SYOK HEMORAGIK
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kegawatdaruratan
Dosen Pembimbing : Ibu Yani Trihandayani Ners., M.Kep
Oleh kelompok 4:
1. Indri Siti Azahra
2. Intan Tiara
3. Issy Farisianah
4. Julaeha
5. Kelina
6. M. Firdaos A
7. Maya Rosmayanti
8. Mela Rahma Yanti
9. M. Alif Nawawi
10. M. Naufal F
11. M. Rizky W
12. Mumtaz Muzayyanah
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, inayah, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat memenuhi tugas
mata kuliah Kegawat daruratan dengan tepat waktu, makalah ini kami akui masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran materi
perkuliahan keperawatan tentang “SYOK HEMORAGIK”
Serta makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat menjadi yang lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR………………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………….... 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….. 1
1.3 Tujuan……………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi syok hemoragik........................................................................3
2.2. Etiologi...................................................................................................4
2.3. Manifestasi.............................................................................................4
2.4. Penatalaksanaan syok hipovolemik........................................................5
2.5. Pemeriksaan Penunjang..........................................................................6
2.6. Patofisiologi...........................................................................................7
2.7. pathway..................................................................................................9
2.8. Asuhan keperawatan secara umum......................................................11
1
6. Bagaimana patofisiologi dari Syok Hemoragik ?
7. Bagaimana Patway dari Syok Hemoragik ?
8. Bagaimana asuhan keperawatan secara umum tentang Syok Hemoragik ?
1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui definisi dari Syok Hemoragik
3. Untuk mengetahui etiologi dari Syok Hemoragik
4. Untuk mengetahui manifestasi Syok Hemoragik
5. Untuk menegetahui penatalaksanaan dari Syok Hemoragik
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari Syok Hemoragik
7. Untuk mengetahui bagaimana patofisologi dari Syok Hemoragik
8. Untuk mengetahui bagaimana patway dari Syok Hemoragik
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan secara umum tentang Syok Hemoragik
BAB II
PEMBAHASA
N
2.1 DEFINISI
2.3 MANIFESTASI
Klasifikasi perdarahan berdasarkan persentase volume darah yang hilang:
a. Perdarahan derajat I (kehilangan darah 0-15%)
• Tidak ada komplikasi, hanya terjadi takikardi minimal. • Biasanya tidak
terjadi perubahan tekanan darah, tekanan nadi, dan frekuensi pernapasan. •
Perlambatan pengisian kapiler lebih dari 3 detik sesuai untuk kehilangan
darah sekitar 10%
b. Perdarahan derajat II (kehilangan darah 15-30%)
• Gejala klinisnya, takikardi (frekuensi nadi>100 kali permenit), takipnea,
penurunan tekanan nadi, kulit teraba dingin, perlambatan pengisian kapiler,
dan anxietas ringan .
• Penurunan tekanan nadi adalah akibat peningkatan kadar katekolamin, yang
menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah perifer dan selanjutnya
meningkatkan tekanan darah diastolik.
c. Perdarahan derajat III (kehilangan darah 30-40%)
• Pasien biasanya mengalami takipnea dan takikardi, penurunan tekanan
darah sistolik, oligouria, dan perubahan status mental yang signifikan, seperti
kebingungan atau agitasi. • Pada pasien tanpa cedera yang lain atau
kehilangan cairan, 30-40% adalah jumlah kehilangan darah yang paling kecil
yang menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik. • Sebagian besar
pasien ini membutuhkan transfusi darah, tetapi keputusan untuk pemberian
darah seharusnya berdasarkan pada respon awal terhadap cairan.
d. Perdarahan derajat IV (kehilangan darah >40%)
• Gejala-gejalanya berupa takikardi, penurunan tekanan darah sistolik,
tekanan nadi menyempit (atau tekanan diastolik tidak terukur), berkurangnya
(tidak ada) urine yang keluar, penurunan status mental (kehilangan
kesadaran), dan kulit dingin dan pucat. • Jumlah perdarahan ini akan
mengancam kehidupan secara cepat.
(Bawantika & Putra, 2016)
2.6 PATOFISIOLOGI
Perdarahan akut menyebabkan penurunan curah jantung dan tekanan nadi.
Perubahan ini dikenali oleh baroreseptor pada arkus aorta dan atrium. Dengan
berkurangnya volume darah yang beredar, terjadi peningkatan rangsang simpatis.
Reaksi ini menimbulkan peningkatan frekuensi nadi, vasokontriksi, dan
penurunan distribusi aliran darah pada organ-organ nonvital, seperti kulit, saluran
pencernaan, dan ginjal.
Pada pendarahan, terjadi respon-responhormonal. Corticotropin-
releasinghormone terstimulasi secara langsung. Hal ini menyebabkan pelepasan
glukokortikoid dan betaendorphin. Kelenjar pituitari posterior akan melepas
vasopressin, menyebabkan retensi air pada tuybulus distal. Renin dilepaskan oleh
kompleks juxtamedularis sebagai respon dari penurunan MAP (Mean Arerial
Pressure), sehingga meningkatan aldosteron dan berujung resoprsi natrium dan
air. Hiperglikemia sering didapatkan pada perdarahan akut karena glukagon dan
grothhotmone meningkat pada gluconeogenesis dqan glikogenesis. Peredaran
katekolamin menghambat peklepasan dan aktivitas insulin secara relative
sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah.
Semakin memburuknya hipovolemia dan hipoksia jaringan, terjadi
peningkatan ventilasi sebagai usaha kompensasi dan dapat menjadi asidosis
metabolik dari karbon dioksida yang produksi.
A. Pengkajian
B. Diagnosa
REFERENSI NANDA NIC NOC 2015
- Ketidakefektifan pola nafas b.d penurunan ekspansi paru dan edema paru
- Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan sirkulasi darah keperifer darah
ditandai dengan penurunan kardiak output ( penurunan nadi dan tekanan darah
- Resiko kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
Kriteria hasil:
- mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB.BJ urine normal,HT normal
- tekanan darah,nadi,suhu tubuh dalam batas normal
- tidak ada tanda tanda dehidrasi,
- Elastistis turgor kulit baik membrane mukosan lembab,tidak ada rasa haus yang
berlebihan
Intervensi:
1. timbang popok/pembalut jika diperlukan
2. pertahankan catatan intake dan output yang akurat
3. monitor status dehidrasi(kelembaban membrane mukosa,nadi,adekuat,tekanan darah
ortostatik),jika diperlukan
4. monitor vital sign
5. monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori harian
6. kolaborasikan pemberian cairan IV
7. monitor status nutrisi
8. berikan cairan IV pada suhu ruangan
9. dorongan masukan oral
10. berikan penggantian nesegatrik sesuai output
11. dororong keluarga untuk membantu pasien makanan
12. tawarkan snack (jus buah, buah seger )
13. kolaborasi dengan dokter
14. atur kemungkinan tansfusi
15. persiapan untuk transfuse
hypovelemia management
1. monitor status cairan temasuk intak edan output cairan
2. pelihara IV line
3. monitor tingkat Hb dan hematokrit
4. monitor tanda vital
5. monitor respon pasien terhadap penambahan cairan
6. monitor berat badan
7. dorong pasien untuk menambah intake oral
8. pemberian cairan IV monitor adanya tanda dan gejala kelebihan volume cairan
9. monitor adanya tanda gagal ginjal
Kriteria hasil:
- mampu mengontrol nyeri
- melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
- mampu mengenali nyeri
- menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Intervensi:
Pain Management
1. Lakukan pengajian nyeri secara komperensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presifasi
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan
3. Gunakan tehnik komunikasi teropotik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
5. Evaluasi pengalaman nyeri di masa lampau
6. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri
masa lampau
7. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan
dan kebisingan
9. Kurangi faktor presipitasi nyeri
10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan interpersonal)
11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
12. Ajarkan tentang tehnik nonfarmakologi
13. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
14. Evaluasi keefetifitasan kontrol nyeri
15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
17. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
1. tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
2. cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi
3. cek riwayat alergi
4. pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih
dari satu
5. tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
6. tentukan analgesik pilihan, rute pemberian dan dosis optimal
7. pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
8. monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertamakali
9. brikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
10. evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala.
Kriteria hasil:
- Nadi dalam batas yang diharapkan
- Irama jantung dalam batas yang diharapkan
- Frekuensi napas dalam batas yang diharapkan
- Irama pernapasan dalam batas yang diharapkan
- Natrium serum dbn
- Kalium serum dbn
- Klorida serum dbn
- Kalsium serum dbn
- Magnesium serum dbn
- Ph darah serum dbn
Hidrasi
- Indikator:
- Mata cekung tidak ditemukan
- Demam tidak ditemukan
- TD dbn
- Hematokrit DBN
Intervensi:
Syok prevention
1. Monitor status sirkulasi BP, warna kulit, suhu kulit, denyut jantung, HR, dan ritme, nadi
perifer, dan kapiler refill
2. Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaringan
3. Monitor suhu dan pernafasan
4. Monitor input dan output
5. Pantau nilai labor: HB, HT, AGD, dan elektrolit
6. Monitor hemodinamik invasi yang sesuai
7. Monitor tanda dan gejala asites
8. Monitor tanda awal syok
9. Tempatkan pasien pada posisi supine, kaki elevasi untuk peningkatan preload dengan
tepat
10. Lihat dan pelihara kepatenan jalan nafas
11. Berikan cairan IV dan atau oral yang tepat
12. Berikan vaskodilator yang tepat
13. Ajarkan keluarga dan pasien tentang tanda dan gejala datangnya syok
14. Ajarkan keluarga dan pasien tentang langkah untuk mengatasi gejala syok
Syok management
1. Monitor fungsi neurologis
2. Monitor fungsi renal (e.g BUN dan Cr Lavel)
3. Monitor tekanan nadi
4. Monitor status cairan, input dan output
5. Catat gas darah arteri dan oksigen dijaringan
6. Monitor EKG, sesuai
7. Memanfaatkan pemantauan jalur arteri untuk meningkatkan akurasi pembacaan tekanan
darah, sesuai
8. Menggambar gas darah arteri dan memonitor jaringan oksigenasi
9. Memantau tren dalam parameter hemodinamik (misalnya, CVP, MAP, tekanan kapiler
pulmonal/ arteri)
10. Memantau faktor penentu pengiriman jaringan oksigen (misalnya, PaO2 kadar
hemoglobin SaO2, CO), jika tersedia
11. Memantau tingkat karbon dioksida sublingual dan / atau tonometry lambung, sesuai
12. Memonitor gejala gagal pernafasan (misalnya, rendah PaO2 peningkatan PaO2 tingkat,
kelelahan otot pernafasan)
13. Monitor nilai laboratorium (misalnya, CBC dengan diferensial) koagulasi profil, ABC,
tingkat laktat, budaya, dan profil kimia)
14. Masukkan dan memelihara besarnya kobosanan akses IV
Kriteria hasil:
- klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
- Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukan tehnik untuk mengontrol cemas
- Vital sign dalam batas normal
- Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukan
berkurangnya kecemasan
Intervensi:
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
4. Pahami perspektif pasien terhadap situasi stres
5. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
6. Dorong keluarga untuk menemani anak
7. Lakukan back/neck rub
8. Dengarkan dengan penuh perhatian
9. Identifikasi tingkat kecemasan
10. Bantu pasien untuk mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
11. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan dan persepsi
12. Intruksikan pasien menggunakan tehnik relaksasi
13. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
NIC,Hasil
NOC.Edisi 10; Jakarta, EGC
Nurarif & Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda
Nic-Noc Panduan penyusunan Asuhan Keperawatan Profesional. Yogyakarta : Mediaction
Jogja
Rahayu, S. (n.d.). Enita Dewi * Sri Rahayu ** Abstract Key word : emergency ,
management , hypovolemic shock Enita Dewi Dosen Keperawatan FIK UMS
. Jl . A . Yani Tromol Post 1 Kartasura Dosen Keperawatan FIK UMS . Jl . A
. Yani Tromol Post 1 Kartasura, 93–96.