial, uji
fungsi hati dan uji fungsi ginjal apabila ada indikasi.
Tumbuh kembang
Gangguan pendengaran sebagai gejala sisa meningitis
bakterial terjadi pada 30% pasien, karena itu uji fungsi
pendengaran harus segera dikerjakan setelah pulang.
Gejala sisa lain seperti retardasi mental, epilepsi,
kebutaan, spastisitas dan hidrosefaus. Pemeriksaan
penunjang dan konsultasi ke department terkait
disesuaikan dengan temuan klinis pada saat follow-up.
KOMPLIKASI
Efusi subdural
Anemia
PROGNOSIS
Baik
Antibiotik yang sesuai
Perawatan suportif
Buruk
Usia kurang dari 6 bulan
Konsentrasi bakteria yang tinggi
Kejang > 4 hari setelah diberikan pengobatan
Koma
Tanda-tanda neurologis fokal
Sequele neurologis
Gangguan pendengaran (Kehilangan pendengaran
sensorineural)
Retardasi mental
Kejang berulang
Penglihatan memburuk
Masalah perilaku
PENCEGAHAN
Vaksinasi dan antibiotik profilaksis
Neisseria meningitidis.
Streptococcus pneumoniae.