lantai 1 yang merupakan ruang perawatan yang dipimpin berdiri sejak tahun 1942 sebagai bangsal bedah dan
kamar jenasah. Jadi jumlah bed keseluruhan yaitu 18 bed. dipindahkan ke Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 11
1) Rekapitulasi kunjungan rawat inap di Ruang Infection Makassar, berdekatan dengan Fakultas Kedokteran
Tabel 3.1 Rekapitulasi Kunjungan Rawat Inap di Ruangan Pada tahun 1994 RSU Dadi berubah menjadi
Infection Center lantai 1 Periode Bulan Mei, Juni dan Juli
Tahun 2019 Rumah Sakit vertical milik Departemen Kesehatan
(PNBP).
Dengan terbitnya peraturan Pemerintah R.I. No.
No Spesifikasi Pekerjaan Jumlah Persen
125 tahun 2000, RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
1 Perawat 24 92. 30
2 Cleaning Servis 2 7. 69 beralih status kelembagaan menjadi Perusahaan
3 Administrasi 0 0
Jawatan (Perjan), yang berlangsung selama lima tahun
4 Inventarisasi 0 0
dan berakhir pada tahun 2005.
Jumlah 26 100
Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
Sumber: data Sekunder
23 tahun 2005 tentang pengelolaaan keuangan Badan
Berdasarkan tabel 3.2 di atas, sebagian besar (92,30%)
Layanan Umum (BLU), Keputusan Menteri Kesehatan
ketenagaan di Ruang Infection Center lantai 1 adalah tenaga
RI Nomor : 1243/MenKes/SK/VII/2005 tanggal 11
keperawatan.
agustus 2005 tentang penetapan 13 Eks Rumah Sakit
2) Karakteristik ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 3.3 Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan PERJAN menjadi UPT DEPKES dengan penerapan
di Ruang Infection Center Lantai 1 Tahun 2019
pola PPK-BLU, dan Surat Keputusan Menteri
No Pendidikan Jumlah Persen
Kesehatan RI Nomor : 1677/MenKes/Per/XII/2005
1 Ners 10 41,6
2 Strata 1 2 8,3 tentang Organisasi dan tata kerja RSUP Dr. Wahidin
3 Diploma III 12 50
4 SMK 0 0 Sudirohusodo Makassar, maka sejak tahun januari
Jumlah 24 100
tahun 2006 kelembagaan RSWS berubah menjadi Unit
Sumber: Data Sekunder
Berdasarkan tabel 3.3 di atas, sebagian besar (50%)
Pelaksana Teknis Depkes dengan Pola Pengelolaan
ketenagaan di Ruang Infection Center lantai 1
Keuangan Badan Layanan Umum.
berpendidikan Diploma III.
Tahun 2014 RSWS memperoleh dua Akreditasi
3) Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan masa kerja
Tabel 3.4 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Masa penting, yakni Akreditasi KARS Paripurna dan
Kerja di Ruang Infection Center Lantai 1 Tahun 2019
Akreditasi JCI. Pada tanggal 17 Oktober 2014
No Masa Kerja Jumlah %
1 > 5 tahun 15 62,5
Kemenkes RI mengeluarkan Surat Keputusan no.
2 < 5 tahun 9 37,5
HK.02.02/Menkes/390/2014 tentang penetapan status
Jumlah 24 100
Sumber:Data Sekunder RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo menjadi rumah sakit
Berdasarkan tabel 3.4 di atas, tenaga keperawatan rujukan Nasional.
di Ruang Infecton Center Lantai 1 memiliki pengalaman
RSUP Dr.Wahidin Sudirohosodo adalah sebuah
kerja >5 tahun sebanyak 62,5% dan < 5 tahun hanya
rumah sakit type A yang terletak di Jalan Perintis
37,5%.
Kemerdekaan Km.10 Kel. Tamalanrea Jaya Kec.
4) Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan Diklat yang
Tamalanrea, Kodya Makassar dengan batas-batas
diperoleh
sebagai berikut:
Tabel 3.5 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Diklat
yang Diperoleh di Ruang Infection Center Tahun 2019
a. Sebelah Utara berbatasan dengan jalan Perintis
Kemerdekaan.
No Diklat Jumlah %
b. Sebelah Timur berbatasan dengan kompleks Kaveleri
1 Pernah diklat 24 100
2 Tidak pernah diklat 0 0 Kodam VII Wirabuana.
Jumlah 24 100
c. Sebelah Barat dan Selatan berbatasan dengan kampus
Sumber:Data Sekunder
Berdasarkan tabel 3.5 di atas, tenaga keperawatan di Unhas fkl; a3 dengan luas area 8 hektar, yang mana
Ruang Infection Center Lantai 1 semua wajib (100%) cikal bakal tanah ini adalah tanah hibah dari Unhas.
mengikuti diklat sebagai persyaratan menjadi tenaga kerja RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo pada awalnya
dirumah sakit RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo (seperti adalah RS. Jiwa Ujung Pandang yang berganti nama
BTCLS, BLS, EKG, Patient safety).
RS. Dadi yang didirikan pada tahun 1947 atas prakarsa
1) Analisis kebutuhan tenaga keperawatan di Ruang Prof. SJ.Warrow dengan fasilitas awal sebuah bangsal
Infection Center bedah dan sebuah bangsal penyakit dalam dengan
Analisa kebutuhan tenaga perawat di Ruang Infection kepemimpinan rangkap.
Center Lantai 1 berdasarkan Rumus Gillies adalah sebagai Direktur yang pernah memimpin RSUP Dr.
berikut : Wahidin Sudirohusodo adalah :
Metode Gilles a. Periode VIII Tahun 1991 - 1997 oleh Dr. Abd. Wahid
c. Total : 1 x 6 jam = 6 jam 2. Visi, Misi, Nilai, Motto, Tujuan, Fungsi, Tugas, dan
Sasaran
Jumlah jam : 36 jam
a. Visi dan Misi
Jumlah perawatan tidak langsung : 11 x 1 =11 jam 1) Visi
Jumlah jam penkes =11 x 0,25 = 2,75 jam Menjadi Academic Health Center terkemuka di
Jumla Klasifikasi Klien menempuh perjalanan panjang yang penuh rintangan dan
si Pasien Pasie Pagi Sore Malam tersebut akan berhenti dan gagal untuk mencapai visi yan
n diinginkan.
Total 0,36 x 1 = 0,20 x 1 = Semangat besar hanya dimiliki oleh personel organisasi
0,30 x 1 =
Care 0,36 0,20 jika mereka memiliki keyakinan dasar yang kuat melalui
1 0,30
Partial 0,27 x 10 = 0,10 x 10 = nilai-nilai yang ditanamkan pada setiap personel
10 0,15 x 10 =
Care 2,7 1,0 organisasi. Adapun nilai-nilai RSUP. Dr. Wahidin
0 1,5
Minimal 0,17 x 0 = 0,07 x 0 = Sudirohusodo Makassar sebagai berikut.
0,14 x 0 = 0
Care 0 0 1) Ramah (Kindness) sikap dan tutur kata manis, dengan
Total 11 3,06 = 3 1,8 = 2 1,2 = 1 berpraduga positif serta berbudi bahasa menarik dan selalu
shift pagi sebanyak 3 orang, shift sore 2 orang, dan 4) Profesional: bekerjasama sesuai dengan standar profesi .
shift malam 1 orang di ruangan infection lantai 1. 5) Kerjasama Berdasarkan nilai-nilai tersebut di atas serta
Sedangkan jumlah perawat di Ruangan Infection dalam upaya mencapai: bahu menbahu dalam memberikan
pembagian jadwal shift adalah shift pagi 8 orang 6) Inovative : kreatif dan dinas dalam menciptakan
7 orang berada dalam cuti tahunan, cuti Visi yang telah ditetapkan, maka diperlukan suatu motto
melahirkan, dan lepas malam Hal ini menunjukkan yang tidak saja sebagai suatu hiasan tetapi merupakan
bahwa kebutuhan perawat di Ruang Infection. perwujudan pengabdian pada bangsa dan negara. Adapun
Center Lantai 1 sudah memenuhi jumlah tenaga motto RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar yaitu:
keperawatan menurut rumus douglas. “dengan budaya sipakatau kami melayani dengan hati”.
Jumlah jam keperawatan yang di butuhkan klien Tujuan Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Dr.
perhari dengan spesifikasi pembagian adalah : Wahidin Sudirohusodo adalah :
Ketergantungan partial : 10 orang x 3 jam = 30 Asli Daerah (PAD) melalui peningkatan Sumber Daya
Jadi total Jumlah waktu keperawatan langsung 2) Terciptanya sumberdaya manusia handal yang tulus
Jadi jumlah waktu keperawatan tidak langsung yang menyeluruh terintegrasi dan berkesinambungan;
3) Pendidikan kesehatan : 11 orang x 0,25 jam = pendidikan, penelitian dan pemeliharaan kesehatan yang
Jadi jumlah waktu penyuluhan adalah 2,75 jam 5) Terbinanya tim kerjasama profesional yang solid
2.009 Sudirohusodo :
Tambahan : (365-78) x 7 = 2.009 hari 1) Perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan medik,
Untuk cadangan 20% = 9 x =1,8 / 2 orang pelayanan keperawatan, penunjang medik ,pendidikan dan
4) Jadi total jumlah tenaga yang dibutuhkan + pelatihan, penelitian dan pengembangan, perencanaan,
cadangan adalah 9+2 = 11 orang etika, umum, serta keuangan dan akuntansi.
5) Perbandingan rasio ahli : terampil = 41,6% : 2) Penyelenggaraan urusan pelayanan medik, pelayanan
6) Proporsi dinas pagi, sore, malam = 12% : 8,3% penelitian dan pengembangan, perencanaan, etika, umum,
- Shift Malam : 1 Orang perencanaan, etika, umum, serta keuangan dan akuntansi.
Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah : 4) Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Gubernur
Kesimpulan : f. Tugas
Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Dr. Wahidin
perawat terhadap jumlah pasien dalam waktu 1 x Sudirohusodo, mempunyai tugas menyelenggarakan
24 jam dibutuhkan 10 perawat dengan kebutuhan urusan di bidang upaya penyembuhan dan pemulihan
shift pagi sebanyak 3 orang, shift sore 2 orang, dan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu, dan
perawat cadangan yaitu 2 orang 1 katim dan 1 dan pencegahan, serta melaksanakan upaya rujukan dan
karu. Sedangkan jumlah perawat di Ruangan fasilitasi penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan
Infection center lantai 1 dan 3 sebanyak 24 orang penelitian berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi
dengan pembagian jadwal shift adalah shift pagi 8 dan tugas pembantuan.
shift sore 4 orang, dan shift malam 5 orang Dalam mencapai visi dan misi, RSUP Dr. Wahidin
selebihnya yaitu 7 orang berada dalam cuti Sudirohusodo Makassar menetapkan 11 (Sebelas) sasaran
tahunan, cuti melahirkan, dan lepas malam Hal ini strategis yang akan dicapai dalam tahun 2015-2019, yaitu:
Infection. Center Lantai 1 sudah memenuhi jumlah 2. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan,
tenaga keperawatan menurut rumus douglas. Pendidikan dan Penelitian yang Berkelanjutan.
pada ketua Tim ruangan Infection Center Lantai 1, 5. Terwujudnya Sistem Pemasaran yang Terintegrasi.
dimensi penugasan di Infection Center lantai 1 6. Terwujudnya Sistem Rujukan yang Efektif.
bersifat fleksibel. Artinya, pada saat pemberian 7. Terwujudnya Penyempurnaan Sistem Manajemen.
pelayanan keperawatan, dilakukan secara sama-sama 8. Terwujudnya Peningkatan Kompetensi dan Kinerja
perawat primer dan perawat asosiet tidak hanya 9. Terwujudnya Peningkatan Keandalan Sarana &
dapat melakukan intervensi terhadap pasien maka 1. Man (M1) Menurut (Nursalam
a. Ketenagaan
Tim B bisa mengambil alih tanggung jawab Tim A 2014).
1) struktur organisasi
terhadap pasiennya untuk sementara waktu. b.Pada pengkaj
Ruangan Interna Rumah Sakit Y dipimpin oleh kepala
langsung
2) Uraian tugas
ruangan dan dibantu oleh wakil kepala ruangan, 3
dituliskan poin
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara, ketua tim, 8 perawat pelaksana, tata usaha bersama 5
itu pasie
perawat primer mengatakan bahwa uraian tugas pembantu orang sakit (POS) atau yang difungsikan
berdasarkan teo
sesuai dengan dimensi dan fungsinya masing- sebagai pembantu perawat, serta tiga orang yang
seharisnya pad
bertugas sebagai cleaning service (CS). Adapun
masing. Misalnya: poin a adala
struktur organisasinya adalah: Menurut (Nursalam,
a) Tugas kepala ruangan yaitu merencanakan jumlah ketenagaan,
2014).
kemudian
dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain
dipengkajian
sesuai kebutuhan di ruangan Infection Center
tidak
Lantai 1, memberi pengarahan dan motivasi
dicantumkan
kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan struktur
Kepala Ruangan organisasi.
asuhan keperawatan sesuai dengan standar setiap
pagi pada saat dilakukannya hand over, serta Wakil Tata Usaha
Karu
melaksanakan penilaian dan mencantumkan ke
akan diterapkan penginputan data melalui computer. kerja dirumah sakit RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo
(seperti BTCLS, BLS, EKG, Patient safety).
2) Penilaian kinerja
c. Kebutuhan Tenaga
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala
Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan dapat
ruangan, penilaian kinerja perawat yang seharusnya
diterapkan beberapa formula yaitu:(1) Rasio; (2)
penilaian kinerja dilakukan per tiga bulan dengan Douglas; (3) Gillies (Menurut Nursalam, 2014).
mengumpulkan logbook tiap perawat untuk dinilai
2) Analisis kebutuhan tenaga keperawatan di Ruang
sebagaimana yang disampaikan oleh Kabid
Infection Center
Keperawatan.
Analisa kebutuhan tenaga perawat di Ruang Infection
3) Peningkatan kinerja
Center Lantai 1 berdasarkan Rumus Gillies adalah
Terdapat kegiatan peningkatan kinerja seperti
sebagai berikut :
inservice training bagi perawat baru selama 1 tahun
Metode Gilles
sebagai tahap orientasi dan continuing education
Rumus BOR = Jumlah hari perawatan X 100
seperti melanjutkan pendididkan dilakukan bila ada
perawat yang ingin melanjutkan pendidikan, namun Jumlah TT x Jumlah hari persatuan waktu
Pendelegasian tugas tertulis jelas bila karu cuti dan Jumlah perawatan tidak langsung : 11 x 1 =11
pendelegasian. Tetapi jika hanya ketidak hadiran Jumlah jam penkes =11 x 0,25 = 2,75 jam
sehari karena izin tanpa tertulis.
Rata-rata jumlah jam perawatan/hari/klien :
c. Metode (M3)
a. Visi dan Misi RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo 36 + 11 + 2,75 = 4,5 jam/klien/hari
1) Visi
11
Menjadi Academic Health Center Terkemuka di
Jumlah tenaga yang dibutuhkan = 4,5 x 11 x 365 18,067.5 = 9
Indonesia Tahun 2019
2) Misi
(365 – 78) x 7 2.009
Misi Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Dr.
Kebutuhan tenaga sebanyak 9 orang
Wahidin Sudirohusodo adalah :
anggota tim 4 orang, dan Tim 2 terdiri dari Katim 1 Total 11 3,06 = 3 1,8 = 2 1,2 = 1
orang dan anggota tim 5 orang, kemudian tim 3&4 Total Tenaga Perawat :
timbang terima dilakukan dalam sehari, yang sore 2 orang, dan shift malam 1 orang di
dipimpin oleh kayan, Katim/ PP ataupun PJ Shift, ruangan infection lantai 1. Sedangkan jumlah
yang dipersiapkan adalah rekam medik pasien, atau perawat di Ruangan Infection center lantai 1
catatan keperawatan pasien, yang memuat rencana dan 3 sebanyak 24 orang dengan pembagian
tindakan, obat yang dikonsumsi, tindakan yang jadwal shift adalah shift pagi 8 orang termasuk
sudah dilakukan, renpra yang akan dilakukan, kepala ruangan dan ketua tim, shift sore 4
jumlah pasien pulang dan masuk serta hal-hal yang orang, dan shift malam 5 orang selebihnya
berhubungan dengan pasien, serta respon pasien yaitu 7 orang berada dalam cuti tahunan, cuti
terhadap tindakan-tindakan, keluhan pasien, data melahirkan, dan lepas malam Hal ini
masalah yang belum teratasi yang kemudian menunjukkan bahwa kebutuhan perawat di
disampaikan dengan komunikasi efektif. Namun Ruang Infection. Center Lantai 1 sudah
serta memberitahu petugas yang akan shift Sedangkan menurut rumus Gillies :
selanjutnya tidak dilakukan. Pelaksanaan timbang Jumlah jam keperawatan yang di butuhkan
terima selalu dilaksanakan tepat waktu dikarenakan klien perhari dengan spesifikasi pembagian
2 dari 3 perawat yang shift pagi pada tanggal 8-9 Juli Ketergantungan partial : 10 orang x 3 jam
nurse station yang dipimpin oleh kepala ruangan jika Ketergantungan total : 1 orang x 6 jam = 6
Kuesioner : Berdasarkan hasil angket pada tanggal langsung adalah jam 36 jam
8-9 Juli 2019 bahwa kegiatan operan timbang terima 8) Jumlah keperawatan tidak langsung : 11
sebanyak 3 kali dalam 1 kali 24 jam yaitu dari shift Jadi jumlah waktu keperawatan tidak
malam ke pagi, shift pagi ke siang, dan shift siang ke langsung adalah 11 jam
malam. Perawat mengetahui hal yang perlu 9) Pendidikan kesehatan : 11 orang x 0,25 jam
Infection Center, pelaksanaan pre dan post 36 jam + 11 jam + 2,75 jam = 4,5 jam
menuliskan hasilnya dibuku laporan dan di media Jumlah tenaga yang di butuhkan yaitu :
elektronik (komputer dalam bentuk file). 4,5 jam x 11 orang x 365 hari = 18,0675 =
dikatakan bahwa pre post conference sudah Tambahan : (365-78) x 7 = 2.009 hari
Observasi : Berdasarkan hasil observasi pada 10) Jadi total jumlah tenaga yang dibutuhkan +
tanggal 8-9 Juli 2019 kami belum pernah cadangan adalah 9+2 = 11 orang
menyaksikan secara langsung ronde keperawatan di 11) Perbandingan rasio ahli : terampil =
terhadap perawat pelaksana pada tanggal 8-9 Juli Total Tenaga Perawat :
hanya dilakukan ronde apabila terdapat pasien yang - Shift Sore : 2 Orang
perawat. Pelaksanaan ronde keperawatan tersebut telah Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga
diketahui oleh keluarga pasien. Dalam pelaksanaan perawat terhadap jumlah pasien dalam waktu 1
kegiatan ronde, telah dibentuk tim ronde keperawatan x 24 jam dibutuhkan 10 perawat dengan
yang dibuat saat rapat rutin yang dilaksanakan 3 kali kebutuhan shift pagi sebanyak 3 orang, shift
dalam sebulan dan menurut beberapa responden, tim sore 2 orang, dan shift malam 1
tersebut telah melaksanakan ronde keperawatan secara orang,Sedangkan sedangkan perawat cadangan
optimal. Tetapi dalam pelaksanaannya sendiri masih yaitu 2 orang 1 katim dan 1 karu. Sedangkan
sering terkendala waktu. Dengan demikian, dapat jumlah perawat di Ruangan Infection center
disimpulkan bahwa secara umum ronde keperawatan lantai 1 dan 3 sebanyak 24 orang dengan
dilaksanakan di ruang Infection center setiap bulan pembagian jadwal shift adalah shift pagi 8
dalam bentuk studi kasus (case study). orang termasuk kepala ruangan dan ketua tim,
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara selebihnya yaitu 7 orang berada dalam cuti
terhadap kepala ruangan pada tanggal 8-9 Juli 2019, tahunan, cuti melahirkan, dan lepas malam Hal
dikatakan bahwa di ruangan Infection Centre tidak ini menunjukkan bahwa kebutuhan perawat di
dilakukan pendelegasian secara tertulis jika kepala Ruang Infection. Center Lantai 1 sudah
ruangan meninggalkan ruangan kurang dari 1x24 memenuhi jumlah tenaga keperawatan menurut
terdapat tanda tangan pemberi dan penerima Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara
telah berjalan secara optimal, dimana ketika dokter pelayanan keperawatan, dilakukan secara sama-
telah melakukan visite, dan telah mendiagnosa sama dan tidak monoton pada pembagian tugas
penyakit yang diderita oleh pasien, selanjunya Dokter misalnya perawat primer dan perawat asosiet
dan Apoteker bekerja sama dalam menentukan tidak hanya melakukan tugasnya sesuai dengan
pengobatan yang tepat untuk pasien setelah itu resep teori, tetapi dalam pelaksanaannya bersifat
diterima diberi nomor kemudian dilakukan skrining Observasi : Berdasarkan hasil observasi di
setelah obat yang dibutuhkan sudah lengkap, ruangan Infection Center Lantai 1 didapatkan
kemudian didistribusikan ke ruang perawatan. Di bahwa ketika Tim A mendapatkan kesibukan lain
ruang perawatan, perawat yang langsung mengelola dan tidak dapat melakukan intervensi terhadap
obat-obat dari pasien, kemudian obat tersebut pasien maka Tim B bisa mengambil alih
2019 di ruangan Infection Centre, perawat belum pernah Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara,
melakukan penerimaan pasien baru dari IGD selama perawat primer mengatakan bahwa uraian tugas
mahasiswa dinas pagi di ruangan tersebut. Sehingga sesuai dengan dimensi dan fungsinya masing-
mengenai prosedur yang dilakukan perawat dalam d) Tugas kepala ruangan yaitu merencanakan
penerimaan pasien baru, apakah sudah sesuai dengan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta
aturan SOP yang berlaku di RSUD Haji atau tidak. tenaga lain sesuai kebutuhan di ruangan
Berdasarkan hasil wawancara terhadap kepala Infection Center Lantai 1, memberi pengarahan
ruangan Infection Centre dan 3 dari 2 perawat yang dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk
dinas pada saat mahasiswa melakukan pengkajian pada melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
tanggal 8-9 Juli 2019 mengatakan bahwa penerimaan dengan standar setiap pagi pada saat
pasien baru dalam hal ini pengkajian dan orientasi dilakukannya hand over, serta melaksanakan
ruangan tetap dilakukan sesuai SOP yang ada di rumah penilaian dan mencantumkan ke dalam Daftar
dimanfaatkan sewaktu di rumah, tindak lanjut yang dengan masalah kedaruratan, mengorientasikan
sistematis yang digunakan untuk menjamin pasien baru, melakukan pelaporan dan
kontinuitas keperawatan pasien, evaluasi terhadap
pendokumentasian.
pengaruh dari intervensi yang terencana pada
f) Perawat asosiet/pelaksana memiliki tugas yaitu
penyembuhan pasien dan mengidentifikasi
bersama kepala ruangan dan ketua tim
kekambuhan atau kebutuhan keperawatan baru, serta
bantuan kemandirian pasien dalam kesiapan mengadakan serah terima tugas, menerima
melakukan keperawatan dirumah sudah dilakukan
pembagian tugas dari ketua tim, menerima
namun belum optimal.
pasien baru, melaksanakan asuhan
Dari kuesioner yang telah diisi oleh perawat di
keperawatan, menerima pujian dari ketua tim,
ruangan Infection Centre, menunjukkan bahwa semua
responden mengerti dan bersedia untuk melakukan dan juga dapat menerima teguran dari ketua
discharge planning. Hampir semua responden tim apabila melalaikan tugas.
menjawab bahwa sudah ada pembagian tugas dalam Observasi : Berdasarkan hasil observasi
melakukan discharge planning dan sudah ada
didapatkan bahwa kepala ruangan, ketua tim,
pemberian brosur/leaflet kepada pasien.
dan perawat pelaksana sudah menjalankan
Dalam melakukan discharge planning yang perlu
tugasnya masing-masing sesuai yang
diperhatikan adalah bahasa yang digunakan. Beberapa
responden mengatakan bahasa yang sering digunakan disampaikan oleh Ketua Tim A.
sangat baik, berdasarkan hasil pendataan yang telah pekerjaan seperti perawat A yang bertugas
dilakukan menunjukkan bahwa setiap perawat telah
menyuntik dan perawat B bertugas mengukur
mengerti cara pengisian dokumentasi keperawatan
suhu badan pasien.
dan telah melakukan dokumentasi keperawatan
dengan tepat dan benar. Ditambah lagi perawat c. Kepemimpinan
oleh kepala ruangan dan kepala bidang Terdapat kegiatan peningkatan kinerja seperti
keperawatan. Ada sebagian kecil perawat tidak inservice training bagi perawat baru selama 1
mengetahui alur pelaksanaan supervisi secara tahun sebagai tahap orientasi dan continuing
rinci di ruangan.
education seperti melanjutkan pendididkan
Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner
dilakukan bila ada perawat yang ingin
yang diisi oleh perawat di Ruangan Infection Centre
menunjukkan bahwa semua perawat mengerti tentang melanjutkan pendidikan, namun tidak ada tugas
supervisi dan mereka menjawab bahwa supervisi belajar yang didanai oleh RS. Sedangkan untuk
telah dilakukan di ruangan dengan format baku untuk continuing education terencana seperti kegiatan
supervisi setiap tindakan, format tersebut juga dinilai
pelatihan ada namun tidak dilakukan secara
sudah sesuai dengan standar keperawatan. Hampir
terjadwal. Dan reflective case discussion (RCD)
setengah dari jumlah responden menyatakan alat
dilakukan di ruangan Infection Center Lantai
(instrument) supervisi sudah tersedia secara lengkap.
Dari data kusieoner didapatkan data bahwa 1,dimana RCD atau biasa yang disebut RDK
responden sebagian besar menjawab jika hasil dari adalah suatu metoda dalam merefleksikan
supervisi disampaikan kepada perawat dan selalu
pengalaman klinis perawat danyang mengacu
mendapatkan feedback dari supervisor untuk setiap
kepada pemahaman terhadap standar
tindakan. Namun, kapan dan berapa kali supervisi
dilakukan tidak dapat disimpulkan karena ada keperawatan.
yang dilakukan dengan kepala ruangan 1) Rekapitulasi kunjungan rawat inap di Ruang
Infection Centre, standar asuhan keperawatan
Infection center.
yang digunakan di Ruangan adalah menurut
Tabel 3.2 Rekapitulasi Kunjungan Rawat Inap di Ruangan
NANDA NIC-NOC (North American Nursing
Infection Center lantai 1 Periode Bulan Mei, Juni dan Juli
Dignoses Nursing Income-Nursing Outcome). Tahun 2019
perubahan standard maka akan disosialisasikan Sumber : Data sekunder pengkajian tida
d) Standar alat dan fasilitas ruangan e. Mahasiswa Praktek (Jumlah, Institusi, lama dll) yaitu mahasisw
Ruangan, telah terpasang struktur organisasi, 2. Material (M2) (Menurut Nursalam, 2014). 2 tentang M
M2-Material: Sarana dan Prasarana (Material)
uraian tugas kepala ruangan, ketua tim, perawat
a. Penataan Gedung/Lokasi dan Denah Rungan sedangkan
pelaksana dan sebagainya. Kepala ruangan juga
b. Fasilitas. berdasarkan teo
mengatakan fasilitas yang ada di ruangan infection
1) Fasilitas untuk pasien. harus ada menur
centre sudah cukup memadai. Dari hasil observasi
2) Fasilitas untuk petugas kesehatan. Nursalam (2014).
yang dilakukan, didapatkan bahwa penempatan
a) Ruang kepala ruangan menjadi satu dengan
alat-alat sudah sesuai dengan tempatnya dan
ruang pertemuan perawat.
tertata rapi. Sudah terdapatnya nomor tempat tidur
b) Kamar mandi perawat/WC ada 1.
di setiap. Dalam ruangan belum adanya media
c) Ruang staf dokter ada di sebelah barat nursing
yang menjadi referensi pasien dalam
station.
melaksanakan ibadah dalam keadaan sakit.
d) Nursing station berada di tengah ruangan di
14) Komunikasi/ promosi
sebelah ruang staf dokter dan ruang pasien
a) Program orientasi
kelas dua.
(1) Orientasi staf baru jelas
e) Gudang berada di sebelah selatan ruang ganti.
Jika ada staf yang baru masuk, dilakukan
f) Ruang ganti berada di sebelah utara, di dekat
orientasi selama ±1 minggu/ruangan selama 1
gudang.
tahun. 3) Consumable (obat-obatan dan bahan habis pakai).
perkenalkan dengan dokter dan perawat yang d) Buku Observasi Suhu dan Nadi.
perawatan setiap 1 kali dalam sebulan secara 3. Metode (M3) (Menurut Nursalam, 2014). dan po
bergantian ataupun penyuluhan dilakukan Ruangan Infection Center melaksanakan MPKP dokumentasi
secara individu atau kelompok tim kepada dengan metode Tim, dapat dijelaskan sebagai dituliskan sebelu
dengan keluarga. 16) Dalam daftar dinas Ruang Infection Center teori seharusny
(4) Pendidikan kesehatan individu terbagi menjadi 4 tim. Tim 1 terdiri dari Katim 1 poin supervise du
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala orang dan anggota tim 4 orang, dan Tim 2 terdiri baru dokumenta
ruangan mengatakan bahwa pendidikan dari Katim 1 orang dan anggota tim 5 orang, menurut Nursala
kesehatan pada individu dilakukan pada setiap kemudian tim 3&4 memiliki 1 katim dan 4 orang (2014).
pekerjaan yang harus dilakukan. 17) Operan shift dan pengaturan shift tiap hari terbagi
b) Rapat/ pertemuan menjadi 3 shift, yaitu shift pagi dari jam 07.00
(1) Rapat diadakan secara terjadwal yaitu setiap WITA – 14.00 WIB, shift sore dari jam 13.30
satu bulan sekali. WIB - 21.00 WITA dan shift malam dari jam
(2) Dalam pelaksanaan rapat terdapat notulen 20.30 WITA – 07.00 WITA.
(3) Terdapat feedback dan tindak lanjut dari hasil b. Timbang Terima
rapat perawat di Ruangan Infection Centre. Observasi: Berdasarkan hasil observasi pada
15) Asuhan Keperawatan tanggal 8-9 Juli 2019 diruangan Infection Center
Berdasarkan hasil audit dokumentasi pada tanggal 3 kali timbang terima dilakukan dalam sehari,
8-9 Juli 2019, diperoleh bahwa pengkajian di yang dipimpin oleh kayan, Katim/ PP ataupun PJ
Ruangan Infection Centre cukup bagus. Penulisan Shift, yang dipersiapkan adalah rekam medik
data objektif dan data subjektif telah dicantumkan pasien, atau catatan keperawatan pasien, yang
sebagai data penunjang pengangkatan diagnosa memuat rencana tindakan, obat yang dikonsumsi,
Berdasarkan hasil audit dokumentasi pada tanggal hal-hal yang berhubungan dengan pasien, serta
8-9 Juli 2019, diketahui bahwa penulisan diagnosa respon pasien terhadap tindakan-tindakan,
keperawatan di Ruang Perawatan Infection Centre keluhan pasien, data masalah yang belum teratasi
sudah baik dengan menggunakan panduan yang kemudian disampaikan dengan komunikasi
lebih sering dirumuskan adalah masalah-masalah pasien dengan memvalidasi kondisi pasien yang
yang aktual, namun tidak menutup kemungkinan telah dilaporkan serta memberitahu petugas yang
dilakukan perumusan diagnosa keperawatan risiko. akan shift selanjutnya tidak dilakukan.
Meskipun, pada kenyataannya diagnosa resiko Pelaksanaan timbang terima selalu dilaksanakan
jarang ditemukan karena kondisi dan keadaan tepat waktu dikarenakan perawat mempunyai
Berdasarkan hasil audit dokumentasi pada tanggal dengan 2 dari 3 perawat yang shift pagi pada
8-9 Juli 2019, diketahui bahwa perencanaan tanggal 8-9 Juli 2019 mengatakan bahwa hand
keperawatan cukup baik, dimana rencana tindakan over dilakukan di nurse station yang dipimpin
telah disusun menurut urutan prioritas masalah, oleh kepala ruangan jika sedang tidak dalam
rumusan tujuan mengandung komponen pekerjaan yang lain atau diganti oleh ketua tim.
pasien/subyek, perubahan perilaku, kondisi pasien, Kuesioner : Berdasarkan hasil angket pada
dan atau kriteria.Untuk perencanaan keperawatan tanggal 8-9 Juli 2019 bahwa kegiatan operan
menggunakan panduan NOC-NIC dan Doengoes. timbang terima diketahui oleh semua perawat dan
Format perencanaan perawatan pasien dilaksanakan sebanyak 3 kali dalam 1 kali 24 jam
menggunakan lembar integrasi dimana semua yaitu dari shift malam ke pagi, shift pagi ke
aspek medis yang menunjang kebutuhan pasien siang, dan shift siang ke malam. Perawat
dituliskan sesuai dengan disiplin ilmu masing- mengetahui hal yang perlu disampaikan selama
Berdasarkan hasil audit dokumentasi pada tanggal Observasi : Berdasarkan hasil observasi di
8-9 Juli 2019, diketahui bahwa pendokumentasian Ruangan Infection Center, pelaksanaan pre dan
implementasi keperawatan cukup bagus dimana post conference sudah dilakukan karena perawat
dokumentasi tindakan yang dilaksanakan mengacu langsung menuliskan hasilnya dibuku laporan
pada rencana keperawatan, perawat mengobservasi dan di media elektronik (komputer dalam bentuk
ada beberapa tindakan yang telah dilaksanakan Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara
telah dicatat secara ringkas dan jelas. terhadap perawat pelaksana pada tanggal 9 Juli
Berdasarkan hasil audit dokumentasi pada tanggal dilakukan di Ruangan Infection center.
tersebut mengacu pada tujuan yang telah tanggal 8-9 Juli 2019 kami belum pernah
ditetapkan sebelumnya dengan menerapkan sistem menyaksikan secara langsung ronde keperawatan
evaluasi SOAP dengan tambahan rencana tindak di ruangan Infection Centre dengan jadwal ronde
lanjut serta kesimpulan pada tiap keperawatan dilaksanakan teratur setiap bulan.
pada akhir dinas menggunakan system B1 (Brain), terhadap perawat pelaksana pada tanggal 8-9 Juli
gangguan kesehatan dan penyimpangan pemenuhan masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh
kebutuhan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan secarra perawat. Pelaksanaan ronde keperawatan tersebut
holistik dan unik diperlukan pendekatan yang komprehensif telah diketahui oleh keluarga pasien. Dalam
dan bersifat individual bagi tiap sistem klien.
pelaksanaan kegiatan ronde, telah dibentuk tim ronde
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang professional
mempunyai kesempatan yang paling besar untuk
keperawatan yang dibuat saat rapat rutin yang
memberikan pelayanan kesehatan khususnya
dilaksanakan 3 kali dalam sebulan dan menurut
pelayanan/asuhan keperawatan yang komprehensif dengan
membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistik. beberapa responden, tim tersebut telah melaksanakan
Perawat memandang klien sebagai makhluk bio-psikososio- ronde keperawatan secara optimal. Tetapi dalam
kultural dan spiritual yang berespon secara holistik dan unik pelaksanaannya sendiri masih sering terkendala
terhadap perubahan kesehatan atau pada keadaan waktu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
krisis.Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat
secara umum ronde keperawatan dilaksanakan di
tidak bisa terlepas dari aspek spiritual yang merupakan
ruang Infection center setiap bulan dalam bentuk
bagian integral dari interaksi perawat dengan klien. Perawat
berupaya membantu memenuhi kebutuhan spiritual klien studi kasus (case study).
sebagai bagian dari kebutuhan menyeluruh klien, antara lain 19) Pendelegasian
dengan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan spiritual klien Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara
tersebut, walaupun perawat dan klien tidak mempunyai
terhadap kepala ruangan pada tanggal 8-9 Juli
keyakinan spiritual atau keagamaan yang sama (Hamid,
2019, dikatakan bahwa di ruangan Infection
2000).
Centre tidak dilakukan pendelegasian secara
Spiritualitas adalah keyakinan dalam
hubungannya dengan yang Maha Kuasa. Sedangkan tertulis jika kepala ruangan meninggalkan
kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk ruangan kurang dari 1x24 jam. Pendelegasian
mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan
tertulis dilakukan bila karu akan cuti atau
memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk
mengikuti pelatihan selama beberapa hari. Karu
mendapatkan maaf atau pengampunan.
Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar mengatakan bahwa pada pendelegasian tertulis,
yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Apabila seseorang terdapat tanda tangan pemberi dan penerima
dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan Tuhannya pun delegasi.
semakin dekat, mengingat seseorang dalam kondisi sakit d. Sentralisasi Obat
menjadi lemah dalam segala hal, tidak ada yang mampu
Sentralisasi obat di ruangan Infection
membangkitkannya dari kesembuhan, kecuali Sang
Centre telah berjalan secara optimal, dimana
Pencipta. Dalam pelayanan kesehatan, perawat sebagai
petugas kesehatan harus memiliki peran utama dalam ketika dokter telah melakukan visite, dan telah
memenuhi kebutuhan spiritual. Perawat dituntut mampu mendiagnosa penyakit yang diderita oleh pasien,
memberikan pemenuhan yang lebih pada saat pasien akan selanjunya Dokter dan Apoteker bekerja sama
dioperasi, pasien kritis atau menjelang ajal. Dengan
dalam menentukan pengobatan yang tepat untuk
demikian, terdapat keterkaitan antara keyakinan dengan
pasien setelah itu resep obat diteruskan ke apotik.
pelayanan kesehatan dimana kebutuhan dasar manusia yang
Di apotik resep yang diterima diberi nomor
diberikan melalui pelayanan kesehatan tidak hanya berupa
aspek biologis, tetapi juga aspek spiritual. Aspek spiritual kemudian dilakukan skrining setelah obat yang
dapat membantu membangkitkan semangat pasien dalam dibutuhkan sudah lengkap, kemudian
proses penyembuhan (Asmadi, 2008).
didistribusikan ke ruang perawatan. Di ruang
Ketika penyakit, kehilangan atau nyeri menyerang
perawatan, perawat yang langsung mengelola
seseorang, kekuatan spiritual dapat membantu seseorang ke
arah penyembuhan atau pada perkembangan kebutuhan dan obat-obat dari pasien, kemudian obat tersebut
orang lain. Individu mungkin mempertanyakan nilai Sehingga mahasiswa belum mampu mengambil
spiritual mereka, mengajukan pertanyaan tentang jalan kesimpulan mengenai prosedur yang dilakukan
hidup seluruhnya, tujuan hidup dan sumber dari makna
perawat dalam penerimaan pasien baru, apakah
hidup. Dengan jelas, kemampuan perawat untuk mendapat
sudah sesuai dengan aturan SOP yang berlaku di
gambaran tentang dimensi spiritual klien yang jelas
RSUD Haji atau tidak.
mungkin dibatasi oleh lingkungan dimana orang tersebut
mempraktikkan spiritualnya. Hal ini benar jika perawat Berdasarkan hasil wawancara terhadap kepala
mempunyai kontak yang terbatas dengan klien dan gagal ruangan Infection Centre dan 3 dari 2 perawat yang
untuk membina hubungan. Pertanyaannya adalah bukan
dinas pada saat mahasiswa melakukan pengkajian
jenis dukungan spiritual apa yang dapat diberikan tetapi
pada tanggal 8-9 Juli 2019 mengatakan bahwa
secara sadar perawat mengintegrasikan perawatan spiritual
kedalam proses keperawatan. Perawat tidak perlu penerimaan pasien baru dalam hal ini pengkajian dan
menggunakan alasan “tidak cukup waktu” untuk orientasi ruangan tetap dilakukan sesuai SOP yang
menghindari pengenalan nilai spiritualitas yang dianut ada di rumah sakit.
untuk kesehatan klien (Potter & Perry, 2005:567).
Dari data yang diperoleh berdasarkan hasil f. Discharge Planning
pembagian kuesioner spiritual yang dilakkukan pada Observasi: Pada lembar discharge planning di
tanggal 8-9 Juli 2019 di ruang Infection center di RSUP DR buku RM pasien diisi oleh perawat dan
Wahidin Sudirohusodo, didapatkan interpretasi data : ditandatangani oleh dokter, dimana terkadang
discharge planning diisi ketika pasien akan
Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Kebutuhan Spritual pulang.
Wawancara :Berdasarkan hasil wawancara
N
KRITERIA f terhadap perawat pada tanggal 8-9 Juli 2019,
o
1 Sangat Butuh 8 dikatakan bahwa di ruangan Infection Centre
. Butuh 3 discharge planning diisi ketika pasien sudah
2 Kurang Butuh 0 dirawat selama 1x24 jam.
. Sangat Tidak Butuh 0 Pelaksanaan perencanaan pulang yang
3 dilakukan di ruang Infection Centre dalam
. memberikan kesempatan kepada pasien untuk
4 mendapatkan pengajaran selama di rumah sakit
. untuk bisa dimanfaatkan sewaktu di rumah, tindak
lanjut yang sistematis yang digunakan untuk
Interpretasi : Berdasarkan table di atas
menjamin kontinuitas keperawatan pasien,
didapatkan hasil kebutuhan spiritual pasien di ruangan
evaluasi terhadap pengaruh dari intervensi yang
Infection center yaitu sebanyak 8 pasien (72,7%)
terencana pada penyembuhan pasien dan
dengan kriteria sangat butuh dan 3 pasien (27,2%)
mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan
dengan kriteria butuh.
keperawatan baru, serta bantuan kemandirian
pasien dalam kesiapan melakukan keperawatan
dirumah sudah dilakukan namun belum optimal.
Dari kuesioner yang telah diisi oleh perawat
di ruangan Infection Centre, menunjukkan bahwa
semua responden mengerti dan bersedia untuk
melakukan discharge planning. Hampir semua
responden menjawab bahwa sudah ada pembagian
tugas dalam melakukan discharge planning dan
sudah ada pemberian brosur/leaflet kepada pasien.
Dalam melakukan discharge planning yang
perlu diperhatikan adalah bahasa yang digunakan.
Beberapa responden mengatakan bahasa yang
sering digunakan adalah bahasa Indonesia karena
mudah dipahami oleh pasien dan keluarga.
Kemudian, setelah pelaksanaan discharge
planning, semua responden menjawab bahwa
mereka tidak melakukan pendokumentasian.
Kegagalan dalam memberikan dan
mendokumentasikan discharge planning akan
berisiko terhadap beratnya penyakit, ancaman
hidup, dan disfungsi fisik. Dalam melakukan
discharge planning diperlukan komunikasi yang
baik terarah, sehingga apa yang disampaikan dapat
dimengerti dan berguna untuk keperawatan di
rumah (Nursalam, 2014).
Dari data kuisioner dapat disimpulkan bahwa
semua perawat mengerti dan bersedia melakukan
discharge planning.
g. Supervisi
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara
terhadap perawat pada tanggal 8-9 Juli 2019,
dikatakan bahwa di Ruangan Infection Centre
supervisi sudah pernah dilakukan dan waktu
pelaksanaannya 3 kali dalam sebulan. Namun,
untuk tanggal pelaksanaannya belum ditentukan
secara paten.
Kuesioner : Berdasarkan hasil angket pada
tanggal 8-9 Juli 2019 didapatkan 1 dari 2 perawat
mengatakan bahwa supervisi hanya dilakukan
oleh kepala ruangan dan kepala bidang
keperawatan. Ada sebagian kecil perawat tidak
mengetahui alur pelaksanaan supervisi secara
rinci di ruangan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari
kuesioner yang diisi oleh perawat di Ruangan
Infection Centre menunjukkan bahwa semua
perawat mengerti tentang supervisi dan mereka
menjawab bahwa supervisi telah dilakukan di
ruangan dengan format baku untuk supervisi
setiap tindakan, format tersebut juga dinilai sudah
sesuai dengan standar keperawatan. Hampir
setengah dari jumlah responden menyatakan alat
(instrument) supervisi sudah tersedia secara
lengkap.
Dari data kusieoner didapatkan data bahwa
responden sebagian besar menjawab jika hasil dari
supervisi disampaikan kepada perawat dan selalu
mendapatkan feedback dari supervisor untuk
setiap tindakan. Namun, kapan dan berapa kali
supervisi dilakukan tidak dapat disimpulkan
karena ada perbedaan pendapat yang mencolok
yaitu beberapa responden menjawab setiap bulan,
setiap 2 bulan sekali, 1x setahun, adapula yang
menjawab jika supervisi dilakukan tetapi
pelaksanaannya tidak menentu (jarang dilakukan).
Dari data juga didapatkan bahwa yang
melakukan supervisi adalah kepala ruangan dan
kepala bidang keperawatan. Dari hasil wawancara
dengan Karu didapatkan bahwa supervisi sudah
pernah dilakukan. Supervisi ada secara langsung
dan tidak langsung, kemudian ada yang terstruktur
dan tidak terstruktur.
h. Dokumentasi
Format pendokumentasian yang diterapkan
di Ruang Infection Centre format yang sudah
baku, yaitu menggunakan model integrasi atau
SOAP, dengan adanya format baku yang
diterapkan ini sangat membantu memudahkan
pekerjaan perawat dalam melakukan pengkajian
pada pasien.
Penerapan sistem dokumentasi keperawatan
di ruangan Infection Centre dapat dikatakan sudah
sangat baik, berdasarkan hasil pendataan yang
telah dilakukan menunjukkan bahwa setiap
perawat telah mengerti cara pengisian
dokumentasi keperawatan dan telah melakukan
dokumentasi keperawatan dengan tepat dan benar.
Ditambah lagi perawat mengisi pendokumentasian
di komputer. Meski demikian sebagian kecil
ditemukan bahwa adanya model dokumentasi
yang digunakan ini dapat menambah beban kerja
perawat dan menyita banyak waktu, alasannya
adalah jumlah pasien dengan tenaga perawat saat
melakukan proses keperawatan kadang tidak
seimbang sehingga mampu mempengaruhi beban
kerja perawat.
sterilisasi.
c) Program orientasi
1 tahun.
pasien.
harus dilakukan.
d) Rapat/ pertemuan
(4) Rapat diadakan secara terjadwal yaitu
Centre.
a) Pengkajian
keperawatan.
b) Diagnosa
Berdasarkan hasil audit dokumentasi pada
c) Perencanaan
d) Implementasi
e) Evaluasi
(Money),
(Mutu),
3). Kenyamanan.
4). Kecemasan.
Nursalam. (2014). “Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 4”. Jakarta: Salemba Medika.
Setianingsih, (2016). “Buku Panduan Manajemen Keperawatan”. Program Profesi Ners Stikes Muhammadiyah Klaten Thaun 2016.
Sri Mugianti (2016). “Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Manajmenen dan Kepemimpinan Dalam Praktik Keperawatan”. Jakarta