Anda di halaman 1dari 25

Depertemen keperawatan medical bedah

LAPORAN PENDAHULUAN PADA Tn. Y DENGAN DIAGNOSIS


EFUSI PERIKARDIUM RUANGAN PENYAKIT
JANTUNG TERPADU DI RSUP DR.
WAHIDIN SUDIROHUSODO

Oleh
KRISDAYANTI
NIM : 70900119022

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INTITUSI

(…………………………….) (………………………………..)

PRODI NERS ANGKATAN XV


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2019

1
KATA PENGANTAR

ۡ‫لر ِح ِيم‬
َ ‫نۡٱ‬
ِۡ ۡ‫لرحۡم‬
َ ‫ّللِۡٱ‬
َۡ ‫بِسۡ ِۡمۡٱ‬
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya yang masih tercurah kepada penulis, sehingga Laporan pendahuluan
yang berjudul ”Laporan Pendahuluan Pada Tn. Y Dengan Diagnosis Efusi
Perikardium Ruangan Penyakit Jantung Terpadu Di Rumah Sakit Wahidin
Sudirohusodo”. Dapat terselesaikan, dan tak lupa pula kita kirimkan salam dan
salawat kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah mengantarkan kita dari alam
kegelapan menuju alam terang benderang seperti sekarang ini.
Dalam penyusunan Laporan Pendahuluan, penyusun telah banyak dibantu oleh
berbagai pihak. Segala kerendahan hati penyusun menghaturkan terima kasih, dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada keluarga yang tercinta dan tersayang
serta sebagai sumber inspirasi terbesar dan semangat hidup menggapai cita. Terima
kasih atas segala bimbingan, dukungan, motivasi serta doa restu, terus mengiringi
perjalanan hidup penulis hingga sekarang sampai di titik ini.

Oleh karena itu, besar harapan penulis kepada pembaca atas kontribusinya
baik berupa saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Laporan
Pendahuluanl ini. Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis memohon do’a dan
berharap semoga ilmu yang telah diperoleh dan dititipkan dapat bermanfaat bagi
orang serta menjadi salah satu bentuk pengabdian dimasyarakat nantinya.

Wassalamu’Alaikum Wr. Wb.

Makassar, Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Sampul

Kata Pengantar

Daftar isi

Konsep Medis

A. Defenisi..………………………………………………………………… 4
B. Etiologi………………………………………………………………….. 4
C. Patofisiologi…………………………………………….………………. 6
D. Manifestasi klinik……………………………………………………..... 7
E. Pemeriksaan penunjang………………………………………………… 7
F. penatalaksanaan ……………………………………………………….. 7

Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian………………………………………………………………….. 8

Diagnosa Keperawatan …………………………………………………….. 9

Intervensi Keperawatan…………………………………………………….. 16

Penyimpanan KDM………………………………………………………… 23

DAFTAR PUSTAKA

3
A. Konsep Medis
1. Defenisi
Efusi pericardium adalah penimbunan cairan atau akumulasi cairan
dalam lapisan dalam pericardium atau dalam kantung yang dapat
menyebabkan kontriksi jantung dan mengganggu kemampuan jantung dalam
memompa.
Efusi pericardium adalah akumulasi cairan yang lebih dari 50 ml
yang dapat diukur dengan echocardiografi dimana pada keadaan akut
akumulasi cairan dapat lebih dari 200 ml (seperti pada perdarahan ) akan
meningkat tajam akibat kekakuan kantong pericardium dan jika efusi pada
keadaan kronis kantong pericardium meregang secara bertahap sehingga
pada keadaan tertentu cairan sebanyak 1-2 liter dapat ditampung tanpa
menyebabkan peningkatan yang bermakna.
Perikarditis akut dengan efusi terjadi jika akumulasi cairan secara
cepat terjadi di kantong pericardium, dimana cairan dapat menekan jantung
yang dapat mengurangi pengisisn ventrikuler dan curah jantung.
2. Etiologi
Peradangan pada pericardium yang disebut perikarditis yang
disebakana oleh berbagai macam penyakit seperti:
a. Infeksi bakteri, jamur atau virus
b. Infark miokardium
c. Trauma dada
d. Radiasi dosis tinggi
e. Tuberculosis
f. Penyakit autoimun
Penyebab lain yang berasal dari organ tubuh yang lain yang dapat
menyebabkan efusi pericardium yaitu kanker paru dan kanker payudara yang
dapat bermetastase ke struktur terdekatnya salah satunya adalah pericardium.

4
3. Patofisiologi
Ruang perikardial biasanya hanya berisi 15-50 ml cairan yang
berfungsi sebagai pelumas untuk lapisan visceral dan parietal perikardium.
Cairan ini diduga berasal dari perikardium visceral dan pada dasarnya
merupakan ultrafiltrat plasma.
Adanya penyebap seperti peradangan pada perikardium, gagal
jantung, bedah jantung, trauma jantung, dan kanker dapat mengakibatkan
cairan perikardium terakumulasi secara berlebihan yang tidak diimbangi
dengan absorpsi yang adekuat, yang terakumulasi secara lambat tanpa
menyebapkan gejala yang nyata. Namun demikian, perkembangan efusi
yang cepat, dapat meregangkan perikardium sampai ukuran maksimal dan
menyepabkan penurunan curah jantung serta peningkatan aliran balik vena
ke jantung.
Penurunan curah jantung dapat mengakibatkan aliran darah koroner
menurun, sehingga dapat menyebapkan terjadinya iskemia pada miokardim.
Selain itu, penurunan curah jantung juga dapat menyebapkan perfusi
jaringan menurun yang berakibat pada tiga hal yaitu kongesti pada pulmonal
yang kemudian menyebapkan terjadinya sesak napas. Kemudian perfusi
jaringan yang menurun, mengakibatkan aliran darah sistemik yang tidak
adekuat dan membuat terjadinya kelemahan fisik. Terakhir perfusi jaringan
yang menurun berakibat pada kondisi dan prognosis penyakit yang dapat
membuat pasien merasa cemas.
4. Manifestasi Klinik
a. Sesak nafas/kesulitan bernafas (dispnea) bahkan sampai sianotik
b. Batuk
c. Nyeri dada saat inspirasi dan dan biasanya dibelakng tulang dada atau
sisi kiri dada
d. Tekanan darah rendah
e. Takikardia

5
f. Diaforesis
g. Ektremitas dingin
h. Kelelahan dan kelemahan
i. Pembesran vena jugularis
j. Bunyi jantung jauh dan melemah
5. Penatalaksanaan
a. Perikardiosintesis: cairan diambil kedalam kantong pericardium dengan
tujuan agar drainase dari aspirasi dapat adekuat
b. Analgesik
c. Antidiuretik
d. Antibiotic
e. Tirah baring
f. Dukungan psikologis
Apabila fungsi jantung sangat terganggu, maka perlu dilakukan
aspirasi perikardial (tusukan pada kantung perikardium) untuk mengambil
cairan dari kantung perikardium. Tujuan utamanya adalah mencegah
Tamponade jantung yang dapat menghambat kerja jantung normal. Selama
prosedur, pasien harus dipantau dengan EKG dan pengukuran tekanan
hemodinamika. Peralatan resusitasi darurat juga harus tersedia. Kepala
tempat tidur dinaikkan 45-60 derajat, agar jantung lebih dekat dengan
dinding dada sehingga jarum dapat dimasukkan dengan mudah. Jarum
aspirasi perikardium dipasang pada spuit 50 ml, melalui three-way stop
cock. Lead V (kawat lead perkordial) EKG dihubungkan ke ujung jarum
menghisap dengan perekat aligator, karena EKG dapat membantu
menentukan apakah jarum telah menyentuh perikardium. Bila terjadi
tusukan, maka akan terjadi elevasi segmen ST atau stimulasi kontraksi
ventrikel prematur.
Ada berbagi tempat yang mungkin digunakan untuk aspirasi
perikardium. Jarum bisa dimasukkan pada sudut antara batas costa kiri dan

6
sifoid, dekat apeks jantung, antara rongga kelima dan keenam batas sternum,
atau pada batas kanan sternum pada rongga interkostal keempat. Jarum
dimasukkan perlahan hingga memperoleh cairan. Bila terjai penurunan
tekanan vena sentral dengan disertai peningkata tekanan darah ini
menunjukkan tamponade jantungnya sudah hilang. Pasien biasanya
kemungkinan merasa lebih nyaman. Bila cairan dalam perikardium cukup
banyak, maka perlu dipasang kateter untuk mengalirkan perdarahan ataupun
efusi yang kambuh. Selama prosedur ini dilakukan, perhatikan adanya darah
dalam cairan yang keluar. Darah perikardium tidak akan membeku dengan
cepat, sementara darah yang tidak sengaja terhisap dari bilik jantung akan
segera membeku. Cairan perikardium kemudaian akan dikirim ke
laboratorium untuk pemeriksaan tumor, kultru bakteri, analisa kimia dan
serologis serta hitungan jenis sel.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Foto Thorak: Dilakukan untuk melihat adanya pembesaran jantung yang
biasanya akan berbentuk globular. Gambaran jantung seperti ini baru
nampak jika cairan lebih dari 250 ml.
b. Echocardiography: Merupakan pemeriksaan noninfasif yang paling
akurat, disini akan nampak akumulasi cairan didalam kantung
pericardium. Kadang-kadang tampak juga adanya metastase pada
dinding pericardium.
c. Perikardiosintesis: Aspirasi pericardial( tususkan pada kantong
pericardium). Dilakukan pemeriksaan kultur hitung sel dan serologi.
d. Ct-scan: Dilakukan untuk menentukan komposisi cairan dan dapat
mendeteksi setidaknya 50 ml cairan
e. MRI: Dilakukan untuk mendeteksi setidaknya 50 ml cairan, dapat
mendeteksi adanya hemoragik atau tidak.
f. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan Biokimia

7
2) Secara biokimia effusi pleura terbagi atas transudat dan eksudat
3) Analisa cairan pleura
a) Transudat : jernih, kekuningan
b) Eksudat : kuning, kuning-kehijauan
c) Hilothorax : putih seperti susu
d) Empiema : kental dan keruh
e) Empiema anaerob : berbau busuk
f) Mesotelioma : sangat kental dan berdarah
4) Perhitungan sel dan sitologi
Pemeriksaan lain : katerisasi jarang di perlukan. Disini dijumpai
tekanan diastolik dalam atrium kanan, ventrikel kanan dan arteri
pulmonalis hampir sama.
7. Komplikasi
Temponade jantung merupakan suatu komplikasi akibat akumulasi cairan
pada pericardium, cairan ini dapat berupa darah, pus atau udara pada
kantong pericardium yang terakumulasi dalm kecepatan yang cepat dan
jumlah cukup untuk melakukan penekanan jantung serta membatasi aliran
darah masuk dan keluar ventrikel. Hal ini merupakan keadaan darurat
jantung.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah indentifikasi/analisis masalah
(diagnosa keperawatan), perencanaan implementasi dan evaluasi. Proses
keperawatan menyediakan pendekatan pemecahan masalah yang logis dan
teratur untuk memberikan asuhan keperawatan sehingga kebutuhan pasien
terpenuhi secara komprenhensif dan efektif .
a. Pemeriksaan fisisk:
1) Kepala dan wajah: Pucat, bibir sianosis.
2) Leher: Pembesaran vena jugularis

8
3) Dada: Ada jejas, trauma tajam atau tumpul, tanda kusmaul, takipnu,
bunyi jantung melemah, redup dan pekak jantung melebar.
4) Abdomen dan pinggang: Tidak ada tanda dan gejala.
5) Pelvis dan perineum: Tidak ada tanda dan gejala.
6) Ekstremitas: Pucat, kulit dingin, jari tangan dan kaki sianosis
b. Pemeriksaan Penunjanag
Hasil pemeriksaan echocardiography pada efusi periikardium menunjukan:
1) Kolaps diastole pada atrium kanan.
2) Kolaps diastole pada ventrikel kanan
3) Kolaps pada atrium kiri. Peningkatan dan pemasukanabnormal pada
aliran katup trikuspidaliasdan terjadi penurunan pemasukan dari katup
mitral>15%
4) Peningkatan pemasukan pada ventrikel kanan dengan penurunan
pemasukan dari ventrikel kiri.
5) Penurunan pemasukan dari katup mitral
6) Pseudohipertrofi dari ventrikel kiri.
c. Aktivitas/ istirahat
Gejala : kelemahan atau keletihan. perubahan pola istirahat dan jam
kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor – faktor yang
mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas, berkeringat malam.
Keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihan. Pekerjaan atau profesi dengan
karsinogen lingkungan tingkat stres tinggi.
d. Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri dada pada pengaruh kerja.
Kebiasaan : perubahan pada tekanan darah.
e. Integritas ego
Gejala : faktor stress ( keuangan, pekerjaan perubahan peran) dan cara
mengatasi stress (misal merokok, minum alkohol, menunda mencari
pengobatan, keyakinan religius/ spritual).

9
f. Masalah tentang perubahan dalam penampilan mis:
alopesia, lesi cacat, pembedahan. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak
berdaya,putus asa, tidak mampu,tidak bermakna, rasa bersalah,kehilangan
kontrol, depresi. Tanda : menyangkal, menarik diri, marah.
g. Eliminasi
Gejala : perubahan pada pola defekasi mis : darah pada feses, nyeri pada
defekasi. Perubahan eliminasi urinarius mis: nyeri atau rasa terbakar pada
saat berkemih, hematuria, sering berkemih. Tanda : perubahan pada bising
usus,distensi abdomen.
h. Makanan/Cairan:
Gejala : Kebiasaan diet buruk (mis: rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan
pengawet). Anoreksia, mual/muntah. Intoleransi makanan, Perubahan pada
berat badan, penurunan berat badan hebat, kakaksia, berkurangnya massa
otot . Tanda : perubahan pada kelembapan/ turgor kulit, edema.
i. Neurosensorik
Gejala : pusing, sinkope
j. Nyeri / kenyamanan
Gejala : tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misal ketidak nyamanan
ringan sampai nyeri berat (di hubungkan dengan proses penyakit).
k. Pernafasan
Gejala : merokok ( tembakau, mariyuanan dan hidup dengan seseorang
perokok), pemajananan asbes.
l. Keamanan
Gejala : pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari
lama/ berlebihan. Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi.
m. Seksualitas
Gejala : masalah seksual misal, dampak pada hubungan, perubahan pada
tingkat kepuasaan, nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun, multigravida,
pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini, herpes genital.

10
n. Interaksi Sosial
Gejala : ketidakadekuatan/ kelemahan sistem pendukung. Riwayat
perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan, atau
bantuan). Masalah tentang fungsi / tanggung jawab peran.
2. Diagnosa
a. Nyeri akut
1) Defenisi

Pengelaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan


kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat.
2) Penyebab

a) Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)


b) Agen pencedera kimiawi ( mis. Terbakar, bahan kimia iritan)
c) Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, trauma, latihan
fisik berlebihan)
3) Gejala dan Tanda Mayor

a) Subjektif,
pasien mengeluh nyeri
b) Objektif
(1) Tampak meringis
(2) bersikap protektif (mis. Waspada, posisi menghindari
nyeri)
(3) gelisah
(4) frekuensi nadi meningkat
(5) Sulit tidur.
4) Gejala dan Tanda Minor

a) Subjektif

11
(tidak tersedia)
b) Objektif
(1) Tekanan darah meningkat
(2) pola nafas berubah
(3) nafsu makan berubah
(4) proses berpikir terganggu
(5) menarik diri
(6) berfokus pada diri sendiri
(7) diaforesis.
5) Kondisi klinis terkait

a) Kondisi pembedahan
b) Cedera traumatis
c) Infeksi
d) Sindrom koroner akut
e) glaukoma
b. Penurunan curah jantung
1) Defenisi
Ketidak adekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolism tubuh.
2) Penyebab
a) Perubahan irama jantung
b) Perubahan frekuensi jantung
c) Perubahan kontraktilitas
d) Perubahan preload
e) Perubahan afterload
3) Gejala dan tanda penyakit mayor
a) Subjektif
(1) Perubahan irama jantung

12
(a) Palpitasi
(2) Perubahan preload
(a) Lelah
(3) Prubahan afterload
(a) Dispnea
(4) Perubahan kontraktilitas
(a) Paroxysmal nocturnal dispnea (PND)
(b) Ortopnea
(c) batuk
b) Objektif
(1) Perubahan irama jantung
(a) Bradikardia/takikardia
(b) Gambaran EKG aritmia atau gangguan konduksi
(2) Perubahan preload
(a) Edema
(b) Distensi vena jugularis
(c) Central venous pressure (CVP) meningkatkan atau
menurunkan.
(d) Hepatomegali
(3) Perubahan afterload
(a) Tekanan darah meningkatkan atau menurunkan
(b) Nadi perifer teraba lemah
(c) Capillary refli time >3 detik
(d) Olingaria
(e) Warna kulit pucata dan atau sianosis.
(4) Perubahan kontraktilitas
(a) Terdengar suara jantung S3 dan atau S4
(b) Enjection traction (EF) menurun
(c) Batuk

13
4) Gejala dan tanda minor
a) Subjektif
(1) Perubahan preload
-
(2) Perubahan afterload
-
(3) Perubahan kontraktilitas
-
(4) Perilaku atau emosional
(a) Cemas
(b) Gelisah
b) Objektif
(1) Perubahan
(a) Murmur jantung
(b) Berat badan bertambah
(c) Pulmonary artery wedge pressure (PAWP) menurun
(2) Perubahan afterload
(a) Pulmonary vascular resistance (PVR) meningkat atau
menurun
(b) Systemic vascular resitance (SVR) meningkat atau
menurunkan.
(3) Perubahan kontraktilitas
(a) Cardiac index (CI) menurun
(b) Left ventricular stroke work index (LVSW)
(c) Stroke volume indeks (SVI) menurun
(4) Perilaku atau emosional
-
5) Kondisi klinis
a) Gagal jantung kongestif

14
b) Sindrom koroner akut
c) Stenosis mitral
d) Reguritasi mitral
e) Stenosis aorta
f) Reguritas aorta
g) Stenosis trikuspidal
h) Reguitas trikuspidal
i) Stenosis pulmonal
j) Regulitas pulmonal
k) Aritmia
l) Penyakit jantung bawaan
c. Gangguan pertukaran Gas
1) Defenisi
Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan atau eliminasi
karbondioksida pada membrane alveolus kapiler.
2) Penyebab
a) Ketidak seimbangan ventilasi perfusi
b) Perubahan membaran alveolus-kapiler
3) Gejaala dan tanda mayor
a) Subjektif
(1) Dispnea
b) Objektif
(1) Sianosis
(2) Diaphoresis
(3) Gelisah
(4) Nafas cuping hidung
(5) Pola nafas abnormal (cepat/lambat, regular/ireguler,
dalam/dangkal)
(6) Warna kulit abnormal (mis, pucar atau kebiruan)

15
(7) Kesadaran menurun
4) Faktor yang berhubungan
a) Ketidak seimbangan ventilasi perfusi
b) Perubahan membaran alveolus-kapiler
3. Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
1) Defenisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolism
2) Penyebab
a. Ketidak mampuan menelan makanan
b. Ketidak mampuan mencerna makanan
c. Ketidak mampuan mengabsorbsi nutrient
d. Peningkatan mekebutuhan metabolism
e. Faktor ekonomi (mis, financial tidak mencukupi)
f. Faktor psikologis (mis, stress, keengganan untuk makan)
3) Gejala dan tanda mayor
Subjektif
-
Objektif
Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal
4) Gejala dan tanda minor
Subjektif
a) Cepat keying setelah makan
b) Kram/nyeri abdomen
c) Nafsu makan menurun
Objektif
a) Bising usus hiperaktif
b) Otot mengunyah lemah
c) Otot menelan lemah
d) Membrane mukasa pucat

16
e) Sariawan
f) Serum albumin turun
g) Rambut rontok berlebih
h) Diare
5) Kondisi klinis terkait
a) Stroke
b) Parkinson
c) Mobius/syndrome
d) Cerebral palsy
e) Cleft lip
f) Cleft palate
g) Amytropic lateral sclerosis
h) Kerusakan neuro maskular
i) Lika bakar
j) Kanker
k) Infeksi
l) AIDS
m) Penyakit Crohn’s
n) Enterokolitis
o) Fibrosis kisik
4. Intervensi
a. Nyeri akut
Manajemen Nyeri :
Intervensi Keperawatan (SIKI, 2017) :
1) Observasi
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi respon nyeri non verbal

17
d) Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
e) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri.
f) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
g) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
h) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
i) Monitor efek samping penggunaan analgetik.
2) Terapeutik
a) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri(
mis.hipnosis,akupresur, terapi musik,terapi pijat,
aromaterapi,terknik imajinasi terbimbing, kompres hangat atau
dingin).
b) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
c) Fasilitasi istirahat dan tidur
d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
3) Edukasi
a) Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
b) Jelaskan strategi meredakan nyeri
c) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.
4) Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional :
a) Mengetahui daerah nyeri,kualitas,kapan nyeri dirasakan,faktor
pencetus,berat ringannya nyeri yang dirasakan.
b) Untuk mengajarkan pasien apa bila nyeri timbul
c) Untuk mengurangi rasa nyeri

18
d) Untuk mengetahui keadaan umum pasien.
e) Mengalihkan rasa nyeri yang dirasakan pada pasien.
b. Penurunan curah jantung
Perawatan jantung akut :
Intervensi Keperawatan (SIKI, 2017) :
1) Observasi
a) Identifikasi karasteristik nyeri dada (meliputi faktor pemicu dan
pereda, kualitas lokasi, radiasi, skala, durasi dan frekuensi).
b) Monitor EKG 12 sadapan untuk perubahan ST dan T
c) Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi
d) Monitor elektrolit yang dapat meningkatkan resiko aritmia (mis,
kalium, magnesium serum)
e) Monitor enzim jantung (mis, CK, CK-MB, troponin T, troponin I)
f) Monitor saturasi oksigen
g) Identifikasi startifikasi pada sindrom koroner akut (mis, skor,
TIMI, Kilip, crusade)
2) Terapiotik
a) Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
b) Pasang akses intravena
c) Puasakan hingga bebas nyeri
d) Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi nasietas dan stress
e) Sediakan lingkungan yang kondusif untuk beristirahat dan
pemulihan
f) Siapakn menjalani intervensi koroner perkutan, jika perlu
g) Berikan dukungan emosional dan spiritual.
3) Edukasi
a) Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
b) Anjurkan mengindari manuver valsava (mis, mengedang saat
BAB dan batuk)

19
c) Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
d) Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan ketakutan
4) Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian anti platetlet, jika perlu
b) Kolaborasi pemberian antiangina (mis, nitrogliserin, beta blocker,
calcium, channel blocker)
c) Kolaborasi pemberian morfin
d) Kolaborasi pemberian inotropik, jika perlu
e) Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah manuver valsava
(mis, pelunak tinja, anti rematik)
f) Kolaborasi pemberian thrombus dengan antikoagulan, jika perlu
g) Kolaborasi pemeriksaan x-ray dada, jika perlu
Rasional
a) Takikardia dan disritmia dapat terjadi saat jantung berupaya untuk
meningkatkan curahnya berespon terhadap demam. Hipoksia, dan
asidosis karena iskemia.
b) Menurunkan beban kerja jantung, memaksimalkan curah jantung
c) Diberikan untuk mengatasi pathogen yang teridentifikasi,
mencegah kerusakan jantung lebih lanjut.
d) Dapat diberikan untuk meningkatkan kontraktilitas miokard dan
menurunkan beban kerja jantung pada adanya GJK ( miocarditis)
e) Diberikan untuk mengatasi pathogen yang teridentifikasi,
mencegah kerusakan jantung lebih lanjut
c. Gangguan pertukaran gas
Pertukaran gas
1) Observasi
a) Monitor kecepatan aliran oksigen
b) Monitor posisi alat terapi oksigen

20
c) Mononitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi yang
diberikan cukup
d) Monitor efektifitas terapi oksigen (mis, oksimetri, analisa gas
darah), jika perlu
e) Monitor tanda-tanda hipoventilasi
f) Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelektasi
g) Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
h) Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
2) Terapiotik
a) Bersihkan secretdari mulut, hidung dan trakea, jika perlu
b) Pertahankan kepatenan jalan nafas
c) Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
d) Berikan oksigen tabahan jika perlu
e) Tetap berikan oksigen ketika pasien ditransportasi
f) Gunakan pernagkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitasi
pasien
3) Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara mengguanakn oksigen di rumah
4) Kolaborasi
a) Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan tidur
Rasional
a) Meningkatkan pengiriman oksigen ke paru untuk kebutuhan
sirkulasi khususnya pada adanya gangguan ventilasi.
b) Menghindari terjadinya komplikasi
c) Agar kebutuhan oksigen pasien terpenuhi
d) Memperthankan kepatenan jalan nafas
e) Agar pasien dan keluarga dapat mandiri

21
d. Defisit Nutrisi
Manajemen nutrisi
1) Observasi
a) Identivikasi status nutrisi
b) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c) Identifikasi makanan yang disukai
d) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrijen
e) Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
f) Monitor asupan makanan
g) Monitor berat badan
h) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
2) Terapiotik
a) Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
b) Fasilitasi penentuan pedoman diet (mis, piramida makanan)
c) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
d) Berikan makanan yang tiggi serat untuk mencegah yterjadinya
konstipasi
e) Berikan makanan tinggi kalori, dan tinggi protein
f) Berikan suplemen makanan, jika perlu
g) Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
3) Edukasi
a) Anjurkan posisi duduk, jika perlu
b) Ajarkan diet yang diprogramkan
4) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis, pereda nyeri,
antiematik), jika perlu
5) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrijen yang dibutuhkan, jika perlu.

22
Penyimpangan KDM

Inflamasi, tumor, infasi Trauma, pasca


kuman ke pericardium, infark, pasca
inveksi kuman , bakteri pembedahan jantung,
dan lain-lain

Rupture jantung dan


perikarditis pembentukan eksudat ke
perikardium

Efusi perikardium

Tekanan ventrikel

Pengisian diastolic
Gangguan
pertukaran gas
Volume sekuncup
Nyeri akut

Penurunan curah jantung


Sesak nafas
Iskemia miokardium

Aliran darah koroner Perfusi jaringan Kongestif pulmonalis

23
Aliran darah tidak
adekuat ke sistemik

Pemenuhan HCL, mual,


Muntah

Nutrisi Kurang Dari


Kebutuhan

24
DAFTAR PUSTAKA

Persatuan Perawatan Nasional Indonesia.2017. Standar diagnosis keperawatan


Indonesia (SDKI) definisi dan indikator diagnostik. Jakarta selatan : DPP
PPNI.

Persatuan Perawatan Nasional Indonesia.2017. Standar luaran keperawatan


Indonesia (SLKI). Jakarta selatan : DPP PPNI.

Persatuan Perawatan Nasional Indonesia.2017. Standar intervensi keperawatan


Indonesia (SIKI). Jakarta selatan : DPP PPNI

Gusnadin, 2017 Efusi


Perikardium..https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:z1jK
DqZldmAJ:https://www.scribd.com/document/354496684/Laporan-
Pendahuluan-Efusi-Perikardium+&cd=1&hl=en&ct=clnk&gl=id. Diakses
pada tanggal 02 Oktober 2019

Riska Anisa, 2019. Efusi Pericardium.


https://www.scribd.com/document/399022693/Lp-Efusi-Perikardium-Picu
diakses pada tanggal 02 oktober 2019

25

Anda mungkin juga menyukai