JANUARI 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SYOK SEPSIS
OLEH:
ANDI AFDALIA RESKI
10542055614
PEMBIMBING:
dr. Dian Wirdiyana, M.Kes, Sp.An
NIM : 10542055614.
Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, hidayah,
kesehatan dan kesempatan-Nya sehingga Referat dengan judul “Syok Sepsis” ini
dapat diselesaikan. Salam dan shalawat senantiasa tercurah kepada baginda
Rasulullah SAW, yang menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................3
A. DEFINISI..........................................................................................3
B. EPIDEMIOLOGI............................................................................7
C. ETIOLOGI.......................................................................................8
D. PATOFISIOLOGI...........................................................................11
E. MANIFESTASI KLINIS.................................................................22
F. DIAGNOSIS.....................................................................................23
G. PENATALAKSANAAN..................................................................24
H. PROGNOSIS....................................................................................29
BAB III PENUTUP......................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................31
iii
BAB I
PENDAHULUAN
dugaan infeksi (terbukti atau tidak).1 Definisi terbaru sepsis adalah disfungsi
organ yang mengancam jiwa akibat disregulasi respons host terhadap infeksi,
Assessment (SOFA).2
60%-70% kasus. Sepsis tidak hanya disebabkan oleh bakteri gram negatif, tetapi
juga oleh bakteri gram positif yang mengeluarkan eksotoksin.3 Saat ini sepsis
menjadi masalah kematian utama pada pasien di ruang rawatan intensif / Intensive
terdapat sekitar 2% kasus sepsis dari seluruh pasien rawat inap di negara maju. 5
Angka mortalitas pasien sepsis berdasarkan Surviving Sepsis Campaign pada ICU
Amerika Serikat dan Eropa didapatkan masing-masing adalah 28,3% dan 41,1%,
sedangkan angka mortalitas pasien sepsis berat di 150 ICU di 16 negara Asia
mencapai 44,5%.5
dapat berkembang menjadi syok septik yaitu suatu kondisi lanjut dari sepsis yang
1
mencapai MAP ≥65 mmHg dan serum laktat >2 mmol/L (18mg/dL) dengan
resusitasi cairan yang adekuat. Syok septik dapat meningkatkan mortalitas lebih
dari 40%. Pasien sepsis harus dapat diidentifikasi pada awal rawatan karena
penanganan segera oleh karena semakin cepat syok dapat teratasi, akan
dan kematian. Oleh karena itu, strategi penatalaksanaan syok sepsis yang tepat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Syok secara garis besar dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Berikut
3
1. Infeksi bakteri gram negative
Contoh: Eschericia coli, Klebsiella pneumonia,
Septik Enterobacter serratia, Proteus
2. Kokus gram positif,
Contoh : Stafilokokus, Enterokokus, dan Streptokokus
• Disfungsi saraf simpatis, disebabkan oleh trauma tulang
belakang dan spinal syok (trauma medulla spinalis
dengan quadriflegia atau paraplegia)
• Rangsangan hebat yang tidak menyenangkan,misal nyeri
hebat
Neurogenik • Rangsangan pada medulla spinalis, misalnya penggunaan
obat anestesi
• Rangsangan parasimpatis pada jantung yang
menyebabkan bradikardi jantung mendadak. Hal ini
terjadi pada orang yang pingan mendadak akibat
gangguan emosional
• Antibiotik
Contoh : Penisilin, sofalosporin, kloramfenikol,
polimixin, ampoterisin B
• Biologis
Contoh : Serum, antitoksin, peptide, toksoid tetanus, dan
Anafilaksis
gamma globulin
• Makanan
Contoh : Telur, susu, dan udang/kepiting
• Lain-lain
Contoh : Gigitan binatang, anestesi local
respons tubuh terhadap infeksi. Sedangkan syok septik adalah bagian dari sepsis
meningkatkan mortalitas. Sepsis dan syok septik adalah keadaan yang masih
menjadi masalah di dunia, di mana satu dari empat orang yang dalam keadaan
sepsis akan meninggal. Identifikasi keadaan sepsis dini dan penatalaksanaan yang
4
Adapun kriteria klinis pasien sepsis dapat diketahui dengan menggunakan skor
dirasa lebih mudah untuk dimengerti dan sederhana. Apabila pasien yang
sepsis.18
terjadinya sepsis. Skrining ini bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Metodenya dengan quick SOFA (qSOFA). Skoring ini dirasa kuat dan lebih
Skor ini dapat digunakan dengan cepat oleh klinisi untuk mengetahui adanya
disfungsi organ, untuk menginisiasi terapi yang tepat, dan sebagai bahan
metode SOFA.18
Pasien dengan syok septik dapat diidentifikasi dengan adanya klinis sepsis
MAP ≥65 mmHg dan kadar laktat serum >2 mmol/L (18 mg/dL) meskipun
5
Tabel 3. Kriteria qSOFA18
6
Gambar 1. Algoritma Skrining dengan Kecurigaan Sepsis dan Syok Septik18
B. Epidemiologi
kasus per 100.000 populasi. Sepsis berat terjadi pada 1-2 % pasien rawat inap dan
sebanyak 25 % dari pasien yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU). Hal ini
7
sering terjadi pada lansia, immunecompromised dan pasien sakit kritis. Insidensi
sepsis meningkat 3 kali lipat sejak tahun 1979 hingga 2000, dari 83 kasus per
100.000 populasi per tahun menjadi 240 kasus per 100.000 populasi. Syok septik
menduduki urutan kedua penyebab utama kematian pada pasien ICU non -
koroner. Angka mortalitas tetap tinggi, yaitu sebesar 30-50 % meskipun kualitas
C. Etiologi
sistemik (SIRS), penyebab infeksi harus dicari secara aktif. Infeksi yang diperoleh
sebelum masuk rumah sakit lebih mudah dikenali, daripada infeksi nosokomial
pada pasien rawat inap. Infeksi tersering penyebab sepsis meliputi infeksi sistem
umum, virus dan jamur juga dapat menyebabkan syok septik. Respon sistemik
dapat disebabkan oleh mikroorganisme penyebab yang beredar dalam darah atau
hanya disebabkan produk toksik dari mikroorganisme atau produk reaksi radang
Penyebab non infeksi antara lain trauma berat atau perdarahan akut dan
penyakit sistemik, termasuk infark miokard, emboli paru dan sebagainya. Tabel 2
8
merangkum penyebab syok septik dan Tabel 3 merangkum penyajian sindrom
sepsis berat, patofisiologi yang mendasari sign and symptomp serta organisme
Tabel 5. Sindrom sepsis berat, patofisiologi yang mendasari sign and symptomp
serta organisme yang paling sering terlibat14
Sistem yang
Tanda dan gejala Patogen penyebab
terkena
1. Community-acquired
Kebingungan, mengantuk, lekas pathogen: Streptococcus
marah, koma pneumoniae; Neiserria
Sistem saraf meningitides; Listeria
sakit kepala, leher kaku, monocytogenes
pusat
fotofobia 2. Patogen nosokomial:
Pseudomonas aeruginosa;
Escherichia coli
Sistem Gangguan kontraktilitas 1. Community-acquired
kardiovaskular miokard, takikardia, peningkatan pathogen: Enterococcus,
Streptococcus bovis,
curah jantung, penurunan
Streptococcus spp,
resistensi vaskuler sistemik Koagulase-negatif,
(SVR), gangguan staphylococci, Coxiella
tanggap terhadap agen burneti,i Staphylococcus
vasopressor, aureus,Campylobacter, E.
9
coli, jamur
2. Patogen nosokomial:
Staphylococcus Sp,
sesak napas, ortopnea, methicillin-resistant S.
tekanan vena meningkat Aureus, methicillin-resistant
Staphylococcus
epidermidis, methicillin-
resistant
1. Community-acquired
Hipoksemia, sianosis, takipnea, pathogen: S. pneumoniae,
Sistem penggunaan otot nafas Haemophilus influenzae,
pernapasan tambahan, perubahan Legionella sp.
sputum(volume, purulensi) 2. Patogen nosokomial: aerobik
basil gram negative
1. Community-acquired
Muntah, diare, sakit perut, pathogen:E. coli;
Sistem
Tenderness, gagal hati, Bacteroides fragilis
pencernaan 2. Patogen nosokomial: aerobik
kolestasis
Gram-negatif, basil anaerob
Sistem Disuria, hematuria, nyeri Organisme yang telah
genitourinaria pinggang, gagal ginjal disebutkan di atas
D. Patofisiologi
Host respose
melawan infeksi dan pemulihan jaringan namun di satu sisi dan mencederai organ
tergantung pada patogen penyebab (jumlah dan virulensi) dan host (karakteristik
genetik dan penyakit penyerta) dengan respon yang berbeda di tingkat lokal,
10
regional dan sistemik. Respon host dapat saja berubah dari waktu ke waktu secara
berat. Sitokin antiinflamasi penting untuk membatasi cedera jaringan baik lokal
sekunder.2
Innate Immunity
1. Toll-like receptor
transkripsi gen inflamasi dan menginisiasi imunitas bawaan. Reseptor ini juga
sensitif terhadap molekul endogen yang dilepaskan dari cedera sel sehingga
11
bahwa patogenesis kegagalan organ multiple pada sepsis dasarnya tidak berbeda
Kelainan koagulasi
(Gambar 2.2).15
12
Gambar 2. Respon pejamu pada sespsis5
potensi efek berbahaya dari respon proinflamasi. Fagosit dapat beralih ke fenotipe
melalui aferen saraf vagus ke batang otak, kemudian eferen saraf vagus
13
asetilkolin menargetkan reseptor α7 kolinergik pada makrofag sehingga menekan
Pasien yang bertahan hidup dari sepsis dini namun tetap bergantung pada
berkurangnya ekspresi HLA-DR pada sel myeloid. Pasien ini sering memiliki
leukosit terhadap patogen pada pasien dengan sepsis. Temuan yang baru-baru ini
dikuatkan oleh studi postmortem pada pasien yang meninggal akibat sepsis di
sel B, sel T CD4+ dan sel dendritik folikular, terlibat pada sepsis terkait
Disfungsi organ
vaskular, disertai dengan kematian sel dan hilangnya integritas barrier, sehingga
14
termasuk DNA mitokondria dan formil peptida, yang dapat mengaktifkan
Gambar 3. Gagal organ pada sepsis berat dan disfungsi endotel vaskular dan
mitokondria2
15
ROS lebih banyak lagi, yang juga menyebabkan programming kematian
mitokondria.1,2
kadang tanpa melalui fase MPT, kaskade apoptosis masih dapat dipicu akibat
yang bermanfaat.
1. Global Ischemia
Teori awal tentang depresi miokard pada sepsis berdasarkan pada hipotesis
aliran darah koroner yang cepat dan perbedaan penurunan oksigen antara
arteri koroner dan sinus koroner. Seperti halnya pada sirkulasi perifer, hal
16
menurunnya ekstraksi asam lemak bebas, penurunan ambilan glukosa,
koroner dan metabolisme miokard, efek lain diamati dalam sirkulasi perifer
Pada pasien sepsis dengan penyakit arteri koroner (CAD) yang sudah ada
pada kondisi sepsis dengan efek serum yang diambil dari pasien sepis.
diperoleh bahwa indeks kerja ventrikel kiri turun secara bersamaan yang
dan C3a) yang kadarnya meningkat secara signifikan. Menurut Mink dkk,
agen bakteriolitik yang berasal dari granulosit neutrofilik yang terlepas dan
17
kondisi sepsis. Substansi potensial lainnya yang menjadi substansi depresan
3. Sitokin
syok yang dipicu oleh endotoksin. TNF-α berasal dari makrofag yang
antibodi anti TNF-α memperbaiki fungsi ventrikel kiri pada pasien dengan
TNF-α dan berperan penting pada respon imun sistemik. IL-1 akan menekan
penelitian klinik, IL-1 dapat meningkatkan angka harapan hidup pada pasien
dengan sepsis, namun terapi yang pada awalnya menjanjikan ini gagal
hidup. IL-6 yang merupakan sitokin pro inflamasi lain juga terlibat dalam
patogenesis sepsis dan dianggap sebagai prediktor sepsis yang lebih cocok
dalam waktu yang lama. Meskipun sitokin memiliki peran penting dalam
miokard berlangsung lama pada sepsis dan substansi ini hanya memicu atau
18
melepaskan faktor tambahan yang mempengaruhi fungsi miokard seperti
4. Prostanoid
mendapat terapi.16
5. Endothelin-1
septik yang dipicu oleh LPS. Ekspresi berlebihan ET-1 di dalam jantung
19
autokrin, endokrin atau parakrin, namun dampaknya pada disfungsi miokard
terkait sepsis perlu diteliti lebih jauh untuk menilai potensi terapeutik
6. Nitric Oxide
iskemia miokard dan juga sebagai modulator penting pada iskemia miokard.
stroke volume dan output jantung setelah penyuntikan LPS. Pada pasien
kardiovaskular oleh sepsis, namun mekanisme yang pasti masih belum jelas
7. Adhesion Molecules
20
Upregulasi ekspresi intercellular adhesion molecule-1(ICAM-1) dan
pada kardiomiosit dan endotel koroner murine setelah stimulasi TNF-α dan
neutrofil.10
8. Cardiac troponins
Troponin (Tn) jantung adalah protein regulator dari filamen aktin. TnI dan
TnT muncul akibat cedera pada sel miokard dan sebagai penanda yang
21
mendukung penggunaan inotropik pada pasien dengan Tn yang meningkat
E. Manifestasi Klinis12
Pertanda awal dari syok septik adalah warm syok (fase cepat) sering berupa
penurunan status mental dan kebingungan, yang timbul dalam waktu 24 jam atau
lebih sebelum tekanan darah turun. Gejala ini terjadi akibat berkurangnya aliran
darah ke otak. Aliran darah dari jantung meningkat, sementara pembuluh darah
melebar sehingga tekanan darah turun. Pernafasan menjadi cepat, sehingga paru-
menurun.
Gejala awal lain berupa menggigil hebat, suhu tubuh yang naik sangat cepat,
kulit hangat dan kemerahan, denyut nadi yang lemah dan tekanan darah yang
turun-naik. Produksi air kemih berkurang meskipun curahan darah dari jantung
meningkat.
Pada stadium lanjut atau cold syok, suhu tubuh sering turun sampai dibawah
normal, perifer dingin, CRT memanjang, dan kulit motled. Bila syok memburuk,
darah
22
3. jantung : penimbunan cairan dan pembengkakan.
F. Diagnosis12
Syok septik ditandai dengan gambaran syok dan infeksi. Setiap syok yang
lekositosis.
Pemeriksaan darah menunjukkan jumlah sel darah putih yang banyak atau
sedikit, dan jumlah faktor pembekuan yang menurun. Jika terjadi gagal ginjal,
kadar hasil buangan metabolik (seperti urea nitrogen) dalam darah akan
irama jantung, menunjukkan suplai darah yang tidak memadai ke otot jantung.
G. Penatalaksanaan12,17
23
Komponen dasar dari penanganan sepsis dan syok septik adalah resusitasi
kontrol sumber infeksi, diagnosis (kultur dan pemeriksaan radiologi), tata laksana
keadaan sepsis dan syok sepsis tergolong kepada kondisi gawat darurat yang
pada pasien sepsis dan syok sepsis dapat terjadi melebihi 1 jam, tetapi inisiasi
untuk tatalaksana harus dimulai dalam 1 jam ini. Tindakan resusitasi awal yang
biasanya dilakukan adalah berupa pemberian cairan kristaloid dengan target untuk
pada tabel.
A. Tindakan medis
I. Terapi cairan :
Pada saat gejala syok septik timbul, penderita segera dimasukkan ke ruang
digunakan pada awal terapi syok septik adalah larutan garam berimbang.
Penggunaan cairan koloid pada syok septik yang telah disertai kebocoran endotel
kapiler dapat memperberat udem interstitial. Jumlah awal cairan kristaloid pada
resusitasi syok septik untuk memperbaiki curah jantung orang dewasa dapat
24
mencapai 1-2 L yang diberikan selama 30-60 menit. Selanjutnya terapi cairan
yang bergantung pada hasil pengukuran hemodinamik (tensi, nadi, TVS, diuresis)
Apabila tekanan darah pasien tetap rendah setelah diberikan resusitasi > 20
mL/kg, vasopressor (norepinefrin) harus diberikan agar MAP tetap >65 mmHg.
norepinefrin.
dengan takiaritmia resiko rendah dan bradikardi absolut atau relatif) (weak
25
4. Kami merekomendasikan untuk menggunakan dopamine dosis rendah
evidence).
of evidence). Jika diinisiasi, dosis harus dititrasi hingga titik akhir yang
memiliki kateter arteri yang sudah terpasang segera bila tersedia (weak
sebelum hasil kultur dan resistensi. Hal ini mungkin tidak dapat dilakukan pada
26
Tabel 6. Antibiotik pada Sepsis
2. gentamisin atau tobramisin, 2 mg/kkBB tiap 8 jam IV. Bila ada infeksi
3. 600 mg tiap 6 jam IV. Bila klindamisin (-) atau pasien alergi, dapat diganti
4. 1-2 gram tiap 4 jam IV, dapat ditambah metisilin atau oksasilin, 1-2 gram
tiap 4 jam IV
27
5. 4-5 gram tiap 4 jam IV. Dapat diambahkan tikarsilin, 3 gram tiap 4 jam
B. Tindakan bedah
drainase. Terapi cairan dan antibiotik tidak banyak menolong bila sumber infeksi
belum disingkirkan. Hal ini sangat penting pada abses intra abdomen, sumbatan
C. Tindakan lain
I. Terapi kortikosteroid:
antibiotik.
28
Kortikosteroid dosis rendah (masih kontroversial)
H. Prognosis
Sekitar 20-35% pasien dengan sepsis berat dan 40-60% pasien dengan
syok septik meninggal dalam waktu 30 hari dan lainnya meninggal dalam 6 bulan
kegagalan pembuluh darah perifer dan dapat menjadi faktor penyebab kematian
tes stress dobutamine untuk menentukan outcome, dimana pasien yang tidak
berhasil selamat ditandai dengan penurunan respon inotropik. Pada 24 jam sejak
timbulnya sepsis, indeks resistensi vaskular sistemik > 1529 dyne, denyut jantung
< 95x/menit atau penurunan denyut jantung > 18x/menit, dan indeks kardiak > 0,5
29
BAB III
PENUTUP
kardiogenik, dan syok distributif. Syok distributif meliputi syok anafilaktik, syok
Seluruh pasien yang ditemukan mengalami syok dan syok sepsis harus
dilakukan tatalaksana gawat darurat berupa ABCD, resusitasi dan inisiasi terapi
lainnya.
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Dellinger RP, Levy MM, Rhodes A, Annane D, Gerlach H, Opal SM, et al.
Surviving Sepsis Campaign: International Guidelines for Management of
Severe Sepsis and Septic Shock, 2012. Crit Care Med. 2013 Feb; 41:580–637.
5. Phua J, Koh YS, Du B, Tang YQ, Divatia JV, Gomersall CD, et al.
Management of severe sepsis in patients admitted to Asian intensive care
units: prospective cohort study. BMJ. 2011 [cited 2013 dec 9];342:d3245.
Available from: BMJ.
7. PAPDI, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi IV, Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI, 2006.
8. Guyton AC, Hall JE. 2006. Syok Sirkulasi dan Fisiologi Pengobatan in: Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. EGC. Jakarta. pp. 359-372.
9. British Journal of Anesthesia. Anesthesic Management in Patients With
Severe Sepsis. Cited May 2013.
10. Merx MW dan Weber C. Sepsis and the heart. Circulation. 2007. 116 : 793 –
802.
11. Tannehill D. Treating Severe Sepsis & Septic Shock in 2012. J Blood
DisordTransfus. 2012. 84 : 1-6.
31
12. ProCESS Investigators, Yealy DM, Kellum JA, Juang DT, et al. A
randomized trial of protocol-based care for early septic shock. N Engl J Med
2014; 370(18):1683-1693
13. Widodo D and Pohan HT. Bunga Rampai Penyakit Infeksi. Jakarta:2004:
h.54-88.
14. Eissa D, Carton EG dan Buggy DJ. Review article : Anaesthetic management
of patients with severe sepsis. British Journal of Anaesthesia. 2010.
105(6):735-743.
15. Annane D, Bellissant E and Cavaillon JM. Seminar : Septic shock .Lancet.
2005. 365: 63–78.
16. Pohan HT and Chen K. Penatalaksanaan Syok Septik. Dalam Sudoyo AW,
Setiyohadi B, Idrus A, Simadibrata M dan Setiati S (eds.). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta : InternaPublishing. 2010
17. Martin GS. Sepsis, Severe sepsis and septic Shock: changes in inciden,
pathogens and outcomes. NIH Public Access. 2012 Jun;10(6):701-706.
18. PERDICI. Penatalaksanaan Sepsis dan Syok Septik Optimalisasi
FASTHUGSBID. Pangalila, FJV, Mansjoer, A. Jakarta. 2017
32