MAKALAH
Disusun Oleh :
Rahma Aulia Putri
( R2101061 )
Puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan memberikan
kesehatan pada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
tugas ini yang membahas terkait Gagal ginjal kronik. Adapun tujuan dari
penulisan pembahasan ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
ibu Kitri Hikmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep. pada mata kuliah keperawatan Anak
III.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan kesempurnaan tugas ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuanya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini. Saya berharap makalah ini bisa berguna bagi pembaca
yang membaca makalah ini.
Indramayu, 8 November
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................
BAB I....................................................................................................................................................
PENDAHULUAN.................................................................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................
BAB II...................................................................................................................................................
TINJAUAN TEORI...............................................................................................................................
A. Pengertian Sindrom Nefrotik.....................................................................................................
B. Etiologi Sindrom Nefrotik.........................................................................................................
C. Manifestasi Klinis......................................................................................................................
D. Patofisiologi dan Pathway.........................................................................................................
E. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................................................
F. Penatalaksanaan Medis............................................................................................................
G. Konsep Asuhan Keperawatan..................................................................................................
BAB III................................................................................................................................................
TINJAUAN KASUS...........................................................................................................................
ASUHAN KEPERAWATAN.........................................................................................................
BAB IV...............................................................................................................................................
KESIMPULAN...................................................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sindrom nefrotik adalah penyakit pada permeabilitas glomerulus yang
ditandai dengan manifestasi klinis berupa hypoalbuminemia, hyperlipidemia,
hipervolemia dan proteinuria (Manalu, 2019). Menurut Kowalak (2017)
berpendapat bahwa sekitar 75% kasus sindrom nefrotik terjadi karena
glomerulonefritis yang disebabkan oleh adanya peningkatan permeabilitas
pembuluh darah glomerulus, etiologi sindrom nefrotik sangat bervariasi dalam
prognosis.
c. Tanda gejala apa saja yang muncul pada penderita sindrom nefrotik ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari sindrom nefrotik
A. Pengertian
Sindroma Nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh
kerusakan glomerulus. Peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap
protein plasma yang dapat menyebabkan terjadinya proteinuria,
hipoalbuminemia, hiperlipidemiadan edema (Betz & Sowden, 2009).
Sindroma Nefrotik merupakan penyakit dengan gejala edema,
proteinuria, hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang
terdapat hematuria, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal (Ngastiyah,
2014).
Sindroma Nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh
kerusakan glomerulus. Peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap
protein plasma yang dapat menyebabkan terjadinya proteinuria,
hipoalbuminemia, hiperlipidemiadan edema (Betz & Sowden, 2009).
B. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, sindrom nefrotik dapat disebabkan oleh
glomerulonefritis primer dan sekunder oleh karena infeksi, keganasan,
penyakit jaringan ikat, obat atautoksin dan akibat penyakit sistemik.
Penyebab sindrom nefritik yang paling sering pada anak yaitu
glomerulonefritis lesi minimal, sedangkan pada dewasa penyebab sindrom
nefrotik sering dihubungkan dengan penyakit sistemik seperti diabetes
mellitus, amiloidosis atau lupus eritematosus sistemik. Berdasarkan
klasifikasi dan penyebab sindrom nefrotik dapat dibagi menjadi:
1. Glomerulonefritisprimer:
a. Glomerulonefritislesiminimal
b. Glomerulosclerosisfokalsegmental
c. Glomerulonefritismembranosa
d. Glomerulonefritismembranoproliferative
e. Glomerulonefritisproliferatiflain
2. Glomerulonefritissekunder:
a. Infeksi(HIV,hepatitisBdanC,sifilis,malaria,schistosoma,
tuberkulosis dan lepra)
b. Keganasan(adenosarcomaparu,payudara,kolon,limfoma
hodgkin,mieloma multipel dan karsinoma ginjal)
c. Connective tissue disease (SLE, arthritis
rheumatoid,mixed connective tissue disease)
d. Efekobatdantoksin(NSAID,penisilamin,probenesid,airraksa,
kaptopril, heroin)
e. Lain–lain(Diabetesmelitus,amiloidosis,pre-eklamsia,refluks
vesikoureter)
C. Patofisiologi
E. Manifestasi Klinis
Walaupun gejala pada anak akan bervariasi seiring dengan
perbedaan proses penyakit, gejala yang paling sering berkaitan dengan
sindroma nefrotik adalah:
1. Penurunanhaluaranurinedenganwarnagelapdanberbusa.
2. Retensi cairan dengan edema berat (edema fasial, abdomen, area genitalia
dan ekstremitas)
3. Distensiabdomenkarena edema yang mengakibatkan sulit bernapas, nyeri
abdomen, anoreksia dan diare.
4. Pucat.
5. Keletihandanintoleransiaktivitas.
6. Nilai uji laboratorium abnormal sepertiproteinuria > 2gr/m2/hari, albumin
serum < 2gr/dl, kolesterol serum mencapai 450-1000mg/dl. (Betz &
Sowden, 2009)
F. Penatalaksanaan Medis
Perawatan di rumah sakit pada penderita Nefrotik Sindrom penting dengan
tujuan untuk mempercepat pemeriksaan dan evaluasi pengaturan diet,
penanggulangan edema, memulai pengobatan steroid dan edukasi orang
tua.
1. Edukasi kepada pasien dan orang tua mengenai penyakit ini dan
prosedur apa yang dilakukan. Penjelasan mengenai penyakit Nefrotik
Sindrom bisa sembuh namun juga dapat kambuh lagi perlu disampaikan
dengan baik agar tidak tejadi kesalah pahaman.
2. Restriksi cairan dianjurkan selama edema berat. biasanya diberikan loop
diuretic seperti furosemid 1-2 mg/kgBB/hari, bila perlu dikombinasikan
dengan spironalokton (antagonis aldosteron, diuretik hemat kalium) 2-3
mg/BBkg/hari. Pada pemakaian diuretik lebih lama dari1-2 minggu perlu
dilakukan pemantauan elektrolit darah (kalium dan natrium)
3.Medikamentosa Kortikosteroid sudah dipakai sebagai terapi lini pertama
NefrotikSindromkarenadiyakiniefektifdalammenyembuhkanpenyakitini.
Kortikosteroid merupakan terapi pilihan utama Nefrotik Sindrom idiopatik
pada anak kecuali jika ada kontraindikasiSteroid yang diberikan adalah
jenis prednison dan prednisolon. Pengobatan imunosupresif ini dapat
menimbulkan remisi proteinuria dan melindungi fungsi ginjal untuk
beberapa jenis glomerulonefritis primer (DR.Trihono, 2012).
4. ManajemenNon-Farmakologis
a. Manajemen Nutrisi dan Cairan Karena adanya mekanisme
retensi natrium pada sindrom nefrotik, maka beberapa
literaturmerekomendasikan diet natrium yang dibatasi agar kurang dari
3gram/hari dan diet cairan < 1500 ml/hari.
5. ManajemenFarmakologis
a. Diuretik
b. Terapiantibiotic
G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut(Mainnah,Netal.,2020)pemeriksaanpenunjanguntukmendu
kung diagnosis sindrom nefrotik, antara lain :
1.UrinalisisdanbilaperlubiakanurinBiakanurindilakukanapabila terdapat
gejala klinik yang mengarah pada infeksi saluran kemih (ISK)
2.Protein urin kuantitatif Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
urin 24 jam atau rasio protein/kreatinin pada urin pertama pagi hari.
3.Pemeriksaandarah
a.Darahtepilengkap(hemoglobin,leukosit,hitungjenisleukosit,
trombosit, hematokrit, LED)
b. Albumindankolesterolserum
c. Ureum,kreatinin,danklirenskreatinin
H. Analisa Data
1) Pengkajian Fokus
I. Diagnosa Keperawatan
J. Perencanaan Keperawatan
No
Diagnosa Tujuan (kriteria
Dx Intervensi Rasional
Keperawatan hasil)
.
Setelah dilakukan 1.Kaji 1. Untuk
tindakan riwayat membuat diet
keperawatan nutrisi dan yang sesuai
selama 3x24 jam, makanan 2. Untuk
maka pemenuhan yang mengurangi
nutrisi pasien disukai mual dan
adekuat dengan 2. Beri nutrisi dapat
kriteria hasil : makan terpenuhi
1. Tidak ada sedikit tapi 3. Untuk
Ketidakseimbangan tanda-tanda sering menarik minat
nutrisi kurang dari malnutrisi 3. Sajikan pasien untuk
1
kebutuhan b.d. 2. Berat badan makanan makan
mual munta ideal sesuai bervariasi 4. Untuk dapat
dengan tinggi dan sesuai memberikan
badan selera nutrisi yang
3. Tidak terjadi pasien tepat
penurunan berat 4.
badan yang Kolaborasi
berarti karena dengan ahli
nutrisi gizi tentang
pemberian
diet
2 Kelebihan volume Setelah dilakukan 1. Ukur 1. Untuk
cairan b.d. tindakan TTV mengetahui
penurunan tekanan keperawatan 2. Catat keadaan
osmotic d.d. odema selama 3x24 jam, intake dan umum pasien
maka dapat output 2. Untuk
mempertahankan 3. Timbang balance cairan
keseimbangan BB tiap hari 3. Untuk
cairan dan 4. mengetahui
elektrolit pada Kolaborasi efektivitas
pasien dengan pemberian terapi dan
kriteria hasil : cairan perawatan
1. Terbebas dari 5. 4. Untuk
edema, efusi, Kolaborasi menjaga
anasarka pemberian keseimbangan
2. Bunyi nafas deuritika cairan
bersih, tidak ada 5. Untuk
dyspneu/ortopnea mengurangi
3. Tanda-tanda odema
vital dalam batas
normal
Setelah dilakukan 1. Kaji 1. Untuk
tindakan warna, mengetahui
keperawatan tekstur kulit awal
selama 3x24 jam, dan pitting kerusakan
maka diharapkan odema kulit
untuk mencegah 2. Jaga kulit 2. Untuk
kerusakan lebih untuk tetap mencegah
lanjut dengan bersih dan kerusakan
kriteria hasil : kering lebih lanjut
1. Integritas kulit 3. Hindari 3. Agar
yang baik bisa penekanan sirkulasi darah
Resiko kerusakan dipertahankan kulit dalam pada bagian
integritas kulit b.d. 2. Tidak ada waktu lama kulit tertentu
3 retensi Na dan luka/lesi pada dan ubah terjaga
peningkatan ureum, kulit posisi setiap 4. Untuk
immobilitas 3. Perfusi 2 jam menurunkan
jaringan baik 4. odema
4. Mampu Tinggikan periorbital
melindungi kulit kepala 5. Untuk
dan dengan menghindari
mempertahankan bantal penekanan
kelembaban kulit 5.
Tempatkan
bantal
dibawah
dan diantara
kaki
BAB III
KASUS
Triger Case III
Sedimen :
1-4
• kristal 0–2
Negative
Negative
• siliender
Albumin 1,4 3,5 - 5,2 g/dL
Pengobatan
Nama Obat Dosis Waktu Cara Pemberian
1. Prednisone 4 mg 24 jam Oral
2 x 2,5 mg 12 jam IV
2. Captopril
25 mg 8 jam IV
3. Furosemide
BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
I. BIODATA
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama Pasien : An. A
Umur : 8 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Belum menikah
Diagnosa Medis :
Alamat :
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. S
Umur : 36 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat :
Hubungan keluarga: Ibu
II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
1. Keluhan Utama
Ibu paseien mengatakan pasien mengalami bengkak pada wajah, perut,
kedua tangan dan kedua kaki
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
: tinggal serumah
: cerai
: pasien
: garis hubungan keluarga
V. RIWAYAT IMUNISASI
b. Minum
1) Jenis - Air putih - Air putih
2. Pola Eliminasi
a. Urin (BAAK)
1) Frekuensi - 2 – 3 x/hari - 2 – 3 x/hari
2) Jumlah - 3x/hari (sebutkan) - 3x/hari (sebutkan)
Pola Kehidupan Sehari –
No Saat sehat Saat sakit
hari
3) Warna - Jernih - Kuning
b. Alvi (BAB)
2) Frekuensi - < 3 x/hari - 1x /minggu
b. Tidur malam
1) Lamanya - > 7 jam/hari - < 5 jam/hari
2) Kualitas - Nyenyak - Nyenyak
3) Kebiasaan sebelum - Ada, Belajar dan - Ada, Bermain gadget
tidur dan saat tidur Menonton tv
(pengantar tidur)
4) Perasaan waktu - Senang - Tidak nyaman
bangun
5) Keluhan - Tidak Ada - Tidak Ada
Pola Kehidupan Sehari –
No Saat sehat Saat sakit
hari
2) Gosok gigi
a. Frekuensi - > 2 x/hari - 1 x/hari
b. Sarana gosok - Memakai pasta gigi, - Memakai pasta gigi,
gigi memakai sikat gigi memakai sikat gigi
3) Keramas
i. Frekuensi - 2-3x/minggu - 1x seminggu
j. Sarana keramas - Memakai sampo - Memakai sampo
4) Kuku
a. Keadaan kuku - bersih, Pendek - bersih, Pendek
b. Frekuensi - 1 x/minggu - 1 x/minggu
potong kuku
5) Berhias - Rapih - Kurang Rapih
6) Keluhan - Tidak Ada - Lemas
2. Sistem pernapasan
Inspeksi tipe pernapasan (hidung), bentuk dada (normal),
bentuk tulang belakang (normal), warna kulit,(pucat) pergerakan
dada (simetris), pernapasan cuping hidung :tidak ada, gerakan
dada, (normal) frekuensi,(23x/menit) irama napas (reguler),
kedalaman napas (dangkal)
Palpasi
nyeri tekan dada : tidak ada
Perkusi
Normal : resonan, Abnormal : tiadak ada
Auskultasi
Lobus kanan dan kiri atas, lobus kanan dan kiri bawah, suara
napas normal : bronchial , abnormal : tidak ada wheezing, ronchi,
crackles, friction rub. Jenis napas : normal, saturasi 99%
Sistem kardiovaskuler
Konjungtiva : (anemis), sclera (anikterik), mukosa bibir (kering),
sianosis (tidak ada), irama jantung (reguler), bunyi jantung normal, :
(normal), cappilary refill time (< 2 detik), kekuatan nadi : (kuat),
kedalaman nadi, (normal) jugularis venous pressure, akral : hangat.
3. Sistem persyarafan
Fungsi penciuman : (baik), bentuk : normal, fungsi penglihatan (baik),
refleks pupil : cepat, pupil : anisokor dan lain – lain, gerakan bola mata
atas dan bawah : baik, refleks menguyah : baik, wajah klien : simetris,
fungsi pendengaran : baik, fungsi menelan : baik, Lidah : simetris,
fungsi pengecapan : baik, orientasi tempat, waktu dan orang : baik,
kaku kuduk : baik, refleks pattela : baik.
4. Sistem penglihatan
Kesimetrisan bola mata : simetris, sclera mata : anikterik, pupil :
midriasis
5. Sistem pendengaran
Bentuk telinga kiri dan kanan : simetri, fungsi pendengaran : baik,
pembengkakan telinga (tidak ada), kebersihan telingan, nyeri tekan
tulang mastoid : tidak ada, sekret pada telinga : tidak ada.
7. Sistem pencernaan
Inspeksi : mulut (bersih), bentuk bibir : simetris, mukosa bibir :
kering, lidah : bersih, caries gigi : tidak ada, tonsilitis : tidak, refleks
menguyah : baik, refleks menelan : baik, nyeri menelan : tidak ada.
Inspeksi : bentuk abdomen : simetris ,tidak ada striae, tidak ada
kemerahan.
Auskultasi : bising usus : ada , bising usus 8x/menit,
Palpasi : kuadran 1 – 4, pembengkakan : tidak ada, nyeri tekan : tidak
ada, nyeri lepas : tidak ada, turgor kulit : tidak baik, asites : ada,
pembesaran hepar : ada,
Perkusi : dullness, tympani, hipertympani.
8. Sistem muskuloskeletal
Ekstremitas atas : warna kulit : pucat. Bentuk : simetris, edema : ada
edema, kedalaman derajat edema 3), kekuatan otot kiri dan kanan ( 4 ),
keutuhan jari – jari, fraktur : tidak ada, tonus otot : baik, refleks bisep
dan trisep, terpasang infuse : tidak terkaji
Ekstremitas bawah : bentuk : simetris, edema, : edema kekuatan otot
kiri dan kanan ( 3 ), keutuhan jari – jari, fraktur : tidak ada, tonus
otot : baik, refleks babynski dan patella : baik
9. Sistem endokrin
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada, pembengkakan kelenjar getah
bening :tidak ada, tremor ektremitas, keringatan telapak tangan
berlebihan : tidak ada, penonjolan mata : tidak ada.
X. DATA PENUNJANG
Laboratorium
No Jenis Tanggal Hasil Nilai Normal Interpretasi
Pemeriksaan
Urine :
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Berat jenis 1.010 1.00-8.00
pH 6.0 5.00-8.00
Protein 100 Negative <30 Mg/dl
Negative Negative <30 Mg/dl
Glukosa
Negative Negative <2 Mg/dl
Bilirubin
Negative Negative <10 Ery/dl
Darah
samar
Sedimen :
Kristal 0-2 1-4
Silinder Negative Negative
XI. PENGOBATAN
Terapi yang diberikan (pengobatan)
No Nama obat Dosis Waktu Cara Ket
pemberian
Predmison 4 mg 24 Jam Oral Untuk
e mengurangi
pembengkakan
2x2,5 12 Jam IV Untuk
Captropil mg meningkatkan
persendian
darah
25 mg 8 Jam IV Untuk
Furosemid menurunkan
e tekanan darah
tinggi
DO: Edema
- bengkak pada
wajah, perut,
kedua tangan dan Hipervolemia
kedua kaki
- Bb saat sakit :
29 kg
-Bb sebelum
sakit : 26 kg
- Derajat edema
III
DS: Ibu pasien ( D.0057 ) Rahma
mengatakan Keletihan
bahwa anaknya
jarang bermain
dengan teman
sebayanya karena
merasa cepat
Lelah
DO:
- tampak lesu
- kurang tenaga
- merasa lelah
DS: Kekurangan/ Gangguan Rahma
-Ibu pasien kelebihan volume Integritas
mengatakan cairan Kulit
anaknya bengkak (D.0129)
pada wajah,
perut, kedua Kelembaban
tangan dan kedua
kakinya belum
hilang. Neuropati perifer
3 Rah
ma
BAB V