Anda di halaman 1dari 21

Referat

Etiologi, Diagnosa dan Manajemen Efusi


Perikardial pada Anak

Oleh :

Josephine Olivia Cristie, S.Ked

2030912320053

Pembimbing :

dr. Meriah Sembiring, Sp. A

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN ULM/RSUD ULIN

BANJARMASIN

JULI, 2021
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 3

2.1 Definisi .............................................................................. 3

2.2 Etiologi.............................................................................. 3

2.3 Epidemiologi ..................................................................... 5

2.4 Patofisiologi ...................................................................... 5

2.6 Manfestasi Klinis……………………………………… 8

2.7 Diagnosis........................................................................... 9

2.8 Tatalaksana ....................................................................... 12

2.9 Komplikasi ........................................................................ 15

2.10 Prognosis ........................................................................... 15

BAB III PENUTUP ............................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 18

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 EKG pada Efusi Perikardial………...……………………... 11

2.2 Foto Torak pada Efusi Perikardial..……………………….. 11

2.3 Echokardiografi pada Efusi Perikardial…………………… 11

2.4 Obat Tuberkulosis pada Anak…………………………….. 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perikardium terdiri atas dua lapisan yaitu pericardium viseralis dan

perikardium parietalis. Perikardium viseralis merupakan lapisan dalam yang

berhubungan langsung dengan epikardium. Sedangkan pericardium parietalis

merupakan lapisan luar yang berhubungan langsung dengan dinding dada. Diantara

lapisan perikardium parietalis dan viseralis terdapat suatu rongga perikardium,

normalnya berisi cairan sebanyak 15 – 50 ml yang disekresi oleh sel mesotelial.

Cairan perikard mengandung protein, elektrolit dan juga cairan limfe. Jika

didapatkan akumulasi cairan di dalam rongga pericardium yang melebihi 1000 ml

disebut dengan efusi pericardium.1 Efusi pericardial adalah penumpukan cairan ab-

normal dalam ruang perikardium, cairan dapat berupa transudat, eksudat, pioperi-

kardium, atau hemoperikardium.2 Etiologi dari efusi pericardial itu terbagi menjadi

infeksi dan non-infeksi. Penyebab infeksi terdiri dari virus, bakteri, jamur dan par-

asit. Sedangkan, penyebab non infeksi terdiri dari cedera perikardial, penyakit pera-

dangan sistemik, neoplasma, penyakit pada ginjal, obat-obatan, trauma dan pas-
3
caoperasi. Untuk menegakkan diagnosis dan mencari tau etiologi dari efusi

pericardium dapat dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik hingga pemeriksaan

penunjang. Anamnesis yang komprehensif terhadap riwayat pasien dapat

membantu mengidentifikasi kemungkinan etiologi dari efusi pericardial, yang dapat

menyebabkan tamponade jantung. Tata laksana efusi pericardial yang diberikan

1
2

harus ditargetkan pada etiologi yang mendasarinya. Dalam 60% kasus, efusi

pericardial yang terjadi berkaitan dengan etiologi penyakit yang mendasarinya dan

tata laksana yang penting diberikan adalah dari penyakit yang mendasarinya. Na-

mun, ketika etiologi dari penyakit ini masih belum jelas atau idiopatik dan disertai

adanya tanda-tanda inflamasi dapat diberikan terapi empiris seperti obat anti-

inflamsi non steroid, kortikosteroid atau colchine. Etiologi yang disebabkan oleh

virus atau idiopatik sering responsif terhadap terapi ini.2

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada referat ini adalah bagaimana definisi, etiologi,

epidemiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, tatalaksana, komplikasi

dan prognosis penyakit efusi perikardial pada anak?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan pada referat ini adalah :

a. Mengetahui definisi penyakit efusi perikardial pada anak.

b. Mengetahui etiologi penyakit efusi perikardial pada anak.

c. Mengetahui epidemiologi efusi perikardial pada anak.

d. Mengetahui patofisiologi penyakit efusi perikardial pada anak.

e. Mengetahui manifestasi klinis efusi perikardial pada anak.

f. Mengetahui diagnosis efusi perikardial pada anak.

g. Mengetahui tatalaksana efusi perikardial pada anak.

h. Mengetahui komplikasi penyakit efusi perikardial pada anak..

i. Mengetahui prognosis penyakit efusi perikardial pada anak.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Efusi perikardial adalah penumpukan cairan abnormal dalam ruang pericar-

dium. Cairan tersebut dapat berupa transudat, eksudat, pioperikardium, atau

hemoperikardium. Efusi perikardial merupakan hasil perjalanan klinis dari suatu

penyakit. Gejalanya tidak spesifik dan berkaitan dengan penyakit yang

mendasarinya. Terdapat tiga faktor yang menyebabkan efusi perikardial

memberikan gejala klinis penekanan jantung adalah jumlah cairan, kecepatan

akumulasi cairan, dan kemampuan perikardium menampung cairan perikardium.1,2

2.2 Etiologi

Etiologi dari efusi perikardial dapat disebabkan oleh penyebab infeksi dan

non-infeksi.3

Penyebab infeksi terdiri dari :

1. Virus

Penyebab dari virus terbagi menjadi virus RNA, DNA dan Retrovirus.

• RNA Virus terdiri dari : Coxsackievirus A,B , Echovirus, Hepatitis A, In-

fluenza A dan B, Lymphocytic choriomeningitis virus, Measles, Mumps,

Poliovirus, Rhinovirus, Respiratory syncytial virus, Rhabdovirus, dan Ru-

bella.

• DNA Virus terdiri dari : Adenovirus, Cytomegalovirus, Epstein-Barr, Var-

icella, Hepatitis B, Parvovirus, Variola, dan Herpesvirus.

3
4

• Retrovirus : Human immunodeficiency virus

2. Bakteri

Terdiri dari : Mycobacterium tuberculosis, Staphylococcus aureus, Strepto-

coccus pneumoniae β- hemolitikus, Haemophilus influenzae, Neisseria meningiti-

dis, Mycoplasma pneumoniae, Enterobacter cloacae, Corynebacterium diphthe-

riae.

3. Jamur

Terdiri dari Aspergillus, Candida, Histoplasma dan Coccidiomycosis.

4. Parasit

Terdiri dari Echinococcus dan toxoplasma.

Penyebab non-infeksi terdiri dari :

1. Cedera pericardial

Sindrom pasca perikardiotomi, pasca infark miokard

2. Penyakit Peradangan Sistemik

Lupus eritematosus sistemik, Rheumatoid arthritis, penyakit Kawasaki, tumor

necrosis factor receptor-associated periodic syndrome (TRAPS), demam mediter-

ania familial, inflammatory bowel disease dan Sindrom Sjögren.

3. Neoplasma

Leukemia, limfoma, tumor metastatik, mesothelioma pericardial dan mela-

noma.

4. Ginjal

Penyakit ginjal stadium akhir (uremia) dan dialysis.


5

5. Obat-obatan

Hipersensitif terhadap obat atau toksin misalnya, procainamide, hydralazine,

penisilin, kromolin, dantrolen, antrasiklin.

6. Trauma dan Pascaoperasi

Trauma tumpul dada, kateterisasi/biopsi, rupture aneurisma coroner.

2.3 Epidemiologi

Penyakit efusi perikardial mungkin terjadi pada semua usia dan populasi.

Pada beberapa penelitian efusi pericardial yang terjadi pada anak umumnya pada

usia 1-17 tahun dengan rata-rata usia 8 tahun. Terdapat berbagai macam perbedaan

mengenai prevalensi dan kejadian efusi pericardial. Perikarditis yang disebabkan

oleh virus paling banyak terjadi di negara maju sedangkan di daerah negara

berkembang penyebab yang paling sering adalah akibat Mycobacterium

tuberculosis. Pada penelitian yang dilakukan di India didapatkan tuberculosis

sebanyak 52%, bakteri lainnya 23%, virus 12%, recurrenet idiopathic 8% dan

malignasi sebesar 5%.4,5

2.4 Patofisiologi

Perikardium normal memungkinkan ekspansi ventrikel tanpa hambatan

selama diastole. Dalam kasus efusi perikardial maka akan terganggu proses pengis-

ian diastolic ventrikel. Hal ini terjadi karena adanya akumulasi cairan. Produksi

cairan yang abnormal pada rongga pericardium tergantung dari penyebabnya.

Cairan eksudat merupakan hasil dari infeksi sekunder, infeksi keganasan atau

adanya proses autoimun. Cairan transudate merupakan hasil dari obstruksi drainase

cairan pada saluran limfe. Haemopericardium adalah darah yang terdapat di dalam
6

ruang pericardial akibat terjadinya trauma.2

Pada efusi perikardial yang disebabkan oleh neoplasma maka akan terjadi

pertumbuhan sel yang abnormal pada otot jantung sehingga terjadi hyperplasia sel

yang tidak terkontrol dan menyebabkan terbentuknya tumor atau massa. Hal ini

menyebabkan ruang pericardium terdesak dan terjadi gesekan antara pericardium

dengan epicardium karena tumor itu sendiri dapat mesekresi cairan eksudat dan

juga dapat menghalangi aliran limfe. Pada akhirnya akan terjadilah penumpukan

cairan di pericardium. 6

Trauma tumpul atau pun trauma tembus yang mengenai pericardium akan

menyebabkan rusaknya struktur dan jaringan pembuluh darah sehingga terjadilah

perembesan darah ke dalam ruang pericardium. Darah akan terakumulasi sehingga

jantung akan terdesak oleh karena adanya akumulasi tersebut.6

Infeksi dari Mycobacterium tuberculosis dapat menyebabkan terjadinya

efusi perikardial. Infeksi ini dapat terjadi secara hematogen, limfogen atau penyeb-

aran secara langsung. Penyebaran yang paling sering terjadi ialah adanya infeksi di

nodus mediastinum yang secara langsung masuk ke pericardium. 6,7

Terdapat 4 stadium infeksi TB :

1. Stadium fibrinosa: terjadi deposit fibrin luas bersamaan dengan reaksi granu-

loma. Stadium ini sering tidak menimbulkan gejala klinis sehingga tidak terdiagno-

sis.

2. Stadium efusi : terbentuk efusi dalam kantong perikardium. Reaksi hipersensitif

terhadap tuberkuloprotein, gangguan resorbsi dan cedera vaskuler dipercaya dapat

membentuk efusi perikardium. Permukaan perikardium menjadi tebal dan berwarna


7

abu-abu tampak seperti bulu-bulu kusut yang menunjukkan eksudasi fibrin. Pada

stadium ini dapat terjadi efusi masif sebanyak 4 L.

3. Absorpsi efusi dengan terbentuknya granuloma perkijuan dan penebalan perikar-

dium. Pada stadium ini terbentuk fibrin dan kolagen yang menimbulkan fibrosis

perikardium.

4. Penebalan perikardium parietal, konstriksi miokardium akan membatasi ruang

gerak jantung dan ada deposit kalsium di perikardium. Pada kasus ini sudah terjadi

penebalan perkardium parietal dan konstriksi miokardium.6,7

Efusi perikardial dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan rongga

pericardium sehingga terjadi kompresi pada jantung, tekanan diastolik juga akan

meningkat. Kondisi ini akan mengakibatkan pengisian diastolic terganggu, tekanan

vena sistemik dan vena pulmonal meningkat serta aliran balik ke jantung terhambat.

Tekanan vena sistemik yang meningkat akan menyebabkan terjadinya gagal jan-

tung kanan yang ditandai dengan adanya distensi vena jugularis, hepatomegali dan

edema perifer.1 Ketika terdapatnya akumulasi cairan maka akan terjadi gangguan

pengisian ventrikel pada fase diastolic sehingga menyebabkan penurunan stroke

volume (isi sekuncup) dan akan terjadi mekanisme kompensasi. Awalnya cardiac

output (curah jantung) akan dipertahankan yang akan mengakibatkan takikardia

tetapi jika mekanisme ini gagal maka yang selanjutnya akan terjadi adalah gagalnya

perfusi ke organ vital dan perifer dan terjadi syok yang dapat berakhir pada ke-

matian. Jika volume cairan pada efusi pericardium sangat banyak maka akan

menyebabkan terjadinya tamponade jantung yaitu terjadinya kompresi pada jantung

akibat adanya darah atau cairan yang menumpuk di ruang antara miokardium (otot
8

jantung) dan pericardium ( kantung jantung ). Tamponade jantung ini dapat

menyebabkan tekanan intrapericardial meningkat dan akan sangat mengancam jiwa

apabila tidak terdeteksi.1,8

2.5 Manifestasi Klinis

Pada anak-anak gejala yang paling umum muncul adalah sesak napas, diikuti

demam, kelelahan dan nyeri dada. Tidak ada pasien yang datang dengan keluhan

palpitasi, pusing, sinkop maupun kejang. Pada bayi usia di bawah 1 tahun

didapatkan sebanyak 80% gejala yang paling sering muncul adalah sesak napas dan

diikuri oleh iritabilitas. Sedangkan, pada anak-anak usia 1-12 tahun didapatkan

gejala yang paling sering adalah sesak nafas, demam dan nyeri dada. Pada usia

remaja ≥13 tahun didapatkan gejala yang sering muncul adalah nyeri dada dan sesak

nafas. Keluhan pada anak diikuti juga dengan perubahan frekuensi tanda vital yang

abnormal yaitu takikardia dan takipnea.9

Sedangkan, manifestasi klinis efusi perikardial berdasarkan ukuran efusi .

Sesak napas dan nyeri dada adalah gejala yang paling sering di antara pasien dengan

efusi perikardial ringan. Demam, batuk dan sesak napas adalah gejala yang paling

sering di antara pasien dengan efusi perikardial sedang. Pada pasien dengan efusi

perikardial besar, gejala yang paling sering adalah sesak napas dan nyeri perut.

Pasien-pasien ini juga lebih sering mengalami gejala mual, muntah, dan diare.9

2.6 Diagnosis

Diagnosis penyakit efusi perikardial dapat ditegakkan berdasarkan anamne-

sis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

a. Anamnesis
9

Anamnesis yang komprehensif terhadap riwayat pasien dapat membantu

mengidentifikasi kemungkinan etiologi dari efusi perikardial, yang dapat

menyebabkan tamponade jantung.6

1. Pasien dengan penyakit sistemik dan keganasan dengan penurunan berat

badan, lemas, dan anoreksia.

2. Nyeri dada pada pasien perikarditis dan infark miokard.

3. Nyeri musculoskeletal atau panas tampak pada pasien dengan kelainan

jaringan ikat.

4. Riwayat gagal ginjal menyebabkan uremia sebagai penyebab efusi

pericardium.

5. Konsumsi obat terkait obat lupus yang mengarah ke efusi pericardial.

6. Riwayat terakhir bedah kardiovaskular, intervensi koroner, atau trauma yang

dapat menyebabkan pengumpulan cepat cairan perikardial dan menyebabkan

tamponade.

7. Riwayat terakhir pemasangan pacemaker atau insersi kateter vena central

yang dapat menyebabkan pengumpulan cepat cairan pericardium dan

menyebabkan tamponade.

8. Pasien yang memilik iriwayat penggunaan narkoba suntik atau infeksi

oportunistik, pertimbangkan HIV efusi pericardial dan tamponade.

9. Radiasi dinding dada (misal untuk kanker paru, mediastum,atau esophagus)

10. Gejala keringat malam,demam, dan penurunan berat badan, yang

mengindikasikan tuberculosis.

b. Pemeriksaan Fisik
10

1. The Beck triad atau acute compression triad ( Trias Beck ) meliputi:

peningkatan JVP, hipotensi, dan bunyi jantung melemah atau menjauh.

2. Pulsus Paradoxus : penurunan tekanan sistolik lebih dari 10 mmHg pada saat

inspirasi.

3. Kussmaul sign : penurunan tekanan dan distensi JVP yang sebelumnya

meningkat saat inspirasi.

4. Tanda Ewart : gambaran redup atau kusam di daerah di bawah scapula kiri

terjadi pada efusi pericardium luas.

5. Pericardial friction rub

6.Takikardi, takipneu

7. Edema, sianosis

8.Hepatosplenomegali

9. Hepatojuguler refluks. 6,10

c. Pemeriksaan Penunjang

1. Elektrokardiografi (EKG)

Pada hasil EKG dapat dilihat sinus takikardia, gelombang QRS rendah,

elevasi segmen ST yang cekung, electrical alternans. Volume efusi yang dapat

menyebabkan tamponade adalah sedang sampai besar (300 sampai 600 mL).

Tamponade jantung terjadi sekitar 20% dari semua kasus, electrical alternans

adalah tanda tidak sensitif kecuali terjadi secara keseluruhan pada ekg.23
11

Gambar 2.1 EKG pada Efusi perikardial2

2. Foto Thorax

Menunjukkan pembesaran bayangan jantung globular ( water bottle heart) jika

cairan lebih dari 250 mL, sering juga dijumpai efusi pleura.2

Gambar 2.2 Foto Torak pada Efusi Perikardial2

3. Ekokardiografi

Merupakan pemeriksaan noninvasif yang paling akurat. Akan tampak akumulasi

cairan di dalam kavum perikardium, kadang-kadang juga adanya metastasis pada dinding

perikardium.2

Gambar 2.3 Echokardiografi pada Efusi Perikardial16


12

4. Laboratorium

Cairan perikardium yang normal bersifat jernih dan berwarna kuning

kepucatan. Efusi perikardial patologis dapat mengandung cairan transudatif,

exudatif, sanguineous ataupun chylous (menyerupai susu). Biasanya efusi yang

transudatif disebabkan oleh suatu proses reaktif seperti uremia atau inflamasi.

Sedangkan pada eksudatif lebih disebabkan oleh keganasan, infeksi

pyopericardium, atau hemopericardium yang biasanya karena trauma. Efusi

hemoragik sering disebabkan oleh tumor, tuberkulosis, ruptur kardiak ataupun

trauma. Kriteria Light dapat digunakan dengan sensitivitas 98% dan spesivisitas

72%, dimana dikatakan sebagai eksudatif jika memenuhi setidaknya salah satu

kriteria berikut, yaitu:

1. Rasio protein cairan / protein serum > 0.5

2. Rasio LDH cairan / LDH serum > 0.6

3. Fluid LDH activity>200 U/L, atau 2/3 batas atas serum LDH.2

2.7 Tatalaksana

Tata laksana efusi perikardial harus ditargetkan pada etiologi yang

mendasarinya. Dalam 60% kasus, efusi perikardial yang terjadi berkaitan dengan

etiologi penyakit yang mendasarinya dan tata laksana yang penting diberikan adalah

dari penyakit yang mendasarinya. Apabila efusi perikardial berkaitan dengan peri-

carditis maka penatalaksanaan nya sesuai dengan tata laksana pericarditis. Namun,

ketika etiologi dari penyakit ini masih belum jelas atau idiopatik dan disertai adanya

tanda-tanda inflamasi dapat diberikan terapi empiris seperti obat antiinflamsi non

steroid, kortikosteroid atau colchine. Etiologi yang disebabkan oleh virus atau
13

idiopatik sering responsif terhadap terapi ini.2

1. Non steroid anti inflammatory drugs

Diberikan sebagai terapi empiris dan pada etiologi yang disebabkan oleh virus

atau idiopatik responsif terhadap terapi ini. Obat yang dapat diberikan adalah ibu-

profen dengan dosis 30-40 mg/kgbb/hari dibagi 3-4 dosis atau juga dapat diberikan

indometasin 2-4mg/kgbb/hari dalam 2-4 dosis.12

2. Kortikosteroid

Beberapa peneliti menyatakan bahwa penggunan kortikosteroid dapat

menekan respon inflamasi dini dan mempercepat penyerapan kembali cairan peri-

cardium sehingga komplikasi konstriksi pada pericardium dapat dicegah. Obat yang

dapat diberikan adalah prednisone dengan dosis 0,05 - 2 mg/kg/hari dibagi 1-4 kali

per hari.12

3. Kolkisin

Dapat diberikan dengan dosis 0,5 mg 2 kali sehari.13

4. Obat anti tuberculosis

Dosis yang diberikan adalah isoniazid 7-15 mg/kgbb/hari. Obat ini mem-

iliki efek saming hepatitis, neuritis perifer dan hipersensitivitas. Rifampisin 10-20

mg/kgbb/hari dan memiliki efek samping pada gastrointestinal, reaksi kulit, trom-

bositopenia, peningkatan enzim hati dan cairan tubuh berwarna oranye kemerahan.

Pirazinamid 30-40 mg/kgbb/hari dan memiliki efek samping toksisitas pada hepar,

artralgia dan pada gastrointestinal. Etambutol 15-25 mg/kgbb/hari yang memiliki

efek samping neuritis optic, ketajaman mata berkurang, buta warna merah hijau,

hipersensitivitas dan pada gastrointestinal. 14


14

Gambar 2.4 Obat Tuberkulosis pada anak14

5. Perikardiosintesis

Perikardiosintesis merupakan tindakan invasif untuk mengeluarkan cairan

dari rongga perikardium. Tindakan tersebut dilakukan jika terdapat efusi perikar-

dium massif dan tamponade jantung. Pengeluaran cairan pericardium dapat dil-

akukan dengan cara membuat jendela perikardium (pericardial window), sehingga

pengeluaran cairan lebih efektif. Tindakan ini diindikasikan pada kasus yang me-

merlukan perikardiosintesis berulang, tamponade berulang dan perikarditis kon-

striktif-efusi. Pericardial window, tindakan ini memerlukan torakotomi dan dil-

akukan drainase dari kavum pericardium ke kavum pleura. Angka kekambuhan

sekitar 5-20%.15

6. Perikardiektomi

Perikardiektomi merupakan tindakan reseksi jaringan perikardium melalui

pembedahan dinding toraks. Merupakan prosedur pembedahan membuka perikar-

dium untuk mengalirkan cairan di dalamnya. Reseksi dapat meliputi hampir seluruh

atau sebagian jaringan pericardium. Indikasi perikardiektomi yaitu efusi


15

perikardium tuberkulosis yang mengalami tamponade jantung yang tidak dapat di-

atasi dengan perikardiosintesis dan perikarditis kronik.15

2.8 Komplikasi

Komplikasi yang paling fatal dan sering terjadi adalah tamponade jantung.

Gejala klinis tamponade jantung sangat dipengaruhi oleh kecepatan akumulasi

cairan perikardium. Akumulasi lambat memberi kesempatan kompensasi jantung

yang lebih baik, yaitu takikardi, peningkatan resistensi vaskuler perifer dalam

beberapa hari atau beberapa minggu. Namun, akumulasi yang cepat berakibat fatal

dalam beberapa menit.1

2.9 Prognosis

Prognosis pada efusi pericardium tergantung dari banyaknya jumlah cairan di

pericardium dan etiologi yang mendasarinya.

• Efusi pericardium yang berat > 20 mm echo-ruang bebas atau terdapat

tamponade jantung memiliki prognosis yang buruk.

• Pasien efusi perikardium yang disebabkan oleh HIV/AIDS atau kanker

memiliki tingkat kematian tinggi dalam jangka pendek.

• Pasien efusi pericardium idiopatik umumnya memiliki prognosis yang baik.

• Sebagian besar prognosis pasien dari efusi perikardial yang disebabkan oleh

etiologi lainnya tergantung pada perawatan dan control pada penyakit yang

mendasari terjadinya efiusi tersebut.7,17


BAB III

PENUTUP

Efusi pericardial adalah penumpukan cairan abnormal dalam ruang

perikardium. Efusi perikardial merupakan hasil perjalanan klinis dari suatu

penyakit. Gejalanya tidak spesifik dan berkaitan dengan penyakit yang

mendasarinya. Etiologi dari efusi perikardium dapat disebabkan oleh infeksi dan

non infeksi. Penyebab infeksi terdiri dari virus, bakteri, jamur dan parasit. Se-

dangkan penyebab non infeksi terdiri dari cedera perikardial, penyakit peradangan

sistemik, neoplasma, penyakit pada ginjal, obat-obatan, trauma dan pascaoperasi.

Pada anak umumnya terjadi pada usia 1-17 tahun dengan rata-rata usia 8 tahun.

Gejala yang paling umum muncul pada anak adalah sesak napas diikuti demam,

kelelahan dan nyeri dada. Dalam penegakan diagnosis dapat dilakukan anamnesis,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Tata laksana yang diberikan pada

efusi perikardium ditargetkan pada etiologi yang mendasarinya. Komplikasi yang

paling fatal dan sering terjadi adalah tamponade jantung. Prognosis efusi perikar-

dium tergantung dari banyaknya jumlah cairan di perikardium dan etiologi yang

mendasarinya.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Safri Z, Hasan R, Isnanta R, Vega A. Hubungan Efusi Perikardium Dengan


Mycobacterium Tuberculosis. 2015;1–6.
2. Zurwida, Gani A. Diagnosis dan manajemen kegawatdaruratan efusi
perikardium dengan tamponade jantung akut. J Kedokt Nanggroe Med.
2019;2(3):8–18.
3. Mou SS, McCrory MC. Inflammatory heart disease: Pericardial effusion and
tamponade, pericarditis, and myocarditis [Internet]. Third Edition. Critical
Heart Disease in Infants and Children. Elsevier Inc.; 2018. 351-364.e5 p.
Available from: https://doi.org/10.1016/B978-1-4557-0760-7.00028-0
4. Shakti D, Hehn R, Gauvreau K, Sundel RP, Newburger JW. Idiopathic
pericarditis and pericardial effusion in children: contemporary epidemiology
and management. J Am Heart Assoc. 2014 Nov 07;3(6):e001483.
5. Bagri NK, Yadav DK, Agarwal S, Aier T, Gupta V. Pericardial effusion in
children: Experience from tertiary care center in Northern India. Indian Pediatr.
2014;51(3):211–3.
6. Lily SL, Ramos Y. Diseases of the pericardium. Patophysiology of heart
disease. Edisi ke-4. LippincottWilliams & Wilkins; 2007. Hal : 334-48.
7. Sabiston David C. editor : devi H. Ronardy. Efusi pericardium. Buku Ajar
Bedah bagian 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC,2010.
8. Made IB, ketut IS. Efusi pericardium dan tamponade jantung.Buku Ajar Gawat
Darurat di Bidang Penyakit Dalam . Penerbit buku Kedokteran EGC,2007.
9. Cully M, Buckley JR, Pifko E, Titus OM. Presenting Signs and Symptoms of
Pericardial Effusions in the Pediatric Emergency Department. Pediatr Emerg
Care. 2019;35(4):286–9.
10. Affandi WK. Penyakit Perikardium. Dalam : lily ismudianti Rilantono, Faisal
Baraas, Santoso Karo Karo, Popy Surwianti Roebiono. Buku Ajar Kardiologi.
Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia ; 2004.h 264-72.
11. Leitman M, Bachner HN, Adam D. Speckle tracking imaging in acute
inflammatory pericardial diseases. Echocardiography. 2011;28(5):548–555.

18
12. Tambunan T, Rundjan L, Satari HI, Windiastuti E, Somasetia DH, Kadim M.
Formularium Spesialistik Ilmu Kesehatan Anak. Idai. 2012;197–8.
13. Pertama E. Panduan praktik klinis (ppk) dan clinical pathway (cp) penyakit
jantung dan pembuluh darah. 2016.
14. Rahajoe NN, Nawas A, B Setyanto D, Kaswandani N. Buku TB anak 2016.pdf.
2016. p. 10–1.
15. Lorell BH. Pericardial diseases. In: Braunwald E, editor. Heart disease: a
textbook of cardiovascular medicine. 5th ed.Philadelphia: WB Saunders
Company; 1997. p. 1478-85.
16. Hae-Ok Jung. Pericardial Effusion and Pericardiocentesis: Role of
Echocardiography. Division of Cardiology, Department of Internal Medicine,
College of Medicine, The Catholic University of Korea, Seoul, Korea. Korean
Circulation Journal (KCJ). 2012. Hal: 1-10.
17. Burn DK, Kumar V. Penyakit pada Perikardium. Buku Ajar Patologi Robbins
Volume 2 edisi 7. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.h. 440.

17

Anda mungkin juga menyukai