Anda di halaman 1dari 51

Kasus - Kasus Korupsi yang Ditangani

KPK: Kasus Korupsi Pimpinan Partai


Politik

Group 1:
Arya Nurraga (2006555081)
Dedy Simanungkalit (2006500504)
Fajri Arfasia (2006555283)
Fitri Anjani (2006500561)
Najib Mustofa (2006555674)

Forensic Accounting and Investigative Audit


Contents
Kasus-kasus korupsi yang ditangani KPK: Kasus Korupsi Pimpinan Partai Politik

01 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Pembahasan Kasus 1:
02 Kasus Suap Ekspor Benih Lobster

03 Pembahasan kasus 2:
Kasus Korupsi Bantuan Sosial Covid-19

04 Penyebab Kader Parpol Korupsi


Sejarah KPK

1999 2002 2019


UU No: 28 tanggal UU No: 31 tgl 16 UU No: 19 tgl 17
UU No: 30 tgl 27
19 Mei 1999 Agustus 1999 Oktober 2019
Desember 2002
Penyelenggara Pemberantasan Perubahan Kedua
Negara yang Tindak Pidana Komisi
Pemberantasan Atas UU Nomor 30
Bersih dan Bebas Korupsi Tahun 2002
dari KKN Tindak Pidana
Korupsi tentang KPK

2001 2015
UU No: 20 tgl 21 UU No 10 tgl 20
November 2001 Mei 2015

Perubahan Atas Penetapan Perppu


UU Nomo 31 No 1 Tahun 2015
Tahun 1999 Menjadi UU
PIMPINAN
(2019 – 2023)

Lili Pintauli
Alexander Nurul Nawawi
Siregar Firli
Marwata Ghufron Pomolango
(Wakil Bahuri
(Wakil (Wakil (Wakil
Ketua) (Ketua)
Ketua) Ketua) Ketua)
DEWAN
PENGAWAS
(2019 – 2023)
1. Mengawasi pelaksanaan tugas dan wewenang Komisi
Pemberantasan Korupsi;
2. Memberikan izin atau tidak memberikan izin
penyadapan, penggeledahan, dan/atau penyitaan;
3. Menyusun dan menetapkan kode etik Pimpinan dan
Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi;
4. Menerima dan menindaklanjuti laporan dari
masyarakat mengenai adanya dugaan pelanggaran
kode etik oleh Pimpinan dan Pegawai Komisi
Pemberantasan Korupsi atau pelanggaran ketentuan
dalam Undang-Undang ini;
5. Menyelenggarakan sidang untuk memeriksa adanya
dugaan pelanggaran kode etik oleh Pimpinan dan
Albertina Syamsuddi Artidjo pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi;
Harjono Tumpak H. Alkostar
Ho Panggabean n Haris 6. Melakukan evaluasi kinerja Pimpinan dan Pegawai
(alm)
(Ketua) Komisi Pemberantasan Korupsi secara berkala 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) tahun.
Visi :
Visi dan Misi Bersama masyarakat
menurunkan tingkat korupsi
untuk mewujudkan Indonesia
maju.

Misi :
Meningkatkan upaya pencegahan melalui perbaikan
sistem pengelolaan administrasi lembaga Negara dan
pemerintah yang antikorupsi

Meningkatkan upaya pencegahan melalui pendidikan antikorupsi


yang komprehensif

Pemberantasan tindak pidana korupsi yang efektif, akuntabel, profesional, dan


sesuai dengan hukum

Meningkatkan akuntabilitas, profesionalitas dan integritas Komisi Pemberantasan


Korupsi dalam pelaksanaan tugas dan wewenang
Tugas dan Fungsi
Tindakan-tindakan pencegahan sehingga
1 tidak terjadi Tindak Pidana Korupsi.

Koordinasi dengan instansi yang


berwenang melaksanakan pemberantasan
2
tindak pidana korupsi dan instansi yang
bertugas melaksanakan pelayanan publik

Monitor terhadap penyelenggaraan


3 pemerintahan negara

Supervisi terhadap instansi yang


4 berwenang melaksanakan pemberantasan
tindak pidana korupsi

Penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan


5 terhadap tindak pidana korupsi

Tindakan untuk melaksanakan penetapan


hakim dan putusan pengadilan yang telah
6
memperoleh kekuatan hukum tetap
STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI 2020-
2024
Strategi Pemberantasan Korupsi Tahun 2020-2024 disebut sebagai Trisula. Artinya, pemberantasan korupsi dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang terdiri
dari perbaikan personal. Tujuannya adalah meningkatkan integritas penyelenggara negara, pelaku usaha, dan masyarakat. KPK juga melakukan pendekatan untuk
memperbaiki sistem penyelenggaraan pemerintah. Semua pendekatan ini merupakan bagian dari correction, corrective dan preventive action. KPK juga tetap fokus
dalam proses penindakan yang dapat membuat efek jera sehingga orang takut melakukan korupsi.

INTEGRITAS TINGGI TAK MAU KORUPSI


Meningkatkan integritas penyelenggara negara, pelaku usaha dan masyarakat sehingga muncul perasaan tidak ingin korupsi.

KPK melakukan pencegahan korupsi melalui pendekatan “person” yakni melalui meningkatkan integritas melalui penyelenggaraan program
pendidikan antikorupsi pada setiap jejaring pendidikan, sosialisasi dan kampanye antikorupsi.

TUTUP CELAH! SISTEM TAK BISA DIKORUPSI


Memperbaiki sistem penyelenggaraan pemerintah, sehingga sistem tidak bisa lagi dikorupsi.

KPK melakukan pencegahan korupsi melalui pendekatan sistem yaitu dengan cara memperbaiki sistem pengelolaan administrasi di semua
lembaga negara dan lembaga pemerintahan menuju pengelolaan yang antikorupsi

EFEK JERA DAN TAKUT UNTUK KORUPSI


Pendekatan penindakan agar muncul efek jera untuk tidak melakukan korupsi

KPK melakukan serangkaian kegiatan untuk mencegah dan memberantas terjadinya tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi,
supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan
Business Process Penindakan KPK

. Koordinasi Rutin
. Ekspose terbuka

Pengaduan Penuntutan/ Upaya


Penyelidikan Penyidikan Eksekusi Pembinaan
Masyarakat Persidangan Hukum

Pengambilalihan Laporan
Pengembangan Laporan Pengembangan
perkara Persidangan
Penyidikan
Kewenangan Dalam Penyelidikan & Penyidikan
(Pasal 12 UU No 19 Th 2019)

Penyadapan
Setelah ada izin tertulis Dewan Pengawas
� Dibatalkan oleh MK
� Kewenangan penegak hukum tidak boleh diintervensi & tidak
boleh ada lembaga yang bersifat ekstrayudisial

Pencekalan
memerintahkan kepada instansi yang terkait untuk melarang
seseorang bepergian ke luar negeri

Transaksi Perbankan/Lembaga Keuangan


meminta keterangan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya
tentang keadaan keuangan tersangka atau terdakwa yang sedang di
periksa

Pemblokiran Rekening
memerintahkan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya untuk
memblokir rekening yang diduga hasil dari korupsi milik tersangka,
terdakwa, atau pihak lain yang terkai
Kewenangan Dalam Penyelidikan & Penyidikan
(Pasal 12 UU No 19 Th 2019)

Pemberhentian Jabatan Tsk


memerintahkan kepada pimpinan atau atasan tersangka untuk
memberhentikan sementara tersangka dari jabatannya

Data Perpajakan
meminta data kekayaan dan data perpajakan tersangka atau
terdakwa kepada instansi yang terkait

Penghentian Transaksi & Pencabutan Izin


menghentikan sementara suatu transaksi keuangan, transaksi
perdagangan, dan perjanjian lainnya atau pencabutan sementara
perizinan, lisensi serta konsesi yang dilakukan atau dimiliki oleh
tersangka atau terdakwa

Permintaan Bantuan dari Apgakum lainnya


- meminta bantuan Interpol Indonesia atau instansi penegak hukum
negara lain untuk melakukan pencarian, penangkapan, dan
penyitaan barang bukti di luar negeri
- meminta bantuan kepolisian atau instansi lain yang terkait untuk
melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan
penyitaan
Kewenangan Dalam Penyidikan
(Pasal 47 UU No 19 Th 2019)

Penggeledahan dan Penyitaan


Atas izin tertulis dari Dewan Pengawas
�Dibatalkan oleh MK dalam Putusan Judicial Review
�Ketentuan mengenai izin tertulis Dewan Pengawas untuk
melakukan penggeledahan dan penyitaan dapat mengesankan
Pimpinan KPK merupakan subordinat dari Dewan Pengawas.
�Penggeledahan dan Penyitaan merupakan tindakan “pro justicia”,
sedangkan Dewan Pengawas tidak termasuk unsur apparat
penegak hukum.
�Frase “atas izin tertulis” harus dimaknai menjadi “dengan
memberitahukan kepada Dewan Pengawas”
TPK Berdasarkan Jenis Perkara
TPK Berdasarkan Instansi
TPK Berdasarkan Jabatan
JABATAN Total 2021 2020 2019 2018 2017 2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010 2009 2008 2007 2006 2005 2004 JUMLAH
Anggota DPR dan DPRD 293 13 23 10 103 20 23 19 9 8 16 5 27 8 7 2 0 0 0 257
Kepala
32 0 4 2 1 0 2 3 9 4 1 0 2 1 1 0 1 1 0 28
Lembaga/Kementerian
Duta Besar 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 0 4
Komisioner 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 3 0 7
Gubernur 22 1 0 1 2 1 1 3 3 2 0 0 1 2 1 1 2 0 1 21
Walikota/Bupati dan Wakil 141 12 10 18 30 13 9 4 12 3 3 3 4 5 6 6 3 0 0 119
Eselon I / II / III 244 9 10 26 24 43 10 7 2 7 8 15 12 14 22 10 15 9 2 225
Hakim 22 0 0 0 5 3 1 3 2 3 2 2 1 0 0 0 0 0 0 22
Jaksa 10 0 0 3 0 1 3 0 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 10
Polisi 3 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2
Pengacara 13 1 0 1 4 0 1 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 12
Swasta 356 27 32 59 56 28 28 18 16 24 16 10 8 11 12 3 5 4 1 297
Lainnya 179 6 31 33 31 13 21 3 8 8 2 1 8 4 3 2 1 4 0 142
Korporasi 7 1 0 1 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6
Jumlah Keseluruhan 1.333 71 110 154 260 123 99 62 61 60 49 38 65 45 55 27 29 23 4 1152

Sumber: kpk.go.id
Conviction Rate
(100%??)
Skor CPI merupakan persepsi para ahli dan eksekutif bisnis terhadap tingkat
korupsi sektor publik pada suatu negara. Nilai CPI merupakan indeks komposit, di
Indonesia merupakan gabungan dari 9 survei

Pemegang Tugas CPI


CPI adalah tugas bersama Legislatif, Yudikatif,
Eksekutif dan Penegak hukum.

CORRUPTION 1.
2.
Legislatif: DPR, DPRD, DPD
Yudikatif: Mahkamah Agung, Pengadilan
3. Eksekutif: Bappenas, BPK, APIP, BPKP,

PERCEPTION KemenPAN RB, Kementerian


Perdagangan, Kementerian Keuangan
(Pajak, Bea cukai, OR)

INDEX 4. Penegak Hukum : KPK, Kepolisian,


Kejaksaan.

Kejahatan korupsi menimbulkan kerugian


besar bagi negara. Dalam proses penanganan
perkara, KPK berupaya agar uang hasil korupsi
dapat kembali ke negara meski tidak
seutuhnya. Pada 2020, KPK tercatat melakukan
hibah dan penetapan status penggunaan (PSP)
dari barang rampasan hasil korupsi dengan
total nilai Rp141,3 miliar ke beberapa lembaga
negara. Selain itu, dari hasil lelang barang
rampasan tersebut, KPK berhasil menyetorkan
PNBP sebesar Rp3,3 miliar rupiah.
Skor CPI
Skor CPI Tahun 2020 menurun dibandingkan tahun 2019 (37 vs 40). 3 (tiga)
kontribusi utama penurunan terbesar adalah Global Insight Country Risk
Ratings, IMD World Competitiveness Yearbook, PRS International Country
Risk Guide (ICRG).
Global Insight Country Risk TURUN 12 POIN

Risiko bagi individu/perusahaan dalam menghadapi


suap atau praktik korup lainnya dalam menjalankan
bisnis, berupa ijin ekspor/impor produk mikro. Risiko ini
mengancam kemampuan menjalankan bisnis, serta
reputasi termasuk membuka bisnis baru terhadap
masalah hukum maupun penalti.

PRS International Country Risk Guide (ICRG) TURUN 8 POIN

Suap terkait ijin ekspor-impor, control perdagangan


(kontrol nilai tukar), penghitungan pajak, perlindungan
polisi, pinjaman. Penekanan pengukuran berada pada
potensi maupun korupsi aktual dalam bentuk kroni,
nepotisme, pendanaan rahasia, kedekatan politik dan
bisnis
IMD World Competitiveness Yearbook TURUN 5 POIN

IMD WCY diukur melalui hard data yang dikumpulkan


melalui instiusi partner IMD, dengan bobot 2/3 serta
data kualitatif melalui survey eksekutif senior baik
tingkat local maupun asing, WNI maupun asing dengan
pertanyaan tunggal: “Suap dan Korupsi: Ada atau tidak
ada?”
Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia,
J Danang Widoyoko
Turunnya skor CPI Indonesia tahun 2020 ini membuktikan bahwa sejumlah kebijakan yang bertumpu pada kacamata ekonomi dan
investasi tanpa mengindahkan faktor integritas hanya akan memicu terjadinya korupsi. Termasuk dalam hal penanganan pandemi
Covid-19 saat ini. Penurunan terbesar yang dikontribusikan oleh Global Insight dan PRS dipicu oleh relasi korupsi yang masih lazim
dilakukan oleh pebisnis kepada pemberi layanan publik untuk mempermudah proses berusaha. Sementara itu pada sisi demokrasi,
penurunan dua poin dikontribusikan pada Varieties of Democracy yang menandakan bahwa korupsi politik masih terjadi secara
mendalam dalam sistem politik di Indonesia. Sedangkan kenaikan dua poin pada World Justice Project – Rule of Law Index perlu
dilihat sebagai upaya perbaikan pada penegakan supremasi hukum

Ketua Dewan Pengurus Transparency International


Indonesia, Felia Salim
Terdapat tiga area dalam CPI yang mesti diperhatikan secara serius:
1. Sektor ekonomi, investasi dan kemudahan berusaha. Secara umum beberapa indikator penyusun CPI yang berhubungan
dengan sektor ekonomi, investasi dan kemudahan berusaha mengalami stagnasi (WEF) bahkan mayoritas turun (PRS; IMD;
GI; PERC). Sehingga janji Pemerintah dalam melakukan perbaikan di sektor perbaikan iklim usaha perlu ditinjau ulang terkait
dengan prevalensi terhadap korupsi.
2. Sektor penegakan hukum dan perbaikan layanan/birokrasi. Salah satu indikator penegakan hukum naik (WJP-ROL), namun
pada perbaikan kualitas layanan/birokrasi dengan hubungannya terhadap korupsi stagnan (BFTI; EIU).
3. Sektor integritas politik dan kualitas demokrasi. Korupsi politik, bahkan saat situasi pandemi yang melibatkan aktor-aktor
politik yang menduduki jabatan publik perlu mendapatkan perhatian khusus dan perlu peningkatan kualitas
pertanggungjawaban politik secara serius dan memastikan untuk terbebas dari konflik kepentingan.
Pimpinan
Parpol
yang Luthfi Hasan Ishaaq Suryadharma Ali
Anas Urbaningrum
Terjerat Posisi : Anggota DPR
sekaligus Presiden Partai
Keadilan Sejahtera (PKS)
Posisi : Anggota DPR dan
Ketua Umum Partai Demokrat
Posisi : Menteri Agama dan
Ketua Umum Partai Persatuan
Pembangunan (PPP)
Kasus Korupsi : Menerima
Kasus Kasus Korupsi : Suap terkait
pemberian rekomendasi kuota
impor daging kepada
pemberian hadiah terkait
proyek Hambalang
Kasus Korupsi :
Penyelenggaraan haji di
Kementerian Agama
Vonis : Kurungan penjara 8
Korupsi Kementerian Pertanian.
Vonis : 16 tahun hukuman
penjara dan denda Rp1 milliar
tahun dan denda Rp300 juta
subsider 3 bulan kurungan
(Kemenag) tahun 2012-2013
Vonis : 6 tahun penjara dan
denda Rp300 juta

Romahurmuziy
Setya Novanto
Posisi : Anggota DPR dan Ketua
Posisi : Ketua DPR RI dan Ketua
Umum Partai Persatuan
Fraksi Partai Golkar
Pembangunan (PPP)
Kasus Korupsi : memperkaya diri
Kasus Korupsi : Kasus suap jual-
sendiri sebanyak 7,3 juta dollar AS
beli jabatan dan menerima uang
atau sekitar Rp71 miliar tahun
sebesar Rp300 juta dari kedua
2010 dari proyek pengadaan e-
pejabat Kementerian Agama
KTP
(Kemenag) di Jawa Timur
Vonis : 15 tahun kurungan penjara
Vonis : 2 tahun penjara dengan
dan denda sebesar Rp500 juta
denda sebesar Rp100 juta
subsider 3 bulan kurungan
subsider 3 bulan kurungan penjara
Pimpinan Parpol yang Terjerat
Kasus Korupsi

Edhy Prabowo
Posisi : Menteri Kelautan dan Juliari Batubara
Perikanan dan Wakil Ketua Umum Posisi : Menteri Sosial dan Wakil
Partai Gerindra Bendahara Umum PDIP
Kasus Korupsi : Suap ekspor benih Kasus Korupsi : Suap dari penyediaan
lobster atau benur. bansos sembako.
Vonis : 5 tahun kurungan penjara dan Vonis : 12 tahun kurungan penjara dan
denda sebesar Rp400 juta subsider 6 denda sebesar Rp500 juta dan
bulan kurungan dan pencabutan hak pencabutan hak politik selama 4 tahun
politik selama 3 tahun
STOP CORRUPTION!

PEMBAHASAN KASUS
Menteri Kelautan
dan Perikanan
Edhy Prabowo

Edhy diketahui terjerat atas kasus suap perizinan


tambak, usaha, dan atau pengelolaan perikanan
Kasus Suap Ekspor atau komoditas perairan sejenis lainnya tahun
2020.

Benih Lobster Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan


Korupsi (KPK) menuntut hukuman 5 tahun penjara
dan denda Rp400 juta subsider 6 bulan kurungan
dan pencabutan hak politik selama 3 tahun
Kronologi Edhy Prabowo Terjerat Kasus Suap
Ekspor Benih Lobster Hingga Ditetapkan
Tersangka
14 Mei 2020
Menteri Edhy Prabowo yang menerbitkan Surat Keputusan Nomor 53/KEP MEN-KP/2020
tentang Tim Uji Tuntas atau Due Diligence Perizinan Usaha Perikanan Budidaya Lobster.
Edhy pun menunjuk Staf Khusus Menteri Andreau Pribadi Misata (APS) selaku Ketua
Pelaksana Tim Uji Tuntas (Due Diligence) dan Staf Khusus Menteri Safri selaku Wakil
Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas. Salah satu tugas dari Tim ini adalah memeriksa
kelengkapan administrasi dokumen yang diajukan oleh calon eksportir benur.

6 Juli 2020
Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo menyebutkan ada sebanyak 26
perusahaan yang sudah mendapat izin untuk melakukan ekspor benih lobster. Edhy
beralasan kebijakan ini ditunjukkan untuk kesejahteraan para nelayan. Sebab, banyak
nelayan dari Sabang Sampai Merauke yang menggantungkan nasibnya untuk menangkap
benih lobster di laut
Awal Oktober 2020
Direktur PT Dua Putra Perkasa (DPP) Suharjito mendatangi kantor Kementerian Kelautan
dan Perikanan di lantai 16. Di sana, ia bertemu dengan Safri. Sarjito diberitahu bahwa
keperluan ekspor benur hanya dapat melalui PT Aero Citra Kargo (ACK) sebagai
forwarder. Namun ada syaratnya yang harus dipenuhi yaitu terdapat biaya angkut jika
hendak melakukan kegiatan ekspor benih lobster, yakni sebesar Rp 1.800 per ekor. Karena
ekspor benur hanya melalui satu pintu, PT ACK lantas menerima uang yang diduga dari
beberapa perusahaan yang akan melakukan kegiatan ekspor benur tersebut.
Kronologi Edhy Prabowo Terjerat Kasus Suap
Ekspor Benih Lobster Hingga Ditetapkan
Tersangka
Awal Oktober 2020
Atas uang yang masuk ke rekening PT ACK yang diduga dari beberapa perusahaan
eksportir benur, selanjutnya uang tersebut ditarik dan dimasukkan ke rekening Amiril dan
Ahmad Bahtiar. Masing-masing dengan total senilai Rp 9,8 miliar.
5 November 2020
Diduga Ahmad Bahtiar mentransfer uang sebesar Rp 3,4 miliar ke rekening salah satu
bank atas nama Ainul Faqih. Ainul merupakan staf istri Menteri KKP Iis Rosyati Dewi. Uang
sebanyak itu lantas digunakan untuk keperluan Edhy Prabowo, istrinya Iis Rosyati Dewi,
Safri, dan Andreau Pribadi Misanta.
21 sampai 23 November 2020
Uang sebesar Rp 750 juta digunakan Edhy Prabowo dan istrinya Iis Rosyati Dewi untuk
berbelanja barang mewah di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat. Barang mewah yang dibeli
antara lain berupa jam tangan Rolex, tas LV, tas Hermes, baju Old Navy, jam Rolex, jam
Jacob n Co, tas koper Tumi, dan tas koper LV.
25 November 2020
Di Bandara Soekarno-Hatta, KPK menangkap delapan orang yang baru saja mendarat
setelah melakukan perjalanan dinas ke Honolulu, Hawaii, AS yaitu Menteri KP Edhy
Prabowo; istri Edhy, Iis Rosyati Dewi; staf khusus Menteri KP Safri; dan Direktur Jenderal
Tangkap Ikan KKP Zaini. Kemudian, ajudan Menteri KP Yudha; protokoler KKP Yeni;
Humas KKP Desri; dan Direktur Jenderal Budi Daya KKP Selamet. Kemudian, KPK
menangkap sembilan tersangka lainnya di rumah masing - masing.
Para Tersangka
Pada kasus ini KPK menjerat Edhy
Prabowo dan enam tersangka lainnya.
● Andreau Pribadi Misanta (APM) selaku Ketua Tim Uji
Tuntas Perizinan Budi Daya Lobster dan Stafsus
Menteri KKP
● Safri (SAF) selaku Wakil Ketua Tim Uji Tuntas dan
Stafsus Menteri KKP
● Amiril Mukminin (AM) selaku sespri menteri
● Siswadi (SWD) selaku Pengurus PT Aero Citra
Kargo
● Ainul Faqih (AF) selaku Staf istri Menteri KKP
● Suharjito (SJT) selaku Direktur PT Dua Putra
Perkasa (DPP)

Pasal untuk 6 Tersangka


Enam tersangka penerima suap disangkakan melanggar Pasal 12 ayat (1) huruf a atau b atau Pasal 11 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah
diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP juncto Pasal 64 ayat (1)
KUHP.
Sedangkan tersangka pemberi disangkakan Pasal 5 ayat (1) huruf a atau b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
PERUSAHAAN
TERLIBAT
KETERLIBATAN PERUSAHAAN
PT DUA PUTRA PERKASA
- PT DPP menemui Safri terkait kegiatan ekspor KPPU: PT ACK diduga
- PT DPP melakukan transfer sejumlah uang ke rekening melanggar Pasal Nomor 17
PT ACK dengan total senilai Rp 731 juta UU Nomor 5 Tahun 1999
- PT DPP Memperoleh penetapan kegiatan ekspor benih Tentang Larangan Praktek
lobster/benur Monopoli dan Persaingan
- PT DPP melakukan 10 kali pengiriman menggunakan Usaha Tidak Sehat. Dalam
perusahaan PT ACK. Pasal 17 tentang Monopoli
berbunyi: pelaku usaha
PT AERO CITRA KARGO dilarang melakukan
penguasaan atas produksi
- PT ACK merupakan satu-satunya forwarder ekspor
dan atau pemasaran
benih lobster yang sudah disepakati dan dapat restu
barang dan atau jasa yang
dari Edhy Prabowo (Menteri Kelautan dan
dapat mengakibatkan
Perikanan) terjadinya praktek monopoli
- Tarif biaya angkut sebesar Rp 1.800 per ekor yang dan atau persaingan usaha
merupakan kesepakatan antara Amril Mukminin tidak sehat.
dengan Andreu dan Siswadi

1.CV Setia Widara


2.UD Samudera Jaya
3.CV Nusantara Berseri
4.PT Aquatic SS Lautan Rejeki
5.PT Royal Samudera Nusantara
6.PT Indotama Putra Wahana
7.PT Tania Asia Marina
8.PT Indotama Putra Wahana
9.PT Nusa Tenggara budidaya
PT AERO CITRA KARGO

Perusahaan dibentuk tahun 2014


Perusahaan telah melakukan pergantian
terdaftar sebagai perusahaan direksi dan komisaris sebanyak 6 kali
tertutup 18 April 2018
Pemilik : Siswadhi Pranoto ●Komisaris:
Berdasarkan Akta Siswadhi Pranoto
●Direktur: Dipo Tjahjo
Pemegang Saham: 4 Juni 2018
●Amri 40,65% ●Siswadhi dan Dipo tidak lagi menjabat
(Direktur Utama) 29 Juli 2018
●Ahmad Bahtiar 41,65% ●Perubahan direktur
20 Agustus 2019
(Komisaris)
●Perubahan komisaris PT PLI mengurus seluruh kegiatan ekspor
●Yudi Surya Atma 16,7% Benih Lobster dengan biaya operasional Rp
(Komisaris) 350 per ekor

PT ACK melakukan koordinasi dengan


perusahaan pengekspor Benih Lobster dan
menerima keuntungan dengan biaya sebesar
Rp 1.450 per ekor
PT DUA PUTRA PERKASA
PT DPP didirikan oleh Suharjito
KASUS SUAP EKSPOR BENIH
pada tahun 1998 dari pengecer
LOBSTER
dan sub agen produk daging lokal
dan import. - ●Suharjito menjelaskan
perusahaannya berada di
Tahun 2002 PT DPP mulai
gelombang keempat dengan
berkembang melayani pelanggan
urutan ke 35 dalam proses
seperti modern market, distributor,
izin ekspor benih lobster
agen, industri makanan olahan
tersebut. Dan masih banyak
dan pasar tradisional di seluruh
eksportir lain hingga urutan
wilayah Indonesia.
65.
Tahun 2013 DPP mulai menjalani
- ●menyebut bahwa adanya
bisnis ekspor
komitmen fee untuk setiap
perusahaan mendapatkan
Bisnis PT DPP bermula pada
izin ekspor. Sehingga
produk olahan daging dan
terdapat unsur
berkembang dengan bisnis
keterpaksaan.
produk unggas dan perikanan
PERAN DAN KETERLIBATAN EDHY
PERAN EDHY
- Menerbitkan Surat Keputusan Nomor 53/KEP MEN-KP/2020
tentang Tim Uji Tuntas atau Due Diligence Perizinan Usaha
Perikanan Budidaya Lobster pada tanggal 14 Mei 2020.
- Menunjuk staf khususnya Andreu Pribadi Misanta sebagai
Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas
- Menunjuk Safri sebagai Wakil Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas
- Amri dan Ahmad Bahtiar (PEMILIK PT ACK) diduga merupakan
nominee dari pihak Edhy serta Yudi Surya Atmaja

KETERLIBATAN EDHY
5 November 2020
diduga terdapat transfer dari rekening ABT ke rekening salah satu
bank atas nama Ainul Faqih (staf istri Menteri KKP) sebesar Rp3,4
miliar. Uang itu diperuntukkan bagi keperluan Edhy, istrinya Iis Rosita
Dewi, Safri dan Andreau.
Dana rekening ABT
merupakan dana uang masuk ke PT ACK dari beberapa perusahaan
eksportir benih lobster yang ditarik dan masuk ke rekening Amri
(AMR) dan Ahmad Bahtiar (ABT)

KPK menyimpulkan ada dugaan tindak pidana korupsi berupa


penerimaan hadiah oleh Penyelenggara Negara terkait dengan
perizinan tambak, usaha dan atau pengelolaan perikanan atau
komoditas perairan sejenis lainnya tahun 2020.
SKEMA KETERLIBATAN
EDHY PRABOWO SELAKU MENTERI
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN

AMIRIL MUKMININ SELAKU SEKRETARIS


PRIBADI EDHY PRABOWO

PT PERISHABLE LOGISTIC INDONESIA


KETERLIBATAN DEDEN DENI PURNAMA
DAN SISWADHI
PT AERO CITRA KARGO
KETERLIBATAN MELALUI AHMAD BAHTIAR
DAN AMRI

1.EP memerintahkan Amiril menyiapkan perusahaan jasa pengiriman kargo


untuk ekspor BBL
2.Amiril menyampaikan perintah ke Deden (Direktur PT PLI)
3.Deden menyampaikannya kepada Siswadhi (Pemilik PT PLI dan PT ACK)
4.Siswadhi Pranoto Loe melalui Deden Deni Purnama menawarkan PT ACK
kepada Amiril Mukminin dan menyerahkan akta perusahaan guna dilakukan
perubahan struktur kepengurusan dan komposisi kepemilikan saham
5.Melalui Amiril, Edhy melakukan perubahan akta perusahaan dan memasukan
nama Ahmad dan Amri (pemegang saham PT ACK)
6.PT ACK melakukan kerjasama dengan PT PLI
KEGANJILAN EKSPOR BENIH LOBSTER
01 02 03 04

Tidak adanya kajian ilmiah yang Penetapan ekspor benih bening lobster Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) KKP tidak memiliki peta jalan yang
sebagaimana tertuang dalam Peraturan telah menemukan praktik persaingan usaha
melibatkan Komisi Pengkajian menyeluruh dan komprehensif
Menteri KP No 12 Tahun 2020 yang diikuti yang tidak sehat dalam bisnis ekspor benih
Sumber Daya Ikan (Komnas lobster di Indonesia. Salah satu temuan dalam membangun kekuatan
oleh penetapan puluhan perusahaan ekspor
Kajiskan) dalam penerbitan benih lobster yang terafiliasi kepada sejumlah penting KPPU adalah pintu ekspor dari ekonomi perikanan (lobster)
Peraturan Menteri KP No 12 Tahun partai politik, hanya menempatkan nelayan Indonesia ke luar negeri hanya dilakukan berbasis nelayan di Indonesia
2020 tentang pengelolaan lobster, penangkap dan pembudidaya lobster sebagai melalui Bandara Soekarno Hatta. Padahal dalam jangka panjang. Sebaliknya,
objek pelengkap. mayoritas pelaku lobster berasal dari Nusa
kepiting, dan rajungan. KKP selalu mengedepankan
Tenggara Barat dan Sumatera.
Ombudsman Republik Indonesia (ORI) pertimbangan-pertimbangan
Bahkan pembahasannya cenderung Berdasarkan Keputusan Kepala BKIPM
bahkan menyebut terdapat banyak potensi ekonomi jangka pendek yang tidak
tertutup serta tidak melibatkan kecurangan dalam mekanisme ekspor benih Nomor 37 Tahun 2020 tentang Tempat menguntungkan negara dan
nelayan penangkap dan lobster tersebut. Ada kriteria yang tidak jelas Pengeluaran Khusus Benih Bening Lobster
nelayan.
pembudidaya lobster. Penetapan dalam penetapan perusahaan ekspor benih dari Wilayah Negara RI telah menetapkan
lobster yang dilakukan oleh KKP. Keterlibatan enam bandara yang direkomendasikan untuk
kebijakan ekspor benih lobster tidak
sejumlah nama politisi partai politik di balik pengiriman benih lobster ke luar negeri, yaitu
mempertimbangkan kondisi sumber Bandara Soekarno-Hatta, Bandara I Gusti
perusahaan ekspor benih lobster membantah
daya ikan Indonesia yang existing. klaim Menteri Edhy yang selalu Ngurah Rai Denpasar, Bandara Juanda
Pada statusnya pada tahun 2017 mengatasnamakan kesejahteraan Surabaya, Bandara Internasional Lombok,
dinyatakan dalam kondisi fully masyarakat, khususnya nelayan lobster, yang Bandara Kualanamu Medan dan Bandara
akan meningkat jika pintu ekspor benih lobster Hasanuddin Makassar.
expolited dan over exploited
dibuka luas.
Edhy Prabowo

Pada 15 Juli 2021, Hakim Ketua Albertus Usada di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat
memutuskan Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, divonis 5 tahun penjara
dan denda sebesar Rp 400 juta subsider 6 bulan dalam kasus suap ekspor benih lobster atau
benur.

Vonis Majelis hakim menilai Edhy Prabowo terbukti melanggar Pasal 12 huruf a Undang-Undang RI
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah

Terdakwa dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2001.

Edhy dan bawahannya terbukti menerima suap US$ 77 ribu dan Rp 24,6 miliar untuk

Kasus Suap mempermudah pengajuan ekspor benih lobster.

Selain pidana pokok, hakim juga mewajibkan Edhy membayar uang pengganti sebanyak US$ 77
Ekspor ribu dan Rp 9,6 miliar. Hakim menyebut, uang pengganti wajib dibayar dalam jangka waktu satu
bulan setelah vonis berkekuatan hukum tetap. Jika tidak, harta benda Edhy akan disita dan
dilelang oleh jaksa penuntut umum untuk menutupi kekurangan kewajiban uang pengganti.
Benih Namun jika harta benda Edhy tak mencukupi, maka akan diganti dengan pidana penjara selama 2
tahun penjara

Lobster Hak politik Edhy untuk dipilih dalam jabatan publik selama 3 tahun setelah menjalani pidana pokok
juga dicabut oleh hakim.
Vonis Terdakwa Kasus Suap Ekspor
Benih Lobster

Selain Edhy, hakim sudah menjatuhkan vonis kepada Ketua Tim Uji Tuntas Perizinan
Budi Daya Lobster Andreau Misanta Pribadi dan Safri selaku stasfus Edhy dan Wakil
Ketua Tim Uji Tuntas, Amiril Mukminin selaku sekretaris pribadi Edhy, dan Ainul Faqih
selaku staf pribadi istri Edhy Iis Rosita Dewi, serta Siswadhi Pranoto Loe selaku
Komisaris PT Perishable Logistics Indonesia (PT PLI) dan pemilik PT Aero Citra Kargo
(PT ACK) dan Suharjito (SJT) selaku Direktur PT Dua Putra Perkasa (DPP)
Andreau Misanta Pribadi dan Safri divonis 4 tahun dan 6 bulan penjara dan denda Rp
300 juta subsider 6 bulan kurungan. Amiril Mukminin divonis 4 tahun dan 6 bulan dan
denda Rp 300 juta subsider 6 bulan kurungan, Ainul Faqih divonis 4 tahun dan denda
Rp 300 juta subsider 4 bulan kurungan, serta Siswadhi Pranoto Loe divonis 4 tahun dan
denda Rp 300 juta subsider 4 bulan kurungan dan Suharjito divonis 2 tahun penjara
ditambah denda Rp250 juta subsider 3 bulan kurungan.
Menteri Sosial
Juliari Peter Batubara

Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan


Mantan Menteri Sosial Juliari P Batubara sebagai
Kasus Korupsi Bantuan tersangka kasus dugaan suap bantuan sosial
penanganan pandemi Covid-19 untuk wilayah
jabodetabek tahun 2020.
Sosial Covid-19 Majelis hakim memberikan hukuman 12 tahun penjara
dan denda Rp500 juta dan uang pengganti sebanyak
Rp 14,5 miliar.
Kronologi Mensos Juliari Jadi
Tersangka Kasus Bansos Corona
Di tahun 2020, adanya pengadaan bansos Kontrak pekerjaan dibuat oleh Matheus dan
penanganan covid-19 berupa paket sembako Adi pada bulan Mei-November 2020 dengan
di Kementerian Sosial RI bernilai sekitar beberapa suplier sebagai rekanan, yang
Rp5,9 Triliun, dengan total 272 kontrak dan diantaranya adalah Ardian I M dan Harry
dilaksanakan dua periode. Sidabuke (swasta) dan PT Rajawali Parama
Indonesia (RPI) yang diduga milik Matheus.

Pelaksanaan paket bansos sembako periode


Juliari menunjuk Matheus Joko Santoso dan
pertama, ujar Firli, diduga diterima fee
Adi Wahyono sebagai Pejabat Pembuat
sebesar Rp12 miliar yang pembagiannya
Komitmen (PPK) dalam pelaksanaan proyek
diberikan secara tunai oleh Matheus kepada
tersebut dengan cara penunjukan langsung
Juliari melalui Adi dengan nilai sekitar Rp8,2
para rekanan.
Miliar.

Periode kedua pelaksanaan paket Bansos


Diduga disepakati adanya fee sebesar Rp10 sembako, Ketua KPK berujar bahwa
ribu per paket sembako dari nilai Rp300 ribu terkumpul uang fee dari bulan Oktober-
per paket Bansos yang harus disetorkan Desember 2020 sejumlah sekitar Rp8,8
para rekanan kepada Kementerian Sosial miliar yang juga diduga akan dipergunakan
melalui Matheus. untuk keperluan Juliari.
Daftar Tersangka (Penerima)

Juliari P. Batubara Adi Wahyono Matheus Joko S


Menteri Sosial Karo Umum/Ex Plt. Dir Kasie/PPK Pengadaan Sembako
PSKBS/KPA/PPK Pengadaan Untuk Bansos C-19
Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 Sembako Untuk Bansos C-19
juncto Pasal 18 UU Tipikor jo. Pasal 12 huruf b atau Pasal 11
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 juncto Pasal 18 UU Tipikor jo.
Pasal 64 ayat (1) KUHP juncto Pasal 18 UU Tipikor jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 64 ayat (1) KUHP
Pasal 64 ayat (1) KUHP
Daftar Tersangka (Pemberi)

Harry Van Sidabukke Ardian Iskandar M.


Lawyer/Swasta Direktur PT TigaPilar Agro Utama
Perantara PT Pertani & PT MHS
Pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 5 ayat
Pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang
(1) huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Tipikor
Tipikor
Barang Bukti
Dalam konferensi pers, KPK menunjukkan sejumlah barang
bukti berupa uang tunai yang dimasukkan ke dalam tujuh buah
koper berukuran besar dan sedang. Tampak pula satu tas kecil
yang di dalamnya juga terdapat uang tunai.

KPK mengamankan uang sebesar Rp 14,5 miliar yang terdiri


dari pecahan mata uang Rupiah senilai Rp11, 9 miliar,
pecahan mata dollar Amerika Serikat (AS) sekitar 171.085
dollar AS (setara Rp 2,420 miliar) dan pecahan mata uang
dollar Singapura senilai 23.000 dollar Singapura (setara Rp243
juta).
PERUSAHAAN TERLIBAT

PT RAJAWALI PARAMA INDONESIA


- KASUS BERMULA SAAT MATHEUS MENYURUH
DANING SARASWATI DAN WAN M GUNTUR
MENDIRIKAN PT RPI PADA AGUSTUS 2020
- VENDOR PROYEK PENGADAAN BANTUAN SOSIAL - PT RPI DIMINTA UNTUK MENGURUS PERIZINAN
COVID 19 JABODETABEK PERUSAHAAN SEBAGAI PENYEDIA BANSOS
- PT RPI MERUPAKAN PERUSAHAAN KEPEMILIKAN
- PADA OKTOBER 2020 POSISI MATHEUS
MATHEUS JOKO
- PT RPI SENGAJA DIBENTUK UNTUK MENAMPUNG DIGANTIKAN ADI WAHYONO YANG MEMILIKI
PROYEK BANSOS COVID 19 DAN DITUNJUK KUASA PENGGUNA ANGGARA (KPA) PADA
SEBAGAI PENYEDIA BARANG DALAM PENGADAAN DIREKTORAT PERLINDINGAN SOSIAL KORBAN
BANSOS
- MATHEUS MENUNJUK PENYEDIA BARANG SESUAI
BENCANA (PSKBS) KEMENSOS 2020
KETENTUAN, MENILAI PENYEDIAAN BARANG DAN - MATHEUS DAN ADI BERKOORDINASI UNTUK
MELAKUAKAN PEMBAYARAN ATAS PEKERJAAN JUMLAH PAKET SEMBAKO YANG AKAN
PENYEDIAAN BANSOS DENGAN MENGGUNAKAN
DIBAGIKAN
PT RPI DALAM PROYEK BANSOS COVID 19
- KEMUDIAN MATHEUS MEREKOMENDASIKAN PT
RPI KEPADA ADI WAHYONO UNTUK DITUNJUK
SEBAGAI PENYEDIA BANSOS TAHAP 11
SEJUMLAH 18.713 PAKET, TAHAP KOMUNITAS
SEJUMLAH 16.914 PAKET DAN TAHAP 12
SEJUMLAH 18.713 PAKET
ALIRAN UANG DALAM PT RPI
SEBELUMNYA
MATHEUS DAN
JULIARI
BATUBARA

02 PT RPI
MENARIK UANG
04 DIDUGA
MENERIMA SUAP
SEBESAR RP
SEBESAR RP 32,48 MILIAR
2,36 MILIAR YANG
MEMBERIKAN YANG DIPEROLEH DARI
RP 3 MILIAR DISERAHKAN PENGADAAN
KEPADA WAN M PT RPI SEKALIGUS BARANG PADA
GUNTAR YANG MENERIMA KEPADA PAKET BANSOS
BARU PEMBAYARAN MATHEUS DALAM
DIANGKAT UANG ATAS PENANGANAN
MENJADI PELAKSANAAN COVID 19
DIREKTUR PT BANSOS TAHAP
RPI 12 SEBESAR

01 RP 12 MILIAR
PADA 3
DESEMBER
03
2020
Vonis Terdakwa Bansos

Juliari Peter Batubara Matheus Joko Adi Wahyono


Pada sidang pembacaan putusan
Pada tanggal 1 September 2021,
Senin tanggal 23 Agustus 2021, Pada tanggal 1 September 2021,
Majelis hakim Pengadilan Tindak
Majelis hakim Pengadilan Tindak Majelis hakim Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi (Tipikor) memberikan
Pidana Korupsi (Tipikor) menghukum Pidana Korupsi (Tipikor) memberikan
vonis 9 tahun penjara dan denda
Juliari dengan penjara selama 12 vonis 7 tahun penjara dan denda
senilai Rp 450 juta subsider 6 bulan
tahun dan denda senilai Rp 500 juta senilai Rp 350 juta subsider 6 bulan
kurungan.
subsider 6 bulan kurungan. kurungan.
Hakim juga menetapkan agar Hakim juga menetapkan agar
Hakim juga meminta Juliari terdakwa membayar uang pengganti
membayar uang pengganti Rp 14,5 terdakwa tidak membayar uang
kepada negara sebesar Rp 1,56 pengganti dengan alasan bahwa Adi
miliar. Juliari juga dijatuhkan miliar selambat - lambatnya satu
hukuman pencabutan hak politik sama sekali tidak menerima uang
bulan setelah putusan pengadilan untuk kepentingan pribadi.
untuk dipilih selama 4 tahun yang memperoleh kekuatan hukum tetap.
berlaku setelah menjalani masa
pidana pokoknya.
Vonis Terdakwa Bansos

Harry Van Sidabukke Ardian Iskandar M.


Majelis Hakim Pengadilan Tindak Majelis Hakim Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pidana Korupsi (Tipikor) pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN
Jakpus) tanggal 5 Mei 2021 Jakpus) tanggal 5 Mei 2021
memberikan vonis kepada Harry Van memberikan vonis kepada Ardian
Sidabukke divonis empat tahun Iskandar Maddanatja empat tahun
penjara dan denda pidana Rp100 juta penjara dan denda pidana Rp100 juta
subsider empat bulan kurungan. subsider empat bulan kurungan.
Penyebab Kader Parpol
Korupsi
Penyebab Banyak Kader Parpol Korupsi
Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gadjah Kepala Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu
Mada (Pukat UGM) Zaenur Rohman Pengetahuan Indonesia (P2P LIPI), Firman Noor
Dalam pandangan Zaenur, hilangnya demokratisasi Pembangunan demokrasi bergantung pada eksistensi partai.
menyebabkan pengambilan keputusan di internal partai hanya Kondisi demokrasi kita saat ini, kenyataannya adalah politik kita
diambil oleh tokoh-tokoh dominan, seperti ketua umum dan cenderung untuk dikuasai elite
sekretaris jenderal.
Menurutnya, selama ini ada orang di dalam partai dan kemudian
Proses demokratisasi yang tak berjalan menyebabkan proses- menjelma sedemikian rupa di dalam percaturan politik di
proses penetapan kader yang akan ditunjuk untuk menjadi Indonesia. Kondisi ini menyebabkan secara substansial
pejabat publik sangat mungkin dilakukan dengan demokrasi di Indonesia tidak murni lagi..
menggunakan uang.
Elite demikian menentukan, dan justru Parpol menyuarakan
Karena di Indonesia tidak ada mekanisme internal parpol yang kepentingan elite, bukan kepentingan masyarakat. Menurut
memastikan bahwa pencalonan itu dilakukan dengan proses- Firman, demokrasi di Indonesia saat ini juga masih diwarnai
proses demokrasi kepentingan personal maupun kelompok yang memanfaatkan
celah praktek korupsi.
Zaenur menuturkan fakta banyaknya kader parpol terlibat
kasus korupsi menunjukan bahwa parpol merupakan salah Beberapa menteri terus menjadi pelaku korupsi. Ada ratusan
satu institusi korup di Indonesia kepala daerah yang terjerat KPK dan melibatkan hampir seluruh
partai. Partai disini berkontribusi sekali untuk menciptakan
korupsi.
Penyebab Banyak Kader Parpol Korupsi

Direktur Pusat Media dan Demokrasi LP3ES, Wijayanto

Menurut Wijayanto, politik uang masih menjadi masalah


penting yang menggerus kualitas demokrasi Indonesia. Data
operasi tangkap tangan KPK menunjukkan bahwa pada tiap
pemilu selalu diiringi lonjakan kasus OTT yang demikian masif.

OTT KPK paling banyak terjadi pada masa menjelang Pemilu


seperti tahun 2013, 2018. Di sini, tiap momen pemilu para
politisi mencari modal untuk membiayai pemenangannya

Artinya, politik uang untuk membiayai mahalnya pemenangan


pemilu sangat berkaitan erat dengan masifnya praktik korupsi
politik. Para elite politik mencari solusi instan bukan dengan
menghentikan praktik politik uang, namun justru dengan
melemahkan institusi penegak hukumnya.

Menurutnya, hampir setiap politisi membenci politik uang


karena biaya politik yang besar itu tidak selalu diiringi dengan
kemenangan. Namun sebagian besar dari mereka justru tetap
mempraktikkannya karena takut kalah dalam pemilu.
Persoalan dasar yang mendorong terjadinya korupsi
Biaya politik kita masih sangat tinggi
Permasalahan ini berpangkal pada syarat pendirian partai dan pemenuhan syarat formal dalam kepersertaan partai
dalam pemilu yang sangat berat. Akibatnya, setiap calon terpilih dalam pilpres dan pilkada akan berlomba
mendapatkan sumber penghasilan dari pengusaha ataupun dari birokrasi agar bisa mengembalikan modal secara
cepat.

Akumulasi dua hal ini membuat biaya pengelolaan organisasi partai menjadi sangat mahal. Persoalan ini tidak
hanya terjadi pada partai-partai lama yang sudah mapan, tetapi juga terjadi pada partai baru yang menurut Edward
Aspinall (2015) dikategorikan sebagai partai presidensialis, yakni partai yang didirikan oleh atau untuk para tokoh
politik utama dengan latar belakang purnawirawan jenderal atau penguasa ekonomi yang punya ambisi untuk
menjadi presiden.

Rendahnya transparansi dan akuntabilitas pembiayaan parpol

Hal ini mengakibatkan adanya persekongkolan antara pemberi dana dan para politisi
dalam penyelenggaraan pemerintahan sebagai bentuk balas budi yang sering kali
menyebabkan penyalahgunaan wewenang dan kerugian negara.

Akumulasi dari masalah ini mengakibatkan masyarakat sulit mengontrol setiap partai
politik dalam menetapkan perencanaan, penetapan program, proses penganggaran,
pengadaan barang dan jasa publik, hingga perizinan atas atas dana yang berasal
dari pihak ketiga.

Sumber : https://news.detik.com/kolom/d-4475908/ironi-partai-politik-dalam-pusaran-korupsi
Persoalan dasar yang mendorong terjadinya korupsi

Lemahnya integritas dan moralitas pejabat partai

Proses pendidikan politik dan ideologisasi kader parpol yang tak selesai atau tak
matang mengakibatkan kader yang mudah terjebak pada gemerlap jabatan dan
kekuasaan. Selain itu, gaya hidup yang terlanjur sangat tinggi, tuntutan tinggi untuk
kontribusi bagi parpol, dan budaya patronase dalam birokrasi turut membentuk
karakter seorang pejabat publik dapat terjebak dalam penyalahgunaan wewenang.

Untuk sebagian orang, menjadi politisi adalah memperbaiki hidup dan nasib.
Sebagian dari mereka percaya bahwa probabilitas tertangkap oleh KPK masih jauh
lebih kecil dibandingkan peluang keberhasilan melipatgandakan kekayaan. Sehingga
itulah kenapa mereka seolah tak takut dan tak peduli dengan kasus korupsi yang
berhasil diungkap KPK sejauh ini

Sumber : https://news.detik.com/kolom/d-4475908/ironi-partai-politik-dalam-pusaran-korupsi
Thank You

Anda mungkin juga menyukai