Anda di halaman 1dari 27

Koma dan Mati Batang Otak

(MBO)
Disusun oleh :
Esih Sukaesih
M. Nasir Indrawan

Pembimbing :
dr. Rachmanda Haryo, Sp. BS
dr. Eka Budi, Sp. BS
KOMA & KESADARAN (counsciousness)

• Koma : ≠ sadar.
• Kesadaran : perlu interaksi antara hemisfer
serebral dengan formatio reticularis di batang
otak (brain stem).
• 2 aspek kesadaran :
Tingkat kesadaran/bangun (aurosal)
Isi kesadaran (content of counsciousness)
Formatio Reticularis

Bagian rostral MO , sebagian terletak supra dan infratentorial


Tingkat kesadaran
• GCS : E4M6V5
• Composmentis : sadar penuh lingkungan dan diri sendiri
(15-14)
• Apatis : Acuh thd lingkungan (13-12)
• Delirium :↓kesadara dg kekacauan motorik dan
disorientasi (11-10)
• Letargi/somnolen : mengantuk, bangun dg stimulus (9-7)
• Sopor : bangun reaski terhadap stimulus kuat (nyeri) (6-5)
• Koma : A deep sleep; tidak dapat dibangunkan dengan
stimulus paling kuat (verbal/fisik) (4-3)
KOMA
Etiologi
1. Kerusakan struktural di otak
a. Koma Supratentorial
b. Koma Infratentorial
2. Toksik metabolik luas (diffuse) di kedua
hemisfer  penyebab primer umumnya
ekstrakranial
Koma Supratentorial
Terjadi pada kasus SOL
Tahapan progresivitas menurut tingkatan anatominya :
Diencephalon-> Midbrain-> Pons-> Medulla oblongata
Space Occupying Process terjadi :
1. TIK meningkat mendadak di area supratentorial [ICH,
EDH, SDH]
2. Lateral fossa crania media (sindrom unkus)
 kompres ventral NC. III : dilatasi pupil
(anisokor)
3. Compression syndrome : progres rostrocaudal
 Diensefalon : respirasi, pupil dan bola
mata, UMN
 mesensefalon : kesadaran, suhu↑,pupil
 Pons : respirasi , rig deserebrasi.
 MO : nafas lambat tdk teratur, nadi naik
turun, TD↓ progressif
Koma Infratentorial
Berdasarkan proses patologi :
1. Lesi primer di batang otak :
• Infark
• Tumor
• Trauma
2. Lesi di luar batang otak yang menekan dan
menggangu fungsi ARAS  abses atau perdarahan
serebelum

#merusak substansia retikularis


Kompresi fossa kranii posterior :
1. Penekanan lsg thd tegmentum pontis
2. Herniasi cerebellum ke rostral : mesensefalon
3. Herniasi cerebellum di for.magnum : medulla
oblongata
Gejala :
• Respirasi, TD, HR ireguler
• gangguan gerakan bola mata
• Hemiparese alternan atau tetraparese
Koma Hemisferik Difus
• Koma metabolik : gg.metabolisme neural kedua hemisfer terganggu
• Penyebab :
• Terbanyak disebabkan :
 Hipoksia :
Normal : 3.3 mL / 100 gm otak/menit
koma jika < 2 mL / 100 gm otak/menit
 Hipoglikemia
Koma jika < 10 mg/dL
 Koma hepatikum
 Koma uremikum
 Hiponatremia, hipokalemia
 sepsis
Tanda geajala :
 gangguan kesadaran tanpa disertai defisit
neurologis
Pola respirasi : CSR [ gangguan korteks
bilateral dan diensefalon)
Pupil isokor denga RC normal
Bisa ditemukan gerakan involunter :
mioklonus, tremor kadang flaping
Penilaian pada pasien koma
• Anamnesis
Onset : mendadak , bertahap/progresif
Trauma
Keluhan lain :
Nyeri kepala
Muntah
Kejang
Kelamahan anggota geraka
Riwayat penyakit sebelumnya
Riwayat pengobatan sebelumnya
Pemeriksaan fisik

• Vital Signs
 Tingkat kesadaran :
– Composmentis,somnolen, sopor, koma
 Temperature :
• Hipo/hipertermia ( berhubungan dengan infeksi sistemik)
 Nadi :
• slowness  heart block
< 140 bpm:ectopic cardiac rhythm  CBF turun

 Tekanan darah:
 Hypertension : stroke, hipertensi ensefalopati
 Hypotension : myocardial infarction, intoksikasi, perdarahan
 Respirasi :
Head to toe
• KULIT : Sianosis , Nail-Bed  Hipoksia
Ikterik , berkeringat ? Turgor ?
• KEPALA :
Memar setelah trauma/pukulan
Tanda perdarahan / Bleeding Sign
• DADA : jantung, paru
• ABDOMEN : pembesaran liver, ascites ?
• Ekstremitas : edema ?
Iritasi meningeal : kaku kuduk, LASEAGUE / KERNIG, BRUDZINSKI I, II, III
Saraf otak : I – XII
PUPIL :
• midriasis : Lesi MIDBRAIN
• pin point : Lesi PONS
• an-isokor : kompresi N III , herniasi otak (tipe uncal)
GERAK BOLA MATA : kelumpuhan N III, IV, VI
• Ocular bobbing : lesi luas di PONS
• Roving eye : (fungsi okulomotor batang otak masih intact walau dalam
kesadaran koma)
#refleks pupil pada koma metabolik = NORMAL
SISTEM MOTORIK

• DEKORTIKASI : Hiperekstensi : fleksi lengan 


lesi supratentorial
• DESEREBRASI : fleksi lengan dan tungkai 
lesi mid brain
Refleks Batang Otak

 REFLEKS PUPIL (MIDBRAIN)

 REFLEKS KORNEA (PONS)

 REFLEKS OCCULO-VESTIBULAR =
REFLEKS KALORI (PONS)

 REFLEKS OCCULOCEPHALIC

=DOLL’S EYE PHENOMENA (PONS)

 GAG REFLEX (MEDULA OBLONGATA)


Pemeriksaan Penunjang
• LABORATORIUM
• Darah : HB, Leukosit, PCV,

• Gula darah , ureum, kreatinin, analisa gas darah ,


elektrolit , SGOT/SGPT

• Urine : rutin, kultur

• EKG, EEG,
• CT SCAN KEPALA, SKULL X-RAY,ANGIOGRAFI
Tatalaksana
UMUM
• perbaiki masalah pernafasan
• perbaiki ancaman masalah cardiovascular
• nutrisi
• keseimbangan elekstrolit
• anti edema, antidotum spesifik
• obati infeksi
• pasang kateter, NGT
SESUAI PENYEBAB
• Stroke
• Infeksi
• Epilepsi
Prognosis
• Koma struktural : buruk
• Insufisiensi batang otak : buruk (MBO)
• Tanda prognosis buruk :
– 4 refleks pupil (-), gerakan bola mata (-) 
kematian 95 %
– 4 refleks kornea (-)
– 4 atonia anggota gerak
– 4 refleks mata/pendengaran/somatosensori (-)
MATI BATANG OTAK (MBO)
• Batang otak  pengatur respirasi dan
stabilitas kardiovaskular

• MBO = diskontinuitas sistem neuronal saraf


perifer ke korteks (saraf mutlak untuk
kesadaran)
Diagnosis MBO
• Harus ada tanda-tanda fungsi B.O telah hilang
• Pasien koma
• Tidak ada sikap abnormal (dekortikasi/derebrasi)
• Tidak ada refleks B.O : refleks okulosefalik
• Tidak ada sentakan epileptik
• Tidak ada nafas spontan

Bila salah satu (+)  B.O masih hidup  tidak perlu tes
refleks B.O
Test Refleks Batang Otak
1. Tidak ada respon terhadap cahaya
2. Tidak ada refleks kornea
3. Tidak ada refleks vestibulo-okuler
4. Tidak ada respon motor dalam distribusi saraf
kranial terhadap rangsang adekuat pada area
somatik
5. Tidak ada refleks muntah (gag refleks) atau refleks
batuk terhadap rangsang oleh kateter isap yang
dimasukkan ke dalam trakea
Test Apneu
1. Preoksigenasi dengan 100% O2 selama 10 menit
2. Beri 5% CO2 dalam 95%O2, selama 5 menit
berikutnya untuk menjamin PaCO2 awal : 53 kpa
3. Lepaskan pasien dari ventilator. Insuflasikan
trakea dengan 100% O2 : 6 lt / menit melalui
kateter intratrakeal lewat karina
4. Lepas dari ventilator selama 10 menit. Jika
mungkin periksa paCo2 akhir
#Pengulangan test, interval 25 menit
Fatwa IDI

• Diagnosis MBO dibuat oleh minimal 2 orang


dokter yang berpengalaman dalam hal ini
• Di Indonesia, biasanya dilakukan oleh :
dokter anestesi, dokter ‘critical care’, dan
dokter saraf/neurologi
• Kedua dokter tersebut tidak termasuk dalam
team transplantasi organ
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai