Veronika S.Kep.,Ns
1. MARLIN 2B
2. SRIYENI 2B
3. OKTOVINA L.OYAITOU 2A
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya
sehingga kita dapat terselesaikannya Tugas Makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN ANAK DENGAN NEFROTIK SYNDROM“. Berkat bimbingan pengarahan dan
bantuan dari berbagai pihak maka tugas ini dapat terselesaikan. Kami menyadari keterbatasan
pengetahuan dan kekurangan dari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu kritik
dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan selanjutnya. Semoga Makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun Makalah ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan ktiriknya.
Kelompok 13
DAFTAR ISI
Cover.......................................................................................................................................................i
Kata Pengantar.....................................................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A.Latar Belakang....................................................................................................................................1
B.Rumusan Masalah................................................................................................................................2
C.Tujuan..................................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
1.Definisi.................................................................................................................................................3
2.Etiologi.................................................................................................................................................4
3.Klasifikasi.............................................................................................................................................5
4.Patofisiologi.........................................................................................................................................6
5.Manifestasi Klinis................................................................................................................................7
6.Pemeriksaan Penunjang........................................................................................................................9
7.Penatalaksana.....................................................................................................................................10
8.Prognosis............................................................................................................................................11
BAB III KONSEP KEPERAWATAN..............................................................................................12
1.Diagnosa............................................................................................................................................12
3.Evaluasi.............................................................................................................................................13
BAB IV PENUTUP............................................................................................................................14
A.Kesimpulan ......................................................................................................................................14
B.Saran.................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................15
LAMPIRAN...............................................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Di Era Globalisasi ini kita sering mendengar istilah syndrom nefrotik, hal ini lumrah terjadi di
kehidupan kita, tetapi kadang kita tidak mengetahui apa syndrom nefrotik itu sebenarnya. Sekarang
melalui makalah ini kami akan membahas mengenai syndrom nefrotik.
Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sangat penting karena pada pasien
syndromnefrotik sering timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
manusia. Perawat diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Fokus asuhan
keperawatan adalah mengidentifikasi masalah yang timbul, merumuskan diagnosa keperawatan,
membuat rencana keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan yang telah diberikan
apakahsudah diatasi atau belum atau perlu modifikasi.
B.Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, masalah yang dapat kami kaji dalam makalah ini diantaranya:
C.Tujuan
Dalam pembuatan tugas ini, adapun tujuan yang hendak dicapai penulis yaitu:
PEMBAHASAN
1.Definisi
a.Sindrom Nefrotik adalah Status klinis yang ditandai dengan peningkatan permeabilitas membran
glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkankehilangan protein urinaris yang massif (Donna L.
Wong, 2004 : 550).
b.Sindrom Nefrotik merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh injuriglomerular yang terjadi
pada anak dengan karakteristik; proteinuria,hipoproteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan
edema (Suriadi dan RitaYuliani, 2001: 217).
c.Sindroma Nefrotik adalah penyakit ginjal yang mengenai glomerulus (ginjal terdiri dari tubulus,
glomerulus dll.) dan ditandai proteinuria (keluarnya protein melalui air kencing) yang masif,
hipoalbuminemia (kadar albumin di dalam darah turun), edema (bengkak) disertai hiperlipidemia
(kadar lipid atau lemak dalam darah meningkat) dan hiperkolesterolemia (kadar kolesterol darah
meningkat) Jadi, sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema,
proteinuria,hipoalbuminemia, dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang terdapat hematuria,hipertensi
dan penurunan fungsi ginjal.
3. Etiologi
a.Sindroma nefrotik primer yang atau disebut juga Sindroma nefrorik Idiopatik,yang diduga ada
hubungan dengan genetik, imunoligik dan alergi. Meliputi :
b. Sindroma nefrotik sekunder yang penyebabnya berasal dari ekstra renal (diluar ginjal). Penyebab
SN sekunder adalah sangat banyak, diantaranya ialah:
1) Infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV),HIV, infeksi streptococcal, serta
endokardtitis.
2) Neoplasma seperti limfoma, leukemia, serta karsinoma (kanker).
3) Obat-obatan seperti penicillamine, captopril, heroin.
4) Penyakit sistemik, contohnya SLE, amiloidosis, kencing manis (Diabetes), dll
5) Obesitas dan penyakit-penyakit metabolik serta penyakit-penyakit multisistem lainnya.
c.Sindrom Nefritik bawaan Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal.
Resisten terhadap suatu pengobatan. Gejala edema pada masa neonatus. Pernah dicoba
pencangklokan ginjal pada neonatus tetapi tidak berhasil. Prognosis buruk biasanya pasien meninggal
pada bulan-bulan pertama kehidupannya.
3.Klasifikasi
Kondisi yang sering menyebabkan sindrom nefrotik pada anak usia sekolah. Anak dengan sindrom
nefrotik ini, pada biopsi ginjalnya terlihat hampir normal bila dilihat dengan mikroskop cahaya.
Terjadi selama perjalanan penyakit vaskuler seperti lupus eritematosus sistemik, purpura anafilaktik,
glomerulonefritis, infeksi system endokarditis, bakterialis dan neoplasma limfoproliferatif
Factor herediter sindrom nefrotik disebabkan oleh gen resesif autosomal. Bayi yang terkena sindrom
nefrotik, usia gestasinya pendek dan gejala awalnya adalah edema dan proteinuria. Penyakit ini
resisten terhadap semua pengobatan dan kematian dapat terjadi pada tahun-yahun pertama kehidupan
bayi jika tidak dilakukan dialysis.
4. Patofisiologi
Manifestasi primer sindrom nefrotik adalah hilangnya plasma protein, terutama albumin, ke dalam
urine.
Meskipun hati mampu meningkatkan produksi albumin, namun organ ini tidak mampu untuk terus
mempertahankannya jika albumin terus menerus hilang melalui ginjal.Akhirnya terjadi
hipoalbuminemia.Hipoalbuminemia disebabkan oleh hilangnya albumin melalui urin dan peningkatan
katabolisme albumin di ginjal menyebabkan edema. Sintesis protein di hati biasanya
meningkat( namun tidak memadai untuk mengganti kehilangan albumin dalam urin). Hipotesis
menunjukan kehilangan albumin mengakibatkan penurunan tekanan onkotik dalam saluran darah.Ini
mengakibatkan kebocoran cairan dari dalam darah ke intestitium. Isi dari cairan yang berkurang
dalam saluran darah seterusnya akan mengaktifkan renin- angiotensin- aldosteron sistem. Hormon
vasopresin(ADH) akan dirembes untuk menstabilkan kandungan cairan dalam saluran darah seperti
sediakala. Meskipun demikian, pengumpulan cairan ini menyebabkan kehilangan cairan yang terus-
menerus ke interstitium karena protein terus – menerus hilang kedalam urin diikuti dengan kerusakan
pada membran basal glomerulus.Ini menyebabkan penumpukan cairan secara berlebih dalam jaringan
dan mengakibatkan edema. Hilangnya protein dalam serum menstimulasi sintesis lipoprotein di hati
dan peningkatan konsentrasi lemak dalam darah (hiperlipidemia) hal ini menyebabkan intake nutrisi
berkurang sehingga menyebabkan terjadinya malnutrisi. Menurunnya respon imun karena sel imun
tertekan, kemungkinan disebabkan oleh karena hipoalbuminemia, hyperlipidemia
5.Manifestasi Klinis
Adapun manifestasi klinis menurut Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol. 2 (2001)
Manifestasi utama sindrom nefrotik adalah edema. Edema biasanya lunak dan cekung bila ditekan
(pitting), dan umumnya ditemukan di sekitar mata (periorbital), pada area ekstremitas (sekrum,
tumit, dan tangan), dan pada abdomen (asites). Gejala lain seperti malese, sakit kepala, iritabilitas
dan keletihan umumnya terjadi.
1) Proteinuria > 3,5 g/hari pada dewasa atau 0,05 g/kg BB/hari pada anak-anak
2) Hipoalbuminemia< 30 g/l
3) Edema anasarka. Edema terutama jelas pada kaki, di sekitar mata (periorbital), asites, dan
efusi pleura.
4) Hiperlipidemia
5) Hiperkoagulabilitas, yang akan meningkatkan risiko trombosis arteri dan vena
6.Pemeriksaan penunjang
1) Diet tinggi kalori, tinggi protein, rendah garam, rendah lemak. Rujukan ke bagian gizi
diperlukan untuk pengaturan diet terutama pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal.
2) Tingkatkan kadar albumin serum, kalau perlu dengan transfusi plasma atau albumin
konsentrat.
2.Berantas infeksi:
Berikan prednison sesuai protokol relapse, segera setelah diagnosis relapse ditegakkan.
c.Sindrom nefrotik kambuh tidak sering
Adalah sindrom nefrotik yang kambuh < 2 kali dalam masa 6 bulan atau < 4 kali dalam masa 12
bulan.
1) Induksi
Prednison dengan dosis 60 mg/m2/hari (2 mg/kg BB/hari) maksimal 80 mg/hari, diberikan
dalam 3 dosis terbagi setiap hari selama 3 minggu.
2) Rumatan
Setelah 3 minggu, prednison dengan dosis 40 mg/m2/48 jam, diberikan selang sehari dengan
dosis tunggal pagi hari selama 4 minggu. Setelah 4 minggu, prednison dihentikan.
Sindrom nefrotik kambuh sering Adalah sindrom nefrotik yang kambuh > 2 kali dalam masa 6 bulan
atau > 4 kali dalam masa 12 bulan.
3) Induksi
Prednison dengan dosis 60 mg/m2/hari (2 mg/kg BB/hari) maksimal 80mg/hari, diberikan
dalam 3 dosis terbagi setiap hari selama 3 minggu.
4) Rumatan
Setelah 3 minggu, prednison dengan dosis 60 mg/m2/48 jam, diberikan selang sehari dengan
dosis tunggal pagi hari selama 4 minggu. Setelah 4 minggu, dosis prednison diturunkan
menjadi 40 mg/m2/48 jam diberikan selama 1 minggu, kemudian 30 mg/m 2/48 jam selama 1
minggu, kemudian 20 mg/m2/48 jam selama 1 minggu, akhirnya 10 mg/m2/48 jam selama 6
minggu, kemudian prednison dihentikan
Pada saat prednison mulai diberikan selang sehari, siklofosfamid oral 2-3 mg/kg/hari diberikan setiap
pagi hari selama 8 minggu. Setelah 8 minggu siklofosfamid dihentikan. Indikasi untuk merujuk ke
dokter spesialis nefrologi anak adalah bila pasien tidak respons terhadap pengobatan awal, relapse
frekuen, terdapat komplikasi, terdapat indikasi kontra steroid, atau untuk biopsi ginjal.
8.Prognosis
1) Menderita untuk pertamakalinya pada umur di bawah 2 tahun atau di atas 6 tahun.
2) Disertai oleh hipertensi.
3) Disertai hematuria.
4) Termasuk jenis sindrom nefrotik sekunder.
5) Gambaran histopatologik bukan kelainan minimal.
Pada umumnya sebagian besar (+ 80%) sindrom nefrotik primer memberi respons yang baik
terhadap pengobatan awal dengan steroid, tetapi kira-kira 50% di antaranya akan relapse berulang
dan sekitar 10% tidak memberi respons lagi dengan pengobatan steroid.
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
1.Diagnosa
Tujuan &
No.
Intervensi Rasional
Dx.
Kriteria Hasil
1. Setelah dilakukan Timbang berat badan setiap hari dan Estimasi penurunan edema tubuh
tindakan keperawatan monitor status pasien
evaluasi harian keberhasilan
selama Jaga intake/asupan yang akurat dan
terapi dan dasar penentuan
2x24jam,diharapkan catat output
tindakan
kelebihan volume
cairan tidak terjadi
menentukan intervensi lebih
dengan kriteria hasil :
lanjut
Terjadi penurunan Kaji lokasi dan luasnya edema
edema dan ascites mencegah edema bertambah
Tidak terjadi parah
peningkatan berat Berikan cairan dengan tepat
Diberikan dini pada fase
badan
oliguria untuk mengubah ke fase
Berikan diuretik yang diresepkan oleh
nonoliguria, dan meningkatkan
dokter
volume urine adekuat
2. Setelah dilakukan Monitor kalori dan asupan makanan Membantu dan mengidentifikasi
tindakan keperawatan defisiensi dan kebutuhan diet
selama 2x24
jam,diharapkan Mulut yang bersih dapat
ketidakseimbangan Lakukan atau bantu pasien terkait meningkatkan nafsu makan
nutrisi kurang dari perawatan mulut sebelum makan
kebutuhan tubuh Meningkatkan selera dan nafsu
tidak terjadi, dengan Pastikan makanan disajikan secara makan
kriteria hasil : menarik dan pada suhu yang paling
Nafsu makan klien cocok untuk konsumsi secara optimal
meningkat
Tidak terjadi
hipoproteinemia
Anjurkan pasien terkait dengan
porsi makan yang
kebutuhan diet untuk kondisi sakit
dihidangkan
Pasien dapat kooperatif dan
dihabiskan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk melakukan apa yang dianjurkan
mengatur diet yang diperlukan
Diet yang tepat dapat
meningkatkan status nutrisi
pasien
3. Setelah dilakukan Monitor apakah anak bisa melihat Mengidentifikasi respon anak
tindakan keperawatan bagian tubuh mana yang berubah terhadap perubahan tubuhnya
selama 2 x 24 jam,
diharapkan gangguan Identifikasi strategi-strategi
citra tubuh dapat penggunaan koping oleh orangtua Respon orangtua menentukan
teratasi, dengan dalam berespon terhadap perubahan bagaimana persepsi anak
kriteria hasil : penampilan anak terhadap tubuhnya
Citra tubuh positif
Mendeskripisikan Bangun hubungan saling percaya
secara faktual dengan anak Memudahkan komunikasi
perubahan fungsi personal dengan anak
tubuh Gunakan gambaran mengenai
Mempertahankan gambaran diri Mekanisme evaluasi dari
interaksi sosial persepsi citra diri anak
3.Evaluasi
Setelah mendapat intervensi keperawatan, maka pasien dengan sindrom nefrotik diharapkan sebagai
berikut:
PENUTUP
A.Kesimpulan
Nefrotik Syndrom adalah Status klinis yang ditandai dengan peningkatan permeabilitas membran
glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan kehilangan protein urinaris yang massif (Donna L.
Wong, 2004 : 550).
Nefrotik Syndrom merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh injuri glomerular yang terjadi
pada anak dengan karakteristik; proteinuria, hipoproteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan
edema (Suriadi dan Rita Yuliani, 2001: 217).
B.Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan,
kekurangan serta kejanggalan baik dalam penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Untuk itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepan lebih baik dan penulis
berharap kepada semua pembaca mahasiswa khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan
makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Sudarth. 2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi :8 vol:3.Jakarta: EGC
Donna L, Wong. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Anak, alih bahasa: Monica
Doengoes, Marilyinn E, Mary Frances Moorhouse. 2000. Nursing Care Plan: Guidelines for
Planning and Documenting Patient Care (Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), alih bahasa: I Made Kariasa. Jakarta:
EGC.
Linda Juall Carpenito-moyet. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. EGC: Jakarta
Mutaqqin, Arif dan Sari, Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta:
Salemba Medika
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Harif.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Mediadan NANDA NIC-NOC Jilid 2.Yogyakarta: Med Action Publishing