Dosen Pengampu:
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sindrom Nefrotik” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang penyakit Sindrom Nefrotik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dewi Nurviana Suharto selaku Dosen Mata
Kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1, dan ucapan terima kasih juga kepada semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari atas kekurangan kemampuan penulis dalam pembuatan makalah ini,
sehingga akan menjadi suatu kehormatan terbesar bagi kami apabila mendapatkan kritik dan
saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
Demikian akhir kata dari kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan
mmenambah wawasan bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................................
A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
A. Latar Belakang
Di dalam tubuh manusia, terdapat salah satu organ penting yang berkaitan erat
dengan sindrom nefrotik, yaitu ginjal. Ginjal berfungsi mengatur keseimbangan
tubuh dan mengekskresikan zat-zat yang sudah tidak berguna dan beracun jika
terus berada didalam tubuh. Ginjal sangat penting bagi tubuh kita, karena ginjal
bertugas mempertahankan homeostatis bio kimiawi normal didalam tubuh
manusia, dengan cara mengeluarkan zat sisa melalui proses filtrasi, absorbsi, dan
augmentasi. Pada saata proses urinasi, bladder berkontraksi dan urin dikeluarkan
melalui uretra. Tetapi semua fungsi organ tersebut tidak luput dari adanya
abnormalitas fungsi, yang mana jika hal itu terjadi dapat menyebabkan suatu
masalah atau gangguan, salah satunya yaitu sindrom nefrotik (siburian, 2013;
Astuti, 2014).
Sampai pertengahan abad ke-20 morbiditas Sindrom Nefrotik pada anak masih
tinggi yaitu melebihi 50% sedangkan angka mortalitas mencapai 23%. Angka
kejadian di Indonesia pada Sindrom Nefrotik mencapai 6 kasuspertahun dari
10.000 anak berusia kurang dari 14 tahun (Alatas, 2002). Mortalitas dan prognosis
anak dengan sindrom nefrotik bervariasi berdasarkan etiologi, berat, luas
kerusakan ginjal, usia anak, kondisi yang mendasari dan responnya terhadap
pengobatan (Betz & Sowden, 2002).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan diatas, makala rumusan
masalah pada makalah ini bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada
sindrom nefrotik.
C. Tujuan
Tujuan penyusun dalam penyusunan makalah ini terbagi menjadi dua bagian,
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penyususnan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami tentang konsep dasar penyakit sindrom nefrotik dan asuhan
keperawatan yang benar pada pasien dengan sindrom nefrotik.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui dan memahami konsep dasar penyakit sindrom nefrotik
yang meliputi definisi sindrom nefrotik, etiologi, anotomi fisiologi ginjal,
manifestasi klinis, pathways, pemeriksaan penunjang, dan
penatalaksanaan.
b. Dapat mengidentifikasi konsep asuhan keperawatan yang benar pada klien
dengan sindrom nefrotik yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, dan evaluasi keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
E. Patheway
F. Penatalaksanaan
Tujuan pentalaksanaan adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal. Menjaga
pasien dalaam keadaan tirah baring selama beberapa hari mungkin diperlukan
untuk meningkatkan diuresis guna mengurangi edema. Masukkan protein
ditingkatkan untuk menggantikan protein yang hilang dalam urin dan untuk
membentuk cadangan protein di tubuh. Jika edema berat, pasien diberikan diet
rendah natrium. Diuretik diresepkan untuk pasien dengan edema berat, dan
adrenokortikosteroid (prednison) digunakan untuk mengurangi proteinuria
(Brunner & Suddarth,2001).
Diet bagi klien Sindrom Nefrotik
1. Tujuan Diet
a. Mengganti kehilangan protein terutama albumin
b. Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.
c. Memonitor hiperkolestrolemia dan penumpukan trigliserida.
d. Menontrol hipertensi
e. Mengatasi anoreksia
2. Syarat Diet
a. Energi cukup, untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif
yaitu 35 kkal/kg BB/hari
b. Protein sedang, yaitu 1 g/kg BB, atau 0,8 g/kg BB ditambah jumlah
protein yang dikeluarkan melalui urin. Utamakan penggunaan protein
bernilai biologik tinggi.
c. Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energy total
d. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energy total
e. Natrium dibatasi, yaitu 1-4 gr sehari, tergantung berat ringannya edema
f. Kolestrol dibatasi < 300 mg, begitu juga dengan gula murni, bila ada
peningkatan trigliserida darah
g. Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui
urin ditambah 500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit
dan pernafasan.
3. Diet yang Dianjurkan dan Dihindari
4. Evaluasi
Setelah mendapat intervensi keperawatan, maka pasien dengan sindrom
nefrotik diharapkan sebagai berikut:
a. Kelebihan volume cairan teratasi
b. Meningkatnya asupan nutrisi
c. Meningkatnya citra tubuh
d. Bersihan jalan nafas efektif
e. Perfusi jaringan perifer efektif
f. Pola nafas efektif
g. Aktivitas dapat ditoleransi
h. Curah jantung mengalami peningkatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nefrotik sindrom adalah gangguan klinik yang ditandai dengan peningkatan
protein urine (proteinuria), edema, penurunan albumin dalam darah
(hipoalbuminemia), dan kelebihan lipid dalam darah (hiperlipidemia). Kejadian
ini diakibatkan oleh kelebihan pecahan plasma protein ke dalam urine karena
peningkatan permeabilitas membran kapiler glomerulus. (dr. Nursalam,
dkk.2009). penyebab sindrom nefrotik dibagi menjadi dua menurut Muttaqin,
2012 adalah primer, yaitu berkaitan dengan berbagai penyakit ginjal, dan
sekunder, yaitu yang diakibatkan infeksi, penggunaan obat, dan penyakit
sistemik lain.
Kelainan yang terjadi pada sindrom nefrotik yang paling utama adalah
proteinuria sedangkan yang lain dianggap sebagai manifestasi sekunder.
Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan berakibat pada
hilangnya protein plasma dan kemudian akan terjadinya proteinuria. Kelanjutan
dari proteinuria menyebabkan hipoalbuminemia. Dengan menurunnya albumin,
tekanan osmotic plasma menurun seginggah cairan intravaskular berpindah ke
dalam intertisial. Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis yaitu
urinalisis, pemeriksaan sediman urin, pengukuran protein urin, albumin serum,
pemeriksaan serologis untuk infeksi dan kelainan immunologis, USG renal,
biopsi ginjal, dan darah.
B. Saran
Pembaca sebaiknya tidak hanya membaca dari materi ini saja karena masih
banyak referensi yang lebih lengkap yang membahas materi dari makalah ini.
Oleh karena itu, pembaca sebaiknya membaca referensi dan literatur lain untuk
menambah wawasan yang lebih luas tentang materi ini
DAFTAR PUSTAKA