S
DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Disusun Oleh:
Pembimbing Klinik :
Fevi Aprina, S. Kep
SEKOLAHTINGGIILMUKESEHATANBINAHUSADA
PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan LP dan Askep mata kuliah
Keperawatan Gawat Darurat Progam Studi Profesi Ners.
Laporan ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
Laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk kemajuan makalah ini di masa mendatang.
i
LEMBAR PENGESAHAN
Palembang
Ruangan : ICU
Koordinator Preseptorship
RS Muhammadiyah Palembang
(........................................................)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Definisi..............................................................................................................................5
1.2 Etiologi..............................................................................................................................5
1.3 Manifestasi Klinis.............................................................................................................6
1.4 Anatomi dan Fisiologis.....................................................................................................7
1.5 Patofisiologis.....................................................................................................................8
1.6 Pathway...........................................................................................................................10
1.7 Penatalaksanaan..............................................................................................................11
1.8 Komplikasi......................................................................................................................12
1.9 Pemeriksaan Penunjang..................................................................................................12
BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN..........................................................................14
A. Pengkajian.............................................................................................................................14
B. Diagnosa Keperawatan..........................................................................................................14
C. Intervensi Keperawatan.........................................................................................................14
BAB III LAPORAN KASUS........................................................................................................15
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................46
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Syok adalah kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif. Kemudian diikuti
perfusi jaringan dan organ yang tidak adekuat, yang akibat akhirnya gangguan
metabolik selular. Pada beberapa situasi kedaruratan adalah bijaksana untuk
mengantisipasi kemungkinan syok.Seseorang dengan cidera harus dikaji segera untuk
menentukan adanya syok. Penyebab syok harus ditentuka (hipovolemik, kardiogenik,
neurogenik, atau septik syok) (Bruner & Suddarth, 2002).
Syok adalah suatu sindrom klinis kegagalan akut fungsi sirkulasi yang
menyebabkan ketidakcukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan akibat
gangguan mekanisme homeostasis (Toni Ashadi, 2006)
Syok hipovolemik diinduksi oleh penurunan volume darah, yang terjadi secara
langsung karena perdarahan hebat atau tidak langsung karena hilangnya cairan yang
berasal dari plasma (misalnya, diare berat, pengeluaran urin berlebihan, atau keringat
berlebihan) (Bruner &Suddarth,2002).
1.2 Etiologi
Menurut Toni Ashadi, 2006, Syok hipovolemik yang dapat disebabkan oleh
hilangnya cairan intravaskuler, misalnya terjadi pada :
1
c. Kehilangan cairan intravaskuler lain yang dapat terjadi karenakehilangan
protein plasma atau cairan ekstraseluler, misalnya pada :
- Gastrointestinal : peritonitis, pankreatitis, dan gastroenteritis
- Renal: terapi diuretik, krisis penyakit addison
- Luka bakar (kompustio) dan anafilaksis
a. Kulit dingin, pucat, dan vena kulit kolaps akibat penurunan pengisiankapiler
selalu berkaitan dengan berkurangnya perfusi jaringan.
b. Takhikardi : peningkatan laju jantung dan kontraktilitas adalah respon
homeostasis penting untuk hipovolemia. Peningkatan kecepatan aliran darah
ke homeostasis penting untuk hipovolemia peningkatan kecepatan aliran darah
ke mikrosirkulasi berfungsi mengurangi asidosis jaringan.
c. Hipotensi : karena tekanan darah adalah produk resistensi pembuluh darah
sistemik dan curah jantung, vasokontriksi perifer adalah faktor yang esensial
dalam mempertahankan tekanan darah. Autoregulasi aliran darah otak dapat
dipertahankan selama tekanan arteri turun tidak dibawah 70 mmHg
d. Oliguria: produksi urin umumnya akan berkurang pada syok hipovolemik.
Oliguria pada orang dewasa terjadi jika jumlah urinkurang dari 30ml/jam
2
1.4 Anatomi dan Fisiologis
3
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel – sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan
tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat – zat sisa metabolisme dan mengandung berbagai
bahan penyusun sistem imun yang bertujuan memepertahankan tubuh dari berbagai
penyakit. Hormon – hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai
merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin, protein pernapasan yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang
merupakan tempat terikatnya molekul – molekul oksigen. Manusia memiliki sistem
peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan
disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru – paru untuk
melepaskan sisa metabolisme berupa karbondioksida dan menyerap oksigen melalui
pembuluh darah pulmonalis, lalu dibawa lagi ke jantung melalui vena pulmonalis. Darah
juga mengangkut bahan – bahan sisa metabolisme obat – obatan dan bahan kimia asing
ke hati untuk dibuang sebagai urine.
1.5 Patofisiologis
Menurut patofisiologinya, Menurut Guyton, (1997) syok terbagiatas 3 fase
yaitu :
a. Fase Kompensasi
Penurunan curah jantung (cardiac output) terjadi sedemikianrupa
sehingga timbul gangguan perfusi jaringan tapi belum cukupuntuk
menimbulkan gangguan seluler. Mekanisme kompensasidilakukan melalui
vasokonstriksi untuk menaikkan aliran darah ke jantung, otak dan otot skelet
dan penurunan aliran darah ke tempatyang kurang vital. Faktor humoral
4
dilepaskan untuk menimbulkanvasokonstriksi dan menaikkan volume darah
dengan konservasi air.Ventilasi meningkat untuk mengatasi adanya penurunan
4
kadar oksigendi daerah arteri. Jadi pada fase kompensasi ini terjadi
peningkatandetak dan kontraktilitas otot jantung untuk menaikkan curah
jantungdan peningkatan respirasi untuk memperbaiki ventilasi alveolar. Walau
aliran darah ke ginjal menurun, tetapi karena ginjal mempunyaicara regulasi
sendiri untuk mempertahankan filtrasi glomeruler. Akan tetapi jika tekanan
darah menurun, maka filtrasi glomeruler juga menurun.
b. Fase Progresif
Terjadi jika tekanan darah arteri tidak lagi mampumengkompensasi
kebutuhan tubuh. Faktor utama yang berperanadalah jantung. Curah jantung
tidak lagi mencukupi sehingga terjadigangguan seluler di seluruh tubuh. Pada
saat tekanan darah arterimenurun, aliran darah menurun, hipoksia jaringan
bertambah nyata,gangguan seluler, metabolisme terganggu, produk
metabolismemenumpuk, dan akhirnya terjadi kematian sel. Dinding
pembuluhdarah menjadi lemah, tak mampu berkonstriksi sehingga terjadi
bendungan vena, vena balik (venous return) menurun.
Relaksasi sfinkter prekapiler diikuti dengan aliran darah ke jaringan
tetapi tidakdapat kembali ke jantung. Peristiwa ini dapat menyebabkan
trombosiskecil-kecil sehingga dapat terjadi koagulopati intravasa yang luas
(DIC = Disseminated Intravascular Coagulation). Menurunnya alirandarah ke
otak menyebabkan kerusakan pusat vasomotor dan respirasidi otak. Keadaan
ini menambah hipoksia jaringan. Hipoksia dananoksia menyebabkan
terlepasnya toksin dan bahan lainnya dari jaringan (histamin dan bradikinin)
yang ikut memperjelek syok(vasodilatasi dan memperlemah fungsi jantung).
Iskemia dan anoksia usus menimbulkan penurunan integritas mukosa usus,
pelepasantoksin dan invasi bakteri usus ke sirkulasi. Invasi bakteri dan
penurunan fungsi detoksikasi hepar memperjelek keadaan. Dapat timbul sepsis,
DIC bertambah nyata, integritas sistim retikuloendotelial rusak, integritas
mikro sirkulasi juga rusak. Hipoksia jaringan juga menyebabkan perubahan
metabolisme dariaerobik menjadi anaerobik. Akibatnya terjadi asidosis
metabolik,terjadi peningkatan asam laktat ekstraseluler dan timbunan asam
karbonat di jaringan.
5
c. Fase Irevesibel
Karena kerusakan seluler dan sirkulasi sedemikian luas sehingga tidak
dapat diperbaiki. Kekurangan oksigen mempercepat timbulnya ireversibilitas
syok. Gagal sistem kardiorespirasi, jantung tidak mampu lagi memompa darah
yang cukup, paru menjadi kaku,timbul edema interstisial, daya respirasi
menurun, dan akhirnyaanoksia dan hiperkapnea.
6
1.6 Pathway
Syok hipovolemik
Iskemia
Ulserasi akibat
stress lambung
Resiko nutrisi
kurang dari
kebutuhn
tubuh
6
1.7 Penatalaksanaan
a) Mempertahankan Suhu Tubuh Suhu tubuh dipertahankan denganmemakaikan
selimut pada penderita untuk mencegah kedinginan danmencegah kehilangan
panas. Jangan sekali-kali memanaskan tubuh penderita karena akan sangat
berbahaya.
b) Pemberian Cairan
- Jangan memberikan minum kepada penderita yang tidak sadar,mual-mual,
muntah, atau kejang karena bahaya terjadinya aspirasicairan ke dalam
paru.
- Jangan memberi minum kepada penderita yang akan dioperasiatau dibius
dan yang mendapat trauma pada perut serta kepala(otak).
- Penderita hanya boleh minum bila penderita sadar betul dan tidakada
indikasi kontra. Pemberian minum harus dihentikan bila penderita menjadi
mual atau muntah.
- Cairan intravena seperti larutan isotonik kristaloid merupakan pilihan
pertama dalam melakukan resusitasi cairan untukmengembalikan volume
intravaskuler, volume interstitial, danintra sel. Cairan plasma atau
pengganti plasma berguna untukmeningkatkan tekanan onkotik
intravaskuler
- Pada syok hipovolemik, jumlah cairan yang diberikan harusseimbang
dengan jumlah cairan yang hilang. Sedapat mungkindiberikan jenis cairan
yang sama dengan cairan yang hilang,darah pada perdarahan, plasma pada
luka bakar. Kehilangan airharus diganti dengan larutan hipotonik.
Kehilangan cairan berupaair dan elektrolit harus diganti dengan larutan
isotonik. Penggantian volume intra vaskuler dengan cairan
kristaloidmemerlukan volume 3 – 4 kali volume perdarahan yang
hilang,sedang bila menggunakan larutan koloid memerlukan jumlahyang
sama dengan jumlah perdarahan yang hilang. Telahdiketahui bahwa
transfusi eritrosit konsentrat yang dikombinasi dengan larutan ringer laktat
sama efektifnya dengan darahlengkap.
- Pemantauan tekanan vena sentral penting untuk mencegah pemberian
cairan yang berlebihan.
7
- Pemberian cairan pada syok septik harus dalam pemantauan
ketat,mengingat pada syok septik biasanya terdapat gangguan
organmajemuk (Multiple Organ Disfunction). Diperlukan pemantauan alat
canggih berupa pemasangan CVP, “Swan Ganz” kateter, dan pemeriksaan
analisa gas darah
1.8 Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada syok hipovolemik adalah sebagai berikut :
8
terjadi. Syokhipovolemik akibat kehamilan ektopik pada pasien dengan hasil
teskehamilan negatif jarang, namun pernah dilaporkan.
e) Jika dicurigai terjadi diseksi dada karena mekanisme dan penemuandari foto
polos dada awal, dapat dilakukan transesofagealechocardiography, aortografi,
atau CT-Scan dada.
f) Jika dicurigai terjadi cedera abdomen, dapat dilakukan pemeriksaanFAST
(Focused Abdominal Sonography for Trauma) yang bisadilakukan pada pasien
yang stabil atau tidak stabil. CT-Scan umumnya dilakukan pada pasien yang
stabil.
g) Jika dicurigai fraktur tulang panjang, harus dilakukan pemeriksaanradiologi.
9
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Identitas klien yang harus dikaji yaitu nama, jenis kelamin, umur, alamat, pendidikan, dan
pekerjaan
2. Pengkajian Primer
a. Airway, kaji kepatenan jalan nafas klien, adanya sumbatan atau obstruksi,serta kaji bunyi
nafas tambahan
b. Breathing, kaji pola nafas klien, frekuensi pernafasan, pergerakan dada klien, bentuk dada,
atau adanya bantuan pernafasan
c. Circulation, kaji tanda-tanda vital klien, adanya akral dingin dan kaji Capillary Refill Time
(CRT 4)
d. Disability, kaji adanya penurunan tingkat kesadaran, adanya gangguan verbal, motorik dan
sensorik serta refleks pupil.
a. Promosi Kesehatan, kaji kesehatan umum klien, alasan masuk rumah sakit,dan riwayat
keluhan utama klien, riwayat penyakit masa lalu, riwayat pengobatan masa lalu, kemampuan
mengontrol kesehatan, faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap kesehatan, riwayat
pengobatan sekarang.
c. Eliminasi, mengkaji pola pembuangan urine, riwayat kandung kemih, pola urine, distensi
kandung kemih, sistem gastrointestinal (konstipasi danfaktor penyebab, pola eliminasi
10
d. Aktivitas dan Istirahat, mengkaji kebutuhan istirahat/tidur, aktivitas,respons jantung,
pulmonary respon, sirkulasi, riwayat hipertensi, kelainan katup, bedah jantung, endokarditis,
anemia, septik syok, bengkak pada kaki,asites, takikardi, disritmia, atrial fibrilasi, prematur
ventricular contraction,bunyi S3 gallop, adanya bunyi CA, adanya sistolik atau diastolik,
murmur,peningkatan JVP, adanya nyeri dada, sianosis, pucat,ronchi, hepatomegalis)
Persepsi dan Kognisi, mengkaji orientasi klien, sensasi dan persepsi,kemampuan komunikasi
e. Persepsi diri
f. Peranan Hubungan (Role Relationship) mengkaji pola interaksi dengan orang lain atau
kedekatan dengan anggota keluarga atau orang terdekat
i. Nilai-Nilai Kepercayaan
k. Kenyamanan, mengkaji adanya nyeri yang diarasakan (PQRST), rasa tidak nyaman lainnya
serta gejala-gejala yang menyertai
B. Diagnosa Keperawatan
1.Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan tidak
adekuat , mual muntah.
11
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi
Keperawatan hasil
1 Resiko nutrisi - Status Gizi : Asupan 1. Ketahui makanan
kurang dari Gizi : Keadekuatan pola kesukaan pasien
kebutuhan tubuh asupan zat gizi yang 2. Pantau kandungan
berhubungan biasanya nutrisi dan kalori pada
dengan asupan - Selera Makan : catatan asupan
makanan tidak Keinginan untuk makan 3. Berikan informasi
adekuat dalam keadaan sakit mengenai kebutuhan
atau sedang menjalani nutrisi dan bagaimana
pengobatan memenuhinya
12
3 Kekurangan - Mukosa bibir kembap 1. Kaji penyebab
volume cairan - Turgo kulit elasis kelemahan
berhubungan - TTV dalam batas 2. Pantau TTV
normal
dengan kehilangan sebelum, selama dan
- Tidak ada tanda-
cairan aktif Tanda dehidrasi setelah aktivitas
- Intake dan Output 3. Pantau status
cairan seimbang dehidrasi
4. Monitor intake dan
output cairan seimbang
5.Berikan terapi IV
sesuai program
6.Anjurkan pasien
untuk meningkatkan
asupan oral.
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Usia : 53 tahun
JenisKelamin : Perempuan
SukuBangsa : Indonesia
Agama : Islam
Diagnosis Medis : Syok Hipovolemik, SVT
Alamat : Lr. Banten 5
Warna Triage : Merah Kuning
Hijau Hitam
2. PENGKAJIAN
PRIMARY SURVEY :
SECONDARY SURVEY
a. Anamnesis
Keluhan Utama : Pasien datang ke IGD Rs. Muhammadiyah
Palembang pada tanggal 17 Maret 2022 Pukul 18: 15 kemudian dipindahkan di Ruang ICU
dengan kondisi Pasien tampak pucat, keadaan umum lemah, akral teraba dingin dan tampak
sesak nafas, keluarga pasien mengatakan pasien sudah 2 hari tidak bisa beraktivitas seperti
biasa hanya bisa terbaring di kasur karena merasa lemah dan pusing, pasien mengatakan nyeri
di dada dan nyeri ulu hati serta jantung terasa berdebar – debar.
b. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Gcs 8 Delirium E 2 V 3 M 3
2. Tanda vital : HR = 150x/menitTD = 140/90mmhgRR = 30x/menitT = 35,2 Spo2
= 92%
3. Kepala
Simetris Asimetris Pendarahan
Bengkak Depresi tulang tengkoran
Lain-lain : ………
4. Mata
Kebiruan (Lingkaran Mata)
Lain-lain : …………………………….
5. Telinga
Cairan,Warna :…………., jumlah :………..
Lecet/Kemerahan/Laserasi
Lain-lain :………………………….
6. Hidung
Cairan,Warna :…………., jumlah :………..
Lecet/Kemerahan/Laserasi
Lain-lain :………………………….
7. Leher
Penetrasi Benda Asing Nyeri tekan
Deviasi trakea Distensi vena jugularis
Bengkak Kebiruan sekitar leher
Krepitiasi Lain-lain :
8. Dada/Paru
Simetris Asimetris Bengkak
Ekspansi dinding dada meningkat/turun
Luka tusuk Luka sayat Ukuran :……, Lokasi
BJ I BJ II Murmur Gallop
Skala nyeri : 5
Lain-lain : ………………………..
9. Abdomen
Dindingabd : Simetris Tidak Simetris
Perdarahan/bengkak Laserasi/jejas/lecet
BU : 10 x/mnt,teratur/ tidakteratur
Lain-lain :………….
10. Genetalia
Simetris Asimetris
11. Ekstremitas
Kelainan bentuk Pendarahan Bengkak
Jejas/luka/laserasi, ukuran :………, lokasi :……………
Jari-jari hilang Keterbatasan gerak
Fraktur, lokasi : …………………………
Nyeri, Skala: 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
Lain-lain : ……………………………….
12. Kulit
Ada luka Dekubitas, Ukuran :………, lokasi :……
Echymosis Ptechie
Gatal-gatal/pruritus
Insisioperasi Ukuran :…………………..Lokasi:
…………………………
Nyeri, Skala : 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
Lain-lain : ……………………………….
Sosial :
- Aktivitas/peran pasien di masyarakat : sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga)
- Masalah sosial : tidak ada
Budaya :
- Yang diikuti pasien dengan aktivitasnya : tidak ada
- Masalah terkait budaya : tidak ada
Spiritual :
- Aktivitas ibadah dan kegiatan keagamaan yang biasadilakukan sehari-hari :
Sholat berjamaah di rumah
- Aktivitas ibadah dan kegiatan keagamaan yang sekarang tidak dapat
dilaksanakan : sholat
- Perasaan pasien akibat tidak dapat melaksanakan hal tersebut :
- Upaya pasien mengatasi perasaan tersebut :
- Keyakinan pasien tentang peristiwa/masalah kesehatan yang sekarang
sedang dialami :
4. KEBUTUHAN EDUKASI
Terdapat hambatan dalam pembelajaran :
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Pemeriksaan
a. Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
DARAH RUTIN
Hb 5 g/dl 12 - 18
Hematokrit 20% 37- 48
Leukosit 16.000/mm3 4000 - 10000
Trombosit 308.000/mm3 150.000 - 400.000
Eritrosit 3 juta/ul 4-5
ELEKTROLIT
Natrium 42 mmol/L 135 – 147
Kalium 4 mmol/L 3,5 – 5
Klorida 110 mmol/L 95 – 105
Kolestrol Total 150 mg/dl 150 – 200
Trigliserida 230 mg/dl 70 – 140
Ureum 29mg/dl 10 – 50
Kreatinin 0,7mg/dl 0,6 – 1,1
Asam urat 8,2 mg/dl < 6,8
SGOT 48 u/L < 37
SGPT 85 u/L < 42
GDS 80 mg/dl 100 – 150
b. EKG
- Hasil rekaman EKG dan Interpretasinya.
- Gelombang P tidak terlihat
- Kompleks QRS terlihat sempit
- Hr = 150x/menit
- Ada gelombang delta
- Kesan : SVT (Supraventrikuler Takikardia)
6. PENATALAKSANAAN
1. Ventilasi Mekanik (Ventilator) :-
2. Cairan : IVFD Nacl 0,9% 20 tpm (Makro)
3. Therapi
Inisial Pasien Ny. S
Nama Obat Dosis Cara Waktu Fungsi/Indikasi
Pemberian Pemberian
1. Ceftriaxone 2x1 g Iv (12 – 24) Antibiotik
2. Lansoprazole 1x1 vial Iv (12) Asam Lambung
3. Dexamethasone 1x5mg Iv (12) Sesak Nafas
4. Isosorbide Dinitrate 3x5mg Oral / SL Mencegah angina
(nyeri dada)
5. Paracetamol 1x1000mg Iv (12) Demam dan
(Fls) Nyeri
6. Furosemide 1x20mg Iv (12) Antidiuretik
7. ANALISA DATA
Data (Symptoms) Kemungkinan Penyebab (Etiology) Masalah (Problem)
Ds : Defisiensi Besi Penurunan curah
Keluarga Pasien mengatakan jantung
pasien mengeluh jantung Penurunan Hb dalam darah
berdebar – debar, nyeri di dada
seperti di tusuk – tusuk dan Suplai O2 ke otak/jaringan berkurang
rasanya hilang timbul
Perubahan fungsi tubuh akibat anemia
Do :
- Keadaan umum lemah, pucat, Gagal jantung kongestif
akral dingin, tampak sesak
- Aritimia Daya pompa jantung menurun
- Hasil ekg = gel P tidak
terlihat, komplek QRS
Penurunan curah jantung
terlihat sempit, Hr =
150x/mnt, ada gelombang
delta
- Td = 140/90 mmhg
- Hr = 150x/mnt
- Rr = 30x/mnt
- T = 35,2
- Spo2 = 92%
- CRT = >2 detik
- GCS 8 delirium
- E2V3M3
Hasil Laboratorium
- Hb 5 g/dl
- Ht 20% Pola nafas tidak
Defisiensi Besi efektif
Ds :
Keluarga Pasien mengatakan Penurunan Hb dalam darah
pasien mengeluh dada terasa
Suplai O2 ke otak/jaringan berkurang
berat, sesak nafas, kesulitan
bernafas
Perubahan fungsi tubuh akibat anemia
Do :
Hipoksia
- Keadaan umum lemah, pucat,
akral dingin, tampak sesak
Pucat, akral dingin
dan kesulitan bernafas
- Td = 140/90 mmhg Pola nafas tidak efektif
- Hr = 150x/mnt
- Rr = 30x/mnt
- T = 35,2
- Spo2 = 92%
- CRT = >2 detik
- GCS 8 delirium
- E2V3M3
- Terpasang O2 NRM 12liter
Spo2 = 92% Perfusi jaringan
- Posisi semi fowler, terlihat tidak
Defisiensi Besi
kesulitan bernafas efektifberhubungan
Penurunan Hb dalam darah dengan penurunan
Ds :
konsentrasi Hb
Keluarga pasien mengatakan
sudah 2 hari pasien hanya Suplai O2 ke otak/jaringan berkurang
terbaring di kasur saja tidak
Perubahan fungsi tubuh akibat anemia
bisa beraktivias seperti biasa
jarna merasa lemah dan pusing,
Pucat, akral dingin
keluarga pasien mengatakan
berlum pernah melakukan
Perfusi jaringan tidak efektif
transfusi darah sebelumnya
Do :
- Keadaan umum lemah, pucat,
akral dingin, tampak sesak
- Konjungtiva anemis,
membran mukosa kering dan
tampak lemah
- Td = 140/90 mmhg
- Hr = 150x/mnt
- Rr = 30x/mnt
- T = 35,2
- Spo2 = 92%
- CRT = >2 detik
- GCS 8 delirium
- E2V3M3
- Terpasang Ivfd Ns 0,9%
persiapan transfusi darah
800cc dalam 4 hari, target Hb
= 12 g/dl Intoleransi aktivitas
Do :
- Keadaan umum lemah, pucat,
akral dingin, tampak sesak
- Konjungtiva anemis,
membran mukosa kering dan
tampak lemah
- Td = 140/90 mmhg
- Hr = 150x/mnt
- Rr = 30x/mnt
- T = 35,2
- Spo2 = 92%
- CRT = >2 detik
- GCS 8 delirium
- E2V3M3 Nyeri akut
Hasil Laboratorium
- Hb 5 g/dl Defisiensi Besi
Pengkajian Nyeri
P = Nyeri saat berkativitas
Q = Nyeri seperti di tusuk –
tusuk
R = Nyeri di dada sebelah kiri
S=5
T = Hilang timbul
Hasil Laboratorium
- Hb 5 g/dl
- Ht 20%
9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan anemia/kekurangan suplai oksigen ke
darah
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan denyut/irama jantung
3. Perfusi jaringan tidak efektifberhubungan dengan penurunan konsentrasi Hb
4. Nyeri akut berhubungan denganproses inflamasi
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
O2
Jam Evaluasi 23 : 15
S : Pasien penurunan kesadaran
O:
Keadaan umum lemah, pucat, akral
dingin
- Td = 110/80 mmhg
- Hr = 121x/mnt
- Rr = 16x/mnt
- T = 36,9
- Spo2 = 86%
- CRT = >2 detik
- Terpasang O2 NRM 15liter Spo2 =
86%
A:
Masalah tidak teratasi
P:
Intervensi dihentikan pasien terminal
(+)
Jam Evaluasi 23 : 15
S : Pasien penurunan kesadaran
O:
Keadaan umum lemah, pucat, akral
dingin
- Td = 110/80 mmhg
- Hr = 121x/mnt
- Rr = 16x/mnt
- T = 36,9
- Spo2 = 86%
- CRT = >2 detik
- Terpasang O2 NRM 15liter Spo2 =
86%
- Terpasang transfusi darah 1 kantong
200cc
A:
Masalah tidak teratasi
P:
Intervensi dihentikan pasien terminal
(+)
Diagnosa Tangga Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf
l dan
Waktu
Perfusi 17 – 03 1) Mengobservasi nadi Jam Evaluasi 20 : 30
jaringan tidak – 2022 perifer, odema, kapiler S : Pasien mengatakan masih lemas,
efektif b.d 20 : 00 pusing
refil, temperatur
penurunan
konsentrasi ektermitas O:
Hb 2) Mengobservasi nadi - Keadaan umum lemah, pucat, akral
dan odema dingin, tampak sesak
- Konjungtiva anemis, membran
3) Inspeksi kulit dan
mukosa kering dan tampak lemah
palpasi anggota badan - Td = 140/80 mmhg
4) Mengatur posisi - Hr = 148x/mnt
pasien, esktermitas - Rr = 26x/mnt
- T = 36,2
bawah lebih rendah
- Spo2 = 96%
untuk memperbaiki - CRT = >2 detik
sirkulasi - GCS 8 delirium
5) Memonitor status - E2V3M3
- Terpasang O2 NRM 12liter Spo2 =
cairan intake dan
96%
output - Terpasang transfusi darah 1 kantong
6) Memberikan makanan 200cc
yang adekuatuntuk Hasil Laboratorium
menjaga viskositas - Hb 5 g/dl
darah - Ht 20%
- GDS 80 mg/dl
7) Berkolaborasi
pemberian A:
antikoagulan Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
1) Mengobservasi nadi perifer,
odema, kapiler refil, temperatur
ektermitas
2) Mengobservasi nadi dan odema
3) Inspeksi kulit dan palpasi anggota
badan
4) Mengatur posisi pasien,
esktermitas bawah lebih rendah
untuk memperbaiki sirkulasi
5) Berkolaborasi pemberian ISDN
1x5mg
Jam Evaluasi 23 : 15
S:
Pasien penurunan kesadaran
O:
Keadaan umum lemah, pucat, akral
dingin
- Td = 110/80 mmhg
- Hr = 121x/mnt
- Rr = 16x/mnt
- T = 36,9
- Spo2 = 86%
- CRT = >2 detik
- Terpasang O2 NRM 15liter Spo2 =
86%
- Terpasang trans fusi darah 1
kantong 200cc
A:
Masalah tidak teratasi
P:
Intervensi dihentikan pasien terminal
(+)
Jam Evaluasi 23 : 15
S:
Pasien penurunan kesadaran
O:
Keadaan umum lemah, pucat, akral
dingin
- Td = 110/80 mmhg
- Hr = 121x/mnt
- Rr = 16x/mnt
- T = 36,9
- Spo2 = 86%
- CRT = >2 detik
- Terpasang O2 NRM 15liter Spo2 =
86%
- Terpasang transfusi darah 1 kantong
200cc
A:
Masalah tidak teratasi
P:
Intervensi dihentikan pasien terminal
(+)
4 4
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
1) Memonitor TTV sebelum dan
setelah aktivitas
2) Memonitor intake nutrisi untuk
memastikan kecukupan sumber energi
Jam Evaluasi 23 : 15
S:
Pasien penurunan kesadaran
O:
Keadaan umum lemah, pucat, akral
dingin
- Td = 110/80 mmhg
- Hr = 121x/mnt
- Rr = 16x/mnt
- T = 36,9
- Spo2 = 86%
- CRT = >2 detik
- Terpasang O2 NRM 15liter
Spo2 = 86%
A:
Masalah tidak teratasi
P:
Intervensi dihentikan pasien terminal
(+)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan
metabolik di tandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang
menuju ke organ-ogan vital tubuh, sehingga mengakibatkan disfungsi organ dalam tubuh.
Salah satunya adalah syok hipovolemik, syok hipovolemk merupakan syok yang terjadi
akibat berkurangnya volume plasma di intravaskuler. Syok ini dapat terjadi akibat perdarahan
hebat (hemoragik). Perdarahan akan menurunkan tekanan pengisian pembuluh darah rata-rata
dan menurunkan aliran darah balik ke jantung. Hal inilah yang menimbulkan penurunan
curah jantung (heart pulse rate). Ketika pulse rate turun, ketahanan vaskular sistemik akan
berusaha untuk meningkatkan tekanan sistemik guna menyediakan perfusi yang cukup bagi
jantung dan otak melebihi jaringan lain seperti otot, kulit dan khususnya traktrus
gastrointestinal. Kebutuhan energi untuk pelaksanaan metabolisme di jantung dan otak sangat
tinggi tetapi kedua sel organ itu tidak mampu menyimpan cadangan energi. Jika hal inu terus
berlanjut maka satu persatu organ tubuh akan mati dan berujung dapat menyebabkan
kematian.
4.2 Saran
Bagi klien yang terkena syok, utamanya syok yang bersifat hipovolemik harus
mendapatkan penanganan secara langsung. Karena jika tidak dapat di tangani secara cepat
dan tepat, maka satu persatu organ mengalami disfungsi dan mati sehingga berujung pada
kematian
45
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 νol 3. Jakarta: EGC
Doengoes, Marilyn.E dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
46
LEMBAR BIMBINGAN LAPORAN SEMINAR KELOMPOK ICU
PARAF
NO TANGGAL HASIL BIMBINGAN
PERAWAT