Anda di halaman 1dari 13

Kebijakan tentang

pencegahan dan
pemberantasan korupsi

Kelompok 4:
1. Sisilia Novita bate. 6. Meunike
2. Sriyeni Yanti Suanglangi. 7. Yuspin
3. Stefania Tikini 8. Valentino
4. Trimeike Andai. 9. Andi wiwil
5. Yunita Ponglayuk. 10. Intan
DEFENISI
KORUPSI

• Korupsi berasal dari kata latin Corrumpere, Corruptio, atau


Corruptus. Arti harfiah dari kata tersebut adalah penyimpangan dari
kesucian (Profanity), tindakan tak bermoral, kebejatan, kebusukan,
kerusakan, ketidakjujuran atau kecurangan. Dengan demikian
korupsi memiliki konotasi adanya tindakan-tindakan hina, fitnah
atau hal-hal buruk lainnya. Bahasa Eropa Barat kemudian
mengadopsi kata ini dengan sedikit modifikasi; Inggris : Corrupt,
Corruption; Perancis : Corruption; Belanda : Korruptie. Dan
akhirnya dari bahasa Belanda terdapat penyesuaian ke istilah
Indonesia menjadi : Korupsi.
Kebijakan Pemerintah Dalam
Pemberantasan Korupsi

Mewujudkan keseriusan pemerintah dalam upaya memberantas


korupsi, Telah di keluarkan berbagai kebijakan. Di awali dengan
penetapan anti korupsi sedunia oleh PBB pada tanggal 9 Desember
2004, Presiden susilo Budiyono telah mengeluarkan instruksi Presiden
Nomor 5tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, yang
menginstruksikan secara khusus Kepada Jalsa Agung Dan kapolri:
H
Kebijakan Pemerintah Dalam Pemberantasan
Korupsi

1 2 3 4

Mengoptimalkan upaya Mencegan & Meningkatkan Kerjasama antara


Gunakan alat yang
– upaya memberikan sanksi tegas kejaksaan dgn kepolisian Negara RI,
diperlukan untuk selain denagan BPKP,PPATK,dan intitusi
penyidikan/Penuntutan terhadap penyalah
terhadap tindak pidana gunaan wewenang yg di
mengelola waktu Negara yang terkait denagn upaya
korupsi untuk menghukum lakukan oleh jaksa dengan baik. penegakan hukum dan pengembalian
pelaku dan menelamatkan (Penuntut Umum)/ kerugian keuangan negara akibat tindak
uang negara. Anggota polri dalam pidana korupsi
rangka penegakan Kebijakan selanjutnya adalah menetapkan
hukum. Rencana aksi nasional Pemberantasan
Korupsi (RAN-PK) 2004-2009.
Peran Serta Pemerintah Dalam
Memberantas Korupsi:

Adapun agenda KPK adalah sebagai berikut :


1. Membangun kultur yang mendukung pemberantasan korupsi.
2. Mendorong pemerintah melakukan reformasi public sector dengan
mewujudkan good governance.
3. Membangun kepercayaan masyarakat.
4. Mewujudkan keberhasilan penindakan terhadap pelaku korupsi
besar.
5. Memacu aparat hukum lain untuk memberantas korupsi.
Peran serta mayarakat dalam upaya
pemberantasan korupsi di indonesia:
• Bentuk – bentuk peran serta mayarakat dalam pemberantasan tindak pidana korupsi menurut UU No. 31
tahun 1999 antara lain adalah SBB :
• 1. Hak Mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan tindak pidana korupsi
• 2. Hak untuk memperoleh layanan dalam mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya
dugaan telah tindak pidana korupsi kepada penegak hukum
• 3. Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab kpada penegak hukum yang
menangani perkara tindak pidana korupsi
• 4. Hak memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporan yg di berikan kepada penegak hukum
waktu paling lama 30 hari
• 5. Hak untuk memperoleh perlindungan hukum
• 6. Penghargaan pemerintah kepada mayarakat
Upaya yang dapat ditempuh dalam
pemberantasan korupsi: Item 5
20%
Item 1
20%

1 . U PAYA P E N C E G A H A N ( P R E V E N T I F )

a) Menanamkan semangat nasional yang positif dengan Item 4


20%
Item 2
20%
mengutamakan pengabdian pada bangsa dan negara
melalui pendidikan formal, informal dan agama.
b) Melakukan penerimaan pegawai berdasarkan prinsip Item 3
keterampilan teknis. 20%

c) Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup


sederhana dan memiliki tang-gung jawab yang tinggi.
Upaya yang dapat ditempuh dalam
Item Item
5 1
20% 20%

pemberantasan korupsi:
Item Item
4 2
20% 20%

2 . U PAYA P E N I N D A K A N ( K U R AT I F ) :
Item
A) GAAN KORUPSI DALAM PENGADAAN HELIKOPTER 3
20%

JENIS MI-2 MERK PLE ROSTOV RUSIA MILIK PEMDA NAD


(2004).
B) MENAHAN KONSUL JENDERAL RI DI JOHOR BARU,
M A L AY S I A , E M . I A D I D U G A M E L E K U K A N P U N G U TA N
LIAR DALAM PENGURUSAN DOKUMEN KEIMIGRASIAN.
C) DUGAAN KORUPSI DALAM PROYEK PROGRAM
P E N G A D A A N B U S WAY PA D A P E M D A D K I J A K A RTA ( 2 0 0 4 ) .
D) D U G A A N P E N YA L A H G U N A A N J A B ATA N D A L A M
P E M B E L I A N TA N A H YA N G M E R U G I K A N K E U A N G - A N
N E G A R A R P 1 0 M I LYA R L E B I H ( 2 0 0 4 ) .
Upaya yang dapat ditempuh dalam
pemberantasan korupsi: Item
5
20%
Item
1
20%

3 . U PAYA E D U K A S I M A S YA R A K AT / M A H A S I S WA : Item Item


4 2
20% 20%

A . M E M I L I K I TA N G G U N G J AWA B G U N A M E L A K U K A N
PA RT I S I PA S I P O L I T I K D A N K O N T R O L S O S I A L T E R K A I T Item
3
20%

DENGAN KEPENTINGAN PUBLIK.


B) T I D A K B E R S I K A P A PAT I S D A N A C U H TA K A C U H .
C) M E L A K U K A N K O N T R O L S O S I A L PA D A S E T I A P
K E B I J A K A N M U L A I D A R I P E M E R I N TA H A N D E S A H I N G G A K E
T I N G K AT P U S AT / N A S I O N A L .
D) M E M B U K A WAWA S A N S E L U A S - L U A S N YA P E M A H A M A N
T E N TA N G P E N Y E L E N G G A R A A N P E M E - R I N TA H A N N E G A R A
D A N A S P E K - A S P E K H U K U M N YA .
Upaya yang dapat ditempuh dalam pemberantasan Item
5
20%
Item
1
20%

korupsi:
Item Item
4 2

4 . U PAYA E D U K A S I L S M ( L E M B A G A S WA D AYA M A S YA R A K AT ) : 20% 20%

A ) N D O N E S I A C O R R U P T I O N WAT C H ( I C W ) A D A L A H O R G A N I S A S I Item
3
20%

N O N - P E M E R I N TA H YA N G M E N G - AWA S I D A N M E L A P O R K A N K E PA D A
PUBLIK MENGENAI KORUPSI DI INDONESIA DAN TERDIRI DARI
S E K U M P U L A N O R A N G YA N G M E M I L I K I K O M I T M E N U N T U K
M E M B E R A N TA S K O R U P S I M E - L A L U I U S A H A P E M B E R D AYA A N
R A K YAT U N T U K T E R L I B AT M E L AWA N P R A K T I K K O R U P S I .

B ) A N S PA R E N C Y I N T E R N AT I O N A L ( T I ) A D A L A H O R G A N I S A S I
I N T E R N A S I O N A L YA N G B E RT U J U A N M E M E R A N G I K O R U P S I P O L I T I K
DAN DIDIRIKAN DI JERMAN SEBAGAI ORGANISASI NIRLABA SE-
K A R A N G M E N J A D I O R G A N I S A S I N O N - P E M E R I N TA H YA N G
B E R G E R A K M E N U J U O R G A N I S A S I YA N G D E M O K R AT I K .
Kendala-Kendala Yang Dihadapi Dalam
Pemberantasan Korupsi di Indonesia

A D A P U N H A S I L A N A L I S I S P E N U L I S D A R I B E B E R A PA T E O R I D A N K E J A D I A N D I
L A P A N G A N , T E R N YAT A H A M B AT A N / K E N D A L A - K E N D A L A YA N G D I H A D A P I B A N G S A
I N D O N E S I A D A L A M M E R E D A M K O R U P S I A N TA R A L A I N A D A L A H :

1. Penegakan hukum yang


tidak konsisten dan
2. Struktur birokrasi yang 3. Kurang optimalnya fungsi komponen-komponen pengawas
cenderung setengah-setengah. atau pengontrol, sehingga tidak
berorientasi ke atas, termasuk
ada check and balance.
perbaikan birokrasi yang
cenderung terjebak perbaikan 4. Kurang kokohnya landasan moral untuk mengendalikan dir
dalam menjalankan
renumerasi tanpa membenahi amanah yang diemban.
struktur dan kultur.
5. Taktik-taktik koruptor untuk mengelabui aparat pemeriksa,
masyarakat, dan negara yang semakin canggih.
1. Menegakkan hukum secara adil dan konsisten sesuai dengan peraturan
Upaya-upaya yang perundang-undangan dan norma-norma lainnya yang berlaku

harus dilakukan dalam .2. Menciptakan kondisi birokrasi yang ramping struktur dan kaya fungsi.
pemberantasan korupsi Penambahan/rekruitmen pegawai sesuai dengan kualifikasi tingkat kebutuhan,
baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
di Indonesia
3. Optimalisasi fungsi pengawasan atau kontrol, sehingga komponen-
komponen tersebut betul-betul melaksanakan pengawasan secara
programatis dan sistematis.

4. Adanya penjabaran rumusan perundang-undangan yang jelas, sehingga


tidak menyebabkan kekaburan atau perbedaan persepsi diantara para
penegak hukum dalam menangani kasus korupsi.
Ada pertanyaan?

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai