Anda di halaman 1dari 71

+

INFEKSI PADA NEONATUS


Preceptor Dr. Yoke Ayukarningsih dr.,
Sp.A,M.Kes

+
PENDAHULUAN

Infeksi penting morbiditas dan


mortalitas pada periode neonatal
2% fetus terinfeksi di utero dan > 10%
terinfeksi saat bulan pertama kehidupan
Bayi baru lahir memiliki respon yang buruk
melawan infeksi defisiensi imun

+
Lamanya paparan, status imun dan faktor virulensi
virus mempengaruhi gejala dari infeksi pada fetus
atau bayi baru lahir
Infeksi kehamilan yang menjadi sumber infeksi
transplasenta sering tidak terdiagnosis saat
kehamilan karena asimptomatik dan memiliki tanda
dan gejala tidak spesifik

Infeksi neonatal memilki agen etiologi yang luas :


bakteri, virus, jamur, protozoa, dan mikoplasma

CARA PENULARAN DAN


PATOGENESIS

Infeksi
Intrauteri
n

infeksi pada cairan amnion, selaput


korioamnion dan atau uterus yang
timbul segera sebelum atau pada
saat persalinan
Etiologi : cytomegalovirus [CMV],
Treponema pallidum, Toxoplasma
gondii, rubella virus, varicella virus,
parvovirus B19

transimisi transplasenta secara


hematogen pada fetus.

+
Etiologi
Syphil
is
Varise
la

HSV
Rubell
a

Infeksi
transplasent
a intrauterin
Parvo
virus

Tuber
kulosi
s
CMV

Tokso
plasm
osis

Infeksi
transplasen
ta
intrapartum
Hepati
tis B
dan C

HIV

+BAKTERI PENYEBAB INFEKSI SISTEMIK NEONATUS


Gram positif

Gram negatif

Lain-lain

Clostridia

Bacteriodes

Treponema Pallidum

Enterococci

Campylobacter

Mycobacterium
tuberculosa

Grup B streptococcus

Citrobacter

Liseria Monositogen

Enterobacter

Streptococcus lainnya

Escherichia Coli

Staphyloccus aureus

Haemophilus
influenzae

Staphyloccocus,
coagulase ++

Klebsiella

Streptoccus
pneumonia

Neisseria Gonorea

Streptococcus
Viridans

Neisseria Menigiditis
Proteus
Pseudomonas

NON BAKTERI

VIRUS
Adenovirus
Cytomegalovirus
Enteroviruses
Herpes

simplex virus

HIV
Parvovirus
Rubella

virus

Varicella-zoster

virus

+
PROTOZA
Plasmodia
Toxoplasma

gondii

Trypanosoma

cruzi

+
FAKTOR RISIKO

+
IMUNITAS
Pada neonatus bayi cukup bulan atau prematur terjadi
konsentrasi immunoglobulin dan faktor-faktor imunologis lain
dan fungsi netrofil dan sel-sel lain yang berperan dalam
respon terhadap infeksi.

Imunoglobulin proporsional dengan masa gestasi


BBL < 1500 gr hipogamaglobulinemia (dengan konsentrasi
IgG plasma rata-rata 200-300 mg/dL pada satu minggu
pertama kehidupan).
IgG ditransportasikan melewati plasenta.

Sistem monosit makrofag


Jumlah pada aliran darah neonatus normal,
namun masa atau fungsi makrofag dalam RES
pada bayi baru lahir berkurang, terutama pada
BKB.

Natural killer cells (NK cells)


muncul pada awal kehamilan, sama dengan
orang dewasa,
NK cells pada neonatus telah mengalami
penurunan aktivitas sitotoksik dibandingkan
dengan sel orang dewasa.

+Sistem komplemen

Pada BKB kadar komponen komplemen & aktivitas komplemen <


BCB berkurangnya aktivitas khemotaktik yang berasal dari
komplemen dan kemampuan opsonisasi organisme tertentu

Netrofil
Jumlah neutrofil yang bersirkulasi meningkat setelah lahir pada BCB
dan BKB. Puncaknya pada 12 jam, dan kembali normal pada 22 jam.
Neutrofil batang berjumlah < 15% pada bayi normal dan dapat
pada infeksi dan stress lainnya seperti pada asfiksia.
Neutropenia seringpada bayi prematur dan bayi dengan intrauterine
growth restriction risiko terjadinya sepsis

+
PATOGENESIS

Waktu terjadinya infeksi pada masa kehamilan:

Trimester 1 : gangguan embriogenesis (malformasi


kongenital, rubella kongenital)

Trimester 3 : infeksi akut (toxoplasmosis dan sifilis)

Korioamnionitis invasi mikroba dari cairan amnion


ruptur dari membran korioamniotic.

Infeksi pada cairan amnion dapat asimtomatik atau


demam.

Durasi dari pecahnya membran amnion sangat


berhubungan berkembangnya choriomnionitis.
Patokan 18 jam ruptur membran early onset
karena infeksi streptococcus grup B

Selama
kandungan
(transplase
nta

Proses
penularan

Intrapartum

Rubella
CMV
Toksoplasmosis
Parvovirus
Varricella

HIV
HSV
TBC
HBV

Postpartum

Mikroorganisme dari urogenital dan saluran cerna bawah dapat


menyebabkan infeksi intrapartum dan postpartum
- Bakteri : Streptococcus grup B, bakteri usus, Gonococcus, dan
Klamidia- -- Virus : Sitomegalovirus, Herpes simpleks virus, dan

+
Penyebab infeksi nosokomial

Bakteri

Staphylococcus koagulase negatif, Batang gram negatif (E. coli,


Klebsiella pneumoniae, Salmonella, Enterobacter, Citrobacter,
Pseudomonas aeruginosa, Serratia), enterococcus, S. aureus

Jamur Candida

Streptococcus pneumoniae jugadapat mengakibatkan infeksi


pada bayi yang baru dipulangkan dari rumah sakit setelah
persalinan.

Virus

enterovirus, CMV, hepatitis A, adenovirus, influenza, respiratory


syncytial virus (RSV), rhinovirus, parainfluenza, HSV, dan
rotavirus

+
Pneumonia
Pneumonia

kongenital : CMV, virus rubella,


dan T. pallidum
selama

proses persalinan dan pengiriman


meliputi Group B streptococcus, bakteri aerob
gram negatif, Listeria monocytogenes,
Mycoplasma genital, Chlamydia trachomatis,
CMV, HSV, dan Candida

Pneumonia

nosokomial : staphylococcus,
bakteri aerob gram negatif, dan pada
beberapa kasus, Pseudomonas.

+Mikroorganisme non bakteri penyebab


infeksi sistemik

+
Meningitis pada neonatus
Bakteri

yang paling sering menyebabkan


meningitis neonatus :

streptococcus
grup
B,
E.coli,
dan
L.
monocytogenes, S. pneumoniae, streptococcus
lainnya,
Haemophilus
influenzae,
staphylococcus coagulase positif dan negatif,
Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas, T.
pallidum, dan Mycobacterium tuberculosis.

Citrobacter

diversus
adalah
penting penyebab abses otak.

bakteri

Karateristik early dan late onset infeksi pada


neonatus
Karakteristik

Early onset

Late onset

Usia

Neonatus hari ke 7-30 hari

Late, late onset


>30 hari

7 biasanya usia <


72 jam
Komplikasi

ibu Biasanya

Tidak biasanya

Bervariasi

saat persalinan
Prematuritas

Sering

bermacam-macam Biasanya

Sumber organisme Traktus genital ibu Traktusgenital

Lingkungan

ibu/lingkungan
Manifestasi

Multisistem

Multisistem
fokal

Tempat perawatan NICU

atau Multisistem

atau

fokal

Community NICU Community


NICU, community

+
PREDISPOSISI

Prematuritas

Chorioamnionitis

Infeksi nosokomial

+
1. Prematuritas
(1) infeksi jalan lahir menyebabkan elahiran prematur,
dengan peningkatan risiko transmisi vertikal pada
neonatus.
(2) frekuensi infeksi intra-amniotic
(3) Disfungsi imun.
(4) prosedur invasif pintu gerbang masuknya
mikroorganisme.

+
2. Chorioamnionitis

Jumlah serangan infeksi neonatus meningkat secara


signifikan pada chorioamnionitis, yang didiagnosis dari
cairan amnion secara analisis atau histologi.

Tanda gejala chorioamnionitis:

demam saat persalinan (>38C),


leukositosis (>18.000) dan
uterus yang lembek

+
3. Infeksi nosokomial
yang di dapat dari rumah sakit, morbiditas
dan mortalitas neonatus di rumah sakit

infeksi

Faktor yang mempengaruhi :


bayi prematur,
BBLR, yang mendapat prosedur
invasif
perubahan pada kulit dan atau
mukosa membran
frekuensi pemberian antibiotik
broadspektrum luas
perawatan yang lama di rumah sakit.

+
Penelitian kohort luas dari bayi BBLSR (BBL
dibawah 1500 gr) melaporkan bahwa infeksi
nosokomial sekitar 20-25%. Jumlah
meningkat dengan penurunan usia kehamilan
dan berat bayi lahir.
The national institute of child health and
human development (NICHD) melaporkan
terdapat infeksi nosokomial sekitar 43% pada
bayi dengan berat badan lahir 401-750 gram,
28% pada 751-1000 gr, 15% pada 1001-1250
gr, dan 7% pada bayi dengan berat badan
lahir 1251-1500 gr

Gejala Klinis Infeksi Intrauterin


Transplasenta

Asimptomatik atau gejala yang sedang


berat.
Tanda dan Gejala
intrauterine growth
restriction
mikrosepal atau
hidrosepalus
kalsifikasi intracranial
korioretinitis
katarak
miokarditis
pneumonia

pneumonia
hepatosplenomegali
hiperbilirubinemia direk
anemia
trombositopenia
hydrops fetails
manifestasi kulit seperti
ptekie, purpura & vesikel

+ Beberapa mikroorganisme yang menyebabkan late sequele:

sensoirineural hearing loss


gangguan penglihatan
(kebutaan)
Kejang
gangguan perkembangan saraf

+
A. Sepsis

Infeksi aliran darah yang bersifat invasif dan ditandai dengan


ditemukannya bakteri dalam cairan tubuh (darah, sumsum
tulang atau urin)

Sepsis : sindrom respon infalmasi sistemik (SIRS) yang terjadi


akibat infeksi bakteri, virus, jamurm ataupun parasit.

Sepsis berat : sepsis+disfungsi organ

Syok sepsis : bayi masih dalam keadaan hipotnsi walaupun


telah diberi cairan

Pada neonatus dan anak gejala SIRS berupa :

temperature yang tidak stabil,


disfungsi respirasi (gangguan
pertukaran gas, hypoxemia,
ARDS)
disfungsi cardiac (takikardi,
penurunan CRT, hipotensi)
gangguan perfusi (oligouria,
asidosis metabolic)..

Manifestasi klinis infeksi


Transplasenta

Tanda dan gejala inisial pada bayi


baru lahir

Manifestasi infeksi bakteri neonatus

+
B. Demam
Pada bayi baru lahir tidak selalu menunjukan infeksi
dapat disebabkan :

peningkatan temperature ambient


dehidrasi
gangguan sistem saraf pusat
hipotiroid
dysatonomia familial atau dysplasia
ektodermal.

Demam akut late onset pada neonatus dapat


disebabkan :

infeksi saluran kencing


meningitis
pnemunonia
osteomielitis
gastroenteritis,

Disebabkan : HSV,
enterovirus, virus
syncytial respirasi,
dan pathogen
bacterial

Diagnosis banding pada sepsis


neonatus

+
C. Rash
Manifestasi infeksi kulit termasuk impetigo, selulitis, mastitis,
omphalitis, dan abses subkutan.

Ecthyma gangrenosum infeksi spesies Pseudomonas.

Papul kecil salmon-pink infeksi L.monocytogenes.


Kemerahan vesicular infeksi herpes virus.
Ptekie dan purpura dapat disebabkan infeksi. blueberrymuffin rash menunjukan eritropoiesis dermal disebabkan
oleh congenital viral infection (CMV, rubella, parvovirus),
congenital neoplastic disease, dan penyakit rh hemolisis

+
D. Omphalitis

ok/ perawatan yang tidak baik pada tali pusat.

umbilical stump dikoloni oleh bakteri dari saluran


genital ibu dan lingkungan Jaringan nekrotik pada
tali pusat merupakan media yang sangat baik untuk
pertumbuhan bakteri

+
E.Tetanus
Tetanus pada neonatus infeksi yang penting pada
negara berkembang.
Tetanus Kelahiran yang tidak higenis & perawatan tali
pusat yang tidak higenis pada bayi dengan ibu yang
tidak imun terhadap tetanus.
Gejala : ketidakmampuan menghisap pada hari ke 3-10
kehidupan, kesulitan menelan, spasm, kaku, kejang
dan kematian.

+
Tetanus neonatal dapat dicegah dengan :

imunisasi ibu sebelum dan selama


kehamilan

persalinan yang higenis,


pemotongan tali pusat yang steril dan
perawatan tali pusat yang baik setelah
lahir.

+
F. Pneumonia
Tanda dan gejala pneumonia tidak spesifik termasuk :
penuruan nafsu makan, letargi, iritabilitas, sianosis,
suhu yang tidal stabil dan hal-hal yang memperlihatkan
keadaan bayi tidak baik.

Gejala respirasi : grunting, takipneu, retraksi, flaring


alae nasi, sianosis, apneur, dan gagal respirasi
progresif. Pada bayi premature, gejala respirasi ini
dapat diperberat dengan defisiensi surfactant (RDS).

Pemeriksaan fisik :
dull saat perkusi, perubahan suara pernapasan, ronki
+.
Pemeriksaan rontgen dada: menunjukan infiltrate baru
atau efusi pada neonatus dengan RDS akan sulit
untuk memutuskan apakah perubahan radiologi
merupakan proses baru atau perburukan dari penyakit
yang mendasari.

+DIAGNOSIS INFEKSI NEONATAL


riwayat kesehatan ibu memberikan informasi
mengenai infeksi selama kehamilan
riwayat daya tahan ibu selama kehamilan
riwayat aANC
imunisasi

faktor risiko selama kehamilan


kehamilan prematur
infeksi chorioamnionitis
ketuban pecah lama,

Tindakan invasif : pemasangan infus, ETT,


NGT dan pembedahan

Faktor Risiko spesifik


Infeksi

pada ibu saat hamil sampai dengan melahirkan

Infeksi

GBS, Neisseria gonorrhea, herpes simplex

Gemeli
Waktu
Fetal

ketuban pecah KPD, KPSW

distress

Lokasi

persalinan

Intervensi

medis

Penyakit yang meningkatkan


risiko infeksi dan sepsis

Bukti penyakit lainnya


Malformasi kongenital (Penyakit jantung
bawaan)
RDS, aspirasi
Enterokolitis nekrosis
Penyakit metabolik, contoh ; galaktosemia
Bukti Fokal atau Penyakit sistemik
Keadaan umum, status neurologi
Tanda vital yang abnormal
Penyakit pada sistem organ
Pemberian makanan, BAK, BAB, pergerakan
ekstremitas

Bukti
Dasar

Pemeriksaan Laboratorium

infeksi
Kultur (darah, CSF)
Deteksi antigen (urine, CSF)
Serologi pada ibu atau anak
Autopsi
Bukti inflamasi
Leukositosis, peningkatan neutrofil
CRP,
Sitokin ; IL6
Pleositosis pada CSF atau cairan sendi sinovial
Koagulasi intravaskular ; produk fibrin
Penyakit sistem multiorgan
Penyakit asidosis ; pH,pCO2
Fungsi paru ; pO2, pCO2
Fungsi paru ; BUN, kreatinin
Fungsi hepar ; bilirubin, ALT, ammonia AST, PT, PTT
Fungsi sumsum tulang ; neotropenia, anemia,
trombostopenia

Penyakit menular seksual (PMS) memungkinkan


penularan intrauterine atau transmisi saat persalinan.
Semua wanita hamil dan pasangannya harus ditanya
riwayat PMS dan konseling tentang pentingnya
menghindari infeksi selama kehamilan.

+
TORCH

Kelompok infeksi beberapa jenis virus, parasit, yaitu


Toxoplasma gondii, virus rubella, CMV
(Cytomegalovirus virus), virus herpes simplex.

CMV dan HSV memerlukan kultur atau pemeriksaan


polymerase chain reaction (PCR), sedangkan sifilis,
toksoplasmosis, rubella didiagnosis dengan uji serologi
spesifik.

Infeksi

Neonatal dengan CMV, Toxoplasma,


rubella, HSV, dan sifilis menyajikan dilema
diagnostik :

1.

Gambaran klinis hampir sama dan mungkin


awalnya sulit dibedakan

2.

Penyakit mungkin tanpa gejala

3.

Infeksi maternal sering tanpa gejala

4.

Penelitian
laboratorium
diperlukan, dan

5.

Perawatan yang tepat toksoplasmosis, sifilis,


dan HSV, yang dapat mengurangi morbiditas
jangka panjang yang signifikan, didasarkan
pada diagnosis yang akurat

khusus

mungkin

CDC merekomendasikan tes skrining pada:

(1)Tes HIV secara sukarela dan rahasia pada kunjungan prenatal


pertama.
Bagi wanita yang berisiko tinggi terhadap infeksi selama
kehamilan (berganti-ganti pasangan seksual atau PMS selama
kehamilan, penggunaan obat intravena)
uji ulang pada
trimester ke-3.
(2)Tes serologi untuk sifilis harus dilakukan pada semua wanita
hamil pada kunjungan pertama prenatal. Ulangi pada trimester
ke-3.
(3)Tes serologi untuk antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) pada
kunjungan prenatal 1 dan diulang pada akhir kehamilan pada
mereka yang awalnya negatif tetapi berisiko tinggi terinfeksi.

Kultur C. trachomatis harus dilakukan pada kunjungan


+ (4)
pertama prenatal. Perempuan muda (di bawah 25 tahun) dan
orang-orang risiko tinggi untuk infeksi (mitra baru atau
beberapa saat hamil) harus diuji ulang selama trimester ke-3.

(5) Kultur Neisseria gonorrhoeae pada kunjungan prenatal 1


bagi perempuan yang berisiko dan bagi mereka yang tinggal di
daerah dengan prevalensi tinggi gonore. Ulangi pengujian pada
trimester ke-3 dianjurkan untuk mereka yang berisiko.

(6) Evaluasi untuk vaginosis bacterialis harus dipertimbangkan


pada kunjungan prenatal 1 bagi perempuan tanpa gejala
berisiko tinggi untuk persalinan prematur.

7) Skrining umum untuk kolonisasi GBS rektovaginal pada


semua wanita hamil pada minggu 35-37 kehamilan dan
pendekatan berbasis skrining untuk profilaksis antibiotik
intrapartum selektif terhadap GBS.

+
PEMERIKSAAN PENUNJANG
infeksi akut dan fokus tidak jelas, dibutuhkan:
1. Kultur darah,
2. Pungsi lumbal,
3. Pemeriksaan urin (Urine harus dikumpulkan
oleh kateterisasi atau aspirasi suprapubik),
4. Pemeriksaan radiologis dada (foto thorax).

+
TERAPI

Terapi empiris pada awal infeksi bakteri harus terdiri dari


ampisilin dan aminoglikosida (biasanya gentamisin).
Dosis antibiotik yang umum digunakan:

Batas atas dan bawah gentamisin (batas atas, 5-10 mg / mL;


batas bawah, <2 mg / mL)

Vankomisin (batas atas, 25-40 mg / mL; batas bawah, <10


mg / mL) memastikan tingkat terapeutik dan meminimalkan
toksisitas jika diberikan selama lebih dari 2-3 hari

Bakteri gram negatif enterik sebaiknya ampisilin &


aminoglikosida atau sefalosporin generasi ketiga
(sefotaksim atau ceftazidime).

Enterococci penisilin (ampisilin atau piperasilin) dan


aminoglikosida.

Penisilin sudah cukup untuk GBS

Klindamisin atau metronidazole Infeksi anaerob.

Pengobatan bayi baru lahir yang ibunya mendapat


antibiotik selama persalinan harus diterapi secara
individual

Jika dalam kandungan kemungkinan terjadi infeksi,


pengobatan bayi harus dilanjutkan (gejala asimtomatik
untuk 24-72 jam) atau klinis & hasil laboratorium.

Terapi antimikroba meningitis bakteri harus


mencakup ampisilin dalam dosis meningitis dan
sefotaksim atau gentamisin kecuali staphylococci, yang
merupakan indikasi untuk vankomisin.

Sefalosporin tidak boleh digunakan sebagai monoterapi


empiris karena L. monocytogenes dan Enterococcus
yang resisten terhadap semua sefalosporin.

+ Acyclovir : Neonatal herpes meningoencephaliti

Kortikosteroid : hanya untuk insufisiensi adrenal.

hipovolemia, hiponatremia, hipokalsemia, dan hipoglikemia :


Cairan, elektrolit, dan kadar glukosa

Hiperbilirubinemia : fototerapi

Kejang : antikonvulsan

Nutrisi parenteral dibutuhkan untuk setiap bayi yang tidak


bisa mempertahankan makanan enteral

KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS

Distres

pernapasan

Abnormalitas

elektrolit.

Komplikasi akibat
infeksi Bakteri
Endokarditis
Septik emboli
Pembentukan abses
Infeksi pada sendi
Osteomielitis.
infeksi bakteri kurang
dari 5%

Komplikasi
akibat infeksi
Jamur
vaskulitis
endokarditis
endophtalmitis
pembentukan
abses pada ginjal,
hati, paru-paru,
dan otak

angka kematian pada


sepsis neonatus ec
bakteri sebesar 10%
angka kefatalan sepsis :
> disebabkan oleh
bakteri gram negatif
dan jamur

Angka kefatalan dari


meningitis bakterial pada
neonatus ialah antara 20% 25%.
Komplikasi lambat yang dapat terjadi
akibat meningitis terjadi sebanyak 4050% hilangnya pendengaran,
perilaku yang abnormal, gangguan
perkembangan, serebral palsi,
disabilitas motorik fokal, kejang, dan
hidrosefalus

+
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai