Anda di halaman 1dari 66

TUGAS RIVIEW

NO HASIL PENGKAJIAN HASIL REVIEW KETERANGAN


Didalam pengkajia
1 A. Pengumpulan Data I. PENGKAJIAN
tidak tertul
1. Man (M1) A. Profil / Gambaran Umum Rumah sakit dan Ruang
pengkajian dn prof
a. Pasien Perawatan (Setianingsih, 2016).
atau gambar umu
Ruang infection Center Lt 1 diperuntukkan bagi
1. Sejarah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo ruang rumah sak
masyarakat yang membutuhkan pelayanan penyakit flu Pada tahun 1947 didirikan Rumah Sakit dengan dan ruang perawata
burung atau SARS. Gedung perawatan infection center meminjam 2 (dua) bangsan rumah sakit jiwa yang telah (Setianingsih, 2016

lantai 1 yang merupakan ruang perawatan yang dipimpin berdiri sejak tahun 1942 sebagai bangsal bedah dan

penyakit dalam yang merupakan cikal bakal berdirinya


oleh seorang kepala ruangan, 4 Ketua Tim, dan 16
Rumah Sakit Umum (RSU) Dadi. Pada tahun 1957
Perawat asosiet/pelaksana. Jumlah kamar 7, terdapat 2
RSU Dadi yang berlokasi di jalan Lanto Dg. Pasewang
kamar yang terdiri masing masing 2 bed, dan 2 kamar
No. 43 Makassar sebagai Rumah Sakit Pemda Tingkat I
terdiri masing masing 4 bed, ruang isolasi 1 bed, ruangan
Sulawesi Selatan dan pada tahun 1993 menjadi Rumah
triase 2 bed, ruangan observasi 3 bed dan dilengkapi Sakit dengan klasifikasi B. Pengembangan RSU

kamar jenasah. Jadi jumlah bed keseluruhan yaitu 18 bed. dipindahkan ke Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 11
1) Rekapitulasi kunjungan rawat inap di Ruang Infection Makassar, berdekatan dengan Fakultas Kedokteran

center Universitas Hasanuddin.

Tabel 3.1 Rekapitulasi Kunjungan Rawat Inap di Ruangan Pada tahun 1994 RSU Dadi berubah menjadi
Infection Center lantai 1 Periode Bulan Mei, Juni dan Juli
Tahun 2019 Rumah Sakit vertical milik Departemen Kesehatan

Bulan dengan nama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr.


No Uraian Total
April Mei Juni Wahidin Sudirohusodo berdasarkan Surat Keputusan
1 Total dirawat 313 268 241 822
2 Lama rawat 335 309 153 797 Menteri Kesehatan R.I. No. 540/SK/VI/1994 sebagai
3 Pasien keluar 38 45 30 113
Hidup 34 40 24 98 Rumah Sakit kelas A dan sebagai Rumah Sakit
Mati 4 5 6 15
Pasien Pendidikan serta sebagai Rumah Sakit Rujukan
4 37 44 1 82
dipindahkan
tertinggi di Kawasan Timur Indonesia.
b. Ketenagaan
Pada tanggal 10 Desember 1995 RSUP Dr.
1) Karakteristik ketenagaan berdasarkan spesifikasi
Wahidin Sudirohusodo ditetapkan menjadi Rumah
pekerjaan
Sakit unit Swadana dan pada tahun 1998 dikeluarkan
Tabel 3.2 Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Spesifikasi
Pekerjaan di Ruang Infection center lantai 1
Undang-undang No. 30 tahun 1997 berubah menjadi

Unit Pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak

(PNBP).
Dengan terbitnya peraturan Pemerintah R.I. No.
No Spesifikasi Pekerjaan Jumlah Persen
125 tahun 2000, RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
1 Perawat 24 92. 30
2 Cleaning Servis 2 7. 69 beralih status kelembagaan menjadi Perusahaan
3 Administrasi 0 0
Jawatan (Perjan), yang berlangsung selama lima tahun
4 Inventarisasi 0 0
dan berakhir pada tahun 2005.
Jumlah 26 100
Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
Sumber: data Sekunder
23 tahun 2005 tentang pengelolaaan keuangan Badan
Berdasarkan tabel 3.2 di atas, sebagian besar (92,30%)
Layanan Umum (BLU), Keputusan Menteri Kesehatan
ketenagaan di Ruang Infection Center lantai 1 adalah tenaga
RI Nomor : 1243/MenKes/SK/VII/2005 tanggal 11
keperawatan.
agustus 2005 tentang penetapan 13 Eks Rumah Sakit
2) Karakteristik ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 3.3 Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan PERJAN menjadi UPT DEPKES dengan penerapan
di Ruang Infection Center Lantai 1 Tahun 2019
pola PPK-BLU, dan Surat Keputusan Menteri
No Pendidikan Jumlah Persen
Kesehatan RI Nomor : 1677/MenKes/Per/XII/2005
1 Ners 10 41,6
2 Strata 1 2 8,3 tentang Organisasi dan tata kerja RSUP Dr. Wahidin
3 Diploma III 12 50
4 SMK 0 0 Sudirohusodo Makassar, maka sejak tahun januari
Jumlah 24 100
tahun 2006 kelembagaan RSWS berubah menjadi Unit
Sumber: Data Sekunder
Berdasarkan tabel 3.3 di atas, sebagian besar (50%)
Pelaksana Teknis Depkes dengan Pola Pengelolaan
ketenagaan di Ruang Infection Center lantai 1
Keuangan Badan Layanan Umum.
berpendidikan Diploma III.
Tahun 2014 RSWS memperoleh dua Akreditasi
3) Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan masa kerja
Tabel 3.4 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Masa penting, yakni Akreditasi KARS Paripurna dan
Kerja di Ruang Infection Center Lantai 1 Tahun 2019
Akreditasi JCI. Pada tanggal 17 Oktober 2014
No Masa Kerja Jumlah %
1 > 5 tahun 15 62,5
Kemenkes RI mengeluarkan Surat Keputusan no.
2 < 5 tahun 9 37,5
HK.02.02/Menkes/390/2014 tentang penetapan status
Jumlah 24 100
Sumber:Data Sekunder RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo menjadi rumah sakit
Berdasarkan tabel 3.4 di atas, tenaga keperawatan rujukan Nasional.
di Ruang Infecton Center Lantai 1 memiliki pengalaman
RSUP Dr.Wahidin Sudirohosodo adalah sebuah
kerja >5 tahun sebanyak 62,5% dan < 5 tahun hanya
rumah sakit type A yang terletak di Jalan Perintis
37,5%.
Kemerdekaan Km.10 Kel. Tamalanrea Jaya Kec.
4) Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan Diklat yang
Tamalanrea, Kodya Makassar dengan batas-batas
diperoleh
sebagai berikut:
Tabel 3.5 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Diklat
yang Diperoleh di Ruang Infection Center Tahun 2019
a. Sebelah Utara berbatasan dengan jalan Perintis

Kemerdekaan.
No Diklat Jumlah %
b. Sebelah Timur berbatasan dengan kompleks Kaveleri
1 Pernah diklat 24 100
2 Tidak pernah diklat 0 0 Kodam VII Wirabuana.
Jumlah 24 100
c. Sebelah Barat dan Selatan berbatasan dengan kampus
Sumber:Data Sekunder
Berdasarkan tabel 3.5 di atas, tenaga keperawatan di Unhas fkl; a3 dengan luas area 8 hektar, yang mana

Ruang Infection Center Lantai 1 semua wajib (100%) cikal bakal tanah ini adalah tanah hibah dari Unhas.
mengikuti diklat sebagai persyaratan menjadi tenaga kerja RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo pada awalnya
dirumah sakit RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo (seperti adalah RS. Jiwa Ujung Pandang yang berganti nama
BTCLS, BLS, EKG, Patient safety).
RS. Dadi yang didirikan pada tahun 1947 atas prakarsa
1) Analisis kebutuhan tenaga keperawatan di Ruang Prof. SJ.Warrow dengan fasilitas awal sebuah bangsal
Infection Center bedah dan sebuah bangsal penyakit dalam dengan
Analisa kebutuhan tenaga perawat di Ruang Infection kepemimpinan rangkap.
Center Lantai 1 berdasarkan Rumus Gillies adalah sebagai Direktur yang pernah memimpin RSUP Dr.
berikut : Wahidin Sudirohusodo adalah :
 Metode Gilles a. Periode VIII Tahun 1991 - 1997 oleh Dr. Abd. Wahid

Rumus BOR = Jumlah hari perawatan X 100


Baelang

b. Periode IX Tahun 1998 - 2001 oleh Dr. Ny. Hj. A.


Jumlah TT x Jumlah hari persatuan waktu
Nurfiah Patiroi

c. Periode X Tahun 2002 - 2005 oleh Dr. Nurdin


Jumlah pasien : 11 orang
Perdana, SKM
= Perawatan secara langsung/hari/klien : d. Periode XI Tahun 2006 - 2010 oleh drg. Ny. A.

Nursanty Sapada, M.Kes


a. Minimal : 0 x 0 jam = 0 jam
e. Periode XII Tahun 2010 hingga sekarang oleh
b. Partial : 10 x 3 jam = 30 jam
Prof.dr.Abdul Kadir, Sp.THT(K), Ph.D, MARS

c. Total : 1 x 6 jam = 6 jam 2. Visi, Misi, Nilai, Motto, Tujuan, Fungsi, Tugas, dan

Sasaran
Jumlah jam : 36 jam
a. Visi dan Misi
Jumlah perawatan tidak langsung : 11 x 1 =11 jam 1) Visi

Jumlah jam penkes =11 x 0,25 = 2,75 jam Menjadi Academic Health Center terkemuka di

Indonesia tahun 2019


Rata-rata jumlah jam perawatan/hari/klien :
2) Misi
36 + 11 + 2,75 = 4,5 jam/klien/hari Misi RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

11 a. Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan


Jumlah tenaga yang dibutuhkan = 4,5 x 11 x 365 18,067.5 = 9 penelitian bidang kesehatan berkualitas yang

terintegrasi, holistik, dan profesional.


(365 – 78) x 7 2.009
b. Menumbuhkembangkan sistem manajemen
Kebutuhan tenaga sebanyak 9 orang organisasi yang efektif.

c. Mengampu rumah sakit jejaring di wilayah


Antisipasi kekurangan tenaga 20%
Indonesia Timur
9 x 20% = 1,8 = 2 perawat.
b. Nilai

Perwujudan visi melalui misi organisasi memerlukan


 Waktu perawatan langsung
perjalanan jangka panjang kesuatu keadaan yang belum
Kebutuhan tenaga perawat di Ruang Perawatan Infection Center
pernah dialami. Dalam perjalanan tersebut akan dijumpai
Lantai 1 dari hasil pengkajian tanggal 8-9 Juli 2019
banyak rintangan. Untuk tetap eksis dalam mencapai visi
berdasarkan Rumus Dougles :
tersebut maka diperlukan suatu semangat besar untuk

Jumla Klasifikasi Klien menempuh perjalanan panjang yang penuh rintangan dan

Klasifika h ketidak pastian. Tanpa semangat besar, perjalanan panjang

si Pasien Pasie Pagi Sore Malam tersebut akan berhenti dan gagal untuk mencapai visi yan

n diinginkan.
Total 0,36 x 1 = 0,20 x 1 = Semangat besar hanya dimiliki oleh personel organisasi
0,30 x 1 =
Care 0,36 0,20 jika mereka memiliki keyakinan dasar yang kuat melalui
1 0,30
Partial 0,27 x 10 = 0,10 x 10 = nilai-nilai yang ditanamkan pada setiap personel
10 0,15 x 10 =
Care 2,7 1,0 organisasi. Adapun nilai-nilai RSUP. Dr. Wahidin
0 1,5
Minimal 0,17 x 0 = 0,07 x 0 = Sudirohusodo Makassar sebagai berikut.
0,14 x 0 = 0
Care 0 0 1) Ramah (Kindness) sikap dan tutur kata manis, dengan

Total 11 3,06 = 3 1,8 = 2 1,2 = 1 berpraduga positif serta berbudi bahasa menarik dan selalu

berusaha untuk menolong pelanggan dengan tulus dan


Total Tenaga Perawat : ikhlas.
- Shift Pagi : 3 Orang 2) Peduli (Empathy) : berusaha untuk segera memahami
- Shift Sore : 2 Orang dan merespon dengan sungguh-sungguh masalah yang
- Shift Malam : 1 Orang dihadapi pelanggan dan langsung membantu
Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah : menyelesaikan masalah tersebut dengan tuntas dan
- 6 Orang + 1 Karu + 1 katim = 8 Orang memuaskan keinginan pelanggan.
Kesimpulan : 3) Jujur (honesty) : selalu memengang teguh ketulusan dan
Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga keikhlasan dalam memberikan pelayanan atau tidak
perawat terhadap jumlah pasien dalam waktu 1 x melalukan kecurangan apapun untuk dirinya atau pun

24 jam dibutuhkan 6 perawat dengan kebutuhan untuk kepetingan pelanggan.

shift pagi sebanyak 3 orang, shift sore 2 orang, dan 4) Profesional: bekerjasama sesuai dengan standar profesi .

shift malam 1 orang di ruangan infection lantai 1. 5) Kerjasama Berdasarkan nilai-nilai tersebut di atas serta

Sedangkan jumlah perawat di Ruangan Infection dalam upaya mencapai: bahu menbahu dalam memberikan

center lantai 1 dan 3 sebanyak 24 orang dengan pelayanan.

pembagian jadwal shift adalah shift pagi 8 orang 6) Inovative : kreatif dan dinas dalam menciptakan

termasuk kepala ruangan dan ketua tim, shift sore perubahan.

4 orang, dan shift malam 5 orang selebihnya yaitu c. Motto

7 orang berada dalam cuti tahunan, cuti Visi yang telah ditetapkan, maka diperlukan suatu motto

melahirkan, dan lepas malam Hal ini menunjukkan yang tidak saja sebagai suatu hiasan tetapi merupakan

bahwa kebutuhan perawat di Ruang Infection. perwujudan pengabdian pada bangsa dan negara. Adapun

Center Lantai 1 sudah memenuhi jumlah tenaga motto RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar yaitu:

keperawatan menurut rumus douglas. “dengan budaya sipakatau kami melayani dengan hati”.

Sedangkan menurut rumus Gillies : d. Tujuan

Jumlah jam keperawatan yang di butuhkan klien Tujuan Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Dr.
perhari dengan spesifikasi pembagian adalah : Wahidin Sudirohusodo adalah :

1) Ketergantungan minimal : 0 orang x 2 jam= 0 1) Membantu pemerintah daerah untuk meningkatkan

jam derajat kesehatan masyarakat dan peningkatan Pendapatan

Ketergantungan partial : 10 orang x 3 jam = 30 Asli Daerah (PAD) melalui peningkatan Sumber Daya

jam manusia (SDM), efisiensi dan kualitas pelayanan serta

Ketergantungan total : 1 orang x 6 jam = 6 jam pelayanan kesehatan Gratis;

Jadi total Jumlah waktu keperawatan langsung 2) Terciptanya sumberdaya manusia handal yang tulus

adalah jam 36 jam dalam mengintegrasikan pendikan, penelitian dan

2) Jumlah keperawatan tidak langsung : 11 orang pemeliharaan kesehatan;

x1 jam = 11 jam 3) Terwujudnya upaya pemeliharaan kesehatan paripurna

Jadi jumlah waktu keperawatan tidak langsung yang menyeluruh terintegrasi dan berkesinambungan;

adalah 11 jam 4) Terciptanya suasana akademik yang mendukung

3) Pendidikan kesehatan : 11 orang x 0,25 jam = pendidikan, penelitian dan pemeliharaan kesehatan yang

2,75 jam bermutu dan aman;

Jadi jumlah waktu penyuluhan adalah 2,75 jam 5) Terbinanya tim kerjasama profesional yang solid

Jumlah total jam keperawatan : dengan perbaikan mutu kinerja berkesinambungan.


36 jam + 11 jam + 2,75 jam = 4,5 jam 6) Terselenggaranya jejaring rumah sakit yang

11 orang mengemban tugas pendidikan, penelitian dan pemeliharaan

Jumlah tenaga yang di butuhkan yaitu : kesehatan.

4,5 jam x 11 orang x 365 hari = 18,0675 = 9 e. Fungsi

orang Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Dr. Wahidin

2.009 Sudirohusodo :

Tambahan : (365-78) x 7 = 2.009 hari 1) Perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan medik,

Untuk cadangan 20% = 9 x =1,8 / 2 orang pelayanan keperawatan, penunjang medik ,pendidikan dan

4) Jadi total jumlah tenaga yang dibutuhkan + pelatihan, penelitian dan pengembangan, perencanaan,

cadangan adalah 9+2 = 11 orang etika, umum, serta keuangan dan akuntansi.

5) Perbandingan rasio ahli : terampil = 41,6% : 2) Penyelenggaraan urusan pelayanan medik, pelayanan

58,3% = 5 : 7 orang keperawatan, penunjang medik, pendidikan dan pelatihan,

6) Proporsi dinas pagi, sore, malam = 12% : 8,3% penelitian dan pengembangan, perencanaan, etika, umum,

: 4,1% = 3 : 2 : 1 orang serta keuangan dan akuntansi.

Total Tenaga Perawat : 3) Pembinaan dan penyelenggaraan di bidang pelayanan

- Shift Pagi : 3 Orang medik, pelayanan keperawatan, penunjang medik,


- Shift Sore : 2 Orang pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan,

- Shift Malam : 1 Orang perencanaan, etika, umum, serta keuangan dan akuntansi.

Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah : 4) Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Gubernur

- 8 Orang + 1 Karu + 1 Katim = 10 Orang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Kesimpulan : f. Tugas

Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Dr. Wahidin

perawat terhadap jumlah pasien dalam waktu 1 x Sudirohusodo, mempunyai tugas menyelenggarakan

24 jam dibutuhkan 10 perawat dengan kebutuhan urusan di bidang upaya penyembuhan dan pemulihan

shift pagi sebanyak 3 orang, shift sore 2 orang, dan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu, dan

shift malam 1 orang,Sedangkan sedangkan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan

perawat cadangan yaitu 2 orang 1 katim dan 1 dan pencegahan, serta melaksanakan upaya rujukan dan

karu. Sedangkan jumlah perawat di Ruangan fasilitasi penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan

Infection center lantai 1 dan 3 sebanyak 24 orang penelitian berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi

dengan pembagian jadwal shift adalah shift pagi 8 dan tugas pembantuan.

orang termasuk kepala ruangan dan ketua tim, g. Sasaran

shift sore 4 orang, dan shift malam 5 orang Dalam mencapai visi dan misi, RSUP Dr. Wahidin
selebihnya yaitu 7 orang berada dalam cuti Sudirohusodo Makassar menetapkan 11 (Sebelas) sasaran

tahunan, cuti melahirkan, dan lepas malam Hal ini strategis yang akan dicapai dalam tahun 2015-2019, yaitu:

menunjukkan bahwa kebutuhan perawat di Ruang 1. Terwujudnya Kepuasan Stakeholder.

Infection. Center Lantai 1 sudah memenuhi jumlah 2. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan,

tenaga keperawatan menurut rumus douglas. Pendidikan dan Penelitian yang Berkelanjutan.

b. Job Desk 3. Terwujudnya Integrasi dengan FK-UH dan RS UNHAS

1) Dimensi penugasan menuju AHC.

Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara 4. Terwujudnya Peningkatan Kinerja Layanan Unggulan.

pada ketua Tim ruangan Infection Center Lantai 1, 5. Terwujudnya Sistem Pemasaran yang Terintegrasi.

dimensi penugasan di Infection Center lantai 1 6. Terwujudnya Sistem Rujukan yang Efektif.

bersifat fleksibel. Artinya, pada saat pemberian 7. Terwujudnya Penyempurnaan Sistem Manajemen.

pelayanan keperawatan, dilakukan secara sama-sama 8. Terwujudnya Peningkatan Kompetensi dan Kinerja

dan tidak monoton pada pembagian tugas misalnya SDM.

perawat primer dan perawat asosiet tidak hanya 9. Terwujudnya Peningkatan Keandalan Sarana &

melakukan tugasnya sesuai dengan teori, tetapi Prasarana.

dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel. 10. Terwujudnya Peningkatan Layanan SIM-RS.


Observasi : Berdasarkan hasil observasi di 11. Terwujudnya Efisiensi Anggaran.

ruangan Infection Center Lantai 1 didapatkan bahwa

ketika Tim A mendapatkan kesibukan lain dan tidak B. Pengumpulan Data

dapat melakukan intervensi terhadap pasien maka 1. Man (M1) Menurut (Nursalam
a. Ketenagaan
Tim B bisa mengambil alih tanggung jawab Tim A 2014).
1) struktur organisasi
terhadap pasiennya untuk sementara waktu. b.Pada pengkaj
Ruangan Interna Rumah Sakit Y dipimpin oleh kepala
langsung
2) Uraian tugas
ruangan dan dibantu oleh wakil kepala ruangan, 3
dituliskan poin
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara, ketua tim, 8 perawat pelaksana, tata usaha bersama 5
itu pasie
perawat primer mengatakan bahwa uraian tugas pembantu orang sakit (POS) atau yang difungsikan
berdasarkan teo
sesuai dengan dimensi dan fungsinya masing- sebagai pembantu perawat, serta tiga orang yang
seharisnya pad
bertugas sebagai cleaning service (CS). Adapun
masing. Misalnya: poin a adala
struktur organisasinya adalah: Menurut (Nursalam,
a) Tugas kepala ruangan yaitu merencanakan jumlah ketenagaan,
2014).
kemudian
dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain
dipengkajian
sesuai kebutuhan di ruangan Infection Center
tidak
Lantai 1, memberi pengarahan dan motivasi
dicantumkan
kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan struktur
Kepala Ruangan organisasi.
asuhan keperawatan sesuai dengan standar setiap

pagi pada saat dilakukannya hand over, serta Wakil Tata Usaha
Karu
melaksanakan penilaian dan mencantumkan ke

dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Katim 1 Katim 2 Katim 3

Pegawai (D.P.3) bagi pelaksana keperawatan dan


Perawat 3 Perawat 3 Perawat 2
tenaga lain di ruang Infection Center Lantai 1 yang
POS POS POS
berada di bawah tanggung jawabnya untuk

berbagai kepentingan (naik pangkat/golongan, CS CS CS

melanjutkan sekolah) mengawasi dan


1) Karakteristik ketenagaan berdasarkan spesifikasi
mengendalikan pendayagunaan peralatan serta
pekerjaan
obat-obatan secara efektif dan efisien. Tabel 3.1 Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Spesifikasi
Pekerjaan di Ruang Infection center lantai 1
b) Ketua tim/perawat primer memiliki tugas seperti

mengikuti serah terima pasien dari shift Data Sekunder.

sebelumnya bersama kepala ruangan, melakukan

pembagian tugas bersama kepala ruangan untuk

anggota tim/pelaksana, memberikan pertolongan


No Spesifikasi Pekerjaan Jumlah Persen
segera pada pasien dengan masalah kedaruratan,
1 Perawat 24 92. 30
mengorientasikan pasien baru, melakukan 2 Cleaning Servis 2 7. 69

pelaporan dan pendokumentasian. 3 Administrasi 0 0


4 Inventarisasi 0 0
c) Perawat asosiet/pelaksana memiliki tugas yaitu
Jumlah 26 100
bersama kepala ruangan dan ketua tim
Berdasarkan tabel 3.2 di atas, sebagian besar (92,30%)
mengadakan serah terima tugas, menerima
ketenagaan di Ruang Infection Center lantai 1 adalah tenaga
pembagian tugas dari ketua tim, menerima pasien keperawatan.

baru, melaksanakan asuhan keperawatan,


Pada poin b pad
menerima pujian dari ketua tim, dan juga dapat b. Jumlah Tenaga di Ruang Infection Center lantai 1 dan
pengkajian
menerima teguran dari ketua tim apabila 3 di Rumah Sakit RSUP.Dr. Wahidin Sudirohusodo
langsung
Makassar
melalaikan tugas. menjelaskan
1) Keperawatan
Observasi : Berdasarkan hasil observasi karakteristik
3) Non Keperawatan (Menurut Nursalam, 2014).
ketenagaan
didapatkan bahwa kepala ruangan, ketua tim, dan
a) Karakteristik ketenagaan berdasarkan tingkat berdarakan tingk
perawat pelaksana sudah menjalankan tugasnya
pendidikan pendidikan,
masing-masing sesuai yang disampaikan oleh
Menurut Nursala
Tabel 3.2 Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Tingkat
Ketua Tim A. Pendidikan di Ruang Infection Center Lantai 1 Tahun (2014) seharusny
2019 dipisahkan.
3) Fungsi perawat
No Pendidikan Jumlah Persen
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara
1 Ners 10 41,6
pada Kepala Ruangan Infection Center Lantai 1, 2 Strata 1 2 8,3
3 Diploma III 12 50
fungsi dan kegiatan perawat sudah jelas. Pada 4 SMK 0 0
Jumlah 24 100
pelaksanaannya perawat juga menjalankan tugasnya
Sumber:Data Sekunder
sesuai dengan fungsinya, karena jumlah perawat Berdasarkan tabel 3.3 di atas, sebagian besar (50%)
pada saat ini sudah mencukupi jumlah pasien bahkan ketenagaan di Ruang Infection Center lantai 1
lebih. berpendidikan Diploma III.

Observasi : Berdasarkan hasil observasi b) Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan


masa kerja
didapatkan bahwa fungsi perawat di ruangan
Tabel 3.4 Distribusi Tenaga Keperawatan
Infection Center Lantai 1 sudah melaksanakan tugas Berdasarkan Masa Kerja di Ruang Infection Center
Lantai 1 Tahun 2019
sesuai dengan fungsinya masing-masing.

4) Pembagian tugas dan metode penugasan

Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara

pada Ketua Tim Ruangan Infection Center Lantai 1,

pembagian tugas sudah jelas seperti tugas No Masa Kerja Jumlah %


1 > 5 tahun 15 62,5
2 < 5 tahun 9 37,5
perencanaan, pengorganisasian dan ketenagaan, Jumlah 24 100
pengarahan, dan pengawasan. Sumber:Data Sekunder
Berdasarkan tabel 3.4 di atas, tenaga keperawatan di
Observasi : Berdasarkan hasil observasi
Ruang Infecton Center Lantai 1 memiliki pengalaman
didapatkan bahwa dalam metode penugasan telah
kerja >5 tahun sebanyak 62,5% dan < 5 tahun hanya
dilakukan pengorganisasian tugas menurut jenis
37,5%.
pekerjaan seperti perawat A yang bertugas
c) Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan
menyuntik dan perawat B bertugas mengukur suhu
Diklat yang diperoleh
badan pasien. Tabel 3.5 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan
Diklat yang Diperoleh di Ruang Infection Center Tahun
c. Kepemimpinan 2019
No Diklat Jumlah %
1) Pembinaan kinerja
1 Pernah diklat 24 100
Dari hasil observasi Buku kinerja tiap perawat 2 Tidak pernah diklat 0 0
Jumlah 24 100
(logbook), manual dengan menulis tangan yang
Sumber:Data Sekunder
dijadikan sebagai pendokumentasian kegiatan harian Berdasarkan tabel 3.5 di atas, tenaga keperawatan
perawat sudah ada. Tetapi menurut wawancara di Ruang Infection Center Lantai 1 semua wajib (100%)
kepada ketua tim perencanaan untuk bulan depan mengikuti diklat sebagai persyaratan menjadi tenaga

akan diterapkan penginputan data melalui computer. kerja dirumah sakit RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo
(seperti BTCLS, BLS, EKG, Patient safety).
2) Penilaian kinerja
c. Kebutuhan Tenaga
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala
Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan dapat
ruangan, penilaian kinerja perawat yang seharusnya
diterapkan beberapa formula yaitu:(1) Rasio; (2)
penilaian kinerja dilakukan per tiga bulan dengan Douglas; (3) Gillies (Menurut Nursalam, 2014).
mengumpulkan logbook tiap perawat untuk dinilai
2) Analisis kebutuhan tenaga keperawatan di Ruang
sebagaimana yang disampaikan oleh Kabid
Infection Center
Keperawatan.
Analisa kebutuhan tenaga perawat di Ruang Infection
3) Peningkatan kinerja
Center Lantai 1 berdasarkan Rumus Gillies adalah
Terdapat kegiatan peningkatan kinerja seperti
sebagai berikut :
inservice training bagi perawat baru selama 1 tahun
 Metode Gilles
sebagai tahap orientasi dan continuing education
Rumus BOR = Jumlah hari perawatan X 100
seperti melanjutkan pendididkan dilakukan bila ada

perawat yang ingin melanjutkan pendidikan, namun Jumlah TT x Jumlah hari persatuan waktu

tidak ada tugas belajar yang didanai oleh RS.

Sedangkan untuk continuing education terencana


Jumlah pasien : 11 orang
seperti kegiatan pelatihan ada namun tidak dilakukan
secara terjadwal. Dan reflective case discussion = Perawatan secara langsung/hari/klien :
(RCD) dilakukan di ruangan Infection Center Lantai
d. Minimal : 0 x 0 jam = 0 jam
1,dimana RCD atau biasa yang disebut RDK adalah

suatu metoda dalam merefleksikan pengalaman e. Partial : 10 x 3 jam = 30 jam

klinis perawat danyang mengacu kepada pemahaman


f. Total : 1 x 6 jam = 6 jam
terhadap standar keperawatan.
Jumlah jam : 36 jam
4) Pendelegasian tugas

Pendelegasian tugas tertulis jelas bila karu cuti dan Jumlah perawatan tidak langsung : 11 x 1 =11

terdapat laporan tertulis dari pihak yang menerima jam

pendelegasian. Tetapi jika hanya ketidak hadiran Jumlah jam penkes =11 x 0,25 = 2,75 jam
sehari karena izin tanpa tertulis.
Rata-rata jumlah jam perawatan/hari/klien :
c. Metode (M3)

a. Visi dan Misi RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo 36 + 11 + 2,75 = 4,5 jam/klien/hari
1) Visi
11
Menjadi Academic Health Center Terkemuka di
Jumlah tenaga yang dibutuhkan = 4,5 x 11 x 365 18,067.5 = 9
Indonesia Tahun 2019
2) Misi
(365 – 78) x 7 2.009
Misi Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Dr.
Kebutuhan tenaga sebanyak 9 orang
Wahidin Sudirohusodo adalah :

a) Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan Antisipasi kekurangan tenaga 20%

dan penelitian di bidang kesehatan yang 9 x 20% = 1,8 = 2 perawat.

berkualitas dan komprehensif.


 Waktu perawatan langsung
b) Menumbuhkembangkan sistem manajemen
Kebutuhan tenaga perawat di Ruang Perawatan Infection
organisasi yang efektif.
Center Lantai 1 dari hasil pengkajian tanggal 8-9 Juli
c) Mengampu rumah sakit jejaring di wilayah
2019 berdasarkan Rumus Dougles :
Indonesia Timur.
Jumla Klasifikasi Klien
1) Visi Model Praktik Keperawatan Profesional Klasifika h

si Pasien Pasie Pagi Sore Malam

Total 1 0,36 x 1 = 0,30 x 1 = 0,20 x 1 =


Care 0,36 0,20
0,30
Ruangan Infection Center melaksanakan MPKP dengan Partial 0,27 x 10 = 0,10 x 10 =
10 0,15 x 10 =
metode Tim, dapat dijelaskan sebagai berikut : Care 2,7 1,0
0 1,5
1) Dalam daftar dinas Ruang Infection Center terbagi Minimal 0,17 x 0 = 0,07 x 0 =
0,14 x 0 = 0
menjadi 4 tim. Tim 1 terdiri dari Katim 1 orang dan Care 0 0

anggota tim 4 orang, dan Tim 2 terdiri dari Katim 1 Total 11 3,06 = 3 1,8 = 2 1,2 = 1

orang dan anggota tim 5 orang, kemudian tim 3&4 Total Tenaga Perawat :

memiliki 1 katim dan 4 orang anggota. - Shift Pagi : 3 Orang


2) Operan shift dan pengaturan shift tiap hari terbagi - Shift Sore : 2 Orang
menjadi 3 shift, yaitu shift pagi dari jam 07.00 - Shift Malam : 1 Orang
WITA – 14.00 WIB, shift sore dari jam 13.30 WIB - Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah :
21.00 WITA dan shift malam dari jam 20.30 WITA - 6 Orang + 1 Karu + 1 katim = 8 Orang
– 07.00 WITA. Kesimpulan :
3) b. Timbang Terima Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga
Observasi: Berdasarkan hasil observasi pada tanggal perawat terhadap jumlah pasien dalam waktu 1
8-9 Juli 2019 diruangan Infection Center timbang x 24 jam dibutuhkan 6 perawat dengan
terima yang dilaksanakan sudah efektif, 3 kali kebutuhan shift pagi sebanyak 3 orang, shift

timbang terima dilakukan dalam sehari, yang sore 2 orang, dan shift malam 1 orang di

dipimpin oleh kayan, Katim/ PP ataupun PJ Shift, ruangan infection lantai 1. Sedangkan jumlah

yang dipersiapkan adalah rekam medik pasien, atau perawat di Ruangan Infection center lantai 1

catatan keperawatan pasien, yang memuat rencana dan 3 sebanyak 24 orang dengan pembagian

tindakan, obat yang dikonsumsi, tindakan yang jadwal shift adalah shift pagi 8 orang termasuk

sudah dilakukan, renpra yang akan dilakukan, kepala ruangan dan ketua tim, shift sore 4

jumlah pasien pulang dan masuk serta hal-hal yang orang, dan shift malam 5 orang selebihnya

berhubungan dengan pasien, serta respon pasien yaitu 7 orang berada dalam cuti tahunan, cuti

terhadap tindakan-tindakan, keluhan pasien, data melahirkan, dan lepas malam Hal ini

masalah yang belum teratasi yang kemudian menunjukkan bahwa kebutuhan perawat di

disampaikan dengan komunikasi efektif. Namun Ruang Infection. Center Lantai 1 sudah

kunjungan di masing-masing pasien dengan memenuhi jumlah tenaga keperawatan menurut

memvalidasi kondisi pasien yang telah dilaporkan rumus douglas.

serta memberitahu petugas yang akan shift Sedangkan menurut rumus Gillies :

selanjutnya tidak dilakukan. Pelaksanaan timbang Jumlah jam keperawatan yang di butuhkan
terima selalu dilaksanakan tepat waktu dikarenakan klien perhari dengan spesifikasi pembagian

perawat mempunyai kesadaran akan pentingnya adalah :

kedisiplinan. 7) Ketergantungan minimal : 0 orang x 2 jam=

Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan 0 jam

2 dari 3 perawat yang shift pagi pada tanggal 8-9 Juli Ketergantungan partial : 10 orang x 3 jam

2019 mengatakan bahwa hand over dilakukan di = 30 jam

nurse station yang dipimpin oleh kepala ruangan jika Ketergantungan total : 1 orang x 6 jam = 6

sedang tidak dalam pekerjaan yang lain atau diganti jam

oleh ketua tim. Jadi total Jumlah waktu keperawatan

Kuesioner : Berdasarkan hasil angket pada tanggal langsung adalah jam 36 jam

8-9 Juli 2019 bahwa kegiatan operan timbang terima 8) Jumlah keperawatan tidak langsung : 11

diketahui oleh semua perawat dan dilaksanakan orang x1 jam = 11 jam

sebanyak 3 kali dalam 1 kali 24 jam yaitu dari shift Jadi jumlah waktu keperawatan tidak

malam ke pagi, shift pagi ke siang, dan shift siang ke langsung adalah 11 jam

malam. Perawat mengetahui hal yang perlu 9) Pendidikan kesehatan : 11 orang x 0,25 jam

disampaikan selama kegiatan hand over di nurse = 2,75 jam


station. Jadi jumlah waktu penyuluhan adalah 2,75

4) Pre dan Post Conference jam

Observasi : Berdasarkan hasil observasi di Ruangan Jumlah total jam keperawatan :

Infection Center, pelaksanaan pre dan post 36 jam + 11 jam + 2,75 jam = 4,5 jam

conference sudah dilakukan karena perawat langsung 11 orang

menuliskan hasilnya dibuku laporan dan di media Jumlah tenaga yang di butuhkan yaitu :

elektronik (komputer dalam bentuk file). 4,5 jam x 11 orang x 365 hari = 18,0675 =

Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara 9 orang

terhadap perawat pelaksana pada tanggal 9 Juli 2019 2.009

dikatakan bahwa pre post conference sudah Tambahan : (365-78) x 7 = 2.009 hari

dilakukan di Ruangan Infection center. Untuk cadangan 20% = 9 x =1,8 / 2

5) c. Ronde Keperawatan orang

Observasi : Berdasarkan hasil observasi pada 10) Jadi total jumlah tenaga yang dibutuhkan +

tanggal 8-9 Juli 2019 kami belum pernah cadangan adalah 9+2 = 11 orang

menyaksikan secara langsung ronde keperawatan di 11) Perbandingan rasio ahli : terampil =

ruangan Infection Centre dengan jadwal ronde 41,6% : 58,3% = 5 : 7 orang


keperawatan dilaksanakan teratur setiap bulan. 12) Proporsi dinas pagi, sore, malam = 12% :

Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara 8,3% : 4,1% = 3 : 2 : 1 orang

terhadap perawat pelaksana pada tanggal 8-9 Juli Total Tenaga Perawat :

2019, dikatakan bahwa di ruangan Infection center - Shift Pagi : 3 Orang

hanya dilakukan ronde apabila terdapat pasien yang - Shift Sore : 2 Orang

lama perawatannya melebihi dari clinical pathway - Shift Malam : 1 Orang

tiap diagnosa medis pasien. Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah :

Ronde keperawatan bertujuan untuk mengatasi - 8 Orang + 1 Karu + 1 Katim = 10 Orang

masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh Kesimpulan :

perawat. Pelaksanaan ronde keperawatan tersebut telah Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga

diketahui oleh keluarga pasien. Dalam pelaksanaan perawat terhadap jumlah pasien dalam waktu 1

kegiatan ronde, telah dibentuk tim ronde keperawatan x 24 jam dibutuhkan 10 perawat dengan

yang dibuat saat rapat rutin yang dilaksanakan 3 kali kebutuhan shift pagi sebanyak 3 orang, shift

dalam sebulan dan menurut beberapa responden, tim sore 2 orang, dan shift malam 1

tersebut telah melaksanakan ronde keperawatan secara orang,Sedangkan sedangkan perawat cadangan

optimal. Tetapi dalam pelaksanaannya sendiri masih yaitu 2 orang 1 katim dan 1 karu. Sedangkan
sering terkendala waktu. Dengan demikian, dapat jumlah perawat di Ruangan Infection center

disimpulkan bahwa secara umum ronde keperawatan lantai 1 dan 3 sebanyak 24 orang dengan

dilaksanakan di ruang Infection center setiap bulan pembagian jadwal shift adalah shift pagi 8

dalam bentuk studi kasus (case study). orang termasuk kepala ruangan dan ketua tim,

6) Pendelegasian shift sore 4 orang, dan shift malam 5 orang

Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara selebihnya yaitu 7 orang berada dalam cuti

terhadap kepala ruangan pada tanggal 8-9 Juli 2019, tahunan, cuti melahirkan, dan lepas malam Hal

dikatakan bahwa di ruangan Infection Centre tidak ini menunjukkan bahwa kebutuhan perawat di

dilakukan pendelegasian secara tertulis jika kepala Ruang Infection. Center Lantai 1 sudah

ruangan meninggalkan ruangan kurang dari 1x24 memenuhi jumlah tenaga keperawatan menurut

jam. Pendelegasian tertulis dilakukan bila karu akan rumus douglas.

cuti atau mengikuti pelatihan selama beberapa hari. b. Job Desk

Karu mengatakan bahwa pada pendelegasian tertulis, 1) Dimensi penugasan

terdapat tanda tangan pemberi dan penerima Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara

delegasi. pada ketua Tim ruangan Infection Center Lantai

7) d. Sentralisasi Obat 1, dimensi penugasan di Infection Center lantai 1


Sentralisasi obat di ruangan Infection Centre bersifat fleksibel. Artinya, pada saat pemberian

telah berjalan secara optimal, dimana ketika dokter pelayanan keperawatan, dilakukan secara sama-

telah melakukan visite, dan telah mendiagnosa sama dan tidak monoton pada pembagian tugas

penyakit yang diderita oleh pasien, selanjunya Dokter misalnya perawat primer dan perawat asosiet

dan Apoteker bekerja sama dalam menentukan tidak hanya melakukan tugasnya sesuai dengan

pengobatan yang tepat untuk pasien setelah itu resep teori, tetapi dalam pelaksanaannya bersifat

obat diteruskan ke apotik. Di apotik resep yang fleksibel.

diterima diberi nomor kemudian dilakukan skrining Observasi : Berdasarkan hasil observasi di

setelah obat yang dibutuhkan sudah lengkap, ruangan Infection Center Lantai 1 didapatkan

kemudian didistribusikan ke ruang perawatan. Di bahwa ketika Tim A mendapatkan kesibukan lain

ruang perawatan, perawat yang langsung mengelola dan tidak dapat melakukan intervensi terhadap

obat-obat dari pasien, kemudian obat tersebut pasien maka Tim B bisa mengambil alih

diberikan kepada keluarga/pasien. tanggung jawab Tim A terhadap pasiennya untuk

8) Penerimaan Pasien Baru sementara waktu.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 8-9 Juli 2) Uraian tugas

2019 di ruangan Infection Centre, perawat belum pernah Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara,
melakukan penerimaan pasien baru dari IGD selama perawat primer mengatakan bahwa uraian tugas

mahasiswa dinas pagi di ruangan tersebut. Sehingga sesuai dengan dimensi dan fungsinya masing-

mahasiswa belum mampu mengambil kesimpulan masing. Misalnya:

mengenai prosedur yang dilakukan perawat dalam d) Tugas kepala ruangan yaitu merencanakan

penerimaan pasien baru, apakah sudah sesuai dengan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta

aturan SOP yang berlaku di RSUD Haji atau tidak. tenaga lain sesuai kebutuhan di ruangan

Berdasarkan hasil wawancara terhadap kepala Infection Center Lantai 1, memberi pengarahan

ruangan Infection Centre dan 3 dari 2 perawat yang dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk

dinas pada saat mahasiswa melakukan pengkajian pada melaksanakan asuhan keperawatan sesuai

tanggal 8-9 Juli 2019 mengatakan bahwa penerimaan dengan standar setiap pagi pada saat

pasien baru dalam hal ini pengkajian dan orientasi dilakukannya hand over, serta melaksanakan

ruangan tetap dilakukan sesuai SOP yang ada di rumah penilaian dan mencantumkan ke dalam Daftar

sakit. Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai

(D.P.3) bagi pelaksana keperawatan dan tenaga


9) Discharge Planning
lain di ruang Infection Center Lantai 1 yang
Observasi: Pada lembar discharge planning di
berada di bawah tanggung jawabnya untuk
buku RM pasien diisi oleh perawat dan
ditandatangani oleh dokter, dimana terkadang
berbagai kepentingan (naik pangkat/golongan,
discharge planning diisi ketika pasien akan
melanjutkan sekolah) mengawasi dan
pulang.
mengendalikan pendayagunaan peralatan serta
Wawancara :Berdasarkan hasil wawancara
terhadap perawat pada tanggal 8-9 Juli 2019, obat-obatan secara efektif dan efisien.
dikatakan bahwa di ruangan Infection Centre e) Ketua tim/perawat primer memiliki tugas
discharge planning diisi ketika pasien sudah seperti mengikuti serah terima pasien dari shift
dirawat selama 1x24 jam.
sebelumnya bersama kepala ruangan,
Pelaksanaan perencanaan pulang yang dilakukan
melakukan pembagian tugas bersama kepala
di ruang Infection Centre dalam memberikan
ruangan untuk anggota tim/pelaksana,
kesempatan kepada pasien untuk mendapatkan
pengajaran selama di rumah sakit untuk bisa memberikan pertolongan segera pada pasien

dimanfaatkan sewaktu di rumah, tindak lanjut yang dengan masalah kedaruratan, mengorientasikan
sistematis yang digunakan untuk menjamin pasien baru, melakukan pelaporan dan
kontinuitas keperawatan pasien, evaluasi terhadap
pendokumentasian.
pengaruh dari intervensi yang terencana pada
f) Perawat asosiet/pelaksana memiliki tugas yaitu
penyembuhan pasien dan mengidentifikasi
bersama kepala ruangan dan ketua tim
kekambuhan atau kebutuhan keperawatan baru, serta
bantuan kemandirian pasien dalam kesiapan mengadakan serah terima tugas, menerima
melakukan keperawatan dirumah sudah dilakukan
pembagian tugas dari ketua tim, menerima
namun belum optimal.
pasien baru, melaksanakan asuhan
Dari kuesioner yang telah diisi oleh perawat di
keperawatan, menerima pujian dari ketua tim,
ruangan Infection Centre, menunjukkan bahwa semua
responden mengerti dan bersedia untuk melakukan dan juga dapat menerima teguran dari ketua
discharge planning. Hampir semua responden tim apabila melalaikan tugas.
menjawab bahwa sudah ada pembagian tugas dalam Observasi : Berdasarkan hasil observasi
melakukan discharge planning dan sudah ada
didapatkan bahwa kepala ruangan, ketua tim,
pemberian brosur/leaflet kepada pasien.
dan perawat pelaksana sudah menjalankan
Dalam melakukan discharge planning yang perlu
tugasnya masing-masing sesuai yang
diperhatikan adalah bahasa yang digunakan. Beberapa
responden mengatakan bahasa yang sering digunakan disampaikan oleh Ketua Tim A.

adalah bahasa Indonesia karena mudah dipahami oleh 3) Fungsi perawat


pasien dan keluarga. Kemudian, setelah pelaksanaan Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara
discharge planning, semua responden menjawab
pada Kepala Ruangan Infection Center Lantai 1,
bahwa mereka tidak melakukan pendokumentasian.
fungsi dan kegiatan perawat sudah jelas. Pada
Kegagalan dalam memberikan dan
pelaksanaannya perawat juga menjalankan
mendokumentasikan discharge planning akan
berisiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup, tugasnya sesuai dengan fungsinya, karena jumlah
dan disfungsi fisik. Dalam melakukan discharge
perawat pada saat ini sudah mencukupi jumlah
planning diperlukan komunikasi yang baik terarah,
pasien bahkan lebih.
sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti dan
Observasi : Berdasarkan hasil observasi
berguna untuk keperawatan di rumah (Nursalam,
2014). didapatkan bahwa fungsi perawat di ruangan
Dari data kuisioner dapat disimpulkan bahwa Infection Center Lantai 1 sudah melaksanakan
semua perawat mengerti dan bersedia melakukan tugas sesuai dengan fungsinya masing-masing.
discharge planning.
4) Pembagian tugas dan metode penugasan

Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara


10) Dokumentasi
pada Ketua Tim Ruangan Infection Center Lantai
Format pendokumentasian yang diterapkan di
Ruang Infection Centre format yang sudah baku, 1, pembagian tugas sudah jelas seperti tugas
yaitu menggunakan model integrasi atau SOAP, perencanaan, pengorganisasian dan kete
dengan adanya format baku yang diterapkan ini nagaan, pengarahan, dan pengawasan.
sangat membantu memudahkan pekerjaan perawat
Observasi : Berdasarkan hasil observasi
dalam melakukan pengkajian pada pasien.
didapatkan bahwa dalam metode penugasan telah
Penerapan sistem dokumentasi keperawatan di
ruangan Infection Centre dapat dikatakan sudah dilakukan pengorganisasian tugas menurut jenis

sangat baik, berdasarkan hasil pendataan yang telah pekerjaan seperti perawat A yang bertugas
dilakukan menunjukkan bahwa setiap perawat telah
menyuntik dan perawat B bertugas mengukur
mengerti cara pengisian dokumentasi keperawatan
suhu badan pasien.
dan telah melakukan dokumentasi keperawatan
dengan tepat dan benar. Ditambah lagi perawat c. Kepemimpinan

mengisi pendokumentasian di komputer. Meski 1) Pembinaan kinerja


demikian sebagian kecil ditemukan bahwa adanya Dari hasil observasi Buku kinerja tiap perawat
model dokumentasi yang digunakan ini dapat (logbook), manual dengan menulis tangan yang
menambah beban kerja perawat dan menyita banyak
dijadikan sebagai pendokumentasian kegiatan
waktu, alasannya adalah jumlah pasien dengan tenaga
harian perawat sudah ada. Tetapi menurut
perawat saat melakukan proses keperawatan kadang
tidak seimbang sehingga mampu mempengaruhi wawancara kepada ketua tim perencanaan untuk

beban kerja perawat. bulan depan akan diterapkan penginputan data


11) Supervisi melalui computer.
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara
2) Penilaian kinerja
terhadap perawat pada tanggal 8-9 Juli 2019,
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala
dikatakan bahwa di Ruangan Infection Centre
ruangan, penilaian kinerja perawat yang
supervisi sudah pernah dilakukan dan waktu
pelaksanaannya 3 kali dalam sebulan. Namun, seharusnya penilaian kinerja dilakukan per tiga
untuk tanggal pelaksanaannya belum ditentukan bulan dengan mengumpulkan logbook tiap
secara paten.
perawat untuk dinilai sebagaimana yang
Kuesioner : Berdasarkan hasil angket pada
disampaikan oleh Kabid Keperawatan.
tanggal 8-9 Juli 2019 didapatkan 1 dari 2 perawat
mengatakan bahwa supervisi hanya dilakukan 3) Peningkatan kinerja

oleh kepala ruangan dan kepala bidang Terdapat kegiatan peningkatan kinerja seperti
keperawatan. Ada sebagian kecil perawat tidak inservice training bagi perawat baru selama 1
mengetahui alur pelaksanaan supervisi secara tahun sebagai tahap orientasi dan continuing
rinci di ruangan.
education seperti melanjutkan pendididkan
Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner
dilakukan bila ada perawat yang ingin
yang diisi oleh perawat di Ruangan Infection Centre
menunjukkan bahwa semua perawat mengerti tentang melanjutkan pendidikan, namun tidak ada tugas

supervisi dan mereka menjawab bahwa supervisi belajar yang didanai oleh RS. Sedangkan untuk
telah dilakukan di ruangan dengan format baku untuk continuing education terencana seperti kegiatan
supervisi setiap tindakan, format tersebut juga dinilai
pelatihan ada namun tidak dilakukan secara
sudah sesuai dengan standar keperawatan. Hampir
terjadwal. Dan reflective case discussion (RCD)
setengah dari jumlah responden menyatakan alat
dilakukan di ruangan Infection Center Lantai
(instrument) supervisi sudah tersedia secara lengkap.
Dari data kusieoner didapatkan data bahwa 1,dimana RCD atau biasa yang disebut RDK
responden sebagian besar menjawab jika hasil dari adalah suatu metoda dalam merefleksikan
supervisi disampaikan kepada perawat dan selalu
pengalaman klinis perawat danyang mengacu
mendapatkan feedback dari supervisor untuk setiap
kepada pemahaman terhadap standar
tindakan. Namun, kapan dan berapa kali supervisi
dilakukan tidak dapat disimpulkan karena ada keperawatan.

perbedaan pendapat yang mencolok yaitu beberapa


responden menjawab setiap bulan, setiap 2 bulan 4) Pendelegasian tugas
sekali, 1x setahun, adapula yang menjawab jika Pendelegasian tugas tertulis jelas bila karu cuti
supervisi dilakukan tetapi pelaksanaannya tidak
dan terdapat laporan tertulis dari pihak yang
menentu (jarang dilakukan).
menerima pendelegasian. Tetapi jika hanya
Dari data juga didapatkan bahwa yang
melakukan supervisi adalah kepala ruangan dan ketidak hadiran sehari karena izin tanpa tertulis.
Dalam pengkaja
kepala bidang keperawatan. Dari hasil wawancara poin pasien berad
d. Pasien
dengan Karu didapatkan bahwa supervisi sudah di poin
Ruang infection Center Lt 1 diperuntukkan bagi
pernah dilakukan. Supervisi ada secara langsung dan seharusnya berad
tidak langsung, kemudian ada yang terstruktur dan masyarakat yang membutuhkan pelayanan penyakit pada poin
tidak terstruktur. berdasarakan teor
flu burung atau SARS. Gedung perawatan infection
12) Pengkajian Nilai Islam di Ruang Infection Centre Nursalam (2014)
center lantai 1 yang merupakan ruang perawatan yang
Observasi: berdasarkan hasil observasi , di
Ruangan Infection Centre di fasilitasi pemuka dipimpin oleh seorang kepala ruangan, 4 Ketua Tim,
agama untuk pelayanan kerohanian. dan 16 Perawat asosiet/pelaksana. Jumlah kamar 7,
Wawancara: berdasarkan hasil wawancara pada
terdapat 2 kamar yang terdiri masing masing 2 bed,
perawat, apabila ada pasien baru, maka pasien
dan 2 kamar terdiri masing masing 4 bed, ruang isolasi
tidak pernah diberikan atau diajarkan doa-doa
kesembuhan. 1 bed, ruangan triase 2 bed, ruangan observasi 3 bed
13) Standar
dan dilengkapi kamar jenasah. Jadi jumlah bed
a) Standar asuhan keperawatan (SAK)
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara keseluruhan yaitu 18 bed.

yang dilakukan dengan kepala ruangan 1) Rekapitulasi kunjungan rawat inap di Ruang
Infection Centre, standar asuhan keperawatan
Infection center.
yang digunakan di Ruangan adalah menurut
Tabel 3.2 Rekapitulasi Kunjungan Rawat Inap di Ruangan
NANDA NIC-NOC (North American Nursing
Infection Center lantai 1 Periode Bulan Mei, Juni dan Juli
Dignoses Nursing Income-Nursing Outcome). Tahun 2019

b) Standar Operation Prosedure (SOP)


Bulan
Berdasarkan hasil observasi, terdapat Standard No Uraian Total
April Mei Juni
Operational Procedure (SOP) untuk semua 1 Total dirawat 313 268 241 822
2 Lama rawat 335 309 153 797
tindakan keperawatan. SOP yang digunakan 3 Pasien keluar 38 45 30 113
Hidup 34 40 24 98
adalah hasil dari keputusan Kementerian Mati 4 5 6 15
4 Pasien 37 44 1 82
dipindahkan
Kesehatan dari pihak Infection Centre Makassar.

c) Sosialisasi standard dan perubahannya

Berdasarkan hasil wawancara, apabila terdapat Berdasarkan

perubahan standard maka akan disosialisasikan Sumber : Data sekunder pengkajian tida

kepada perawat lainnya. terdapat poin

d) Standar alat dan fasilitas ruangan e. Mahasiswa Praktek (Jumlah, Institusi, lama dll) yaitu mahasisw

Berdasarkan hasil observasi, terdapat standar alat (Setianingsih, 2016). prakterk,

dan fasilitas di ruangan Ruang Perawatan yang berdasarkan teo

disesuaikan dengan kebutuhan di ruangan. seharusnya ad

Berdasarkan hasil observasi, terdapat standar menurut

sterilisasi alat dan fasilitas yang ada di ruangan. (Setianingsih,

Dimana untuk alat-alat yang digunakan untuk 2016).

tindakan medis dan perawatan pasien diruangan

terdapat standar sterilisasi. Dalam pengkajia

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala tidak terdapat po

Ruangan, telah terpasang struktur organisasi, 2. Material (M2) (Menurut Nursalam, 2014). 2 tentang M
M2-Material: Sarana dan Prasarana (Material)
uraian tugas kepala ruangan, ketua tim, perawat
a. Penataan Gedung/Lokasi dan Denah Rungan sedangkan
pelaksana dan sebagainya. Kepala ruangan juga
b. Fasilitas. berdasarkan teo
mengatakan fasilitas yang ada di ruangan infection
1) Fasilitas untuk pasien. harus ada menur
centre sudah cukup memadai. Dari hasil observasi
2) Fasilitas untuk petugas kesehatan. Nursalam (2014).
yang dilakukan, didapatkan bahwa penempatan
a) Ruang kepala ruangan menjadi satu dengan
alat-alat sudah sesuai dengan tempatnya dan
ruang pertemuan perawat.
tertata rapi. Sudah terdapatnya nomor tempat tidur
b) Kamar mandi perawat/WC ada 1.
di setiap. Dalam ruangan belum adanya media
c) Ruang staf dokter ada di sebelah barat nursing
yang menjadi referensi pasien dalam
station.
melaksanakan ibadah dalam keadaan sakit.
d) Nursing station berada di tengah ruangan di
14) Komunikasi/ promosi
sebelah ruang staf dokter dan ruang pasien
a) Program orientasi
kelas dua.
(1) Orientasi staf baru jelas
e) Gudang berada di sebelah selatan ruang ganti.
Jika ada staf yang baru masuk, dilakukan
f) Ruang ganti berada di sebelah utara, di dekat
orientasi selama ±1 minggu/ruangan selama 1
gudang.
tahun. 3) Consumable (obat-obatan dan bahan habis pakai).

(2) Orientasi pasien baru 4) Administrasi penunjang-RM.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara a) Buku Injeksi.

pada tanggal kepala ruangan bahwa dilakukan b) Buku Observasi.

orientasi pada pasien baru dimana pasien di c) Lembar Dokumentasi.

perkenalkan dengan dokter dan perawat yang d) Buku Observasi Suhu dan Nadi.

merawat yang diorientasi adalah pasien jika e) Buku Timbang Terima.

pasien dalam keadaan optimal beserta dengan f) SOP.

keluarga pasien. g) SAK.

(3) Pendidikan kesehatan kelompok pasien h) Buku visite.

Pendidikan kesehatan secara kelompok i) Buku Dalin.

berdasarkan hasil wawancara dengan kepala j) Leaflet.

ruangan mengatakan bahwa penyuluhan Dalam pengkajia

berkelompok dilakukan oleh POKJA masing- tidak dituliska

masing yang dilaksanakan di satu ruangan penerapan MAK

perawatan setiap 1 kali dalam sebulan secara 3. Metode (M3) (Menurut Nursalam, 2014). dan po
bergantian ataupun penyuluhan dilakukan Ruangan Infection Center melaksanakan MPKP dokumentasi

secara individu atau kelompok tim kepada dengan metode Tim, dapat dijelaskan sebagai dituliskan sebelu

pasien dan keluarga pasien dan berikut : poin supervis

didokumentasikan pada lembar edukasi pasien a. Penerapan MAKP dimana berdasarka

dengan keluarga. 16) Dalam daftar dinas Ruang Infection Center teori seharusny

(4) Pendidikan kesehatan individu terbagi menjadi 4 tim. Tim 1 terdiri dari Katim 1 poin supervise du

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala orang dan anggota tim 4 orang, dan Tim 2 terdiri baru dokumenta

ruangan mengatakan bahwa pendidikan dari Katim 1 orang dan anggota tim 5 orang, menurut Nursala

kesehatan pada individu dilakukan pada setiap kemudian tim 3&4 memiliki 1 katim dan 4 orang (2014).

pasien, karena kesibukan dan banyaknya anggota.

pekerjaan yang harus dilakukan. 17) Operan shift dan pengaturan shift tiap hari terbagi

b) Rapat/ pertemuan menjadi 3 shift, yaitu shift pagi dari jam 07.00

(1) Rapat diadakan secara terjadwal yaitu setiap WITA – 14.00 WIB, shift sore dari jam 13.30

satu bulan sekali. WIB - 21.00 WITA dan shift malam dari jam

(2) Dalam pelaksanaan rapat terdapat notulen 20.30 WITA – 07.00 WITA.

(3) Terdapat feedback dan tindak lanjut dari hasil b. Timbang Terima
rapat perawat di Ruangan Infection Centre. Observasi: Berdasarkan hasil observasi pada

15) Asuhan Keperawatan tanggal 8-9 Juli 2019 diruangan Infection Center

a) Pengkajian timbang terima yang dilaksanakan sudah efektif,

Berdasarkan hasil audit dokumentasi pada tanggal 3 kali timbang terima dilakukan dalam sehari,

8-9 Juli 2019, diperoleh bahwa pengkajian di yang dipimpin oleh kayan, Katim/ PP ataupun PJ

Ruangan Infection Centre cukup bagus. Penulisan Shift, yang dipersiapkan adalah rekam medik

data objektif dan data subjektif telah dicantumkan pasien, atau catatan keperawatan pasien, yang

sebagai data penunjang pengangkatan diagnosa memuat rencana tindakan, obat yang dikonsumsi,

keperawatan. tindakan yang sudah dilakukan, renpra yang akan

b) Diagnosa dilakukan, jumlah pasien pulang dan masuk serta

Berdasarkan hasil audit dokumentasi pada tanggal hal-hal yang berhubungan dengan pasien, serta

8-9 Juli 2019, diketahui bahwa penulisan diagnosa respon pasien terhadap tindakan-tindakan,

keperawatan di Ruang Perawatan Infection Centre keluhan pasien, data masalah yang belum teratasi

sudah baik dengan menggunakan panduan yang kemudian disampaikan dengan komunikasi

NANDA, dimana diagnosa keperawatan yang efektif. Namun kunjungan di masing-masing

lebih sering dirumuskan adalah masalah-masalah pasien dengan memvalidasi kondisi pasien yang
yang aktual, namun tidak menutup kemungkinan telah dilaporkan serta memberitahu petugas yang

dilakukan perumusan diagnosa keperawatan risiko. akan shift selanjutnya tidak dilakukan.

Meskipun, pada kenyataannya diagnosa resiko Pelaksanaan timbang terima selalu dilaksanakan

jarang ditemukan karena kondisi dan keadaan tepat waktu dikarenakan perawat mempunyai

pasien yang lebih dominan aktual. kesadaran akan pentingnya kedisiplinan.

c) Perencanaan Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara

Berdasarkan hasil audit dokumentasi pada tanggal dengan 2 dari 3 perawat yang shift pagi pada

8-9 Juli 2019, diketahui bahwa perencanaan tanggal 8-9 Juli 2019 mengatakan bahwa hand

keperawatan cukup baik, dimana rencana tindakan over dilakukan di nurse station yang dipimpin

telah disusun menurut urutan prioritas masalah, oleh kepala ruangan jika sedang tidak dalam

rumusan tujuan mengandung komponen pekerjaan yang lain atau diganti oleh ketua tim.

pasien/subyek, perubahan perilaku, kondisi pasien, Kuesioner : Berdasarkan hasil angket pada

dan atau kriteria.Untuk perencanaan keperawatan tanggal 8-9 Juli 2019 bahwa kegiatan operan

menggunakan panduan NOC-NIC dan Doengoes. timbang terima diketahui oleh semua perawat dan

Format perencanaan perawatan pasien dilaksanakan sebanyak 3 kali dalam 1 kali 24 jam

menggunakan lembar integrasi dimana semua yaitu dari shift malam ke pagi, shift pagi ke
aspek medis yang menunjang kebutuhan pasien siang, dan shift siang ke malam. Perawat

dituliskan sesuai dengan disiplin ilmu masing- mengetahui hal yang perlu disampaikan selama

masing. kegiatan hand over di nurse station.

d) Implementasi 18) Pre dan Post Conference

Berdasarkan hasil audit dokumentasi pada tanggal Observasi : Berdasarkan hasil observasi di

8-9 Juli 2019, diketahui bahwa pendokumentasian Ruangan Infection Center, pelaksanaan pre dan

implementasi keperawatan cukup bagus dimana post conference sudah dilakukan karena perawat

dokumentasi tindakan yang dilaksanakan mengacu langsung menuliskan hasilnya dibuku laporan

pada rencana keperawatan, perawat mengobservasi dan di media elektronik (komputer dalam bentuk

respon pasien terhadap tindakan keperawatan, dan file).

ada beberapa tindakan yang telah dilaksanakan Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara

telah dicatat secara ringkas dan jelas. terhadap perawat pelaksana pada tanggal 9 Juli

e) Evaluasi 2019 dikatakan bahwa pre post conference sudah

Berdasarkan hasil audit dokumentasi pada tanggal dilakukan di Ruangan Infection center.

8-9 Juli 2019, diketahui bahwa pendokumentasian

evaluasi keperawatan cukup bagus dimana tiap c. Ronde Keperawatan


hasil evaluasi dilakukan pencatatan, dan evaluasi Observasi : Berdasarkan hasil observasi pada

tersebut mengacu pada tujuan yang telah tanggal 8-9 Juli 2019 kami belum pernah

ditetapkan sebelumnya dengan menerapkan sistem menyaksikan secara langsung ronde keperawatan

evaluasi SOAP dengan tambahan rencana tindak di ruangan Infection Centre dengan jadwal ronde

lanjut serta kesimpulan pada tiap keperawatan dilaksanakan teratur setiap bulan.

pendokumentasian pada catatan terintegrasi pasien Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara

pada akhir dinas menggunakan system B1 (Brain), terhadap perawat pelaksana pada tanggal 8-9 Juli

B2 (Breath), B3 (Blood), B4 (Bladder), B5 2019, dikatakan bahwa di ruangan Infection

(Bowel) dan B6 (Bone). center hanya dilakukan ronde apabila terdapat


B. PENGKAJIAN KEBUTUHAN SPRITUAL
pasien yang lama perawatannya melebihi dari
Perawat meyakini manusia sebagai makhluk bio-
clinical pathway tiap diagnosa medis pasien.
psiko-sosio-kultural dan spiritual yang utuh berespons
terhadap suatu perubahan yang terjadi antara lain karena Ronde keperawatan bertujuan untuk mengatasi

gangguan kesehatan dan penyimpangan pemenuhan masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh
kebutuhan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan secarra perawat. Pelaksanaan ronde keperawatan tersebut
holistik dan unik diperlukan pendekatan yang komprehensif telah diketahui oleh keluarga pasien. Dalam
dan bersifat individual bagi tiap sistem klien.
pelaksanaan kegiatan ronde, telah dibentuk tim ronde
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang professional
mempunyai kesempatan yang paling besar untuk
keperawatan yang dibuat saat rapat rutin yang
memberikan pelayanan kesehatan khususnya
dilaksanakan 3 kali dalam sebulan dan menurut
pelayanan/asuhan keperawatan yang komprehensif dengan
membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistik. beberapa responden, tim tersebut telah melaksanakan

Perawat memandang klien sebagai makhluk bio-psikososio- ronde keperawatan secara optimal. Tetapi dalam
kultural dan spiritual yang berespon secara holistik dan unik pelaksanaannya sendiri masih sering terkendala
terhadap perubahan kesehatan atau pada keadaan waktu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
krisis.Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat
secara umum ronde keperawatan dilaksanakan di
tidak bisa terlepas dari aspek spiritual yang merupakan
ruang Infection center setiap bulan dalam bentuk
bagian integral dari interaksi perawat dengan klien. Perawat
berupaya membantu memenuhi kebutuhan spiritual klien studi kasus (case study).

sebagai bagian dari kebutuhan menyeluruh klien, antara lain 19) Pendelegasian
dengan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan spiritual klien Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara
tersebut, walaupun perawat dan klien tidak mempunyai
terhadap kepala ruangan pada tanggal 8-9 Juli
keyakinan spiritual atau keagamaan yang sama (Hamid,
2019, dikatakan bahwa di ruangan Infection
2000).
Centre tidak dilakukan pendelegasian secara
Spiritualitas adalah keyakinan dalam
hubungannya dengan yang Maha Kuasa. Sedangkan tertulis jika kepala ruangan meninggalkan
kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk ruangan kurang dari 1x24 jam. Pendelegasian
mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan
tertulis dilakukan bila karu akan cuti atau
memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk
mengikuti pelatihan selama beberapa hari. Karu
mendapatkan maaf atau pengampunan.
Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar mengatakan bahwa pada pendelegasian tertulis,

yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Apabila seseorang terdapat tanda tangan pemberi dan penerima
dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan Tuhannya pun delegasi.
semakin dekat, mengingat seseorang dalam kondisi sakit d. Sentralisasi Obat
menjadi lemah dalam segala hal, tidak ada yang mampu
Sentralisasi obat di ruangan Infection
membangkitkannya dari kesembuhan, kecuali Sang
Centre telah berjalan secara optimal, dimana
Pencipta. Dalam pelayanan kesehatan, perawat sebagai
petugas kesehatan harus memiliki peran utama dalam ketika dokter telah melakukan visite, dan telah

memenuhi kebutuhan spiritual. Perawat dituntut mampu mendiagnosa penyakit yang diderita oleh pasien,
memberikan pemenuhan yang lebih pada saat pasien akan selanjunya Dokter dan Apoteker bekerja sama
dioperasi, pasien kritis atau menjelang ajal. Dengan
dalam menentukan pengobatan yang tepat untuk
demikian, terdapat keterkaitan antara keyakinan dengan
pasien setelah itu resep obat diteruskan ke apotik.
pelayanan kesehatan dimana kebutuhan dasar manusia yang
Di apotik resep yang diterima diberi nomor
diberikan melalui pelayanan kesehatan tidak hanya berupa
aspek biologis, tetapi juga aspek spiritual. Aspek spiritual kemudian dilakukan skrining setelah obat yang
dapat membantu membangkitkan semangat pasien dalam dibutuhkan sudah lengkap, kemudian
proses penyembuhan (Asmadi, 2008).
didistribusikan ke ruang perawatan. Di ruang
Ketika penyakit, kehilangan atau nyeri menyerang
perawatan, perawat yang langsung mengelola
seseorang, kekuatan spiritual dapat membantu seseorang ke
arah penyembuhan atau pada perkembangan kebutuhan dan obat-obat dari pasien, kemudian obat tersebut

perhatian spiritual. Selama penyakit atau kehilangan, diberikan kepada keluarga/pasien.


misalnya saja, individu sering menjadi kurang mampu e. Penerimaan Pasien Baru
untuk merawat diri mereka dan lebih bergantung pada Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 8-9
orang lain untuk perawatan dan dukungan. Distres spiritual
Juli 2019 di ruangan Infection Centre, perawat belum
dapat berkembang sejalan dengan seseorang mencari makna
pernah melakukan penerimaan pasien baru dari IGD
tentang apa yang sedang terjadi, yang mungkin dapat
mengakibatkan seseorang merasa sendiri dan terisolasi dari selama mahasiswa dinas pagi di ruangan tersebut.

orang lain. Individu mungkin mempertanyakan nilai Sehingga mahasiswa belum mampu mengambil
spiritual mereka, mengajukan pertanyaan tentang jalan kesimpulan mengenai prosedur yang dilakukan
hidup seluruhnya, tujuan hidup dan sumber dari makna
perawat dalam penerimaan pasien baru, apakah
hidup. Dengan jelas, kemampuan perawat untuk mendapat
sudah sesuai dengan aturan SOP yang berlaku di
gambaran tentang dimensi spiritual klien yang jelas
RSUD Haji atau tidak.
mungkin dibatasi oleh lingkungan dimana orang tersebut
mempraktikkan spiritualnya. Hal ini benar jika perawat Berdasarkan hasil wawancara terhadap kepala
mempunyai kontak yang terbatas dengan klien dan gagal ruangan Infection Centre dan 3 dari 2 perawat yang
untuk membina hubungan. Pertanyaannya adalah bukan
dinas pada saat mahasiswa melakukan pengkajian
jenis dukungan spiritual apa yang dapat diberikan tetapi
pada tanggal 8-9 Juli 2019 mengatakan bahwa
secara sadar perawat mengintegrasikan perawatan spiritual
kedalam proses keperawatan. Perawat tidak perlu penerimaan pasien baru dalam hal ini pengkajian dan

menggunakan alasan “tidak cukup waktu” untuk orientasi ruangan tetap dilakukan sesuai SOP yang
menghindari pengenalan nilai spiritualitas yang dianut ada di rumah sakit.
untuk kesehatan klien (Potter & Perry, 2005:567).
Dari data yang diperoleh berdasarkan hasil f. Discharge Planning
pembagian kuesioner spiritual yang dilakkukan pada Observasi: Pada lembar discharge planning di
tanggal 8-9 Juli 2019 di ruang Infection center di RSUP DR buku RM pasien diisi oleh perawat dan
Wahidin Sudirohusodo, didapatkan interpretasi data : ditandatangani oleh dokter, dimana terkadang
discharge planning diisi ketika pasien akan
Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Kebutuhan Spritual pulang.
Wawancara :Berdasarkan hasil wawancara
N
KRITERIA f terhadap perawat pada tanggal 8-9 Juli 2019,
o
1 Sangat Butuh 8 dikatakan bahwa di ruangan Infection Centre
. Butuh 3 discharge planning diisi ketika pasien sudah
2 Kurang Butuh 0 dirawat selama 1x24 jam.
. Sangat Tidak Butuh 0 Pelaksanaan perencanaan pulang yang
3 dilakukan di ruang Infection Centre dalam
. memberikan kesempatan kepada pasien untuk
4 mendapatkan pengajaran selama di rumah sakit
. untuk bisa dimanfaatkan sewaktu di rumah, tindak
lanjut yang sistematis yang digunakan untuk
Interpretasi : Berdasarkan table di atas
menjamin kontinuitas keperawatan pasien,
didapatkan hasil kebutuhan spiritual pasien di ruangan
evaluasi terhadap pengaruh dari intervensi yang
Infection center yaitu sebanyak 8 pasien (72,7%)
terencana pada penyembuhan pasien dan
dengan kriteria sangat butuh dan 3 pasien (27,2%)
mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan
dengan kriteria butuh.
keperawatan baru, serta bantuan kemandirian
pasien dalam kesiapan melakukan keperawatan
dirumah sudah dilakukan namun belum optimal.
Dari kuesioner yang telah diisi oleh perawat
di ruangan Infection Centre, menunjukkan bahwa
semua responden mengerti dan bersedia untuk
melakukan discharge planning. Hampir semua
responden menjawab bahwa sudah ada pembagian
tugas dalam melakukan discharge planning dan
sudah ada pemberian brosur/leaflet kepada pasien.
Dalam melakukan discharge planning yang
perlu diperhatikan adalah bahasa yang digunakan.
Beberapa responden mengatakan bahasa yang
sering digunakan adalah bahasa Indonesia karena
mudah dipahami oleh pasien dan keluarga.
Kemudian, setelah pelaksanaan discharge
planning, semua responden menjawab bahwa
mereka tidak melakukan pendokumentasian.
Kegagalan dalam memberikan dan
mendokumentasikan discharge planning akan
berisiko terhadap beratnya penyakit, ancaman
hidup, dan disfungsi fisik. Dalam melakukan
discharge planning diperlukan komunikasi yang
baik terarah, sehingga apa yang disampaikan dapat
dimengerti dan berguna untuk keperawatan di
rumah (Nursalam, 2014).
Dari data kuisioner dapat disimpulkan bahwa
semua perawat mengerti dan bersedia melakukan
discharge planning.
g. Supervisi
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara
terhadap perawat pada tanggal 8-9 Juli 2019,
dikatakan bahwa di Ruangan Infection Centre
supervisi sudah pernah dilakukan dan waktu
pelaksanaannya 3 kali dalam sebulan. Namun,
untuk tanggal pelaksanaannya belum ditentukan
secara paten.
Kuesioner : Berdasarkan hasil angket pada
tanggal 8-9 Juli 2019 didapatkan 1 dari 2 perawat
mengatakan bahwa supervisi hanya dilakukan
oleh kepala ruangan dan kepala bidang
keperawatan. Ada sebagian kecil perawat tidak
mengetahui alur pelaksanaan supervisi secara
rinci di ruangan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari
kuesioner yang diisi oleh perawat di Ruangan
Infection Centre menunjukkan bahwa semua
perawat mengerti tentang supervisi dan mereka
menjawab bahwa supervisi telah dilakukan di
ruangan dengan format baku untuk supervisi
setiap tindakan, format tersebut juga dinilai sudah
sesuai dengan standar keperawatan. Hampir
setengah dari jumlah responden menyatakan alat
(instrument) supervisi sudah tersedia secara
lengkap.
Dari data kusieoner didapatkan data bahwa
responden sebagian besar menjawab jika hasil dari
supervisi disampaikan kepada perawat dan selalu
mendapatkan feedback dari supervisor untuk
setiap tindakan. Namun, kapan dan berapa kali
supervisi dilakukan tidak dapat disimpulkan
karena ada perbedaan pendapat yang mencolok
yaitu beberapa responden menjawab setiap bulan,
setiap 2 bulan sekali, 1x setahun, adapula yang
menjawab jika supervisi dilakukan tetapi
pelaksanaannya tidak menentu (jarang dilakukan).
Dari data juga didapatkan bahwa yang
melakukan supervisi adalah kepala ruangan dan
kepala bidang keperawatan. Dari hasil wawancara
dengan Karu didapatkan bahwa supervisi sudah
pernah dilakukan. Supervisi ada secara langsung
dan tidak langsung, kemudian ada yang terstruktur
dan tidak terstruktur.

h. Dokumentasi
Format pendokumentasian yang diterapkan
di Ruang Infection Centre format yang sudah
baku, yaitu menggunakan model integrasi atau
SOAP, dengan adanya format baku yang
diterapkan ini sangat membantu memudahkan
pekerjaan perawat dalam melakukan pengkajian
pada pasien.
Penerapan sistem dokumentasi keperawatan
di ruangan Infection Centre dapat dikatakan sudah
sangat baik, berdasarkan hasil pendataan yang
telah dilakukan menunjukkan bahwa setiap
perawat telah mengerti cara pengisian
dokumentasi keperawatan dan telah melakukan
dokumentasi keperawatan dengan tepat dan benar.
Ditambah lagi perawat mengisi pendokumentasian
di komputer. Meski demikian sebagian kecil
ditemukan bahwa adanya model dokumentasi
yang digunakan ini dapat menambah beban kerja
perawat dan menyita banyak waktu, alasannya
adalah jumlah pasien dengan tenaga perawat saat
melakukan proses keperawatan kadang tidak
seimbang sehingga mampu mempengaruhi beban
kerja perawat.

20) Pengkajian Nilai Islam di Ruang Infection


Centre
Observasi: berdasarkan hasil observasi , di
Ruangan Infection Centre di fasilitasi pemuka
agama untuk pelayanan kerohanian.
Wawancara: berdasarkan hasil wawancara
pada perawat, apabila ada pasien baru, maka
pasien tidak pernah diberikan atau diajarkan
doa-doa kesembuhan.
21) Standar
a) Standar asuhan keperawatan (SAK)
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
yang dilakukan dengan kepala ruangan
Infection Centre, standar asuhan
keperawatan yang digunakan di Ruangan
adalah menurut NANDA NIC-NOC (North
American Nursing Dignoses Nursing
Income-Nursing Outcome).

b) Standar Operation Prosedure (SOP)

Berdasarkan hasil observasi, terdapat Standard

Operational Procedure (SOP) untuk semua

tindakan keperawatan. SOP yang digunakan

adalah hasil dari keputusan Kementerian

Kesehatan dari pihak Infection Centre


Makassar.

c) Sosialisasi standard dan perubahannya

Berdasarkan hasil wawancara, apabila terdapat

perubahan standard maka akan disosialisasikan

kepada perawat lainnya.

d) Standar alat dan fasilitas ruangan

Berdasarkan hasil observasi, terdapat standar

alat dan fasilitas di ruangan Ruang Perawatan

yang disesuaikan dengan kebutuhan di

ruangan. Berdasarkan hasil observasi, terdapat

standar sterilisasi alat dan fasilitas yang ada di

ruangan. Dimana untuk alat-alat yang

digunakan untuk tindakan medis dan

perawatan pasien diruangan terdapat standar

sterilisasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala


Ruangan, telah terpasang struktur organisasi,

uraian tugas kepala ruangan, ketua tim,

perawat pelaksana dan sebagainya. Kepala

ruangan juga mengatakan fasilitas yang ada di

ruangan infection centre sudah cukup

memadai. Dari hasil observasi yang dilakukan,

didapatkan bahwa penempatan alat-alat sudah

sesuai dengan tempatnya dan tertata rapi.

Sudah terdapatnya nomor tempat tidur di

setiap. Dalam ruangan belum adanya media

yang menjadi referensi pasien dalam

melaksanakan ibadah dalam keadaan sakit.

22) Komunikasi/ promosi

c) Program orientasi

(1) Orientasi staf baru jelas


Jika ada staf yang baru masuk, dilakukan

orientasi selama ±1 minggu/ruangan selama

1 tahun.

(2) Orientasi pasien baru

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara

pada tanggal kepala ruangan bahwa

dilakukan orientasi pada pasien baru

dimana pasien di perkenalkan dengan

dokter dan perawat yang merawat yang

diorientasi adalah pasien jika pasien dalam

keadaan optimal beserta dengan keluarga

pasien.

(3) Pendidikan kesehatan kelompok pasien

Pendidikan kesehatan secara kelompok

berdasarkan hasil wawancara dengan

kepala ruangan mengatakan bahwa


penyuluhan berkelompok dilakukan oleh

POKJA masing-masing yang dilaksanakan

di satu ruangan perawatan setiap 1 kali

dalam sebulan secara bergantian ataupun

penyuluhan dilakukan secara individu atau

kelompok tim kepada pasien dan keluarga

pasien dan didokumentasikan pada lembar

edukasi pasien dengan keluarga.

(4) Pendidikan kesehatan individu

Berdasarkan hasil wawancara dengan

kepala ruangan mengatakan bahwa

pendidikan kesehatan pada individu

dilakukan pada setiap pasien, karena

kesibukan dan banyaknya pekerjaan yang

harus dilakukan.

d) Rapat/ pertemuan
(4) Rapat diadakan secara terjadwal yaitu

setiap satu bulan sekali.

(5) Dalam pelaksanaan rapat terdapat notulen

(6) Terdapat feedback dan tindak lanjut dari

hasil rapat perawat di Ruangan Infection

Centre.

23) Asuhan Keperawatan

a) Pengkajian

Berdasarkan hasil audit dokumentasi pada

tanggal 8-9 Juli 2019, diperoleh bahwa

pengkajian di Ruangan Infection Centre cukup

bagus. Penulisan data objektif dan data

subjektif telah dicantumkan sebagai data

penunjang pengangkatan diagnosa

keperawatan.

b) Diagnosa
Berdasarkan hasil audit dokumentasi pada

tanggal 8-9 Juli 2019, diketahui bahwa

penulisan diagnosa keperawatan di Ruang

Perawatan Infection Centre sudah baik dengan

menggunakan panduan NANDA, dimana

diagnosa keperawatan yang lebih sering

dirumuskan adalah masalah-masalah yang

aktual, namun tidak menutup kemungkinan

dilakukan perumusan diagnosa keperawatan

risiko. Meskipun, pada kenyataannya diagnosa

resiko jarang ditemukan karena kondisi dan

keadaan pasien yang lebih dominan aktual.

c) Perencanaan

Berdasarkan hasil audit dokumentasi pada

tanggal 8-9 Juli 2019, diketahui bahwa

perencanaan keperawatan cukup baik, dimana


rencana tindakan telah disusun menurut urutan

prioritas masalah, rumusan tujuan mengandung

komponen pasien/subyek, perubahan perilaku,

kondisi pasien, dan atau kriteria.Untuk

perencanaan keperawatan menggunakan

panduan NOC-NIC dan Doengoes. Format

perencanaan perawatan pasien menggunakan

lembar integrasi dimana semua aspek medis

yang menunjang kebutuhan pasien dituliskan

sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing.

d) Implementasi

Berdasarkan hasil audit dokumentasi pada

tanggal 8-9 Juli 2019, diketahui bahwa

pendokumentasian implementasi keperawatan

cukup bagus dimana dokumentasi tindakan

yang dilaksanakan mengacu pada rencana


keperawatan, perawat mengobservasi respon

pasien terhadap tindakan keperawatan, dan ada

beberapa tindakan yang telah dilaksanakan

telah dicatat secara ringkas dan jelas.

e) Evaluasi

Berdasarkan hasil audit dokumentasi pada

tanggal 8-9 Juli 2019, diketahui bahwa

pendokumentasian evaluasi keperawatan cukup

bagus dimana tiap hasil evaluasi dilakukan

pencatatan, dan evaluasi tersebut mengacu

pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

dengan menerapkan sistem evaluasi SOAP

dengan tambahan rencana tindak lanjut serta

kesimpulan pada tiap pendokumentasian pada

catatan terintegrasi pasien pada akhir dinas

menggunakan system B1 (Brain), B2 (Breath),


B3 (Blood), B4 (Bladder), B5 (Bowel) dan B6 Dalam pengakajia

(Bone). tidak terdapat M

(Money),

4. M4–Money (Menurut Nursalam, 2014). berdasarkan teo

Difokuskan pada berikut. harus adan menuru

a. Pemasukan. Nursalam (2014).

b. RAB, yang meliputi dana untuk kegiatan berikut.

1) Operasional (kegiatan pelayanan).

2) Manajemen (pembayaran pegawai, listrik, air,

telepon, dan lainnya).

3) Pengembangan (sarana prasarana dan sumber daya Dalam pengakajia

manusia). tidak terdapat M

(Mutu),

5. M5–Mutu (Menurut Sri Mugianti, 2016). berdasarkan teo

a. Indikator mutu umum harus adan Menur

1) Pernghitungan Tempat Tidur Terpakai ( BOR ) Sri Mugian


2) Pernghitungan Rata-rata Lama Rawat (ALOS) (2016).

3) Pernghitungan TOI (Tempat Tidur Tidak Terisi)

b. Indikator mutu pasien

1).Patient safety (medication error, flebitis, dicubitus,

jatuh, restrains, injuri, ILO, INOS).

2). Kepuasan pasien.

3). Kenyamanan.

4). Kecemasan.

5). Perawatan diri.

6). Pengetahuan/perilaku pasien.


DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2014). “Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 4”. Jakarta: Salemba Medika.

Setianingsih, (2016). “Buku Panduan Manajemen Keperawatan”. Program Profesi Ners Stikes Muhammadiyah Klaten Thaun 2016.

Sri Mugianti (2016). “Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Manajmenen dan Kepemimpinan Dalam Praktik Keperawatan”. Jakarta

Selatan: Pusdik SDM Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM.

Anda mungkin juga menyukai