Anda di halaman 1dari 33

TRIGGER CASE III

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Skill Lab Keperawatan Anak


Dosen Pengampu : Kitri Hikmawati, M.Kep

Disusun Oleh :
Rahma Aulia Putri
( R2101061 )

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan memberikan
kesehatan pada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
tugas ini yang membahas terkait Gagal ginjal kronik. Adapun tujuan dari
penulisan pembahasan ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
ibu Kitri Hikmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep. pada mata kuliah keperawatan Anak
III.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan kesempurnaan tugas ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuanya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini. Saya berharap makalah ini bisa berguna bagi pembaca
yang membaca makalah ini.

Indramayu, 8 November

Rahma Aulia Putri


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................
BAB I....................................................................................................................................................
PENDAHULUAN.................................................................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................
BAB II...................................................................................................................................................
TINJAUAN TEORI...............................................................................................................................
A. Pengertian Sindrom Nefrotik.....................................................................................................
B. Etiologi Sindrom Nefrotik.........................................................................................................
C. Manifestasi Klinis......................................................................................................................
D. Patofisiologi dan Pathway.........................................................................................................
E. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................................................
F. Penatalaksanaan Medis............................................................................................................
G. Konsep Asuhan Keperawatan..................................................................................................
BAB III................................................................................................................................................
TINJAUAN KASUS...........................................................................................................................
ASUHAN KEPERAWATAN.........................................................................................................
BAB IV...............................................................................................................................................
KESIMPULAN...................................................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sindrom nefrotik adalah penyakit pada permeabilitas glomerulus yang
ditandai dengan manifestasi klinis berupa hypoalbuminemia, hyperlipidemia,
hipervolemia dan proteinuria (Manalu, 2019). Menurut Kowalak (2017)
berpendapat bahwa sekitar 75% kasus sindrom nefrotik terjadi karena
glomerulonefritis yang disebabkan oleh adanya peningkatan permeabilitas
pembuluh darah glomerulus, etiologi sindrom nefrotik sangat bervariasi dalam
prognosis.

Nilawati (2012) menjelaskan bahwa kegawatdaruratan yang dapat timbul


pada penderita sindrom nefrotik adalah kuantitas cairan yang berlebih
(hipervolemia) akan memicu edema dan akan memunculkan masalah baru
bagi orang yang terkena. Misalnya jika asites atau edema di dalam dada atau
perut terjadi pada orang yang terkena akan mengalami sesak napas dan
masalah keperawatan yang akan muncul adalah pola nafas tidak efektif.

Dari segi ilmiah pasien sindrom nefrotik memerlukan penanganan secara


langsung dan benar agar keparahan yang lebih tinggi (gagal ginjal) dapat
dicegah. Apabila pasien sudah terlanjur menderita gagal ginjal maka dia
diharuskan memperbarui ginjalnya dengan yang baru. Orang yang terkena
gagal ginjal setidaknya perlu melakukan cuci darah dua kali seminggu dan
bertahan sampai orang yang terkena menerima pengganti ginjal.

Jadi, sindrom nefrotik merupakan salah satu penyakit glomerulonefritis


pada ginjal yang disebabkan adanya peningkatan permeabilitas pembuluh
darah glomerulus, kegawatdaruratan yang terjadi yaitu kuantitas cairan
berlebih ( hipervolemi) yang akan memicu edema dan memuculkan masalah
pola nafas tidak efektif.
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu sindrom nefrotik ?

b. Apa saja etiologi dari sindrom nefrotik ?

c. Tanda gejala apa saja yang muncul pada penderita sindrom nefrotik ?

d. Bagaimana perjalanan terjadinya sindrom nefrotik beserta pathwaynya ?

e. Apa saja pemeriksaan penunjang pada sindrom nefrotik ?

f. Bagaimana penanganan medis pada penderita sindrom nefrotik ?

g. Bagaimana konsep asuhan keperawatan sesuai teori ?

h. Bagaimana asuhan keperawatan sesuai kasus yang ada ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari sindrom nefrotik

2. Untuk mengetahui penyebab dari sindrom nefrotik

3. Untuk mengetahui tanda gejala yang muncul pada penderita sindrom


nefrotik

4. Untuk mengetahui perjalanan terjadinya sindrom nefrotik beserta


pathwaynya

5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada sindrom nefrotik

6. Untuk mengetahui penanganan medis pada penderita sindrom nefrotik

7. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan sesuai teori

8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan sesuai kasus yang ada


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Sindroma Nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh
kerusakan glomerulus. Peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap
protein plasma yang dapat menyebabkan terjadinya proteinuria,
hipoalbuminemia, hiperlipidemiadan edema (Betz & Sowden, 2009).
Sindroma Nefrotik merupakan penyakit dengan gejala edema,
proteinuria, hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang
terdapat hematuria, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal (Ngastiyah,
2014).
Sindroma Nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh
kerusakan glomerulus. Peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap
protein plasma yang dapat menyebabkan terjadinya proteinuria,
hipoalbuminemia, hiperlipidemiadan edema (Betz & Sowden, 2009).

B. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, sindrom nefrotik dapat disebabkan oleh
glomerulonefritis primer dan sekunder oleh karena infeksi, keganasan,
penyakit jaringan ikat, obat atautoksin dan akibat penyakit sistemik.
Penyebab sindrom nefritik yang paling sering pada anak yaitu
glomerulonefritis lesi minimal, sedangkan pada dewasa penyebab sindrom
nefrotik sering dihubungkan dengan penyakit sistemik seperti diabetes
mellitus, amiloidosis atau lupus eritematosus sistemik. Berdasarkan
klasifikasi dan penyebab sindrom nefrotik dapat dibagi menjadi:
1. Glomerulonefritisprimer:
a. Glomerulonefritislesiminimal
b. Glomerulosclerosisfokalsegmental
c. Glomerulonefritismembranosa
d. Glomerulonefritismembranoproliferative
e. Glomerulonefritisproliferatiflain
2. Glomerulonefritissekunder:
a. Infeksi(HIV,hepatitisBdanC,sifilis,malaria,schistosoma,
tuberkulosis dan lepra)
b. Keganasan(adenosarcomaparu,payudara,kolon,limfoma
hodgkin,mieloma multipel dan karsinoma ginjal)
c. Connective tissue disease (SLE, arthritis
rheumatoid,mixed connective tissue disease)
d. Efekobatdantoksin(NSAID,penisilamin,probenesid,airraksa,
kaptopril, heroin)
e. Lain–lain(Diabetesmelitus,amiloidosis,pre-eklamsia,refluks
vesikoureter)

C. Patofisiologi

Kapiler glomerulus dilapisi oleh fenestrated endothelium, yang dilapisi oleh


epitel glomerulus atau podosit, serta terdapat celah filtrasi di antara podosit.
Ketiga struktur tersebut membentuk glomerular filtration barrier.
Filtrasi cairan dan zat terlarut terjadi melalui fenestrated endothelium dan
celah filtrasi tersebut. Pada orang sehat, kehilangan albumin plasma hanya
terjadi kurang dari 0,1% karena protein dengan ukuran besar lebih dari 69 kD
tidak dapat masuk dalam proses filtrasi.
Kerusakan hingga hilangnya fungsi komponen glomerular filtration
barrier menyebabkan lewatnya protein ukuran besar ke urin, sehingga terjadi
kehilangan albumin serum pada jumlah yang besar. Kurangnya albumin
serum menyebabkan penurunan tekanan onkotik, sehingga terjadi penurunan
volume sirkulasi.
Penurunan volume ini dideteksi oleh juxtaglomerular apparatus dan
merangsang sistem renin-angiotensin yang menyebabkan retensi natrium dan
cairan. Retensi ini akan diikuti dengan hipertensi. Selain itu, kondisi retensi
cairan dan penurunan tekanan onkotik memegang peranan penting dalam
terjadinya edema pada pasien sindrom nefrotik.
D. Pathway

E. Manifestasi Klinis
Walaupun gejala pada anak akan bervariasi seiring dengan
perbedaan proses penyakit, gejala yang paling sering berkaitan dengan
sindroma nefrotik adalah:
1. Penurunanhaluaranurinedenganwarnagelapdanberbusa.
2. Retensi cairan dengan edema berat (edema fasial, abdomen, area genitalia
dan ekstremitas)
3. Distensiabdomenkarena edema yang mengakibatkan sulit bernapas, nyeri
abdomen, anoreksia dan diare.
4. Pucat.
5. Keletihandanintoleransiaktivitas.
6. Nilai uji laboratorium abnormal sepertiproteinuria > 2gr/m2/hari, albumin
serum < 2gr/dl, kolesterol serum mencapai 450-1000mg/dl. (Betz &
Sowden, 2009)

F. Penatalaksanaan Medis
Perawatan di rumah sakit pada penderita Nefrotik Sindrom penting dengan
tujuan untuk mempercepat pemeriksaan dan evaluasi pengaturan diet,
penanggulangan edema, memulai pengobatan steroid dan edukasi orang
tua.
1. Edukasi kepada pasien dan orang tua mengenai penyakit ini dan
prosedur apa yang dilakukan. Penjelasan mengenai penyakit Nefrotik
Sindrom bisa sembuh namun juga dapat kambuh lagi perlu disampaikan
dengan baik agar tidak tejadi kesalah pahaman.
2. Restriksi cairan dianjurkan selama edema berat. biasanya diberikan loop
diuretic seperti furosemid 1-2 mg/kgBB/hari, bila perlu dikombinasikan
dengan spironalokton (antagonis aldosteron, diuretik hemat kalium) 2-3
mg/BBkg/hari. Pada pemakaian diuretik lebih lama dari1-2 minggu perlu
dilakukan pemantauan elektrolit darah (kalium dan natrium)
3.Medikamentosa Kortikosteroid sudah dipakai sebagai terapi lini pertama
NefrotikSindromkarenadiyakiniefektifdalammenyembuhkanpenyakitini.
Kortikosteroid merupakan terapi pilihan utama Nefrotik Sindrom idiopatik
pada anak kecuali jika ada kontraindikasiSteroid yang diberikan adalah
jenis prednison dan prednisolon. Pengobatan imunosupresif ini dapat
menimbulkan remisi proteinuria dan melindungi fungsi ginjal untuk
beberapa jenis glomerulonefritis primer (DR.Trihono, 2012).
4. ManajemenNon-Farmakologis
a. Manajemen Nutrisi dan Cairan Karena adanya mekanisme
retensi natrium pada sindrom nefrotik, maka beberapa
literaturmerekomendasikan diet natrium yang dibatasi agar kurang dari
3gram/hari dan diet cairan < 1500 ml/hari.
5. ManajemenFarmakologis
a. Diuretik
b. Terapiantibiotic

G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut(Mainnah,Netal.,2020)pemeriksaanpenunjanguntukmendu
kung diagnosis sindrom nefrotik, antara lain :
1.UrinalisisdanbilaperlubiakanurinBiakanurindilakukanapabila terdapat
gejala klinik yang mengarah pada infeksi saluran kemih (ISK)
2.Protein urin kuantitatif Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
urin 24 jam atau rasio protein/kreatinin pada urin pertama pagi hari.
3.Pemeriksaandarah
a.Darahtepilengkap(hemoglobin,leukosit,hitungjenisleukosit,
trombosit, hematokrit, LED)
b. Albumindankolesterolserum
c. Ureum,kreatinin,danklirenskreatinin

H. Analisa Data
1) Pengkajian Fokus

a. Identitas klien : biasanya terjadi pada anak laki-laki

b. Riwayat penyakit sebelumnya

c. Riwayat penyakit sekarang

d. Aktivitas/istirahat : kelemahan/malaise, kehilangan tonus otot

e. Eliminasi : perubahan pola berkemih, perubahan warna urine (kuning


pekat, merah)

f. Makanan/cairan : BB (odems), anoreksia, mual dan muntah

g. Pernafasan : napas pendek, takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi

Nyeri : nyeri pinggang, sakit kepala

I. Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan anoreksia

b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan tekanan


osmotic plasma
c. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilitas

J. Perencanaan Keperawatan

No
Diagnosa Tujuan (kriteria
Dx Intervensi Rasional
Keperawatan hasil)
.
Setelah dilakukan 1.Kaji 1. Untuk
tindakan riwayat membuat diet
keperawatan nutrisi dan yang sesuai
selama 3x24 jam, makanan 2. Untuk
maka pemenuhan yang mengurangi
nutrisi pasien disukai mual dan
adekuat dengan 2. Beri nutrisi dapat
kriteria hasil : makan terpenuhi
1. Tidak ada sedikit tapi 3. Untuk
Ketidakseimbangan tanda-tanda sering menarik minat
nutrisi kurang dari malnutrisi 3. Sajikan pasien untuk
1
kebutuhan b.d. 2. Berat badan makanan makan
mual munta ideal sesuai bervariasi 4. Untuk dapat
dengan tinggi dan sesuai memberikan
badan selera nutrisi yang
3. Tidak terjadi pasien tepat
penurunan berat 4.
badan yang Kolaborasi
berarti karena dengan ahli
nutrisi gizi tentang
pemberian
diet
2 Kelebihan volume Setelah dilakukan 1. Ukur 1. Untuk
cairan b.d. tindakan TTV mengetahui
penurunan tekanan keperawatan 2. Catat keadaan
osmotic d.d. odema selama 3x24 jam, intake dan umum pasien
maka dapat output 2. Untuk
mempertahankan 3. Timbang balance cairan
keseimbangan BB tiap hari 3. Untuk
cairan dan 4. mengetahui
elektrolit pada Kolaborasi efektivitas
pasien dengan pemberian terapi dan
kriteria hasil : cairan perawatan
1. Terbebas dari 5. 4. Untuk
edema, efusi, Kolaborasi menjaga
anasarka pemberian keseimbangan
2. Bunyi nafas deuritika cairan
bersih, tidak ada 5. Untuk
dyspneu/ortopnea mengurangi
3. Tanda-tanda odema
vital dalam batas
normal
Setelah dilakukan 1. Kaji 1. Untuk
tindakan warna, mengetahui
keperawatan tekstur kulit awal
selama 3x24 jam, dan pitting kerusakan
maka diharapkan odema kulit
untuk mencegah 2. Jaga kulit 2. Untuk
kerusakan lebih untuk tetap mencegah
lanjut dengan bersih dan kerusakan
kriteria hasil : kering lebih lanjut
1. Integritas kulit 3. Hindari 3. Agar
yang baik bisa penekanan sirkulasi darah
Resiko kerusakan dipertahankan kulit dalam pada bagian
integritas kulit b.d. 2. Tidak ada waktu lama kulit tertentu
3 retensi Na dan luka/lesi pada dan ubah terjaga
peningkatan ureum, kulit posisi setiap 4. Untuk
immobilitas 3. Perfusi 2 jam menurunkan
jaringan baik 4. odema
4. Mampu Tinggikan periorbital
melindungi kulit kepala 5. Untuk
dan dengan menghindari
mempertahankan bantal penekanan
kelembaban kulit 5.
Tempatkan
bantal
dibawah
dan diantara
kaki
BAB III
KASUS
Triger Case III

An. A berjenis kelamin laki-laki berumur 8 tahun saat ini sedang


dirawat di ruang anak RS Sejahtera dengan keluhan mengalami
bengkak pada wajah, perut, kedua tangan dan kaki. Saat dilakukan
pengkajian ibu pasien mengatakan anaknya batuk, demam dan bengkak
pada wajah, perut, kedua tangan dan kedua kaki nya belum hilang. Ibu
pasien mengatakan bahwa dalam 1 tahun terakhir anak nya sudah 6 kali
mengalami demam dan 4 kali mengalami batuk pilek. Selain itu
anaknya tidak pernah mengalami keluhan sakit apapun seperti kejang
dan mimisan. Orang tua pasien mengatakan anaknya belum pernah
dirawat di rumah selama 10 hari dengan keluhan penyakit yang sama
yaitu pada bulan Januari 2021. Ibu pasien mengatakan bahwa tidak
memiliki riwayat penyakit menular ataupun penyakit keturunan jenis
apapun. Ibu pasien mengatakan anaknya jarang bermain dengan teman
sebayanya karena anaknya cepat merasa lelah dengan kondisi nya dan
anak lebih banyak di rumah dengan melakukan aktivitas nonton tv atau
bermain gadget.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TB 150cm, BB sebelum sakit 29
kg, kesadaran CM, TD 90/60 mmHg, Suhu 36,8 oC, RR 23x/menit, N
90x/menit. Sistem pengelihatan, pendengaran, pernapasan, persyarafan
tidak ada masalah. Sistem kardiovaskuler : irama teratur, warna kulit
pucat, CPR< 2detik, terlihat edema, tidak ada kelainan bunyi jantung.
Sistem pencernaan : keadaan mulut bersih, kemampuan menelan baik,
pasien tidak mual maupun muntah, tidak ada nyeri pada perut, Bising
Usus 8x/menit, tidak ada hepatomegali atau spynomegali, terdapat
asites.
Sistem integumen : rambut mengalami kerontokan, kulit kepala bersih,
kuku pendek dan bersih, turgor kuit tidak elastis, warna kulit pucat,
pigmentasi tidak merata, kulit teraba kering, pasien mengalami oedema
anasarka, derajat edema III.

Hasil pemeriksaan Laboratorium


Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan
Urine :
Kuning Kuning
• Warna
Jernih Jernih
• Kejernihan 1.010
1.0 – 8.00
• Berat jenis 6,0
5.00 – 8.00
• pH 100 mg/dL mg/dL
Negative Negative < 30 mg/dL ery/dL
• protein Negative Negative < 30
• glukosa Negative Negative < 2
Negative < 10
• bilirubin
• darah samar

Sedimen :
1-4
• kristal 0–2
Negative
Negative
• siliender
Albumin 1,4 3,5 - 5,2 g/dL

Pengobatan
Nama Obat Dosis Waktu Cara Pemberian
1. Prednisone 4 mg 24 jam Oral
2 x 2,5 mg 12 jam IV
2. Captopril
25 mg 8 jam IV
3. Furosemide
BAB IV
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan pada An. A Dengan Gangguan Sistem di Urinaria


Di Rs Sejahtera

Nama mahasiswa : Rahma Aulia Putri


Tanda Tangan :
Tanggal Pengkajian : 8 November 2023
Tanggal Masuk RS : 6 November 2023
No. Medical Record : 2345678

I. BIODATA
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama Pasien : An. A
Umur : 8 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Belum menikah
Diagnosa Medis :
Alamat :
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. S
Umur : 36 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat :
Hubungan keluarga: Ibu
II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
1. Keluhan Utama
Ibu paseien mengatakan pasien mengalami bengkak pada wajah, perut,
kedua tangan dan kedua kaki
2. Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu pasien mengatakan anaknya mengalami bengkak pada wajah, perut,


kedua tangan dan kedua kaki. Pada saat pengkajian ibu pasien
mengatakan bahwa anaknya batuk, demam dan bengkak pada wajah,
perut, edua tangan dan kedua kakinya belum hilang, ibu pasien
mengatakan bahwa dalam 1 tahun terakhir anaknya sudah 6 kali
mengalami demam dan 4 kali mengalami batuk pilek
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu pasien mengatakan dalam 1 tahun terakhir anaknya sudah 6 kali
mengalami demam, dan 4 kali mengalami batuk pilek. Orang tua Pasien
mengatakan anaknya pernah dirawat di rumah selama 10 hari dengan
keluhan penyakit yang sama pada bulan januari 2021

III. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Ibu pasien mengatakan bahwa tidak memiliki Riwayat penyakit menular
ataupun penyakit keturunan jenis apapun.

IV. STRUKTUR KELUARGA


1. Genogram (3 generasi)
Keterangan :
: perempuan
: laki – laki
: abortus
: perempuan meninggal
: laki – laki meninggal

: tinggal serumah
: cerai
: pasien
: garis hubungan keluarga

V. RIWAYAT IMUNISASI

Jenis Kelamin Waktu Pemberian Dalam Bulan


0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
BCG
DPT
POLIO
CAMPAK
HEPATITIS
VI. RIWAYAT SOSIAL
Ibu pasien mengatakan anaknya jarang bermain dengan teman sebayanya
karena anaknya cepat merasa lelah dengan kondisinya dan anak lebih banyak
di rumah dengan melakukan aktivitas nonton tv dan bermain gadget

VII. DATA DIOLOGIS

Pola Kehidupan Sehari –


No Saat sehat Saat sakit
hari
1 Pola Nutrisi
a. Makan
1) Jenis - Nasi, bubur, sayur, lauk - Nasi, bubur, sayur, lauk
– pauk, buah – buahan – pauk, buah – buahan
2) Frekuensi - 2 – 4x/hari - 2 – 4x/hari

3) Porsi - 1 -2 porsi - 1/2 porsi

4) Total konsumsi - 2000 kkal/hari - 1500 kkal/hari


5) Pantangan Tidak ada - Tidak ada
6) Keluhan - Tidak ada - Tidak ada

b. Minum
1) Jenis - Air putih - Air putih

2) Frekuensi - 3 -7 x/hari - 3 -7 x/hari

3) Porsi - 100 - 200 ml - < 100 ml

4) Pantangan - Tidak Ada - Jangan minum Terlalu


banyak
5) Keluhan - Tidak Ada - Tidak Ada

2. Pola Eliminasi
a. Urin (BAAK)
1) Frekuensi - 2 – 3 x/hari - 2 – 3 x/hari
2) Jumlah - 3x/hari (sebutkan) - 3x/hari (sebutkan)
Pola Kehidupan Sehari –
No Saat sehat Saat sakit
hari
3) Warna - Jernih - Kuning

4) Bau - Amoniak - Amoniak


5) Perasaan setelah - Lega - Lega
BAK
6) Total produksi urin - ± 250 cc sekali BAK - > 250 cc sekali BAK
7) Keluhan - Tidak Ada - Lemas

b. Alvi (BAB)
2) Frekuensi - < 3 x/hari - 1x /minggu

3) Warna - coklat - coklat


4) Konsistensi - padat - padat
5) Bau - Khas - Khas
6) Keluhan - Tidak Ada - Tidak Ada

3. Pola Istirahat dan Tidur :


a. Tidur siang
1) Lamanya - 1-2 jam/hari - 1 jam/hari
2) Kualitas - Nyenyak - Tidak Nyenyak
3) Kebiasaan sebelum - Ada, Menonton tv dan - Ada, main gadget
tidur dan saat tidur main gadget
(pengantar tidur)
4) Perasaan waktu - Senang - Tidak Nyaman
bangun tidur
5) Keluhan - Tidak Ada - Ada, Tidurnya kurang
nyenyak

b. Tidur malam
1) Lamanya - > 7 jam/hari - < 5 jam/hari
2) Kualitas - Nyenyak - Nyenyak
3) Kebiasaan sebelum - Ada, Belajar dan - Ada, Bermain gadget
tidur dan saat tidur Menonton tv
(pengantar tidur)
4) Perasaan waktu - Senang - Tidak nyaman
bangun
5) Keluhan - Tidak Ada - Tidak Ada
Pola Kehidupan Sehari –
No Saat sehat Saat sakit
hari

4 Pola aktivitas dan


kebersihan diri
a. Personal hygiene
1) Mandi
a. Frekuensi - 2 x/hari - 1x sehari
b. Sarana mandi - Memakai sabun, air - Memakai sabun, air
bersih bersih, dilap oleh ibunya

2) Gosok gigi
a. Frekuensi - > 2 x/hari - 1 x/hari
b. Sarana gosok - Memakai pasta gigi, - Memakai pasta gigi,
gigi memakai sikat gigi memakai sikat gigi

3) Keramas
i. Frekuensi - 2-3x/minggu - 1x seminggu
j. Sarana keramas - Memakai sampo - Memakai sampo

4) Kuku
a. Keadaan kuku - bersih, Pendek - bersih, Pendek
b. Frekuensi - 1 x/minggu - 1 x/minggu
potong kuku
5) Berhias - Rapih - Kurang Rapih
6) Keluhan - Tidak Ada - Lemas

VIII. DATA PSIKOLOGIS


1. Pola kognisi dan persepsi sensori
a. Status mental : sadar
b. Orientasi : baik
c. Keadaan emosional : baik
d. Bicara : normal
e. Bahasa yang digunakan : indoneisa
f. Kemampuan membaca : bisa
g. Kemampua interaksi : sesuai
h. Pengetahuan tentang penyakitnya : tidak mengerti
i. Respon klien terhadap penyakitnya : tidak terkaji

2. Pola konsep diri


(diisi hanya pada klien yang sudah dapat mengungkapkan perasaan
yang berhubungan dengan kesadaran akan dirinya sendiri)
a. Gambaran diri
Tidak Terkaji
b. Ideal diri
Tidak Terkaji
c. Harga diri
Tidak Terkaji
d. Peran diri
Tidak Terkaji
e. Identitas diri
Tidak Terkaji

3. Pola peran – berhubungan


Ibu pasien mengatakan anaknya jarang bermain dengan teman sebayanya
karena anaknya cepat merasa lelah dengan kondisinya dan anak lebih
banyak di rumah dengan melakukan aktivitas nonton tv atau bermain
gadget.

4. Pola seksual dan seksualitas


Tidak Terkaji
5. Pola mekanisme koping
Tidak Terkaji

6. Pola nilai kepercayaan


Tidak Terkaji
IX. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran : composmentis ( GCS 15 )
b. Penampilan : bersih
c. Kesadaran : composmentis
d. Orientasi : : baik
e. Berat badan (sebelum sakit) : 26 Kg
f. Berat badan (saat sakit) : 29 Kg
g. Tanda-tanda vital
T= 90/60 mmHg, P= 90x/mnt, R= 23x/mnt, S= 36,8 ºC

2. Sistem pernapasan
 Inspeksi  tipe pernapasan (hidung), bentuk dada (normal),
bentuk tulang belakang (normal), warna kulit,(pucat) pergerakan
dada (simetris), pernapasan cuping hidung :tidak ada, gerakan
dada, (normal) frekuensi,(23x/menit) irama napas (reguler),
kedalaman napas (dangkal)
 Palpasi
nyeri tekan dada : tidak ada
 Perkusi
Normal : resonan, Abnormal : tiadak ada
Auskultasi
Lobus kanan dan kiri atas, lobus kanan dan kiri bawah, suara
napas normal : bronchial , abnormal : tidak ada wheezing, ronchi,
crackles, friction rub. Jenis napas : normal, saturasi 99%

Sistem kardiovaskuler
Konjungtiva : (anemis), sclera (anikterik), mukosa bibir (kering),
sianosis (tidak ada), irama jantung (reguler), bunyi jantung normal, :
(normal), cappilary refill time (< 2 detik), kekuatan nadi : (kuat),
kedalaman nadi, (normal) jugularis venous pressure, akral : hangat.

3. Sistem persyarafan
Fungsi penciuman : (baik), bentuk : normal, fungsi penglihatan (baik),
refleks pupil : cepat, pupil : anisokor dan lain – lain, gerakan bola mata
atas dan bawah : baik, refleks menguyah : baik, wajah klien : simetris,
fungsi pendengaran : baik, fungsi menelan : baik, Lidah : simetris,
fungsi pengecapan : baik, orientasi tempat, waktu dan orang : baik,
kaku kuduk : baik, refleks pattela : baik.

4. Sistem penglihatan
Kesimetrisan bola mata : simetris, sclera mata : anikterik, pupil :
midriasis

5. Sistem pendengaran
Bentuk telinga kiri dan kanan : simetri, fungsi pendengaran : baik,
pembengkakan telinga (tidak ada), kebersihan telingan, nyeri tekan
tulang mastoid : tidak ada, sekret pada telinga : tidak ada.

6. Sistem perkemihan dan genitalia


Genitalia : normal, kebersihan : baik, pembengkakan ginjal : (tidak
ada), distensi kandung kemih : tidak ada, terpasang kateter : tidak

7. Sistem pencernaan
Inspeksi : mulut (bersih), bentuk bibir : simetris, mukosa bibir :
kering, lidah : bersih, caries gigi : tidak ada, tonsilitis : tidak, refleks
menguyah : baik, refleks menelan : baik, nyeri menelan : tidak ada.
Inspeksi : bentuk abdomen : simetris ,tidak ada striae, tidak ada
kemerahan.
Auskultasi : bising usus : ada , bising usus 8x/menit,
Palpasi : kuadran 1 – 4, pembengkakan : tidak ada, nyeri tekan : tidak
ada, nyeri lepas : tidak ada, turgor kulit : tidak baik, asites : ada,
pembesaran hepar : ada,
Perkusi : dullness, tympani, hipertympani.
8. Sistem muskuloskeletal
Ekstremitas atas : warna kulit : pucat. Bentuk : simetris, edema : ada
edema, kedalaman derajat edema 3), kekuatan otot kiri dan kanan ( 4 ),
keutuhan jari – jari, fraktur : tidak ada, tonus otot : baik, refleks bisep
dan trisep, terpasang infuse : tidak terkaji
Ekstremitas bawah : bentuk : simetris, edema, : edema kekuatan otot
kiri dan kanan ( 3 ), keutuhan jari – jari, fraktur : tidak ada, tonus
otot : baik, refleks babynski dan patella : baik

9. Sistem endokrin
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada, pembengkakan kelenjar getah
bening :tidak ada, tremor ektremitas, keringatan telapak tangan
berlebihan : tidak ada, penonjolan mata : tidak ada.

10. Sistem integumen


Warna kulit : sawo matang, Turgor kulit : tidak baik. Kelembaban
kulit : kering Kelainan kulit : tidak ada, Keadaan kulit : bersih.
Edema : ada. Rambut :kotor

X. DATA PENUNJANG
Laboratorium
No Jenis Tanggal Hasil Nilai Normal Interpretasi
Pemeriksaan
Urine :
 Warna Kuning Kuning
 Kejernihan Jernih Jernih
 Berat jenis 1.010 1.00-8.00
 pH 6.0 5.00-8.00
 Protein 100 Negative <30 Mg/dl
Negative Negative <30 Mg/dl
 Glukosa
Negative Negative <2 Mg/dl
 Bilirubin
Negative Negative <10 Ery/dl
 Darah
samar
Sedimen :
 Kristal 0-2 1-4
 Silinder Negative Negative

Albumin 1.4 3,5 - 5,2 g/dl

XI. PENGOBATAN
Terapi yang diberikan (pengobatan)
No Nama obat Dosis Waktu Cara Ket
pemberian
 Predmison 4 mg 24 Jam Oral Untuk
e mengurangi
pembengkakan
2x2,5 12 Jam IV Untuk
 Captropil mg meningkatkan
persendian
darah
25 mg 8 Jam IV Untuk
 Furosemid menurunkan
e tekanan darah
tinggi

XII. ANALISA DATA (minimal 3 masalah)


Tanggal Data Senjang Penyebab / Masalah Tanda
, (DS dan DO) Etiologi Keperawata Tanga
Jam n n dan
Nama
jelas
DS: Ibu pasien Sindrom nefrotik ( D.0022) Rahma
mengatakan Hipervolemi
bahwa anaknya Ekstravasi cairan a
bengkak pada
wajah, perut, Penumpukan cairan
kedua tanggan ke ruang intestinum
dan kedua kaki.

DO: Edema
- bengkak pada
wajah, perut,
kedua tangan dan Hipervolemia
kedua kaki
- Bb saat sakit :
29 kg
-Bb sebelum
sakit : 26 kg
- Derajat edema
III
DS: Ibu pasien ( D.0057 ) Rahma
mengatakan Keletihan
bahwa anaknya
jarang bermain
dengan teman
sebayanya karena
merasa cepat
Lelah

DO:
- tampak lesu
- kurang tenaga
- merasa lelah
DS: Kekurangan/ Gangguan Rahma
-Ibu pasien kelebihan volume Integritas
mengatakan cairan Kulit
anaknya bengkak (D.0129)
pada wajah,
perut, kedua Kelembaban
tangan dan kedua
kakinya belum
hilang. Neuropati perifer

DO: Gangguan Integritas


-turgor kulit Kulit
tidak
elastis, warna
kulit
pucat,pigmenatas
i tidak merata,
kulit
Teraba kering,
pasien
mengalami
oedema
anasarka, derajat
edema III.

XIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN MENURUT PRIORITAS


(minimal 3 diagnosa)
1. Hipervolemia b.d kelebihan asupan cairan d.d edema pada bagian
ekstermitas dan perut
2. Keletihan b.d kondisi fisiologis d.d pasien cepat merasa lelah ketika
melakukan aktivitas
3. Gangguan Integritas Kulit b.d kekurangan/kelebihan volume cairan d.d
turgor kulit tidak elastis, warna kulit pucat, pigmentasi tidak merata,
kulit teraba kering, pasien mengalami edema anasarca, derajat edema
III

XIV. INTERVENSI KEPERAWATAN


No. Perencanaan Keperawatan
Ttd
Dx Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Tgl Nam
Kep
Jam a
jelas

1 Setelahdilakukan Observasi : Rah


Tindakan -Periksa tanda dan Mengidentifikasi ma
keperawatan selama gejala tanda dan gejala
2x24 jam maka hipervolemia hipervolemia
keseimbangan cairan -identifikasi -mengidentifiaksi
meningkat dengan penyebab penyebab
kriteria hasil : hipervolemia hipervolemia
1. Supan cairan -monitor status -memonitor
2. Haluaran urin hemodinamik status
3. Edema -monitor intake hemodinamika
4. Asites dan output cairan -memonior
Ir Er -monitor tanda intake dan output
52 hemokonsentrasi cairan
42 Terapeutik : -memonitor
14 -timbang berat tanda
14 badan setiap hari hemokonsentrasi
pada waktu yang -kontrol rutin bb
sama -membatasi
-batasi asupan asupan caira
cairan - menganjurkan
-tinggikan kepala meninggikan
30-40 derajat kepala i30-40
Edukasi : derajat
-anjurkan melapor -menganjurkan
jika haluaran <0,5 melapor jika
ml/kg jam dlm 6 haluaran <0,5
jam ml/kg jam dlm 6
-anjurkan melapor jam
jika bb bertambah -menganjurkan
>1kg mealpor jika bb
-ajarkan cara bertambah >1kg
membatasi cairan -mengajarkan
Kolaborasi : cara membatasi
-kolaborasi cairan
pemberian diuretik - memberikan
diuretik jika
perlu
2 Setelah dilakukan Observasi : -mengidentifikasi Rah
tindakan keperawatan -identifikasi kesiapan dan ma
2x24 jam maka kesiapan dan kemampuan
tingkat keletihan kemampuan menerima
membaik dengan menerima informasi
kriteria hasil : informasi -menyediakan
1. Ferbalisasi Terapeutik : media
kepulahan -sediakan media pengaturan
energi pengaturan aktivitas dan
2. Kemampuan aktivitas dan istirahat
melakukan istirahat -menjadwalkan
aktivitas rutin -jadwalkan pemberian
3. Pola istirahat pemberian penkes penkes sesuai
4. Pola nafas sesuai kesepakatan kesepakatan
Ir Er -berikan dengan pasien
14 kesempatan -memberikan
24 kepada pasien dan kesempatan
24 keluarga untuk kepada pasien
45 bertanya dan keluarga
Edukasi : untuk bertanya
-jelaskan -menjelaskan
pentingnya pentingnya
melakukan melakukan
aktivitas fisik aktivitas fisik
-anjurkan terlibat -menganjurkan
dalam aktivitas terlibat dalam
kelompok aktivitas
-anjurkan kelompok
menyusun jadwal -menganjurkan
aktivitas dan menyusun jadwal
istirahat aktivitas dan
-ajarkan istirahat
mengidentifkasi -menganjurkan
target dan jenis mengidentifikasi
aktivitas sesuai target dan jenis
kemampuan aktivitas sesuai
kemampuan
3 Setelah dilakukan 1) Identifikasi 1) Untuk Rah
intervensi penyebab mengetahui ma
keperawatan selama gangguan penyebab
2x24 jam maka integritas kulit gangguan
integritas kulit dan 2) Ubah posisi integritas kulit
jaringan meningkat tiap 2 jam jika 2) Merubah
dengan kriteria hasil : tirah baring posisi setiap
1.Elastis 3) Meningkatkan 2jam jika tirah
IR ER asupan nutrisi baring
3 5 4) Anjurkan 3) Meningkatkan
2.Kerusakan jaringan menghindari asupan nutrisi
IR ER terpapar suhu pasien
2 4 ekstrim 4) Menganjurkan
3.Tekstur pasien untuk
IR ER menghindari
3 4 terpapar suhu
ekstrim.

XV. IMLPEMENTASI KEPERAWATAN dan EVALUASI


KEPERAWATAN (cantumkan tanggal dan waktu dilaksanakan)

No. Tgl, Implementasi TTD Tgl, Evaluasi TTD


Dx Wakt Keperawatan Wak
u tu
1 1. Memeriksa S: Rah
tanda dan - Ibu pasien anaknya ma
gejala sudah tidak demam
hipervolemia O:
Respon : - TV 90/60 mmHg,
DS: - S : 36, 8c
- ibu pasien - RR 23 kali/menit
mengatakan - N ; 90 kali/menit.
anaknya
batuk, demam, dan A: Masalah teratasi
bengkak pada
wajah, perut, kedua P: Intervensi
tangan dan kedua dihentikan
kakinya blm
hilang
DO:
- Masih terdapat
edema
1) Menimbang
berat badan
setiap hari
pada waktu
yang sama
Respon :
DO:
- BB sebelum
sakit 26 kg, BB
saat sakit 29 kg
2) Mengkolabo
rasi
pemberian
diuretik
Respon:
DS;
-Pasien
mengatakan setelah
diberi obat bengkak
berkurang
2 1) Mengidentifi S: Rah
kasi - bengkak ma
penyebab dibadannya, sudah
gangguan tidak ada lagi.
integritas O:
kulit - Warna kulit sudah
Respon: tidak pucat l;agi
DO: - sudah tidak ada
- turgor kulit edema
tidak elastis, - turgor kulit elastis
warna kulit A: Masalah tersatasi
pucat,
pigmenatasi P: Intervensi
tidak merata, dihentikan
kulit
teraba
kering,
pasien
mengalami
oedema
anasarka,
derajat
edema III.
2) Menganjurk
an
menghindari
terpapar
suhu ekstrim
Respon:
DS:
-Pasien
mengatakan
sudah
menghindari
suhu yang
berpotensi
menyebabkan
kerusakan pada
kulit

3 Rah
ma
BAB V

Anda mungkin juga menyukai