Sakit Kepala
Seorang perempuan berusia 20 tahun datang kepuskesmas karena
cephalgia yang hilang timbul sejak 5bulan terakhir.
Step 3
1. Mengapa pasien mengalami cephalgia
a. Ada peregangan pembuluh darah
b. Kontraksi otot kepala
c. Bisa karena aktifitas serat afferent primer menginvasi PD
d. Aktivitas berat
e. Degenerasi spinal
f. Kontraksi PD
g. Peregangan perioteum
2.
stress
pada
saat
ujian
karena
aktivitas
bertambah
,memengaruhi vaskulernya
4. Penyebab lain selain pada kasus
Disfungsi autopeni pembuluh darah kulit kepala menyebabkan nyeri
kepala migraine
5. klasifikasi nyeri kepala atau cephalgia
a. Migrain dengan aura, migraine tanpa aura, cluster headache,
tension headache
b. Primer : Asimtomatik
c. Sekunder : Jelas penyebabnya
Step 4
1.
2.
3.
4.
5.
nyeri pada
daerah kepala
Penyebab lain selain yang terjadi pada kasus
Hormone estrogen menurun
keluar respon neurotransmitter dalam
serotonin dan opionud normal terhadap perubahan hormone
Klasifikasi cephalgia
Primer
a. TTH (Tension Type Headache)
TTH
karena tegang / konstraksi otot nyeri
kulit
kepala dahi
tegang.
b. Nyeri kepal pasca lumbal
a) beberapa jam setelah tindakan LP
b) mekanisme : terjadi kebocoran , lesi di dura lumbal. Fungsi
adanya dilapisi pelvis sinus dura pada otot-otot
c) Nyeri kepala inflamatorik
1. tumor , abses
2. manifestasi (nyerikepala,mual)
3. pergesernstruktur
Tumor
naik
intraktranium membesar
pergeseran struktur otak
tekanan intrakranium
nyeri
pada N.trigeminus
Sekunder
a. nyeri kepala berkaitan dengan trauma kepala lesi
b. berkaitan dengan neurovaskuler
c. infeksi
adanya taksi
Bagan
Non farmako
Pendekatan
klinis
Anamnesis
Pemeriksaan
fisik
Penatalaksaan
Cephalgia
Farmako
Faktor yang
mempengaruhi
Struktur
Psikis
Intrakranial
Fisik
Ekstrakranial
Faktorresiko :
-tumor
-hipertensi
-abses
Pemicu :
-haid
-infeksi
Step 5
1.Bagaimana struktur anatomidari intracranial danekstrakranial ?
2.Bagaimana patofisiologi berdasarkan klasifikasi ?
3.Bagaimana pendekatan klinis,terhadap keluhan pasien ?
4.Bagaimana penatalaksanaan terhadap cephalgia ?
Step 6
Belajar mandiri
Step 7
1. Struktur anatomi intracranial dan ekstrakranial
Sebelum membahas anatomi sakit kepala, akan membahas anatomi
otak secara garis besar terlebih dahulu. Walaupun merupakan keseluruhan
fungsi, otak disusun menjadi beberapa daerah yang berbeda. Bagian
bagian otak dapat secara bebas dikelompokkan ke dalam berbagai cara
daerah yang tidak sensitif terhadap nyeri adalah parenkim otak, ventrikular
ependima, dan pleksus koroideus.
(Harsono, 2011)
2. Patofiologi berdasarkan klasifikasi cephalgia (nyeri kepala)
Berdasarakan klasifikasinya,cephalgia terbagi menjadi primer dan
sekunder,berikut adalah tablenya
1
2
3
PRIMER
migrain
1
nyeri kepala tension (Tension
Type Headache)
2
nyeri kepala cluster
3
SEKUNDER
nyeri kepala berhubungan dengan cedera
kepala
nyeri kepala berhubungan dengan gangguan
vaskuler
nyeri kepala berhubungan denagn gangguan
intrakranial non vaskuler
4 nyeri kepela berhubunggan dengan infeksi
non cephalic
5 nyeri kepala atau nyeri wajah dengan
gangguan tengkorak, leher, mata, hidung,
gigi, mulut, atau struktur-struktur wajah
kranium
6 neuralgia cranialis, nyeri batang syaraf dan
nyeri deafness
Tabel 1 Klasifikasi Cephalgia
Primer
A. Migren
Migren adalah gangguan periodik yang ditandai oleh nyeri kepala
unilateral (kadang bilateral) yang dapat disertai muntah dan gangguan
visual. Patofisiologi yang mendasari migren diawali dengan gejala
neurologis awal-aura (gejala visual, sensorik, dan fenomena lainnya)
memnunjukan fase vasokontriksi intraserebral. Aura lebih mungkin
merupakan penyebaran gelombang depolarisasi melalui korteks serebri.
Nyeri kepala mungkin disebabkan oleh terjadinya vasodilatasi setelah
vasokontriksi terutama pada pembuluh darah ekstraserebral kulit kepala
dan dura.
Patofisiologi
Patofisologi migren bisa dikarenakan berbagai sebab diantaranya:
10
sama
sehingga
memebentuk
vasodilatasi
yang
diikuti
11
terjadi saat bangun tidur, dan gejala yang lain sama dengan migren
tipe klasik.
Kriteria diagnosis migren tanpa aura:
1. Sekurang-kuranganya tidak ada serangan tambahan
2. Serangan nyeri kepala berlangsung antara 4-72 jam, diantara
serangan tidak ditandai nyeri kepala.
3. Nyeri kepala yang terjadi sekurang-kurangnya dua dari
karakteristik sebagai berikut:
a. Lokasi unilateral
b. Sifatnya berdenyut
c. Intensitas sedang sampai berat
d. Diperberat oleh kegiatan fisik
4. Selama serangan sekurang-kurangnya
ada
satu
dari
12
kelainan
organik,
tetapi
dengan
13
14
15
adanya
perdarahan
subdural
akut,
shunt
kepala
diperberat
saat
bersin,
mengejan,
serenrospinalis
tetap
merembes
keluar
ruang
16
servikal
bagian
atas.
Duduk
dan
berdiri
dapat
Terdapat
gejala
dan
tanda
peningkatan
tekanan
keadaan-keadaan
tersebut
diatas
berlangsung
atau
beberapa
bulan
sebelum
suatu
stroke
terjadi.
17
keenam
unilateral
atau
bilateral
juga
dapat
18
e) Efek
samping
obat-obatan
meliputi
tertasiklin
dan
(pada
meningitis),
hemiparesis,
monoparesis
(pada
19
20
21
22
23
24
25
26
27
(NSAID)
Sekunder
1. Hipertensi intrakranial idiopatik (benigna)
Pemberian obat untuk mencegah terjadinya embolisasi dari trombus
didalam arteri karotis interna.
Pemberian obat untuk mencegah oklusi arteri karotis interna (dapat
diberikan aspirin dosis 2 x 300mg/ hari).
2. Pasca fungsi lumbal
Pencegahan ialah dengan mempergunakan jarum pungsi lumbal yang
halus dan tajam (18G). Selain itu, setelah pungsi lumbal penderita
disuruh berbaring telungkup selama 4 jam dan kemudian beristirahat
mutlak ditempat tidur selama 24 jam. Istirahat total ditempat tidur
selama 3 sampai 5 hari dan minum sebanyak mungkin. Dapat juga
diberikan analgetika dan mobilisasi diatur secara bertahap.
28
DAFTAR PUSTAKA
Ginsberg, Lionel. 2008. Lecture Notes Neurologi. Edisi ke Delapan.
Erlangga : Jakarta.
Hartono. 2011. Buku Ajar Neurologi Klinis. Gadjah Mada University Press
: Yogyakarta
International Headache Society. 2014. Classification of Cephalgia. Sage
Publish : London
Widoyono. 2012. Gangguan Kesadaran di Bidang Penyakit Syaraf.
Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas :
Padang.
Price Sylvia Adreson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. EGC. Jakarta
Sritharan, Kaji. 2011. Ragam Topik OSCE. EGC : Jakarta