Oleh :
2030912320053
Pembimbing :
BANJARMASIN
JULI, 2021
DAFTAR ISI
Halaman
2.2 Etiologi.............................................................................. 3
2.7 Diagnosis........................................................................... 9
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iii
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan lapisan luar yang berhubungan langsung dengan dinding dada. Diantara
Cairan perikard mengandung protein, elektrolit dan juga cairan limfe. Jika
disebut dengan efusi pericardium.1 Efusi pericardial adalah penumpukan cairan ab-
normal dalam ruang perikardium, cairan dapat berupa transudat, eksudat, pioperi-
kardium, atau hemoperikardium.2 Etiologi dari efusi pericardial itu terbagi menjadi
infeksi dan non-infeksi. Penyebab infeksi terdiri dari virus, bakteri, jamur dan par-
asit. Sedangkan, penyebab non infeksi terdiri dari cedera perikardial, penyakit pera-
dangan sistemik, neoplasma, penyakit pada ginjal, obat-obatan, trauma dan pas-
3
caoperasi. Untuk menegakkan diagnosis dan mencari tau etiologi dari efusi
1
2
harus ditargetkan pada etiologi yang mendasarinya. Dalam 60% kasus, efusi
pericardial yang terjadi berkaitan dengan etiologi penyakit yang mendasarinya dan
tata laksana yang penting diberikan adalah dari penyakit yang mendasarinya. Na-
mun, ketika etiologi dari penyakit ini masih belum jelas atau idiopatik dan disertai
adanya tanda-tanda inflamasi dapat diberikan terapi empiris seperti obat anti-
inflamsi non steroid, kortikosteroid atau colchine. Etiologi yang disebabkan oleh
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
Etiologi dari efusi perikardial dapat disebabkan oleh penyebab infeksi dan
non-infeksi.3
1. Virus
Penyebab dari virus terbagi menjadi virus RNA, DNA dan Retrovirus.
bella.
3
4
2. Bakteri
riae.
3. Jamur
4. Parasit
1. Cedera pericardial
3. Neoplasma
noma.
4. Ginjal
5. Obat-obatan
2.3 Epidemiologi
Penyakit efusi perikardial mungkin terjadi pada semua usia dan populasi.
Pada beberapa penelitian efusi pericardial yang terjadi pada anak umumnya pada
usia 1-17 tahun dengan rata-rata usia 8 tahun. Terdapat berbagai macam perbedaan
oleh virus paling banyak terjadi di negara maju sedangkan di daerah negara
sebanyak 52%, bakteri lainnya 23%, virus 12%, recurrenet idiopathic 8% dan
2.4 Patofisiologi
selama diastole. Dalam kasus efusi perikardial maka akan terganggu proses pengis-
ian diastolic ventrikel. Hal ini terjadi karena adanya akumulasi cairan. Produksi
Cairan eksudat merupakan hasil dari infeksi sekunder, infeksi keganasan atau
adanya proses autoimun. Cairan transudate merupakan hasil dari obstruksi drainase
cairan pada saluran limfe. Haemopericardium adalah darah yang terdapat di dalam
6
Pada efusi perikardial yang disebabkan oleh neoplasma maka akan terjadi
pertumbuhan sel yang abnormal pada otot jantung sehingga terjadi hyperplasia sel
yang tidak terkontrol dan menyebabkan terbentuknya tumor atau massa. Hal ini
dengan epicardium karena tumor itu sendiri dapat mesekresi cairan eksudat dan
juga dapat menghalangi aliran limfe. Pada akhirnya akan terjadilah penumpukan
cairan di pericardium. 6
Trauma tumpul atau pun trauma tembus yang mengenai pericardium akan
efusi perikardial. Infeksi ini dapat terjadi secara hematogen, limfogen atau penyeb-
aran secara langsung. Penyebaran yang paling sering terjadi ialah adanya infeksi di
1. Stadium fibrinosa: terjadi deposit fibrin luas bersamaan dengan reaksi granu-
loma. Stadium ini sering tidak menimbulkan gejala klinis sehingga tidak terdiagno-
sis.
abu-abu tampak seperti bulu-bulu kusut yang menunjukkan eksudasi fibrin. Pada
dium. Pada stadium ini terbentuk fibrin dan kolagen yang menimbulkan fibrosis
perikardium.
gerak jantung dan ada deposit kalsium di perikardium. Pada kasus ini sudah terjadi
pericardium sehingga terjadi kompresi pada jantung, tekanan diastolik juga akan
vena sistemik dan vena pulmonal meningkat serta aliran balik ke jantung terhambat.
Tekanan vena sistemik yang meningkat akan menyebabkan terjadinya gagal jan-
tung kanan yang ditandai dengan adanya distensi vena jugularis, hepatomegali dan
edema perifer.1 Ketika terdapatnya akumulasi cairan maka akan terjadi gangguan
volume (isi sekuncup) dan akan terjadi mekanisme kompensasi. Awalnya cardiac
tetapi jika mekanisme ini gagal maka yang selanjutnya akan terjadi adalah gagalnya
perfusi ke organ vital dan perifer dan terjadi syok yang dapat berakhir pada ke-
matian. Jika volume cairan pada efusi pericardium sangat banyak maka akan
akibat adanya darah atau cairan yang menumpuk di ruang antara miokardium (otot
8
Pada anak-anak gejala yang paling umum muncul adalah sesak napas, diikuti
demam, kelelahan dan nyeri dada. Tidak ada pasien yang datang dengan keluhan
palpitasi, pusing, sinkop maupun kejang. Pada bayi usia di bawah 1 tahun
didapatkan sebanyak 80% gejala yang paling sering muncul adalah sesak napas dan
diikuri oleh iritabilitas. Sedangkan, pada anak-anak usia 1-12 tahun didapatkan
gejala yang paling sering adalah sesak nafas, demam dan nyeri dada. Pada usia
remaja ≥13 tahun didapatkan gejala yang sering muncul adalah nyeri dada dan sesak
nafas. Keluhan pada anak diikuti juga dengan perubahan frekuensi tanda vital yang
Sesak napas dan nyeri dada adalah gejala yang paling sering di antara pasien dengan
efusi perikardial ringan. Demam, batuk dan sesak napas adalah gejala yang paling
sering di antara pasien dengan efusi perikardial sedang. Pada pasien dengan efusi
perikardial besar, gejala yang paling sering adalah sesak napas dan nyeri perut.
Pasien-pasien ini juga lebih sering mengalami gejala mual, muntah, dan diare.9
2.6 Diagnosis
a. Anamnesis
9
jaringan ikat.
pericardium.
tamponade.
menyebabkan tamponade.
mengindikasikan tuberculosis.
b. Pemeriksaan Fisik
10
1. The Beck triad atau acute compression triad ( Trias Beck ) meliputi:
2. Pulsus Paradoxus : penurunan tekanan sistolik lebih dari 10 mmHg pada saat
inspirasi.
4. Tanda Ewart : gambaran redup atau kusam di daerah di bawah scapula kiri
6.Takikardi, takipneu
7. Edema, sianosis
8.Hepatosplenomegali
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Elektrokardiografi (EKG)
Pada hasil EKG dapat dilihat sinus takikardia, gelombang QRS rendah,
elevasi segmen ST yang cekung, electrical alternans. Volume efusi yang dapat
menyebabkan tamponade adalah sedang sampai besar (300 sampai 600 mL).
Tamponade jantung terjadi sekitar 20% dari semua kasus, electrical alternans
adalah tanda tidak sensitif kecuali terjadi secara keseluruhan pada ekg.23
11
2. Foto Thorax
cairan lebih dari 250 mL, sering juga dijumpai efusi pleura.2
3. Ekokardiografi
cairan di dalam kavum perikardium, kadang-kadang juga adanya metastasis pada dinding
perikardium.2
4. Laboratorium
transudatif disebabkan oleh suatu proses reaktif seperti uremia atau inflamasi.
trauma. Kriteria Light dapat digunakan dengan sensitivitas 98% dan spesivisitas
72%, dimana dikatakan sebagai eksudatif jika memenuhi setidaknya salah satu
3. Fluid LDH activity>200 U/L, atau 2/3 batas atas serum LDH.2
2.7 Tatalaksana
mendasarinya. Dalam 60% kasus, efusi perikardial yang terjadi berkaitan dengan
etiologi penyakit yang mendasarinya dan tata laksana yang penting diberikan adalah
dari penyakit yang mendasarinya. Apabila efusi perikardial berkaitan dengan peri-
carditis maka penatalaksanaan nya sesuai dengan tata laksana pericarditis. Namun,
ketika etiologi dari penyakit ini masih belum jelas atau idiopatik dan disertai adanya
tanda-tanda inflamasi dapat diberikan terapi empiris seperti obat antiinflamsi non
steroid, kortikosteroid atau colchine. Etiologi yang disebabkan oleh virus atau
13
Diberikan sebagai terapi empiris dan pada etiologi yang disebabkan oleh virus
atau idiopatik responsif terhadap terapi ini. Obat yang dapat diberikan adalah ibu-
profen dengan dosis 30-40 mg/kgbb/hari dibagi 3-4 dosis atau juga dapat diberikan
2. Kortikosteroid
menekan respon inflamasi dini dan mempercepat penyerapan kembali cairan peri-
cardium sehingga komplikasi konstriksi pada pericardium dapat dicegah. Obat yang
dapat diberikan adalah prednisone dengan dosis 0,05 - 2 mg/kg/hari dibagi 1-4 kali
per hari.12
3. Kolkisin
Dosis yang diberikan adalah isoniazid 7-15 mg/kgbb/hari. Obat ini mem-
iliki efek saming hepatitis, neuritis perifer dan hipersensitivitas. Rifampisin 10-20
mg/kgbb/hari dan memiliki efek samping pada gastrointestinal, reaksi kulit, trom-
bositopenia, peningkatan enzim hati dan cairan tubuh berwarna oranye kemerahan.
Pirazinamid 30-40 mg/kgbb/hari dan memiliki efek samping toksisitas pada hepar,
efek samping neuritis optic, ketajaman mata berkurang, buta warna merah hijau,
5. Perikardiosintesis
dari rongga perikardium. Tindakan tersebut dilakukan jika terdapat efusi perikar-
dium massif dan tamponade jantung. Pengeluaran cairan pericardium dapat dil-
pengeluaran cairan lebih efektif. Tindakan ini diindikasikan pada kasus yang me-
sekitar 5-20%.15
6. Perikardiektomi
dium untuk mengalirkan cairan di dalamnya. Reseksi dapat meliputi hampir seluruh
perikardium tuberkulosis yang mengalami tamponade jantung yang tidak dapat di-
2.8 Komplikasi
Komplikasi yang paling fatal dan sering terjadi adalah tamponade jantung.
yang lebih baik, yaitu takikardi, peningkatan resistensi vaskuler perifer dalam
beberapa hari atau beberapa minggu. Namun, akumulasi yang cepat berakibat fatal
2.9 Prognosis
• Sebagian besar prognosis pasien dari efusi perikardial yang disebabkan oleh
etiologi lainnya tergantung pada perawatan dan control pada penyakit yang
PENUTUP
mendasarinya. Etiologi dari efusi perikardium dapat disebabkan oleh infeksi dan
non infeksi. Penyebab infeksi terdiri dari virus, bakteri, jamur dan parasit. Se-
dangkan penyebab non infeksi terdiri dari cedera perikardial, penyakit peradangan
Pada anak umumnya terjadi pada usia 1-17 tahun dengan rata-rata usia 8 tahun.
Gejala yang paling umum muncul pada anak adalah sesak napas diikuti demam,
kelelahan dan nyeri dada. Dalam penegakan diagnosis dapat dilakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Tata laksana yang diberikan pada
paling fatal dan sering terjadi adalah tamponade jantung. Prognosis efusi perikar-
dium tergantung dari banyaknya jumlah cairan di perikardium dan etiologi yang
mendasarinya.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
12. Tambunan T, Rundjan L, Satari HI, Windiastuti E, Somasetia DH, Kadim M.
Formularium Spesialistik Ilmu Kesehatan Anak. Idai. 2012;197–8.
13. Pertama E. Panduan praktik klinis (ppk) dan clinical pathway (cp) penyakit
jantung dan pembuluh darah. 2016.
14. Rahajoe NN, Nawas A, B Setyanto D, Kaswandani N. Buku TB anak 2016.pdf.
2016. p. 10–1.
15. Lorell BH. Pericardial diseases. In: Braunwald E, editor. Heart disease: a
textbook of cardiovascular medicine. 5th ed.Philadelphia: WB Saunders
Company; 1997. p. 1478-85.
16. Hae-Ok Jung. Pericardial Effusion and Pericardiocentesis: Role of
Echocardiography. Division of Cardiology, Department of Internal Medicine,
College of Medicine, The Catholic University of Korea, Seoul, Korea. Korean
Circulation Journal (KCJ). 2012. Hal: 1-10.
17. Burn DK, Kumar V. Penyakit pada Perikardium. Buku Ajar Patologi Robbins
Volume 2 edisi 7. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.h. 440.
17