Anda di halaman 1dari 28

REFERAT September 2018

EFUSI PERICARDIUM PADA NEONATUS

Oleh:
Wica Nurkasih
N 111 18 015

Pembimbing:
dr. Julia Sari, Sp.JP, FIHA

DIBUAT DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
RSUD UNDATA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU

2018

1
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa :

Nama : Wica Nurkasih

NIM : N 111 18 015

Judul Referat : Efusi Pericardium

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepanitraan klinik pada bagian Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako :

Bagian Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran

Universitas Tadulako

Palu, September 2018

Pembimbing, Mahasiswa

dr Julia Sari Sp.JP, FIHA Wica Nurkasih

2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... 1
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi ................................................................................ 6
B. Epidemiologi........................................................................ 6
C. Etiologi ............................................................................... 6
D. Patofisiologi ......................................................................... 8
E. Diagnosis ............................................................................. 9
F. Komplikasi ........................................................................... 15
G. Prognosis.............................................................................. 16
BAB III LAPORAN KASUS
A. Kasus.................................................................................... 17
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan ......................................................................... 24
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 26
B. Saran .................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 27

3
BAB I

PENDAHULUAN

Perikardium terdiri dari pericardium viseralis yang melekat ke miokardium


dan bagian luar yaitu pericardium parietalis yang tediri dari jaringan elastic dan
kolagen serta vili-vili penghasil cairan perikard dan membungkus rongga perikard.
Rongga perikard normal berisi 15- 50 ml cairan perikard yang mengandung elektrolit,
protein dan cairan limfe dan berfungsi sebagai lubrikan 1
Perikardium viseralis adalah suatu membrane serosa yang dipisahkan oleh
sejumlah kecil cairan, suatu plasma ultra filtrate dari sebuah kantung fibrosa yaitu
pericardium parietalis. Perikardium mencegah dilatasi yang tiba-tiba dari ruang-ruang
jantung selama latihan dan hipervolemia serta memberikan kesempatan pengisian
atrium selama sistol ventrikel dan ini terjadi akibat timbulnya suatu tekanan negative
intraperikardial. Pericardium juga mempertahankan letak anatomis jantung,
mengurangi gesekan antara jantung dan strukturstruktur disekitarnya, juga mencegah
perubahan letak jantung dan terjadinya lekukan dari pembuluh-pembuluh darah besar
dan mungkin memperlambat penyebaran infeksi dari paru-paru dan rongga pleura ke
jantung. 2
Efusi Perikardial adalah penumpukan cairan abnormal dalam ruang pericardium.
Perikardium biasanya berisa cairan yang sangat kecil jumlahnya. Bila volume cairan
melebihi “penuh” di tingkat perikardium itu, efusi perikardial mengakibatkan tekanan
pada jantung sehingga terjadi Cardiac Tamponade (tamponade jantung) yaitu terjadi
kompresi jantung akibat darah atau cairan yang menumpuk di ruang antara miokardium
(otot jantung) dan perikardium (kantung jantung). Kompresi tersebut menyebabkan
fungsi jantung menurun. Efusi pericardium merupakan hasil perjalanan klinis dari suatu
penyakit yang disebabkan oleh infeksi, keganasan, maupun trauma. 3
Efusi perikardial adalah kondisi darurat yang membutuhkan hospitalisasi apabila
cairannya melebihi dari normal. Cairan di sekitar jantung harus dialirkan.
Pericardiocentesis adalah prosedur yang menggunakan jarum untuk memindahkan cairan

4
dari kantong perikardial. Prosedur untuk memotong dan memindahkan bagian dari
perikardium (surgical pericardiectomy atau pericardialwindow) juga bisa dilakukan.
Cairan diberikan untuk menjaga tekanan darah normal sampai pericardiocentesis dapat
dilakukan. Obat-obat yang meningkatkan tekanan darah juga dapat membantu menjaga
kelangsungan hidup pasien sampai cairan dapat dialirkan. 4
Di dunia diperkirakan sedikitnya ada 1 miliar penderita. Di Amerika tercatat
ada 50 juta penderita penyakit jantung, di China sebanyak 13,6% dari jumlah
penduduknya diketahui memiliki penyakit jantung. Di Kanada sekitar 22% dari
jumlah penduduk, di Mesir kurang lebih 26,3%. Dan di Indonesia penderita penyakit
jantung diperkirakan sekitar 6-15 % dari jumlah penduduk (Sudoyo, 2009). Dari hasil
penelitian yang didapatkan salah satu penyakit jantung adalah efusi pericardial.
Kelainan perikardial akibat keganasan tidak jarang dijumpai, Efusi perikardium pada
pasien dengan kanker lanjut merupakan hal yang biasa namun bila terjadi akan
menjadi masalah berat. Berdasarkan pemeriksaan post mortem, metastase kardiak
terjadi pada 2,3% - 18,3% subyek dengan keganasan. Perikardium adalah tempat
paling sering terjadi metastase kardiak ( 69,4 %). Keganasan paling sering
melibatkan perikardium adalah karsinoma paru, payudara, limfoma, ovarium,
lambung , prostat. Medary dkk melaporkan insiden lebih tinggi terjadi pada laki-laki
dibanding wanita dengan rasio 7:3. Efusi terkait keganasan dapat menyerang semua
umur. (Venugopalan P , 2006; Bussani, 2007). Morbiditas dan mortalitas sangat
tergantung dari kecepatan diagnosis, penatalaksanaan yang tepat dan penyebab.5

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Efusi Pericardium adalah penumpukan cairan abnormal dalam ruang
pericardium. Ini dapat disebabkan oleh berbagai kelainan sistemik, local, atau
idiopatik. Cairan tersebut dapat berupa transudat, eksudat, pioperikardium,
atau hemoperikardium. Efusi pericardium bisa akut atau kronis, dan lamanya
perkembangan memiliki pengaruh besar terhadap gejala-gejala pasien. Efusi
pericardium merupakan hasil perjalanan klinis dari suatu penyakit yang
disebabkan oleh infeksi, keganasan, maupun trauma. Gejala yang timbul dari
keadaan efusi pericardium tidak spesifik dan berkaitan dengan penyakit yang
mendasari terjadinya efusi pericardium.6
B. Epidemiologi
Insidens tamponade jantung di Amerika Serikat adalah 2 kasus per
10.000 populasi. Lebih sering pada anak laki-laki (7 : 3) sedangkan pada
dewasa tidak ada perbedaan bermakna (laki-laki : perempuan – 1,25 : 1).
Morbiditas dan mortalitas sangat tergantung dari kecepatan diagnosis,
penyebab dan penatalaksanaan. Tamponade jantung yang disebabkan oleh
trauma atau HIV lebih sering terjadi pada dewasa muda, sedangkan
tamponade yang disebabkan keganasan dan atau gagal ginjal lebih sering
terjadi pada individu yang lebih tua.7
C. Etiologi
Penyebab terjadinya efusi perikardium antara lain :

a) Inflamasi dari pericardium (pericarditis) adalah sebagai suatu respon dari


penyakit, injury atau gangguan inflamasi lain pada pericardium.
Pericarditis dapat mengenai lapisan visceral maupun parietal perikardium
dengan eksudasi fibrinosa. Jumlah efusi perikardium dapat bervariasi

6
tetapi biasanya tidak banyak, bisa keruh tetapi tidak pernah purulen. Bila
berlangsung lama maka dapat menyebabkan adhesi perikardium visceral
dan parietal.
b) Penyebab spesifik dari efusi pericardial adalah :
1. Infeksi dari Virus, bakterial, jamur dan parasit
2. Inflamasi dari perikardium yg idiopatik
3. Inflamasi dari pericardium akibat operasi jantung dan heart attack
(Dressler's syndrome)
4. Gangguan Autoimmune, seperti rheumatoid arthritis atau lupus
5. Produksi sampah dari darah akibat gagal ginjal (uremia)
6. Hypothyroidism
7. HIV/AIDS
8. Penyebaran kanker (metastasis), khususnya kanker paru, kanker
payudara, leukemia, non-Hodgkin's lymphoma atau penyakit
Hodgkin's
9. Kanker dari pericardium yang berasal dari jantung
10. Therapy radiasi untuk kanker
11. Tindakan Chemotherapy untuk kanker
12. Trauma atau luka tusuk didekat jantung
13. Obat-obat tertentu seperti obat high blood pressure; isoniazid,
phenytoin (Dilantin, Phenytek, others), obat kejang epileptic .

Penyebab tersering efusi perikardium pada keganasan ialah kanker


paru dan payudara (25-35%). Penyebab lainnya ialah : limfoma, kanker
saluran cerna, dan melanoma. Tumor primer perikardium seperti mesotelioma
atau rhabdomiosarkoma jarang sebagai penyebab efusi perikardial. Perluasan
langsung keganasan disekirat jantung seperti kanker esofagus dan paru dapat
juga menyebabkan efusi perikardial. Perikarditis pasca radisi pada penderita

7
kanker dapat menimbulkan efusi perikardial yang dapat timbul setelah
beberapa minggu sampai 12 bulan.8

D. Patofisiologi
Manifestasi klinis dari efusi perikardial tergantung pada tingkat
akumulasi cairan. Produksi cairan abnormal pada rongga pericardium
tergantung dari penyebabnya. Cairan transudat merupakan hasil obstruksi
drainase cairan pada saluran limfe sedangkan cairan eksudat merupakan hasil
dari inflamasi sekunder infeksi keganasan atau proses autoimun dari
pericardium.9
Pada kasus efusi pericardial metastasis pericardial multiple lebih
sering dijumpai pada perikardiaum parietalis dibandingkan dengan
pericardium viseralis. Tumor ini dapat mensekresi cairan (eksudat), tetapi
dapat juga menghalangi aliran limfe. Adanya tumor, timbunan cairan serta
penebalan pericardium akan mengganggu gerak jantung. Penimbunan cairan
akan mengganggu pengisian diastolic ventrikel kanan sehingga menurunkan
isi sekuncup (stroke volume). Hal ini diimbangi oleh mekanisme kompensasi
berupa takikardia dan peningkatan kontraksi miokardium. Tetapi jika
mekanisme kompensasi ini terlewati, curah jatung (cardiac output) menurun
maka akan terjadi gagal jantung, syok sampai kematian. Berapa jumlah cairan
agar dapat menimbulkan keadaan ini tergantung dari kecepatan pembentukan
cairan dan distensibilitas pericardium. 9
Tamponade jantung terjadi bila jumlah efusi pericardium
menyebabkan hambatan serius aliran darah ke jantung (gangguan diastolic
ventrikel). Penyebab tersering adalah neoplasma dan uremia. Neoplasma
menyebabkan terjadinya pertumbuhan sel secara abnormal pada otot jantung.
Sehingga terjadi hyperplasia sel yang tidak terkontrol, yang menyebabkan
pembentukkan massa (tumor). Hal ini yang dapat mengakibatkan ruang pada
kantung jantung (pericardium) terdesak sehingga terjadi pergesekan antara

8
kantung jantung (pericardium) dengan lapisan paling luar jantung
(epikardium). Pergesekan ini dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada
perikarditis sehingga terjadi penumpukan cairan pada pericardium yang
menyebabkan tamponade jantung.3
Uremia juga dapat menyebabkan tamponade jantung. Dimana orang
yang mengalami uremia, di dalam darahnya terdapat toksik metabolic yang
dapat menyebabkan inflamasi (dalam hal ini inflamasi terjadi pada
pericardium). Selain itu tamponade jantung juga dapat disebabkan akibat
trauma tumpul/tembus. Jika trauma ini mengenai ruang pericardium akan
terjadi perdarahan sehingga darah banyak terkumpul du ruang pericardium.
Hal ini mengakibatkan jantung terdesak oleh akumulasi cairan tersebut. 3

E. Diagnosis
a. Manifestasi Klinis
Banyak pasien dengan efusi pericardial tidak menunjukkan gejala.
Kondisi ini sering ditemukan ketika pasien melakukan foto dada x-ray
atau echocardiogram untuk mendiagnosis penyakit lain. Awalnya,
pericardium dapat meregang untuk menampung kelebihan cairan. Oleh
karena itu, tanda dan gejala terjadinya penyakit mungkin akan terjadi
ketika sejumlah besar cairan telah terkumpul.10
Jika gejala muncul, maka kemungkinan akan terdeteksi dari kelainan
organ di sekitarnya, seperti paru-paru, lambung atau saraf frenik (saraf
yang terhubung ke diafragma). Gejala juga dapat terjadi karena gagal
jantung diastolik (gagal jantung yang terjadi karena jantung tidak dapat
berdetak normal seperti biasanya pada setiap gerakan karena kompresi
ditambahkan). Biasanya gejala yang timbul pada efusi perikardial yaitu 3:

9
1. Nyeri dada seperti ditekan atau ketidaknyamanan dengan
karakteristik membaik duduk / bersandar posisi membungkuk ke
depan memburuk pada posisi terlentang
2. Sesak Napas
3. Sinkop
4. Takipnea
5. Perut terasa penuh dan sulit menelan
6. Palpitasi

Pada efusi pericardium, ada 3 faktor yang menentukan apakah tetap


tenang secara klinis dan menimbulkan gejala akibat kompresi jantung. : (1)
volume cairan, (2) laju terakumulasinya cairan, (3) karakter komplians
pericardium. Suatu peningkatan mendadak volume pericardium, contohnya
pada kasus trauma dada dengan perdarahan intraperikardium, mengakibatkan
peningkatan signifikan tekana pericardium dan berpotensi menimbulkan
kompresi berat pada ruang rongga jantung. Jumlah cairan yang sedikitpun
dapat meningkatkan peningkatan signifikan tekanan jika pericardium secara
patologis non-komplians, misalnya jika efusi pericardium pada keberadaan
tumor atau fibrosis kantung. Berbeda dengan hal-hal tersebut, jika efusi
pericardium terakumulasi lambat, dalam jangka waktu mingguan hingga
bulanan, pericardium perlahan teregang. Dengan adaptasi, pericardium bisa
mengakomodasi volume yang lebih besar tanpa pengingkatan signifikan
tekanan intraperikardium. Akumulasi lambat memberi kesempatan
kompensasi jantung yang lebih baik yaitu : takikardia, peningkatan resistensi
vascular perifer dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Tetapi akumulasi
yang cepat akan menimbulkan peregangan pericardium yang tidak adekuat
dan berakibat fatal dalam beberapa menit. 7

10
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisis efusi perikardium 11 :
a) the Beck triad atau acute compression triad ( Trias Beck )
meliputi,peningkatan JVP, hipotensi, dan bunyi jantung
melemah atau menjauh.12
b) Pulsus Paradoxus : Penurunan tekanan sistolik lebih dari 10
mmHg pada saat inspirasi.
c) Kussmaul sign : Penurunan tekanan dan distensi JVP yang
sebelumnya meningkat saat inspirasi.
d) Tanda Ewart : Gambaran redup atau kusam di daerah di
bawah scapula kiri terjadi pada efusi pericardium luas.

c. Pemeriksaan Penunjang
a) Chest X-ray
Foto thoraks menunjukkan jantung membesar bentuk globuler
gambaran “Water bottle-shape heart” atau bentuk kendi. Gambaran
jantung seperti ini tampak jika cairan lebih dari 250 ml. 12

Gambar 1. Fhoto thoraks AP / lateral, tampak jantung membesar


memberi gambaran “Water bottle-shape heart” pada kasus efusi
perikard.

11
Gambar 2 : Foto thoraks AP / lateral, tampak gambaran “Water bottle-
shape heart”.

b) Echocardiografi
Menunjukkan efusi perikard moderat atau berat ( echo free
spase di ruang depan jantung dibawah sternum dan dinding belakang
jantung), swinging heart dengan kompressi diastolic vena cava,
atrium kanan atau ventrikel kanan. 13

Gambar 3 : Efusi perikardial yang terlihat dangan ekokardiografi 2-dimensi (2D).

12
c) Elektrokardiografi
Menunjukkan sinus takikardia, gelombang QRS rendah,
elevasi segmen ST yang cekung, electrical alternans. 13

Gambar 4 : EKG menunjukkan kompleks QRS low-voltage dan electrical


alternans.

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dari efusi perikard terdiri atas non-bedah dan bedah,
sebagai berikut : 14
a) Non-Bedah (Medikamentosa)
Perlakuan dari efusi perikardial tergantung pada tingkat
keparahan dan penyebabnya. Perawatan medis dari efusi
perikardial difokuskan pada penentuan etiologi yang
mendasarinya.

13
1) Aspirin / agen anti-inflammatory drugs (NSAIDs) ]
- Aspirin bisa menjadi agen nonsteroid disukai untuk
mengobati perikarditis setelah infark miokard karena
NSAID lain dapat mengganggu penyembuhan miokard.
2) Kortikosteroid
3) Colchine
4) Terapi antineoplstik (misalnya : kemoterapi sistematik,
radiasi) dalam hubungannya dengan pericardiosintesis telah
terbukti efektif dalam mengurangi rekurensi dari efusi ganas.

b) Bedah
 Perikardiosintesis : Tindakan ini merupakan tindakan
darurat pada tamponade jantung. Disini dapat dipasang
pig tail cathether selama 2-3 hari. Selama itu penderita
harus diberi antibiotic. Angka kekambuhan sekitar 6-
12%. Perikardiosintesis merupakan tindakan aspirasi
efusi perikard atau pungsi perikard. Monitoring
menggunakan EKG. Lokasi tersering : Di subxyphoid
Indikasi :
a. Efusi pericardium berulang atau massif dengan
tamponade jantung
b. Biopsi pericardium
c. Pemasangan alat pacu jantung epikardium Kontra
indikasi :

a. Efusi pericardium berulang, kronis Berta “bloody”


b. Perikarditis infeksiosaSS
c. Infeksi
d. Keganasan

14
 Pembuatan pericardial window : Tindakan ini
memerlukan torakotomi dan dilakukan drainase dari
kavum pericardium ke kavum pleura. Angka
kekambuhan sekitar 5-20%.
 Perikardiodesis Disini dilakukan pemberian tetrasiklin,
thiothepa atau bleomisin ke dalam kavum pericardium
untuk melengketkan perikard. Tetrasiklin 500 mg dalam
25 ml salin dimasukkan dalam 2-3 menit, atau bleomisin
30 unit dalam 20 ml salin.
 Pericardiectomy : Disini sebagian besar pericardium
diangkat sehingga angka kekambuhan kecil, tetapi
mortalitas dan morbiditas lebih besar. Perikardietomi
terutama dilakukan pada perikarditis konstriktif, jarang
dilakukan untuk mencegah efusi perikardial berulang dan
tamponade.
 Pericardio-peritoneal shunt Pada beberapa pasien dengan
efusi perikardial ganas, pembuatan pericardio-shunt
membantu mencegah tamponade berulang. 14
G. Komplikasi
1. Tamponade perikardial : Dapat mengakibatkan
gangguan hemodinamik berat dan kematian
2. Efusi perikardial kronik : Efusi berlangsung lebih dari
6 bulan, biasanya ditoleransi dengan baik. 9

15
K. Prognosis
1) Pasien dengan efusi perikardial gejala dari HIV/AIDS atau kanker
memiliki tingkat kematian tinggi jangka pendek.
2) Pasien dengan efusi idiopatik umumnya memiliki prognosis yang baik.
3) Sebagian besar prognosis pasien dari efusi perikardial jenis lain
tergantung pada perawatan dan control pada kondisi mendasar yang
diendapkan efusi tersebut. 9

16
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : by. Tn.M
Jenis kelamin : Laki laki
Tanggal Lahir : 03 Januari 2018
Tanggal Pemeriksaan : 18 September 2018
Ruangan : Kamar bayi RSU Anutapura Palu

B. Anamnesis
a. Bayi laki laki lahir dengan persalinan normal di puskesmas dengan
bantuan dokter dan bidan. Bayi lahir langsung menangis, sianosis (-),
muntah (-), retraksi dinding dada (+), Pernapasan cuping hidung (-), Anus
(+), palatum (+),lilitan tali pusat tidak ada. Bayi lahir cukup bulan dengan
berat badan lahir 2900 gram dan panjang badan 45 cm.
b. Riwayat kehamilan ibu G1 P0 A0, usia ibu sewaktu mengandung berumur
27 tahun. Riwayat penyakit yang diderita ibu (-) selama kehamilan,
riwayat penyakit diabetes melitus (-), hipertensi (-), riwayat konsumsi
obat-obatan saat hamil (-), riwayat pemeriksaan antenatal (+) sering
diperiksa ke posyandu tiap bulan
c. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga: Tidak ada keluarga pasien yang
mengeluhkan keluhan serupa.
C. Pemeriksaan Fisik
PEMERIKSAAN TANDA VITAL :
- Denyut Jantung : 124 x/menit
- Respirasi : 36 x/menit
- Suhu : 38,2 °C
- Capillary Refill Time : < 2 detik

17
Kepala
Wajah : Simetris bilateral, massa (-), exopthalmus (-), ptosis (-)
Deformitas : Tidak ada
Bentuk : Normocephal
Mata
Cowong : -/-
Konjungtiva : Anemis -/-
Sklera :Ikterik -/-
Pupil : Isokor

Mulut :bibir sianosis (-), lidah kotor (-) ,stomatitis (-) mukosa bucal
merah mudah
Leher
Kelenjar GB : Tidak ada pembesaran
Massa lain : Tidak ada
Dada
Paru-paru
Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi (-)
Palpasi : Ekspansi paru normal, vocal fremitus paru kanan = kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Bunyi vesikular di paru, Rh +/+, Wh +/-

Jantung
 Bunyi jantung : S1-S2 regular murni
 Bising jantung (+) S3 Gurgling

18
Perut
Inspeksi : Tampak datar
Auskultasi : Peristaltik (+) dengan kesan normal
Perkusi : Timpani ke empat kuadran (+)
Palpasi : dalam batas normal
Anggota gerak
Atas : Akral hangat (+/+),edema (-/-)
Bawah : Akral hangat (+/+),edema(-/-)
Pemeriksaan Khusus : Turgor kulit normal

D. Resume
Bayi Laki laki dengan persalinan normal. Bayi lahir langsung
menangis, retraksi dinding dada (+),Anus (+), palatum (+). Bayi preterm
dengan berat badan lahir 2900 gram dan panjang badan 45 cm.
Riwayat kehamilan ibu G1 P0 A0, usia ibu sewaktu mengandung
berumur 27 tahun. riwayat pemeriksaan antenatal (+) sering diperiksa ke
posyandu tiap bulan. Tidak ada keluarga pasien yang mengeluhkan keluhan
serupa. Pada pemeriksaan fisis umum didapatkan Denyut jantung 124 x/menit,
pernapasan 48x/menit, dan suhu axilla 36,6ºC. Pada pemeriksaan fisis
didapatkan hal bermakna berupa Bising jantung (+) terdapat gurgling pada S3

Diagnosis Kerja
Susp. Efusi Pericardium
E. Diagnosis Banding
Pericarditis
F. Anjuran pemeriksaan lanjutan
- Darah lengkap
- Foto Thorax AP
- Echocardiografi

19
G. Penatalaksanaan
Medikamentosa
- Inj. Santagesik
- Inj. Metronidazole
- Inj. Ceftriaxone
H. Hasil pemeriksaan penunjang
Lab
Darah rutin
RBC : 3,52 x106/mm3
HGB : 7,9 g/dl
HCT : 24,1 %
PLT : 407 x103/mm3
WBC : 6,9 x103/mm

20
Foto Polos Thorax AP
 Tampak vascular par prominent sentral, kedua sinus
costopherinicus lancip
 Cor ukuran tampak membesar, CT1 +/- 0,6
 Aorta normal
 Sinus costophrenicus lancip, diafragma baik
 Tulang tulang intak
 Tampak distensi pada loop loop usus yang tervisualisasi
 Bayangan lusen udara diproyeksi esophagus tidak terlihat, soft
tissue hepar tervisualisasi normal

Kesan :

 Cardiomegaly dengan vascular paru prominent susp.PJB


 Bowel distende

21
Echocardiografi

22
- situs solitus AV-VA concordance
- muara Vv pulmonalis normal
- IAS dan IVS intak, tak tampak ASD maupun VSD
- Kontraktilitas miokard cukup EF 60%
- Katup katup baik
- PA flow normal, PG 7 mmhg
- Arcus aorta di kiri tak tampak CoA atau PDA
- Efusi pericard moderet severe, diameter 20 mm di lateral left ventrikel, 8
mm di lateral right ventrikel. Apex minimal
- variabilitas fungsi diastolik ventrikel kanan < 25%
Kesimpulan:
Efusi pericardium moderet severe, Susp. Ec infeksi autoimun
Belum ada tanda-tanda temponade
I. Diagnosis akhir
Efusi Pericardium
J. Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad funcionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : ad malam

23
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang maka


pasien didiagnosis Efusi Pericardium. Tanda-tanda vital: Denyut jantung 124
x/menit, pernapasan 36x/menit, dan suhu axilla 36,ºC. Pada pemeriksaan fisis jantung
didapatkan saat auskultasi S3 gurgling
Dari hasil pemeriksaan penunjang, pada hasil pemeriksaan darah rutin
didapatkan hasil RBC 3,52 x106/mm3,HGB 7,9 g/dl, HCT 24,1 %, PLT 407
x103/mm3, 6,9 24,8 x103/mm3. Pada pemeriksaan foto thorax didapatkan kesan
Cardiomegaly dengan vascular paru prominent susp. PJB Dan pada pemeriksaan
Echocardiography didapatkan hasil kesan efusi pericard moderete-severe.

Gambaran klinis pasien Efusi pericardium biasanya asimtomatik banyak


pasien efusi pericard tidak menunjukkan gejala. Kondisi ini sering ditemukan ketika
pasien melakukan foto dada x-ray atau echocardiogram untuk mendiagnosa penyakit
lain. Awalnya, pericardium dapat meregang untuk menampung kelebihan cairan.
Oleh karena itu, tanda dan gejala terjadinya penyakit mungkin akan terjadi ketika
sejumlah besar cairan telah terkumpul. Jika gejala muncul, maka kemungkinan akan
terdeteksi dari kelainan organ di sekitarnya, seperti paru-paru, lambung atau saraf
frenik (saraf yang terhubung ke diafragma). Gejala juga dapat terjadi karena gagal
jantung diastolik (gagal jantung yang terjadi karena jantung tidak dapat berdetak
normal seperti biasanya pada setiap gerakan karena kompresi ditambahkan). Biasanya
gejala yang timbul pada efusi perikardial yaitu:

1. Dada seperti ditekan dan terasa sakit


2. Sesak Napas
3. Terasa mual
4. Perut terasa penuh dan kesulitan menelan

24
Sedangkan gejala efusi perikardial yang menyebabkan tamponade jantung yaitu:
1. Kebiruan pada bibir dan kulit
2. Penderita mengalami syok
3. Perubahan Status mental
Gejala klinik tergantung dari jumlah cairan dan kecepatan penimbunan
cairan dalam kavum perikardium. Penderita efusi perikardial tanpa tamponade
sering asimtomatik. Kurang dari 30% penderita menunjukkan gejala seperti nyeri
dada, napas pendek, ortopnea atau disfagia. Pada pemeriksaan fisik tampak vena
leher terbendung, suara jantung terdengar jauh, tekanan nadi mengecil dan
takikardia. Tamponade jantung memberikan gejala : gelisah, sesak napas hebat pada
posisi tegak dan sesak nafas agak berkurang jika penderita membungkuk kedepan,
takikardia, tekanan nadi menyempit, pulsus paradoksus (tekanan sistolik turun lebih
dari 10 mmHg pada inspirasi), hipotensi sampai syok. Batas jantung melebar, suara
jantung terdengar jauh, terdengar gesekan perikardial, serta vena leher melebar dan
berdenyut.

25
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Efusi perikardium adalah suatu penyakit yang ditandai adanya akumulasi
cairan abnormal dalam ruang perikardium. Ini dapat disebabkan oleh berbagai
kelainan sistemik, lokal atau idiopatik baik. Efusi perikardium bisa akut atau
kronis, dan lamanya perkembangan memiliki pengaruh besar terhadap gejala-
gejala pasien. Efusi perikardium merupakan hasil perjalanan klinis dari suatu
penyakit yang disebabkan oleh infeksi, keganasan maupun trauma. Gejala yang
timbul pada efusi perikardium tidak spesifik dan berkaitan dengan penyakit yang
mendasari terjadinya efusi pericardium. Terdapat beberapa penyebab terjadinya
efusi perikard diantaranya peradangan karena suatu penyakit tapi efusi
pericardium dapat juga terjadi bila tidak ada peradangan dalam hal ini seperti
neoplasma ganas dan keganasan hematologic. Mekanisme terjadinya efusi
perikard ini tergantung dari penyakit yang mendasarinya, dimana terjadi
penumpukan cairan perikard yang dihasilkan oleh sel-sel mesotelial sehingga
menyebabkan barier proteksi tidak lagi berfungsi dengan baik dan menimbulkan
pergesekan anatra pericardium dan epikardium. Terapi untuk efusi perikard ini
pada prinsipnya adalah menggurangi cairan yang terdapa pada cavum perikard
baik itu dengan terapi pembedahan maupun non pembedahan atau
medikamentosa.prognosis pada efusi perikard dipengaruhi oleh banyak nya cairan
yang terdapat pada cavum pericard dan penyakit penyebab.

B. Saran
Pada pasien yang menunjukkan gejala efusi pericardium sebaiknya
diperiksa dengan cepat dan sebaiknya diawasi saturasi oksigennya agar segera
ditindaklanjuti apabila masuk ke temponade jantung

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Panggabean Marulam. Pericarditis. Dalam : Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW,


dkk, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, edisi IV. Jakarta. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta Pusat : Interna Publishing : 2014; 1238-1240
2. Affandi Dedi WK. Penyakit Perikardium. Dalam : Rilantono LI, Roebiono PS,
dkk. Editor. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI : 2004 ; 263-
272
3. Yarlagadda Chakri.. Cardiac Tamponade. 2010 october 31. [cited 2012 July
13] available from URL : http://emedicine.medscape.com/article/152083-
overview
4. Grimm RA, Jacob R. 2008. Pericardial Disease. In: Carey WD, ed. Cleveland
Clinic: Current Clinical Medicine. 1st ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier;
5. Fredi L, Strimel WJ. Pericardial Effusion. 2013 March 18. [cited 2013 March
20 available from URL : http://emedicine.madscape.com/article/157325.
6. Burn DK, Kumar V. Penyakit Perikardium Buku Ajar Patologi Robbins
Volume 2 edisi 7. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.h. 440
7. Munthe, Eva. 2011. Tamponade Jantung et causa Perikarditis Tuberkulosis.
Laporan Kasus CDK 184/Vol. 38 no. 3/April 2011
8. dr.Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah,
dan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.
9. Strimel WJ. Pericardial Effusion. 2012 July 13. [cited 2012 July 24] available
from URL : http://emedicine.madscape.com/article/157325- overview (online)
10. LeWinter MM. Pericardial diseases. Dalam: Zipes, Libby, Bonow, Braunwald,
editors. Braunwald’s heart disease a textbook of cardiovascular medicine.
Edisi ke-8. Philadelphia: Elsevier saunders; 2008. h. 1829-51
11. Lily SL, Ramos Y. Disease 0f the pericardium. Patophysiology of heart
disease. Edisi ke-4. Lippincott Williams & Wilkin’s :2009. H.393-344.

27
12. Marulam. M. panggabean. Editor :Aru W. Sudayo et all. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi IV Jilid III. Ilmu Penyakit Dalam FK UI : Jakarta; 2006.
1604-05.
13. Dedi Affandi WK. Penyakit Perikardium. Dalam : lily ismudianti Rilantono,
Faisal Baraas, Santoso Karo Karo, Popy Surwianti Roebiono. Buku Ajar
Kardiologi. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia ; 2004.h
264-72
14. Azzilzah.Yarah.Tamponade Jantung.2012 january 7. [cited: 2012 july 25]
Available from : URL : http://www.slideshare.net/yar_azz/tamponade-jantung.

28

Anda mungkin juga menyukai