Group 1:
Arya Nurraga (2006555081)
Dedy Simanungkalit (2006500504)
Fajri Arfasia (2006555283)
Fitri Anjani (2006500561)
Najib Mustofa (2006555674)
Pembahasan Kasus 1:
02 Kasus Suap Ekspor Benih Lobster
03 Pembahasan kasus 2:
Kasus Korupsi Bantuan Sosial Covid-19
2001 2015
UU No: 20 tgl 21 UU No 10 tgl 20
November 2001 Mei 2015
Lili Pintauli
Alexander Nurul Nawawi
Siregar Firli
Marwata Ghufron Pomolango
(Wakil Bahuri
(Wakil (Wakil (Wakil
Ketua) (Ketua)
Ketua) Ketua) Ketua)
DEWAN
PENGAWAS
(2019 – 2023)
1. Mengawasi pelaksanaan tugas dan wewenang Komisi
Pemberantasan Korupsi;
2. Memberikan izin atau tidak memberikan izin
penyadapan, penggeledahan, dan/atau penyitaan;
3. Menyusun dan menetapkan kode etik Pimpinan dan
Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi;
4. Menerima dan menindaklanjuti laporan dari
masyarakat mengenai adanya dugaan pelanggaran
kode etik oleh Pimpinan dan Pegawai Komisi
Pemberantasan Korupsi atau pelanggaran ketentuan
dalam Undang-Undang ini;
5. Menyelenggarakan sidang untuk memeriksa adanya
dugaan pelanggaran kode etik oleh Pimpinan dan
Albertina Syamsuddi Artidjo pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi;
Harjono Tumpak H. Alkostar
Ho Panggabean n Haris 6. Melakukan evaluasi kinerja Pimpinan dan Pegawai
(alm)
(Ketua) Komisi Pemberantasan Korupsi secara berkala 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) tahun.
Visi :
Visi dan Misi Bersama masyarakat
menurunkan tingkat korupsi
untuk mewujudkan Indonesia
maju.
Misi :
Meningkatkan upaya pencegahan melalui perbaikan
sistem pengelolaan administrasi lembaga Negara dan
pemerintah yang antikorupsi
KPK melakukan pencegahan korupsi melalui pendekatan “person” yakni melalui meningkatkan integritas melalui penyelenggaraan program
pendidikan antikorupsi pada setiap jejaring pendidikan, sosialisasi dan kampanye antikorupsi.
KPK melakukan pencegahan korupsi melalui pendekatan sistem yaitu dengan cara memperbaiki sistem pengelolaan administrasi di semua
lembaga negara dan lembaga pemerintahan menuju pengelolaan yang antikorupsi
KPK melakukan serangkaian kegiatan untuk mencegah dan memberantas terjadinya tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi,
supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan
Business Process Penindakan KPK
. Koordinasi Rutin
. Ekspose terbuka
Pengambilalihan Laporan
Pengembangan Laporan Pengembangan
perkara Persidangan
Penyidikan
Kewenangan Dalam Penyelidikan & Penyidikan
(Pasal 12 UU No 19 Th 2019)
Penyadapan
Setelah ada izin tertulis Dewan Pengawas
� Dibatalkan oleh MK
� Kewenangan penegak hukum tidak boleh diintervensi & tidak
boleh ada lembaga yang bersifat ekstrayudisial
Pencekalan
memerintahkan kepada instansi yang terkait untuk melarang
seseorang bepergian ke luar negeri
Pemblokiran Rekening
memerintahkan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya untuk
memblokir rekening yang diduga hasil dari korupsi milik tersangka,
terdakwa, atau pihak lain yang terkai
Kewenangan Dalam Penyelidikan & Penyidikan
(Pasal 12 UU No 19 Th 2019)
Data Perpajakan
meminta data kekayaan dan data perpajakan tersangka atau
terdakwa kepada instansi yang terkait
Sumber: kpk.go.id
Conviction Rate
(100%??)
Skor CPI merupakan persepsi para ahli dan eksekutif bisnis terhadap tingkat
korupsi sektor publik pada suatu negara. Nilai CPI merupakan indeks komposit, di
Indonesia merupakan gabungan dari 9 survei
CORRUPTION 1.
2.
Legislatif: DPR, DPRD, DPD
Yudikatif: Mahkamah Agung, Pengadilan
3. Eksekutif: Bappenas, BPK, APIP, BPKP,
Romahurmuziy
Setya Novanto
Posisi : Anggota DPR dan Ketua
Posisi : Ketua DPR RI dan Ketua
Umum Partai Persatuan
Fraksi Partai Golkar
Pembangunan (PPP)
Kasus Korupsi : memperkaya diri
Kasus Korupsi : Kasus suap jual-
sendiri sebanyak 7,3 juta dollar AS
beli jabatan dan menerima uang
atau sekitar Rp71 miliar tahun
sebesar Rp300 juta dari kedua
2010 dari proyek pengadaan e-
pejabat Kementerian Agama
KTP
(Kemenag) di Jawa Timur
Vonis : 15 tahun kurungan penjara
Vonis : 2 tahun penjara dengan
dan denda sebesar Rp500 juta
denda sebesar Rp100 juta
subsider 3 bulan kurungan
subsider 3 bulan kurungan penjara
Pimpinan Parpol yang Terjerat
Kasus Korupsi
Edhy Prabowo
Posisi : Menteri Kelautan dan Juliari Batubara
Perikanan dan Wakil Ketua Umum Posisi : Menteri Sosial dan Wakil
Partai Gerindra Bendahara Umum PDIP
Kasus Korupsi : Suap ekspor benih Kasus Korupsi : Suap dari penyediaan
lobster atau benur. bansos sembako.
Vonis : 5 tahun kurungan penjara dan Vonis : 12 tahun kurungan penjara dan
denda sebesar Rp400 juta subsider 6 denda sebesar Rp500 juta dan
bulan kurungan dan pencabutan hak pencabutan hak politik selama 4 tahun
politik selama 3 tahun
STOP CORRUPTION!
PEMBAHASAN KASUS
Menteri Kelautan
dan Perikanan
Edhy Prabowo
6 Juli 2020
Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo menyebutkan ada sebanyak 26
perusahaan yang sudah mendapat izin untuk melakukan ekspor benih lobster. Edhy
beralasan kebijakan ini ditunjukkan untuk kesejahteraan para nelayan. Sebab, banyak
nelayan dari Sabang Sampai Merauke yang menggantungkan nasibnya untuk menangkap
benih lobster di laut
Awal Oktober 2020
Direktur PT Dua Putra Perkasa (DPP) Suharjito mendatangi kantor Kementerian Kelautan
dan Perikanan di lantai 16. Di sana, ia bertemu dengan Safri. Sarjito diberitahu bahwa
keperluan ekspor benur hanya dapat melalui PT Aero Citra Kargo (ACK) sebagai
forwarder. Namun ada syaratnya yang harus dipenuhi yaitu terdapat biaya angkut jika
hendak melakukan kegiatan ekspor benih lobster, yakni sebesar Rp 1.800 per ekor. Karena
ekspor benur hanya melalui satu pintu, PT ACK lantas menerima uang yang diduga dari
beberapa perusahaan yang akan melakukan kegiatan ekspor benur tersebut.
Kronologi Edhy Prabowo Terjerat Kasus Suap
Ekspor Benih Lobster Hingga Ditetapkan
Tersangka
Awal Oktober 2020
Atas uang yang masuk ke rekening PT ACK yang diduga dari beberapa perusahaan
eksportir benur, selanjutnya uang tersebut ditarik dan dimasukkan ke rekening Amiril dan
Ahmad Bahtiar. Masing-masing dengan total senilai Rp 9,8 miliar.
5 November 2020
Diduga Ahmad Bahtiar mentransfer uang sebesar Rp 3,4 miliar ke rekening salah satu
bank atas nama Ainul Faqih. Ainul merupakan staf istri Menteri KKP Iis Rosyati Dewi. Uang
sebanyak itu lantas digunakan untuk keperluan Edhy Prabowo, istrinya Iis Rosyati Dewi,
Safri, dan Andreau Pribadi Misanta.
21 sampai 23 November 2020
Uang sebesar Rp 750 juta digunakan Edhy Prabowo dan istrinya Iis Rosyati Dewi untuk
berbelanja barang mewah di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat. Barang mewah yang dibeli
antara lain berupa jam tangan Rolex, tas LV, tas Hermes, baju Old Navy, jam Rolex, jam
Jacob n Co, tas koper Tumi, dan tas koper LV.
25 November 2020
Di Bandara Soekarno-Hatta, KPK menangkap delapan orang yang baru saja mendarat
setelah melakukan perjalanan dinas ke Honolulu, Hawaii, AS yaitu Menteri KP Edhy
Prabowo; istri Edhy, Iis Rosyati Dewi; staf khusus Menteri KP Safri; dan Direktur Jenderal
Tangkap Ikan KKP Zaini. Kemudian, ajudan Menteri KP Yudha; protokoler KKP Yeni;
Humas KKP Desri; dan Direktur Jenderal Budi Daya KKP Selamet. Kemudian, KPK
menangkap sembilan tersangka lainnya di rumah masing - masing.
Para Tersangka
Pada kasus ini KPK menjerat Edhy
Prabowo dan enam tersangka lainnya.
● Andreau Pribadi Misanta (APM) selaku Ketua Tim Uji
Tuntas Perizinan Budi Daya Lobster dan Stafsus
Menteri KKP
● Safri (SAF) selaku Wakil Ketua Tim Uji Tuntas dan
Stafsus Menteri KKP
● Amiril Mukminin (AM) selaku sespri menteri
● Siswadi (SWD) selaku Pengurus PT Aero Citra
Kargo
● Ainul Faqih (AF) selaku Staf istri Menteri KKP
● Suharjito (SJT) selaku Direktur PT Dua Putra
Perkasa (DPP)
KETERLIBATAN EDHY
5 November 2020
diduga terdapat transfer dari rekening ABT ke rekening salah satu
bank atas nama Ainul Faqih (staf istri Menteri KKP) sebesar Rp3,4
miliar. Uang itu diperuntukkan bagi keperluan Edhy, istrinya Iis Rosita
Dewi, Safri dan Andreau.
Dana rekening ABT
merupakan dana uang masuk ke PT ACK dari beberapa perusahaan
eksportir benih lobster yang ditarik dan masuk ke rekening Amri
(AMR) dan Ahmad Bahtiar (ABT)
Tidak adanya kajian ilmiah yang Penetapan ekspor benih bening lobster Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) KKP tidak memiliki peta jalan yang
sebagaimana tertuang dalam Peraturan telah menemukan praktik persaingan usaha
melibatkan Komisi Pengkajian menyeluruh dan komprehensif
Menteri KP No 12 Tahun 2020 yang diikuti yang tidak sehat dalam bisnis ekspor benih
Sumber Daya Ikan (Komnas lobster di Indonesia. Salah satu temuan dalam membangun kekuatan
oleh penetapan puluhan perusahaan ekspor
Kajiskan) dalam penerbitan benih lobster yang terafiliasi kepada sejumlah penting KPPU adalah pintu ekspor dari ekonomi perikanan (lobster)
Peraturan Menteri KP No 12 Tahun partai politik, hanya menempatkan nelayan Indonesia ke luar negeri hanya dilakukan berbasis nelayan di Indonesia
2020 tentang pengelolaan lobster, penangkap dan pembudidaya lobster sebagai melalui Bandara Soekarno Hatta. Padahal dalam jangka panjang. Sebaliknya,
objek pelengkap. mayoritas pelaku lobster berasal dari Nusa
kepiting, dan rajungan. KKP selalu mengedepankan
Tenggara Barat dan Sumatera.
Ombudsman Republik Indonesia (ORI) pertimbangan-pertimbangan
Bahkan pembahasannya cenderung Berdasarkan Keputusan Kepala BKIPM
bahkan menyebut terdapat banyak potensi ekonomi jangka pendek yang tidak
tertutup serta tidak melibatkan kecurangan dalam mekanisme ekspor benih Nomor 37 Tahun 2020 tentang Tempat menguntungkan negara dan
nelayan penangkap dan lobster tersebut. Ada kriteria yang tidak jelas Pengeluaran Khusus Benih Bening Lobster
nelayan.
pembudidaya lobster. Penetapan dalam penetapan perusahaan ekspor benih dari Wilayah Negara RI telah menetapkan
lobster yang dilakukan oleh KKP. Keterlibatan enam bandara yang direkomendasikan untuk
kebijakan ekspor benih lobster tidak
sejumlah nama politisi partai politik di balik pengiriman benih lobster ke luar negeri, yaitu
mempertimbangkan kondisi sumber Bandara Soekarno-Hatta, Bandara I Gusti
perusahaan ekspor benih lobster membantah
daya ikan Indonesia yang existing. klaim Menteri Edhy yang selalu Ngurah Rai Denpasar, Bandara Juanda
Pada statusnya pada tahun 2017 mengatasnamakan kesejahteraan Surabaya, Bandara Internasional Lombok,
dinyatakan dalam kondisi fully masyarakat, khususnya nelayan lobster, yang Bandara Kualanamu Medan dan Bandara
akan meningkat jika pintu ekspor benih lobster Hasanuddin Makassar.
expolited dan over exploited
dibuka luas.
Edhy Prabowo
Pada 15 Juli 2021, Hakim Ketua Albertus Usada di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat
memutuskan Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, divonis 5 tahun penjara
dan denda sebesar Rp 400 juta subsider 6 bulan dalam kasus suap ekspor benih lobster atau
benur.
Vonis Majelis hakim menilai Edhy Prabowo terbukti melanggar Pasal 12 huruf a Undang-Undang RI
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah
Edhy dan bawahannya terbukti menerima suap US$ 77 ribu dan Rp 24,6 miliar untuk
Selain pidana pokok, hakim juga mewajibkan Edhy membayar uang pengganti sebanyak US$ 77
Ekspor ribu dan Rp 9,6 miliar. Hakim menyebut, uang pengganti wajib dibayar dalam jangka waktu satu
bulan setelah vonis berkekuatan hukum tetap. Jika tidak, harta benda Edhy akan disita dan
dilelang oleh jaksa penuntut umum untuk menutupi kekurangan kewajiban uang pengganti.
Benih Namun jika harta benda Edhy tak mencukupi, maka akan diganti dengan pidana penjara selama 2
tahun penjara
Lobster Hak politik Edhy untuk dipilih dalam jabatan publik selama 3 tahun setelah menjalani pidana pokok
juga dicabut oleh hakim.
Vonis Terdakwa Kasus Suap Ekspor
Benih Lobster
Selain Edhy, hakim sudah menjatuhkan vonis kepada Ketua Tim Uji Tuntas Perizinan
Budi Daya Lobster Andreau Misanta Pribadi dan Safri selaku stasfus Edhy dan Wakil
Ketua Tim Uji Tuntas, Amiril Mukminin selaku sekretaris pribadi Edhy, dan Ainul Faqih
selaku staf pribadi istri Edhy Iis Rosita Dewi, serta Siswadhi Pranoto Loe selaku
Komisaris PT Perishable Logistics Indonesia (PT PLI) dan pemilik PT Aero Citra Kargo
(PT ACK) dan Suharjito (SJT) selaku Direktur PT Dua Putra Perkasa (DPP)
Andreau Misanta Pribadi dan Safri divonis 4 tahun dan 6 bulan penjara dan denda Rp
300 juta subsider 6 bulan kurungan. Amiril Mukminin divonis 4 tahun dan 6 bulan dan
denda Rp 300 juta subsider 6 bulan kurungan, Ainul Faqih divonis 4 tahun dan denda
Rp 300 juta subsider 4 bulan kurungan, serta Siswadhi Pranoto Loe divonis 4 tahun dan
denda Rp 300 juta subsider 4 bulan kurungan dan Suharjito divonis 2 tahun penjara
ditambah denda Rp250 juta subsider 3 bulan kurungan.
Menteri Sosial
Juliari Peter Batubara
02 PT RPI
MENARIK UANG
04 DIDUGA
MENERIMA SUAP
SEBESAR RP
SEBESAR RP 32,48 MILIAR
2,36 MILIAR YANG
MEMBERIKAN YANG DIPEROLEH DARI
RP 3 MILIAR DISERAHKAN PENGADAAN
KEPADA WAN M PT RPI SEKALIGUS BARANG PADA
GUNTAR YANG MENERIMA KEPADA PAKET BANSOS
BARU PEMBAYARAN MATHEUS DALAM
DIANGKAT UANG ATAS PENANGANAN
MENJADI PELAKSANAAN COVID 19
DIREKTUR PT BANSOS TAHAP
RPI 12 SEBESAR
01 RP 12 MILIAR
PADA 3
DESEMBER
03
2020
Vonis Terdakwa Bansos
Akumulasi dua hal ini membuat biaya pengelolaan organisasi partai menjadi sangat mahal. Persoalan ini tidak
hanya terjadi pada partai-partai lama yang sudah mapan, tetapi juga terjadi pada partai baru yang menurut Edward
Aspinall (2015) dikategorikan sebagai partai presidensialis, yakni partai yang didirikan oleh atau untuk para tokoh
politik utama dengan latar belakang purnawirawan jenderal atau penguasa ekonomi yang punya ambisi untuk
menjadi presiden.
Hal ini mengakibatkan adanya persekongkolan antara pemberi dana dan para politisi
dalam penyelenggaraan pemerintahan sebagai bentuk balas budi yang sering kali
menyebabkan penyalahgunaan wewenang dan kerugian negara.
Akumulasi dari masalah ini mengakibatkan masyarakat sulit mengontrol setiap partai
politik dalam menetapkan perencanaan, penetapan program, proses penganggaran,
pengadaan barang dan jasa publik, hingga perizinan atas atas dana yang berasal
dari pihak ketiga.
Sumber : https://news.detik.com/kolom/d-4475908/ironi-partai-politik-dalam-pusaran-korupsi
Persoalan dasar yang mendorong terjadinya korupsi
Proses pendidikan politik dan ideologisasi kader parpol yang tak selesai atau tak
matang mengakibatkan kader yang mudah terjebak pada gemerlap jabatan dan
kekuasaan. Selain itu, gaya hidup yang terlanjur sangat tinggi, tuntutan tinggi untuk
kontribusi bagi parpol, dan budaya patronase dalam birokrasi turut membentuk
karakter seorang pejabat publik dapat terjebak dalam penyalahgunaan wewenang.
Untuk sebagian orang, menjadi politisi adalah memperbaiki hidup dan nasib.
Sebagian dari mereka percaya bahwa probabilitas tertangkap oleh KPK masih jauh
lebih kecil dibandingkan peluang keberhasilan melipatgandakan kekayaan. Sehingga
itulah kenapa mereka seolah tak takut dan tak peduli dengan kasus korupsi yang
berhasil diungkap KPK sejauh ini
Sumber : https://news.detik.com/kolom/d-4475908/ironi-partai-politik-dalam-pusaran-korupsi
Thank You